Share

Ketahuan

Author: rafanalfa6819
last update Last Updated: 2022-07-24 09:26:46

***

"Brengsek kamu, Leo!"

Deru napas Anita memburu. Tatapan matanya seakan menguliti wajah Leo yang terlihat tidak memiliki gairah hidup saat ini.

"Kamu benar, Nit. Brengsek, itulah aku. Aku menyesal tidak bisa menahan tubuh Citra saat itu, bahkan ... kamu tau ... bahkan aku sempat merasa lega dengan harapan Ana bisa membuka hatinya lagi ketika Citra telah mati."

Anita menangis. Tangisnya pecah saat itu juga saat Leo mengatakan jika dia ingin memulai hidup baru setelah Citra tiada. Betapa akhir yang sangat tragis untuk hidup Citra, wanita yang dulu selalu bersikap sangat buruk terhadap Anita. Tapi lihatlah, bahkan Anita menjadi salah satu yang paling hancur atas kematian Citra.

"Pembunuh! Kamu pembunuh!" pekik Anita. "Dia sudah membunuh Citra, Mas. Dia pembunuh!"

Bagas lagi-lagi merengkuh tubuh Anita ke dalam pelukan. Dia menepuk-nepuk punggung wanitanya dengan berbisik. "Kendalikan dirimu, Sayang. Tenanglah!"

Anita menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Bagas. Tangisan yang entah suda
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
jd tmbh Suka deh
goodnovel comment avatar
Nanda Ajach
hhhh,,lucu jadinya skarang,,gk bnyak dendam
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Wanita Lain di Hati Tirta

    ***"Brengsek! Lo utang penjelasan ke gue. Apa-apaan berani godain adek gue, hah?"Sea menggigit bibirnya semakin kuat. Wajah Pandu yang terlihat tegas membuat jantungnya berdetak lebih cepat. "Santai, Bro. Bukan salah gue jatuh cinta, salahkan Sea yang terlalu pantas untuk dicintai," seloroh Tirta terkekeh. "Gue ada perlu sama Sea, berikan ponselnya. Jangan jadi Abang yang toxic!""Sialan lu, Tir!"Tanpa berkata-kata lagi, Pandu menyerahkan ponsel Sea dengan sorot mata yang sulit diartikan. Sementara Sea menerima ponsel dengan nyengir kuda memamerkan barisan giginya kemudian berlari kencang masuk ke dalam kamar. Pandu menggeleng-gelengkan kepalanya heran, rasa penasaran sementara dia kesampingkan karena akan ada acara besar menyambut Nyonya Bagas esok hari.Sea menutup pintu dengan cepat. Dadanya naik turun menandakan pergerakan napas yang mulai tidak beraturan. Takut karena tatapan Pandu, juga takut kalau Kakaknya akan bertanya macam-macam perihal dirinya dan Tirta.Ponsel Sea kemb

    Last Updated : 2022-07-24
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Percakapan Heboh Dua Wanita

    ***Sea datang ke rumah Anita dengan mengendari mobil Tomi. Jangan tanya seribet apa sebelum dia datang, bahkan Bagas sudah merengek-rengek minta ikut dengan alasan mencemaskan sosok Anita.Dua jam sebelum berangkat ...."Boleh aku pinjam mobilnya, Yah?"Tomi menoleh. Di ruang tamu ada beberapa laki-laki yang tidak lain adalah Vano, Pandu dan Bagas serta beberapa tetangga yang ikut membantu acara di rumah mereka seperti mengeluarkan beberapa perabotan agar ruangan terasa lengang."Mau kemana? Di rumah lagi sibuk loh ini," tegas Tomi. Rumah yang dia maksut adalah rumah Halimah, tentu saja."Ke rumah Anita, dia bilang kesepian jadi minta aku datang," sahutnya tak acuh. Apalagi saat kepala Bagas yang seketika menoleh ke arahnya setelah menyebut nama Anita. "Apa? Jangan bilang kalau kamu ...." Sea menggantung ucapannya saat Bagas menatap matanya penuh harapan. "Aku ikut, Se," sahutnya cepat.Sea mencebik. Dia memanggil Halim

    Last Updated : 2022-07-25
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Momen Sakral

    ***"Mas Tirta?" teriak Anita kelepasan. Sea segera menutup mulut Anita dengan jemarinya dan melirik cemas ke arah beberapa orang yang berlalu lalang di dalam rumah Anita. Sementara jasa henna yang tengah melukis kaki Anita hanya bisa tersenyum mendengar obrolan dua wanita muda di depannya. "Gila, kamu serius, Se? Mas Tirtanya Mama Astri?" Anita kembali berbicara dengan intonasi cukup tinggi setelah Sea melepaskan tangannya dari mulut wanita tersebut."Jangan keras-keras, sumpah ... kamu bukan tipe bestie yang bisa diajakin gibah, Nit!" gerutunya sambil memalingkan tubuh tidak lagi menghadap Anita. Anita terkikik, dia meminta maaf dan kembali berseru. "Bagaimana ceritanya, kamu nggak lagi cari pelampiasan karena ditolak Mas Bagas kan?""Anita!" sentak Sea setengah merengek. "Jangan buat nama Mas Bagas kembali hadir di hatiku, aku sudah susah payah merelakan dia buat kamu loh! Nggak tau terima kasih banget!"Anita melipat bibirnya menahan taw

    Last Updated : 2022-07-25
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Patah Hati ke dua Kalinya

    ***Anita celingukan mencari sosok Sea. Pasalnya semua keluarga tengah mencemaskan keadaan wanita itu karena sejak tadi tidak terlihat batang hidungnya, padahal dia adalah orang pertama yang terlihat begitu bahagia dengan pernikahan Bagas dan Anita."Ck! Dia kemana sih? Acara resepsi tiga jam lagi, tapi ponselnya malah nggak aktif," gerutu Anita cemas. Sama halnya dengan Gina dan Tomi, mereka keluar masuk rumah Anita mencari sosok Sea, tapi nihil! Berulang kali pula mereka mencoba menelpon nomor ponsel Sea tapi hanya suara operator yang mendominasi."Kemana sih nih anak, nggak pamit beneran ke kamu, Nit?" tanya Tomi cemas. "Barangkali kamu lupa ....""Enggak, Pakde," sahut Anita cepat. "Padahal kemarin kita bercerita banyak sekali, tapi dia nggak bilang apa-apa, bahkan tadi selesai acara ijab qabul pun dia terlihat sumringah, aku ... aku nggak tau dia tiba-tiba pergi kemana," cicit Anita kalut. Dia takut jika Sea memutuskan pergi karena melihat Bagas menikah. "Apa dia sakit hati, Mas

    Last Updated : 2022-07-25
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Part Sea

    ***"Sea!" pekik Anita tertahan. Dia hampir saja turun dari pelaminan saat melihat Sea yang berjalan tergesa memasuki area dekorasi pernikahan.Melihat Anita dan Bagas yang tengah duduk di atas pelaminan sontak saja membuat senyum di bibir wanita cantik itu tersungging. Dia melambaikan tangan sembari mengatakan 'maaf' yang hampir tidak terdengar. Hanya saja gerakan mulutnya bisa dibaca oleh siapa saja yang melihatnya saat ini.Anita mengangguk cepat, dia mengibaskan tangan ke udara memberi pertanda agar Sea segera mencari Gina dan menjelaskan apa yang sedang terjadi. Bagai memiliki telepati, segera Sea berlalu dengan cepat dan menerobos beberapa tamu undangan untuk bisa masuk ke dalam rumah.Benar saja, sosok Gina tengah berdiri di depan pintu kamar Bagas dan Anita yang berisikan banyak sekali barang di dalamnya."Sea!" Gina memeluk putrinya dengan sangat erat. "Ketemu Ayah sama Mas Pandu?"Sea menggeleng. "Mereka mencari kamu. Biar Ibu hubungi Ayah agar segera pulang.'Sea kembali me

    Last Updated : 2022-07-26
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Aku Sudah Tidak Tahan, Anita!

    ***Tomi memilih diam ketika matanya bersiborok dengan manik Sea. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencecar putrinya karena ada acara besar Bagas dan Anita yang tidak ingin dia ricuhkan. Sementara Halimah dan juga Vano nampak begitu lega ketika mendapati sosok Sea sudah bergabung dengan Gina dan istri Pandu.Acara yang berlangsung seharian penuh di akhiri dengan pertunjukan hadrah para santri yang sengaja Bagas datangkan dari kota seberang. Hanya tersisa beberapa tamu undangan yang tak lain adalah para karyawan Bagas, baik dari showroom maupun Cafe yang tengah dia kelola. Definisi sukses ketika muda adalah sosok Bagas. Banyak sekali bisnis yang sedang dia kembangkan dan semuanya sukses. Hanya saja dia masih tidak rela untuk meninggalkan rumah kampungnya dulu sehingga lebih memilih menghandle pekerjaan dari rumah daripada harus tinggal di kota.Terlihat Bagas dan Anita mulai turun dari pelaminan. Jarum jam menunjukkan tepat pukul 23.00 waktu setempat. Jika di kampung, acara pernikah

    Last Updated : 2022-07-27
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Terjerat Masa Lalu

    ***Bagas menerobos masuk ke dalam kamar dan buru-buru mengunci pintu. Melihat tingkah Bagas yang grusa-grusu tentu saja membuat Anita berdebar tidak karuan. Menatap sebentar ke arah Sang Istri, lalu berlari menuju kamar mandi yang terletak di dalam kamar."Aku tidak tahan, perutku sakit!" ocehnya sembari kedua tangan memegang pantat. "Ini semua gara-gara kalian para wanita. Bisa-bisanya malam pertamaku terganggu karena curhat Mama Dede!" Dia masih saja mengomel, bahkan juga menyebut salah satu acara curhat di stasiun televisi.Anita melongo. Cengo. Dia pikir Bagas sedang menahan hasrat karena ini adalah malam pertama mereka, tapi ternyata pikirannya salah."Ha ... ha ... ha ..., jadi kamu kebelet?" tanya Anita saat Bagas hendak masuk ke kamar mandi. "Astaga, aku pikir nggak tahan ....""Diam, Anita!" Suara Bagas terdengar menakutkan di telinga Anita. "Lihat saja, setelah keluar dari dalam kamar mandi kuhabisi kamu!"Anita menutup mulutnya. Buru-buru dia naik ke atas ranjang setelah

    Last Updated : 2022-07-28
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Nayna yang Licik

    ***Anita menggeliat karena pinggangnya terasa berat. Benar saja, sebuah tangan kekar memeluknya cukup erat semalaman. Segaris senyum terbit di bibir wanita yang kini sudah resmi menjadi istri Bagas. Pelan. Sangat pelan dia memindah tangan yang melingkari perutnya dan diganti dengan sebuah guling. Anita menepuk-nepuk punggung tangan Bagas agar lelaki itu tidak terbangun. Diusapnya lembut rahang yang sudah ditumbuhi jambang tipis sambil sesekali mencubit pipi suaminya dengan gemas. Saat Bagas menggeliat, Anita menghentikan gerakan, dia mematung bahkan sampai menahan napas karena takut Bagas terbangun."Huffftt!" Dengan gerakan yang sangat pelan dia turun dari ranjang. Jarum jam masih bertengger di angka 04.00 pagi dan Anita memilih untuk mandi sebelum membangunkan Bagas untuk melaksanakan sholat shubuh bersama untuk yang pertama kalinya. Di dalam kamar mandi, wanita itu tiada henti tersenyum. Hatinya berbunga-bunga karena rasa sakit yang dia terima selama ini ternyata Tuhan gantikan

    Last Updated : 2022-07-29

Latest chapter

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Extra Part

    Dikira Miskin (Extra Part) *** Lima bulan kemudian .... "Hai ... lama tidak bertemu, usia berapa kandungan kamu?" Sea menoleh dan mendapati sosok Nando tengah berdiri dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana. "Se?" "Ah, maaf, Bang. Aku ... kaget aja tiba-tiba kamu muncul disini," celetuk Sea gugup. "Sendirian, Bang?" "Ya, karena wanita yang hampir menemani masa tuaku ternyata lebih memilih pria lain. Takdir memang selucu itu, Se." Sea membuang muka. Ada perasaan sedih ketika melihat Nando yang masih mengingat dirinya bahkan disaat dia dan Tirta sedang bahagia menanti buah hati mereka lahir. "Maaf, Bang." Nando terkekeh. "Aku baik-baik saja, Sea. Mungkin Tuhan memang melindungi kamu dari pria tua sepertiku." Sea menggeleng samar. Kedua matanya berembun melihat raut putus asa di wajah Nando. "Sudah kukatakan, kamu pasti mendapatkan wanita yang jauh lebih baik, Bang." "Sendirian?" tanya Nando mengalihkan pembicaraan. Sea mengangguk samar, "Mas Tirta sibuk ngurus Caf

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   TAMAT

    Dikira Miskin (TAMAT)***Satu tahun kemudian ...."Pulang dulu, Sayang. Brian pasti nyariin kamu," kata Bagas lembut. Anita mendongak, kedua matanya memerah dengan bekas air mata yang di pipi. "Sebentar lagi ya, Mas. Sebentar saja," rengeknya manja. Jemarinya yang lentik mengusap-usap pusara kedua orang taunya bergantian, lalu beralih pada pusara Haryati yang nampak segar dengan bunga-bunga yang Anita taburkan barusan. "Brian sudah bisa berjalan, Yah. Kalau saja Ayah dan Ibu masih ada ....""Nit ...." Suara Bagas mengambang di udara. Kehilangan adalah hal yang paling menakutkan baginya. "Biarkan mereka semua tenang di alam sana. Ayo pulang!"Anita bergeming. Matanya semakin sembab karena sudah hampir satu jam ia menangis di pusara tiga orang tercintanya. Haryati sengaja di kuburkan tepat di samping anak dan menantunya. "Semua terasa begitu cepat, Mas.""Takdir Tuhan adalah misteri, apalagi kematian ... semua tidak ada yang tahu sampai kapan batas usia mereka, Sayang. Berhenti berse

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Menjelang Tamat

    ***"Darimana kamu tahu kalau Bang Nando menaruh hati pada Sea, Sayang?"Anita mengedikkan bahu. Dia bangkit dan berjalan menjauhi Bagas yang saat ini nampak cengo karena keterkejutannya barusan."Anita ...," pekik Bagas tertahan mengingat sekarang dia sedang berada diantara banyak tamu undangan.Anita menghentikan langkah dan bergelayut manja di lengan Halimah. Wanita cantik itu sekarang tidak segan-segan untuk memeluk mertuanya karena selama ini Halimah memang mencurahkan perhatiannya pada Anita."Bawa Anita pulang, Gas. Dia pucat sekali," ucap Halimah panik. Dia mengusap-usap pipi menantunya dengan lembut. "Pulanglah, acaranya mungkin akan selesai agak malam. Kamu istirahat saja, biar Ibu yang menjelaskan pada Sea nanti."Anita mengangguk patuh. Dia mengikuti langkah Bagas dengan jemari yang saling bertaut. Acara pernikahan Sea memang di adakan di sebuah hotel ternama, perjalanan untuk pulang ke rumah mereka pun menempuh waktu sekitar dua puluh menit."Kamu belum menjawab pertanyaa

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Kondangan, yuk!

    ***"Nit, kami ...."Anita beralih menatap Tomi dan Gina. Sorot matanya penuh selidik sampai suara Sea membuatnya tiba-tiba terpekik dan berjingkrak bahagia seperti gadis kecil yang mendapat mainan. "Kami ... sebentar lagi akan menikah.""Hah? Serius, kalian ... tidak lagi membohongi aku kan?"Sea menggeleng. Dia merentangkan tangan untuk menyambut tubuh Anita, sahabat yang paling baik yang ia punya selama ini. Sea dan Tirta tertawa ketika Anita jingkrak-jingkrak senang dengan kabar yang ia dengar."Kamu membuatku takut, Se!" Anita mengusap air mata sambil memeluk Sea. "Kalian ... akhirnya. Ya Tuhan!" Anita kembali memekik bahagia. Dia mengurai pelukan dan berlari menuju Gina. Tanpa aba-aba lagi, kedua wanita beda generasi itu saling memeluk dan menangis lirih. Betapa Tomi merasa haru dengan suasana di depan matanya. Siapa sangka, restu yang ia berikan justru memberikan kebahagiaan bagi banyak orang, tidak hanya Sea dan Tirta. "Kami sudah lelah menangis, Nit. Ayolah, kalau kamu masi

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Berhasil melewati Batu Terjal

    ***"Brengsek! Berani-beraninya dia ngusir kita, Mas?!" jerit Nayna marah. Bibirnya mengerucut sembari satu tangan mengusap dahi yang mulai berpeluh. "Harusnya kamu bisa tegas sama istrimu itu, Mas! Bagaimanapun kamu adalah kepala keluarga, jangan lembek gini dong!" Suara Nayna semakin membuat kepala Rayan berdenyut nyeri. "Diam, Nay!""Kenapa kamu malah bentak aku? Harusnya kamu bentak saja di Prisa yang kurang ajar itu!""Semua ini salah kamu! Murahan! Kamu bisa kan bersikap baik di depan Prisa bukan malah menyulut pertengkaran seperti ini!""Ya, ya! Salahkan saja aku terus, Mas! Bela wanita mandul yang tidak berguna itu! Aku muak melihat sikapmu yang lemah di depan Prisa!"Plak ....Nayna memegang pipi kanannya yang terasa panas. Tidak ada air mata melainkan hanya kemarahan yang bersarang di dadanya saat ini. "Tampak! Tampar yang banyak kalau perlu bunuh sekalian bayimu ini! Pria miskin! Aku menyesal mau mengakui anak ini sebagai darah dagingmu!"Rayan mengusap wajahnya kasar. Pe

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Kamu menang, Tirta!

    ***Tirta dan Sea bergeming. Ucapan Tomi membuat rasa percaya diri Tirta yang sempat tumbuh terasa dihempas begitu saja. Ternyata, setelah bisa mendapatkan kembali hati Sea, ia harus melalui satu jalan lagi yaitu Tomi dan Gina. "Ada banyak pria di luaran sana, Sea! Kamu cantik, mandiri dan ... kamu bisa mencari pria lain tanpa harus terjebak dengan pria yang sama!" ucap Tomi marah. "Kamu lupa ... dia bahkan rela memohon agar wanita yang sudah membuatmu celaka itu bebas. Jangan bodoh!"Sea menunduk. Bodoh! Ya, dia memang sudah bodoh karena setelah berbulan-bulan terlewati, perasaannya pada Tirta terus saja tumbuh tanpa sedikitpun berkurang. Gina mengusap lengan Tomi dengan lembut. Kedua matanya menatap Sea dengan nanar. Putri yang ia anggap sudah melupakan Tirta ternyata masih memiliki perasaan yang begitu besar untuk pria itu."Dia sudah membuatmu terluka, Se. Apa kamu pikir Ayah akan melepaskanmu dengan pria yang sudah pernah membuatmu kecewa?""Yah ....""Tidak!" sahut Tomi tegas.

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Hamka Mundur

    ***Sea dan Tirta terlonjak. Wanita itu mengurai pelukan saat kedua matanya mulai terbuka dan mendapati sosok Freya berdiri di ambang pintu dengan air muka kebingungan."Fre mau ikut peluk," ucapnya polos. Sea merentangkan tangan dan menghambur di pelukan Sea. Bibirnya terus mengukir senyum seolah-olah dua pasangan di depannya bukanlah sebuah ancaman bagi Papanya. "Ini siapa, Tante? Papa ...." Freya memanggil Hamka ketika pertanyaannya tidak kunjung mendapat jawaban dari mulut Sea. "Ayo, sini! Kita pelukan sama-sama!"Brenda membuang muka. Sedikit banyak dia mulai mengerti apa yang sedang terjadi di depan matanya. Melihat Freya yang begitu dekat dengan Sea sudah memberikan jawaban atas pertanyaan Brenda pada Hamka tadi."Kalian ... di-- dia kenal Sea?" tanya Brenda terbata. "Kalian ... sudah saling mengenal?"Hamka mengangguk sambil tersenyum tipis. Pria itu melangkah mendekati Freya dan meninggalkan Brenda di depan toko dengan rasa cemas yang luar biasa."Hai ...," sapa Hamka. "Maaf

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Pupus Harapan Freya

    ***"Se, tolong dengarkan aku!" pinta Tirta memelas. Dia melangkah mendekati Sea yang memunggunginya sembari menutup telinga dengan dua tangan seakan-akan tidak ada yang ingin dia dengarkan dari mulut Tirta. "Aku datang hanya ingin menjelaskan semuanya. Setelah itu semua keputusan terserah padamu. Aku ... hanya ingin meminta maaf atas semua rasa kecewa yang kamu rasakan.""Untuk apa meminta keputusan dariku, Mas? Bukankah kamu sudah memutuskan semuanya sendiri? Kamu lebih memilih wanita itu daripada aku yang ... aku yang tidak sedang mengandung anakmu!" "Dia bukan anakku, Sea!""Dan aku tidak peduli!" teriak Sea. Air matanya berlomba-lomba untuk meluncur bebas ke pipi. "Anakmu atau bukan, yang jelas kamu sudah memilih Nayna daripada aku! Dan itu ... sudah cukup membuatku paham jika nama Nayna berada di posisi tertinggi dalam hatimu."Tirta menunduk. Langkahnya terhenti ketika Sea sudah berada tepat di depan matanya. "Bahkan setelah melukai hatiku berkali-kali, kamu datang dengan wani

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Awal Kehancuran Nayna

    ***"Mana sarapan untukku?"Nayna duduk di kursi makan dengan melipat tangan. Persis seperti seorang anak kecil yang sedang menunggu sarapannya tersaji."Coba ulangi lagi!"Nayna mendengus kesal. "Ck! Jangan cari gara-gara ya, Mbak. Ini masih pagi, mood ku juga sedang buruk, kamu nggak mau kan kalau sampai aku ngadu ke Mas ....""Kamu pikir aku takut?""Ouh, jadi nantangin? Kamu mau tau siapa yang akan dipilih oleh suami kamu, begitu?" angkuh Nayna. "Lihat! Di perutku ada kehidupan lain, dia yang bertahun-tahun lamanya sangat diinginkan oleh Mas Rayan, yakin kalau aku merajuk dia bakalan lepas kamu begitu saja?"Wanita yang usianya jauh lebih tua di banding Nayna itu tertawa sumbang. Ya, tidak mengelak jika hadirnya seorang bayi adalah keinginan dia dan Rayan selama bertahun-tahun menjalani biduk rumah tangga. Tapi tidak dengan bayi dalam hubungan yang kotor. Rayan sudah mencurangi pernikahan mereka."Kenapa diam,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status