Share

019.

Penulis: Dilla Maharia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-03 17:34:24

“Ma-Mama??” Tanyanya tergugup, memastikan.

“Ayo sini, duduklah. Anggap kami seperti orang tua kamu sendiri ya...” Titah Renita, menepuk-nepuk sofa yang ada di sampingnya, meminta Aisyah untuk duduk di sofa itu.

Hati Aisyah bergetar, masih tak percaya bahwa ada mertua sebaik orang tua Galih. Selama ini, ia selalu mendengar cerita buruk jika membahas tentang mertua. Apalagi jika sang menantu berasal dari keluarga miskin dan tak berpendidikan.

Ya, Aisyah pernah merasakan hinaan itu dari ibu mantan kekasihnya dulu, Rian.

Renita bangkit, menghampiri Aisyah, dan ingin memeluk menantunya itu. Tetapi Aisyah buru-buru menggeleng.

Renita mengernyit heran, “Kenapa, sayang?” Tanyanya, bingung.

Aisyah tersenyum, “Badan Aisyah lengket, Ma.” Jawabnya.

Renita terkekeh, “Ya ampun... Mama sampai lupa kalau kamu baru saja pulang dari kerja. Ya sudah sana kamu mandi dulu! Setelah itu kita akan makan di luar!” Titah Renita, meminta Aisyah bersiap-siap.

Aisyah hanya mengangguk. Gadis itu pergi da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    020.

    “Tante Indri??”Pekik Aisyah, setelah melihat sosok perempuan yang tengah berbincang dengan Ayah mertuanya itu.“Siapa Indri, Aisyah?” Tanya Renita pada menantunya.“Em... I-Itu sepertinya... Mama temanku Ma.” Jawab Aisyah sedikit gugup, dan juga takut. Wajah ibu mertuanya seketika berubah jadi masam.Galih yang belum pernah bertemu Indri pun tak mengenali bahwa perempuan itu adalah ibu dari Rian, mantan kekasih istrinya.“Ish, ganjen sekali perempuan itu!” Kesal Renita, ia pun bergegas menghampiri suaminya dengan dada yang bergemuruh.“Waduh, gawat!!” Ucap Galih, panik. Buru-buru ia ikuti mamanya itu.Sementara Aisyah diam mematung, bingung. Jika ia ikut ke sana, sudah pasti Indri akan mengolok-oloknya. Tetapi ia juga tak mungkin berdiam diri sendirian di sana.“Papa!!” Panggil Renita setengah berteriak.Wijaya menoleh, begitupun dengan Indri.“Eh, Mama. Kenalin Ma... Ini Indri, teman Papa dulu waktu masih kuliah.” Ujar Wijaya, memperkenalkan wanita itu pada istrinya.Indri tersenyum

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    021.

    “Memangnya mereka itu siapa, Ma?” Tanya Rian, mulai penasaran. “Dia dulu teman kuliah Mama, sukses banget sekarang. Cafe ini aja milik anaknya yang sekarang jadi suami Aisyah itu.” Jawab Indri. Rian terperanjat. Ternyata suami Aisyah yang penampilannya seperti preman itu, pemilik cafe ini?? “Mama serius?” Tanya Rian, memastikan. “Iya... Maka dari itu, mereka kok mau ya punya menantu dari keluarga miskin seperti si Aisyah itu?!” Ujar Indri, tak terima Aisyah di nikahi orang berada. Rian menghela napas berat, seberat fakta yang baru saja ia ketahui. “Mama... Sudahlah! Jangan hina Aisyah terus!” Rian mulai tak terima. “Lho, emang faktanya seperti itu kan?” Rian geleng-geleng kepala, “Ya sudah... Gak usah di bahas lagi, kita cari tempat duduk aja dulu.” Ajak Rian. Indri dan Rian ke cafe itu karena ada janji pertemuan dengan salah satu vendor yang akan menyiapkan pesta pertunangan Rian dan Mila. Indri benar-benar merancang semuanya secara detail. °°° Kini, Renita beserta keluarg

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    022.

    “Ini sih yang buat Galih kangen Mama dan Papa, hahaha... Ternyata sampai sekarang kalian masih saja ribut soal kesetiaan...” Ucap Galih sembari terkekeh.“Ini juga pelajaran buat kamu, Galih! Jangan friendly dengan wanita selain istri kamu, meskipun sesama teman kerja! Istri itu sukanya overthinking, awalnya cuma mimpi, eh besoknya tiba-tiba nemu bukti. Iya kan Syah?” Ujar Renita sembari menatap ke arah Aisyah yang tertegun.“I-Iya, Ma.” Jawab Aisyah, tak berani memperpanjang cerita itu.“Mama tenang saja! Galih bukan laki-laki seperti itu!” Ucap Galih, menegaskan.Wijaya mencibir, “Gimana kamu mau friendly, Gal? Mama kamu dulu saja ngatain kamu laki-laki gak normal?!” Ketus Wijaya, seketika membuat Galih melotot.“Kok bisa Mama ngatain aku seperti itu?” Tanya Galih, penasaran.Renita nyengir, “Hehe, abisnya kamu menolak semua wanita yang di jodohkan denganmu!” Ungkap Renita.“Hem... Tapi sekarang, Mama udah percaya kan?”“Belum!” Jawab Renita cepat, membuat Galih mengeryit heran.“Ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    023.

    Tak tahan melihat istrinya menangis, Galih pun menarik tubuh Aisyah dan membawanya ke dalam pelukannya. “Baiklah... Ini tangisan terakhir. Setelah itu berbahagialah bersamaku.” Ungkap Galih, sembari membelai lembut kepala Aisyah. Aisyah semakin sesenggukan, terharu. Betapa beruntungnya ia mendapatkan suami seperti Galih. Drrt... Drrt... Aisyah melepas pelukannya, mengusap air matanya. Ponselnya berdering, ada panggilan dari seseorang di ponsel tersebut. Aisyah buru-buru mengambil ponsel tersebut, ingin tahu siapa yang menelepon saat ini. Aisyah mengernyit, “Paman.” Gumam Aisyah, menoleh ke arah Galih. Galih mengangguk sebagai tanda meminta Aisyah mengangkat teleponnya. “Halo, Paman?” Ucap Aisyah saat panggilan terhubung. [Halo, Syah. Kamu tinggal di mana sekarang?] Tanya Herman membuat Aisyah mengernyit heran. Tumben peduli, begitulah pikirnya. “Aisyah sekarang tinggal di rumahnya Mas Galih.” Jawab Aisyah. [Oh ya... Kalau boleh tau, rumah Galih di mana, Syah? Rencana Paman

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    024.

    Pagi ini di kediaman Rina, di awali dengan keributan Syahnaz yang menolak sarapan dengan nasi yang di beli di warung tetangganya. Karena kehidupannya di kota, gadis itu biasanya makan makanan dari sebuah restaurant. “Kalau kamu gak mau makan, ya sudah! Biar Ibu saja yang makan!” Ucap Rina, kesal pada putrinya. “Ih, Ibu jahat banget sama anak sendiri, giliran sama Aisyah aja di masakin yang enak-enak.” Protes Syahnaz. “Ibu masakin Aisyah? Yang ada Aisyah yang masakin Ibu, Naz! Coba deh sana kamu masak yang enak, yang sesuai selera kamu, nanti biar Ibu ikut makan.” Titah Rina membuat putrinya itu melotot kesal. “Enak saja Ibu samakan aku dengan Aisyah! Bisa rusak semua kuku-kuku cantikku ini. Bayar perawatan mahal masa iya cuma buat masak-masak di dapur.” Sahut Syahnaz membuat Rina merasa dongkol. “Ya sudah, kalau gitu makan saja seadanya! Repot banget kamu ini, Aisyah aja gak pernah ngrepotin.” Ungkap Rina, tanpa sadar memuji keponakannya itu. “ Ibu mulai lagi... Terus aja bandin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    025.

    “Dasar preman songong! Najis banget kelakuannya.” Umpat Syahnaz, kesal. Karyawan Galih mengusap dada saat mendengar umpatan gadis itu. Ingin rasanya ia mengatakan bahwa lelaki yang baru saja di maki itu bosnya di sini. Namun, sejak awal Galih sudah mengatakan bahwa dia tak ingin sembarang orang tahu siapa pemilik kedai ini. Sementara itu, Galih sudah tiba di parkiran. “Sudah, Mas?” Tanya Aisyah saat Galih kembali ke mobil. Galih memang sengaja menyuruh Aisyah untuk menunggu di mobil saja. Karena urusannya di kedai hanya sebentar saja. Namun, sepertinya hal itu juga memberi keberuntungan sendiri. Andai Aisyah ikut turun, sudah pasti ia bertemu dengan sepupunya itu. “Sudah. Di dalam ada sepupu kamu itu.” Jawab Galih membuat Aisyah mengernyit. “Syahnaz??” Tebak Aisyah, Galih hanya mengangguk. Aisyah menghela napas panjang. “Dia ketemu kamu, Mas?” Lagi-lagi, Galih hanya mengangguk singkat. . “Dia gak bicara sembarangan kan, Mas?” Tanya Aisyah, ingin tahu. “Nggak penting kok, a

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    026.

    “Kamu mau mempermainkan kami, hah?!” Sentak Rina, tak terima. “Lho, bukannya orang yang kasih sumbangan itu seikhlasnya aja ya? Gak harus di beri nominal!” Jawab Aisyah santai. Sedang Galih tersenyum melihat keberanian istrinya tersebut. “Enak saja! Gak bisa gitu, Aisyah!! Setidaknya beri kami setengah dari mahar kamu untuk biaya acaranya nanti!! Syahnaz itu kan wanita berpendidikan, jadi dia harus bikin pesta yang mewah!” Ucap Rina, menjunjung tinggi putrinya. “Memangnya kamu, yang cuma nikah pakai acara sederhana saja?!” Sambung Rina lagi. Dada Aisyah seketika bergemuruh. Namun, dengan sekuat tenaga gadis itu berusaha menahan emosinya. “Oh, ya sudah... Kalau begitu aku ambil saja uangnya kembali! Toh Syahnaz pasti kan udah punya banyak uang untuk acaranya sendiri, dia kan berpendidikan dan punya pekerjaan yang bagus. Kenapa harus aku yang repot-repot memberi uang untuk acaranya?” Ungkap Aisyah, gadis itu hendak mengambil kembali uang yang ia letakkan tadi di meja. Namun, dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    027.

    “Ngomong-ngomong, Syah. Motor yang tadi, mau kamu apakan?” Tanya Galih memecah keheningan. Aisyah menoleh, memutus sejenak pikirannya tentang Herman dan Rina yang amat serakah dan tidak tahu diri itu. “Motornya di simpan di gudang aja, Mas!” Jawabnya pelan. Sejenak ia menoleh ke belakang, tepatnya pada mobil pick up yang mengangkut motornya. “Motornya keluaran lama. Kalau di jual, aku gak yakin, soalnya harganya mungkin gak akan seberapa. Tapi motor itu adalah saksi perjalanan hidupku selama ini. Aku berusaha mengumpulkan uang buat beli motor itu.” Ungkap Aisyah. Galih tersenyum samar mendengarnya. Pria itu cukup bangga, karena sang istri menghargai apa pun yang dimilikinya, termasuk soal motor yang bisa dikatakan sudah butut itu. “Kalau aku lagi jenuh atau stres, aku suka keliling kota pakai motor itu, Mas. Motor itu udah jadi teman perjalanan aku, dan motor itu sangat berharga. Jadi, aku nggak rela kalau motor itu sampai jatuh ke tangan Paman Herman!” Ucap Aisyah, mengungkapkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07

Bab terbaru

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    080.

    “Tante selalu mendoakan rumah tangga kamu dan Galih agar senantiasa harmonis, Syah.” ucap Rina seraya menengadahkan tangan, layaknya orang yang tengah berdoa dengan khidmat.Harusnya Galih dan Aisyah mengaminkan doa perempuan paruh baya itu. Namun setelah saling pandang selama beberapa kali, mereka sepakat bahwa Rina tidak tulus mendoakan pernikahan mereka. Tepatnya ada udang di balik batu dari sikapnya yang tiba-tiba sangat baik bak ibu peri itu.“Ada perlu apa Tante dan Syahnaz datang ke sini?” Tanya Galih lebih dulu, mendahului Rina sebelum kembali bertingkah penuh kepalsuan.Muak sekali rasanya jika harus menyaksikan sandiwara dari kedua manusia tidak tahu diri ini.“Aku sama Ibu akan jelaskan semuanya, tapi masa kita ngobrol di sini? Kenapa gak di dalem aja? Di sini panas tau,” keluh Syahnaz mengibaskan tangan di depan wajahnya untuk mengusir rasa panas.Meski di sekelilingnya memang sejuk, tetapi semua pepohonan yang ada di halaman rumah Galih tidak bisa menghalangi panasnya cah

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    079.

    “Ini beneran rumahnya Galih, Syahnaz?” Tanya Rina masih tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan matanya itu. Bola mata Rina melebar karena takjub.Syahnaz sendiri sampai mengerjap beberapa kali, juga mengecek kembali alamat yang di berikan wanita tadi padahya.Semuanya benar, tak ada yang salah. Syahnaz semakin menyimpan kedengkian pada Aisyah, karena dari luar saja, rumah tersebut tampak sangat besar dan mewah.Pagar yang tinggi dan kokoh, terkesan angkuh seakan menandakan tidak sembarang orang bisa melewatinya. Syahnaz berkali-kali menelan saliva, membayangkan betapa mewah dan lengkapnya fasilitas yang ada di dalam rumah tersebut.“Bahkan rumah Mas Arman dan keluarganya, masih kalah jauh sama rumah ini, Bu,” Ucap Syahnaz pelan, teringat pada rumah yang di kuasai oleh Tiara.“Itu artinya Galih lebih kaya dari Arman, Naz!” seru Rina setengah memekik.Syahnaz mengangguk, mengakui perkataan ibunya yang memang benar. Kekayaan Arman masih kalah jauh dengan kekayaan yang Galih miliki

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    078.

    “Kita udah banyak ngeluarin biaya buat sampai rumahnya Galuh, Bu. Awas aja kalau nanti kita gak dapat hasil apa-apa,” Ucap Syahnaz ketika berada di dalam angkot.Sungguh, sebenarnya ingin sekali Syahnaz turun dari angkot ini dan memesan taksi online saja, tetapi lagi-lagi uang lah yang menjadi kendalanya.“Iya, kamu jangan terpancing emosi nanti. Kita harus bisa ambil hati Aisyah dulu, terutama Galih. Karena Galih adalah kuncinya. Ibu gak peduli dari mana hartanya itu, mau dari money loundry kek atau hasil ngepet juga. Yang penting Ibu dapat kebagian uang mereka, dan paling pentingnya bapakmu harus bebas, Naz!”Syahnaz mengangguk setuju. “Iya, Bu. Kalau perlu nanti kita nangis-nangis aja di depan Aisyah. Gak apa-apa deh ngerendahin diri dikit, asalkan bisa membuat Aisyah luluh sama kita.” Tambah Syahnaz.Rina tersenyum lebar, kali ini rencananya tak boleh gagal lagi.“Eh, Bu. Tapi kok tadi karyawannya Galih mau ngasih tau kita alamatnya ya? Yang lain aja pada diem,” Tanya Syahnaz terh

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    077.

    “Aduh, maaf Bu... Saya gak tau di mana rumah Pak Galih. Saya di sini cuma sebatas kerja aja.” Akhirnya Agus mengucapkan kalimat yang membuat Syahnaz dan Rina tampak kecewa. Dua raut wajah wanita itu juga langsung berubah masam. Namun, Agus sama sekali tidak peduli. Masa bodoh kalau saat ini, mereka kesal pada dirinya. “Bapak jangan bohong sama kita!” Syahnaz menekan kata demi kata. Matanya tajam menatap ke arah sang tukang parkir. “Untuk apa saya bohong?” Agus meninggalkan Syahnaz dan Rina lebih dulu, sebab ada satu mobil pelanggan yang masuk. Memang lebih baik menunaikan pekerjaan, daripada terus berdiri di depan dua wanita, yang sepertinya akan berkata kasar padanya. “Gimana ini, Bu?” Tanya Syahnaz seraya menatap Agus dengan sorot mata yang masih kesal. “Kita masuk ke dalem aja, Naz. Kita desak pegawai yang ada di sana.” Ujar Rina, tak akan menyerah. Syahnaz mengangguk. Sekarang, keduanya benar-benar masuk ke dalam kedai dan menghampiri meja kasir. “Mbak, kasih tau kita di m

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    076.

    “Ini semua karena Aisyah!” Ucap Rina dan Syahnaz tiba-tiba serentak. Rina dan Syahnaz kini saling pandang, paham dengan apa yang mereka pikirkan tanpa mengutarakan yang di rasakan masing-masing. “Nah... Awal permasalahan ini karena Aisyah kan, Bu? Bukan gara-gara aku?” Ucap Syahnaz mempengaruhi Rina agar menyalahkan Aisyah. Rina seketika mengangguk penuh keyakinan, “Kamu betul, Naz. ini semua gara-gara si Aisyah!” timpal Rina begitu geram. “Kalau aja Aisyah nikah sama Juragan Bram, kehidupan kita gak akan sengsara seperti ini! Ibu pasti udah punya rumah bagus, karena Juragan Bram begitu royal sama orang-orang yang ngasih dia keuntungan!” Senyum Syahnaz akhirnya terukir lebar. Baguslah kalau Rina menyadari Aisyah punya andil besar dalam memporak-porandakan keluarga mereka. Dirinya bisa terselamatkan dari kecaman sang ibu yang tak ada habisnya. “Nah iya, Bu. Buat apa si Aisyah nikah sama Galih? Dia memang orang kaya, tapi apa untungnya buat kita? Tambah Syahnaz semakin mengompori a

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    075.

    Di rumah besar itu, Fadil sudah kembali ke pelukan kakak tercintanya. Dengan air mata berlinang, Aisyah langsung memeluk Fadil dengan erat. la sungguh bahagia dan lega, karena adik semata wayangnya itu berhasil selamat dan tak kurang satu apa pun saat kembali ke rumah. “Makasih ya, Mas... Makasih karena kamu udah bawa pulang Fadil dalam keadaan selamat,” Ucap Aisyah tak bisa berkata apa pun lagi. “lya, Sayang, sudah tugasku melakukan yang terbaik buat keluarga kita.” Jawab Galih. Fadil melepas pelukannya pada Aisyah, lalu menatap ke arah Galih, “Mas Galih, aku juga mau bilang makasih. Kalau gak ada Mas Galih_” “Sudahlah, Dil, tidak usah di ingat-ingat lagi kejadian yang tadi,” potong Galih, saat menyadari raut wajah adik iparnya tampak tidak nyaman ketika ingin membicarakan kejadian tadi. Akhirnya Fadil mengangguk dan menerima segelas susu hangat yang di berikan oleh Renita. “Bagaimana bisa Fadil ada di tangan mereka sih, Galih?” Tanya Renita begitu penasaran sekaligus geram buk

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    074.

    Kedua istri Juragan Bram itu sudah berada di kantor kepolisian. Kedatangan mereka ke kantor tersebut, tentu untuk membebaskan sang suami yang saat ini tengah mendekam di balik jeruji besi.“Lakukan apa pun supaya suami kita bebas!” Ucap Arni, istri pertama Juragan Bram dengan tegas.Fira mengangguk saja. Tak perlu di suruh pun, tentu ia akan mengusahakan segala cara agar suaminya bisa di bebaskan dari kantor itu.“Pak, kami mau melihat suami kami yang baru saja di tahan!” Ujar Fira pada polisi yang bertugas.Polisi yang sedang duduk di meja itu mengerutkan kening sebentar. “Suami yang mana, Bu?” Tanyanya.Kemudian Arni menceritakan ciri-ciri juragan Bram pada polisi tersebut, dan menjelaskan atas kasus apa Juragan Bram sampai bisa di tahan. Petugas polisi pun lantas menganggukkan kepala, kemudian meminta Arni dan Fira untuk duduk di ruang tunggu.Tak lama setelah itu, polisi yang tadinya masuk mengecek juragan Bram, kini sudah keluar dan duduk kembali di meja kerjanya.“Maaf Bu... Se

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    073.

    “Ibuu...” Teriak Syahnaz, panik melihat Rina yang tersungkur ke lantai.“Ini semua pasti cuma mimpi kan, Naz? lbu hanya mimpir buruk kan??” Tanya Rina dengan suara lemah, dirinya masih belum bisa mempercayai fakta yang baru saja di katakan putri semata wayangnya.Detik berikutnya, wanita paruh baya itu pun terpejam, Rina pingsan saking terkejutnya dengan fakta perceraian Syahnaz.Syahnaz seketika panik, ia segera meminta tolong pada tetangganya. Membawa sang lbu ke rumah sakit bukan pilihan yang tepat karena pasti nanti akan memakan banyak biaya. Syahnaz memang masih memegang uang, tapi anak itu sangat perhitungan.“Bawa masuk ke dalam kamar saja, Pak! Paling lbu pingsan biasa, biar nanti saya Olesi pakai minyak kayu putih,” Titah Syahnaz.Para tetangga yang berdatangan membantunya pun segera membopong tubuh gempal Rina masuk ke dalam kamar.“Astaga, berat sekali ibumu ini, Syahnaz,” Ketus salah seorang yang membopong Rina, dengan napas ngos-ngosan.“Betul! Kebanyakan dosa kayaknya,”

  • Dikira Preman Suamiku Ternyata Sultan    072.

    ‘Dasar! Ibu malah makin menjadi-jadi! Harusnya tunggu Mas Arman ngomong duluan, ini malah nyerocos aja kayak gitu! Pasti aku lagi yang kena getahnya!” rutuk Syahnaz sangat sadar, dirinya akan di timpa masalah lain karena ucapan Rina yang sangat menyebalkan dan tinggi hati.“Syahnaz bilang gitu sama Ibu?” Tanya Arman, memastikan kembali.Rina segera mengangguk. “Iya... Bahkan Syahnaz janjiin sendiri sama Ibu dan Bapak, kalo kamu akan merenovasi rumah ini.”Untuk pertama kalinya sejak datang ke rumah ini, Arman baru tersenyum. Namun, jelas bukan senyum bahagia yang terukir, melainkan senyum getir sebab perempuan yang di nikahinya memang punya mulut besar yang senang berucap dan mengumbar janji sembarangan.Perkara ini harus di luruskan dengan secepat mungkin. Tak boleh di biarkan begitu saja. Arman harus menyampaikan maksud dan tujuan sebenarnya pada Rina, agar perempuan paruh baya itu berhenti berharap lebih padanya.“Maaf, Bu... Tapi tujuan saya datang ke sini bukan mau ngasih Ibu dan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status