Share

Melamar Wanita Pujaan Hati

***

"Masak apa, Dek?" tanya Vano sembari melingkarkan tangannya ke pinggang Halimah.

"Opor ayam. Kenapa, udah lapar?"

Vano terkikik. Kebetulan kedua mertuanya sedang berada di ladang untuk memantau pekerjaan para tani. Vano dan Halimah sudah melarang, tapi keduanya bersikeras ingin melakukan aktifitas ringan sebelum nanti tidak bisa melihat keadaan kebun karena adanya cucu, calon bayi Halimah.

"Adek nggak mau ditengokin apa?"

Mendengar godaan sang suami seketika Halimah melepaskan pelukan dan memukul Vano dengan sedikit keras.

"Aduh, bercanda kali, Dek," gerutunya. "Lagian kan nggak papa juga nengokin utun."

"Mas ...," pekik Halimah membuat Vano lari terbirit-birit menuju kamarnya. Melihat tingkah Sang Suami membuat wajah Halimah bersemu merah. Dia menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum malu-malu dalam keheningan.

***

"Kenapa kalian tertawa?" tanya Tomi bingung. Dia menatap Gina yang sedang menertawakan ucapan selamat darinya. Semakin cantik, itulah yang ada di dalam benak Tomi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status