Share

Akibat Pergaulan Bebas

Penulis: rafanalfa6819
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-19 21:19:43

***

"Brengsek! Kalian memang pasangan brengsek!" umpat Citra lepas kendali. Wajahnya memerah padam sementara rambutnya sudah terlihat acak-acakan karena berkali-kali dia remas dengan geram mendengar kenyataan yang keluar dari mulut Bagas dan Anita.

"Kamu hanya tidak tau siapa Anita, Bagas! Kamu akan menyesal karena sudah menolongnya!" teriak Citra lagi sebelum Bagas benar-benar masuk ke dalam mobil. Citra menarik ujung bibirnya, merasa puas karena Bagas sepertinya mulai terkecoh dengan apa yang dia katakan. "Suatu saat nanti, kamu akan menyesal, Gas. Penyesalan yang akan membuatmu hancur. Ingat kata-kataku!"

Bagas memicingkan matanya. Dia mencoba menyelami kedua mata Citra yang seakan-akan mengatakan jika dia tidak sedang berbohong saat ini. Sementara Anita yang sudah duduk di dalam mobil memanggil Bagas dengan segera. "Gas, ayo! Untuk apa mendengarkan ocehan Citra, dia wanita licik!"

Bagas sempat terpaku, sampai akhirnya dia mengangguk samar dan masuk ke dalam mobil meninggalkan Leo
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Aan N
ayok lanjut lagi thor
goodnovel comment avatar
Ivah Avivah Nggadas
sambungannya mana ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Langkah Fatal Sea

    ***"Apa kamu merasa seperti wanita yang tidak baik, Nit?"Anita menoleh dengan cepat. Dadanya berdebar hebat mendapatkan pertanyaan balik dari Bagas. Setelah sepersekian detik dia terpaku, logikanya kembali membawanya untuk tersadar dan mulai bisa menguasai emosinya lagi.Wanita cantik dengan rambut panjang dan legam itu terkekeh getir. "Entahlah, Mas," sahut Anita singkat. Seolah dia tidak ingin membahas masalah ini lagi.Bagas menatap jalanan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Anita. Keduanya saling bungkam sampai mobil berhenti di depan rumah Bagas."Dasar nggak punya perasaan kamu, Hal! Lihat, Tarjo sampai hampir meninggal begitu kamu masih saja sok terdzolimi!" Suara Diah semakin melengking di usianya yang sudah tidak muda lagi. "Lagipula dulu kamu belum sampai diperkosa, jangan berlebihan jadi orang, Halimah!"Bagas yang baru saja turun dari mobil segera menghampiri Halimah yang terdiam di depan rumahnya sembari menahan air mata yang bahkan sudah siap meluncur."Bu ...."Halimah

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Tidak mudah Memaafkan

    ***"Ada apa sebenarnya, Bu? Kenapa Bu Diah bisa berbicara seperti itu?" selidik Bagas. Dia memang tidak banyak tau masalah yang Halimah hadapi di masa lalu karena selama ini hidupnya berfokus pada bisnis yang dia jalankan, tentu saja dengan bantuan Vano.Halimah mengembuskan napasnya kasar. Dia berjalan menuju kamar dimana Leha sedang terbaring lemah. Jika para orang tua di usianya masih segar dan semakin menggebu-gebu jiwa ghibahnya, Leha justru seakan kehilangan gairah hidup sejak kematian Karim. "Ada apa?" tanya Leha lembut. Halimah duduk di tepi ranjang dengan kepala menunduk. Bagas meringsek masuk sementara Anita lebih memilih duduk di ruang tamu. Rasanya tidak etis jika belum menjadi istri sah Bagas tapi dia sudah kepo terlalu dalam."Bu Diah marah-marah di depan rumah, Nek. Katanya Ibu adalah wanita yang tidak punya hati karena tidak mau memaafkan Paman Tarjo," jelas Bagas sembari bersimpuh di depan Halimah. Dia menggenggam jemari Ibunya yang semakin dingin sementara kepala

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-21
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Rahasia yang Anita Sembunyikan

    ***Anita menoleh. Kedua matanya berkaca-kaca menatap Bagas yang begitu tulus padanya. Dia menarik napas panjang dan lagi-lagi membuang muka. Tidak berani jika harus jujur pada Bagas tentang apa yang terjadi, atau dia akan kehilangan Bagas untuk selamanya bahkan ketika pernikahan mereka belum dimulai, dan Anita tidak sanggup dengan konsekuensi itu."Tidak apa-apa, Mas. Aku hanya sedang memikirkan Nenek," jawab Anita lemah. Dia memandang jalanan tanpa berani menoleh sedikitpun ke arah Bagas.Seolah tidak mau membuat hati wanitanya gundah, Bagas pun mengangguk mengerti dan menghentikan rasa penasarannya karena Anita tiba-tiba menjadi pendiam sepulang dari bertemu Halimah.Seberapapun Anita mencoba mengalihkan pikirannya, tetap saja dia takut jika Bagas suatu hari nanti tau siapa dirinya, terlebih tujuan apa yang sebenarnya sedang dia rencanakan saat ini."Mas ....""Ya?""Kamu yakin mau menikahiku padahal jelas-jelas tau kalau keluargaku sangat bermasalah?"Bagas mengulas senyum tipis.

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Hati Tirta

    Dikira Miskin (200)***Citra terbelalak. "Ka-- kamu se-- serius?"Sea mengangguk mantap. Bukan hal yang sulit baginya untuk menyewa pengacara karena gaji yang dia dapatkan selama ini cukup besar. Tidak sedikit pengacara di negeri ini yang mau memanipulasi bukti dan teguh untuk membebaskan kliennya."Ta-- tapi kenapa kamu justru ingin membantu keluargaku, bukankah Anita akan menjadi sepupumu juga?" selidik Citra. Wanita itu tidak bisa begitu saja percaya dengan apa yang Sea tawarkan mengingat posisi Anita di keluarga Bagas sebentar lagi akan menjadi Nyonya."Itu urusanku! Kalau kamu yakin mau melakukan apa yang aku katakan dan mencari bukti tentang semua yang aku tanyakan, aku bisa pastikan kalau kedua orang tuamu akan bebas!"Citra mengangguk mantap. Dia menjabat tangan Sea dengan kuat sembari berkata. "Oke, apapun demi Bapak dan Ibu bebas. Aku akan lakukan apapun yang kamu perintahkan!"Sea menarik ujung bibirnya. Sekuat tenaga dia berusaha melupakan Bagas dan seluruh perasaanya. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Siapa Laki-laki itu?

    ***"Tidak akan saya biarkan Anita menderita lagi, Nek. Bila perlu, Paman dan Bibinya akan mendekam di penjara karena sudah melakukan tindak kejahatan pada keluarga Nenek."Haryati mengusap air mata yang membasahi pipi. Sejenak dia melirik pada Anita yang justru mengatupkan bibir dan menunduk dalam tanpa berani menatap takjub pada semua perkataan Bagas."Bersyukurlah karena kamu menemukan laki-laki yang baik, Nit!"Anita mendongak. Dia mengangguk pasrah di depan Haryati dan memaksa bibirnya tersenyum tipis.Setelah memastikan keadaan Anita dan Haryati, Bagas pamit untuk pulang dan berjanji akan datang kembali esok hari jika tidak ada pekerjaan.Anita mengantar Bagas sampai di depan pintu kamar VIP dimana Haryati berada. "Mas, aku ingin bilang sesuatu. Tapi sepertinya besok saja, kamu terlihat sangat lelah," kata Anita. "Apapun yang akan aku katakan nanti, berjanjilah kalau kamu tidak akan meninggalkanku."Bagas memicingkan matanya menatap Anita. Wanita yang sudah menemani hari-hariny

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-22
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Kecerobohan Anita

    ***Anita memberontak. Dia mencoba melepaskan cengkeraman tangan laki-laki di depannya."Mas Cahyo, lepaskan saya!" teriak Anita memekakkan telinga. "Saya berjanji akan mengembalikan semua uang yang sudah Mas Cahyo berikan, tapi tolong ... lepaskan saya. Tolong!"Anita merengek membuat Cahyo jengah. "Dulu kamu sendiri yang mau membantuku menghancurkan Bagas, tapi lihat ... kamu sekarang terlihat begitu melindungi dia. Ha ... ha ... ha ... Bagas memang brengsek! Dia laki-laki sok kaya dan sok tampan membuat para wanita tergila-gila. Atau mungkin aku sudah salah memilih sekutu, kamu terlalu murahan, Anita!"Kedua tangan Anita mengepal. Ingin rasanya menampar pipi Cahyo saat ini juga, tapi apalah daya, kedua tangannya dicekal Cahyo dengan kuat bahkan sekarang mulai terasa nyeri."Kamu harus hancur, maka dengan begitu Bagas akan menjadi hancur pula!"Anita menggeleng cepat. Melihat kemana arah Cahyo berjalan membuat Anita membelalakkan mata. Jantungnya berdegup kencang membayangkan sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-23
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Rahasia Anita Terbongkar

    ***"Ngapain kita ke rumah itu, Se?""Bukan kita, tapi kamu!" tegas Sea dingin. Dia melirik malas ke arah Citra dan berkata. "Kamu pikir aku membawamu kesini untuk bekerja bareng denganku, begitu? Bagaimanapun caranya, kamu harus bisa masuk ke dalam rumah itu dan bertanya mengapa Anita berada disini, mengerti?"Citra membuang muka. Jika saja bukan karena ingin Bapak dan ibunya selamat, dia tentu tidak akan pernah mau melakukan apapun yang Sea katakan. "Brengsek!" umpatnya lirih.Sea berdecak kesal. Dia memukul setir mobil dan mendorong tubuh Citra agar keluar dari dalam mobil miliknya."Keluar! Kalau kamu memang menolak kerja sama ini, keluar sekarang juga! Aku pastikan Bapak dan Ibumu mendekam selamanya di penjara!"Citra meneguk ludahnya kasar. Dia berusaha meredam emosinya dan berkata dengan gagap. "Ma-- maaf, Se. Oke ... oke, aku akan masuk kesana."Sea tertawa sumbang. Dia melihat Citra yang mulai berjalan mendekati rumah dimana Anita berada.***Bagas menekan nomor ponsel Anita

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24
  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Menyelamatkan Anita

    ***Bagas menunggu Anita dengan gelisah. Tidak biasanya kekasihnya itu pergi begitu lama apalagi tanpa pamit yang jelas. Berkali-kali pula di melihat ponsel dan tidak ada pergerakan pada posisi Anita saat ini."Bagas jemput Anita dulu ya, Nek. Nenek baik-baik saja sendirian di sini?"Haryati mengangguk sembari tersenyum tipis. "Pergilah, Nak. Nenek baik-baik saja."Setelah mencium punggung tangan Haryati, Bagas keluar dari area Rumah Sakit dan mengendarai mobil menuju dimana Anita berada. Tidak terlalu jauh, jarak antara Rumah Sakit tempat Haryati di rawat dengan kompleks dimana Anita sedang berada hanya memakan waktu hampir sepuluh menit saja."Gila, Se!' hardik Citra bersungut-sungut. "Kamu hampir saja membuatku mati berdiri dengan menyuruhku masuk ke dalam rumah itu!"Sea membuang muka. Napasnya tersengal karena Citra mengumpati dirinya. "Berkali-kali aku katakan, jaga mulutmu atau kedua orang tuamu tidak akan bisa bebas!""Oh ya? Kamu pikir aku akan takut dengan ancamanmu itu?"Se

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-24

Bab terbaru

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Extra Part

    Dikira Miskin (Extra Part) *** Lima bulan kemudian .... "Hai ... lama tidak bertemu, usia berapa kandungan kamu?" Sea menoleh dan mendapati sosok Nando tengah berdiri dengan kedua tangan yang masuk ke dalam saku celana. "Se?" "Ah, maaf, Bang. Aku ... kaget aja tiba-tiba kamu muncul disini," celetuk Sea gugup. "Sendirian, Bang?" "Ya, karena wanita yang hampir menemani masa tuaku ternyata lebih memilih pria lain. Takdir memang selucu itu, Se." Sea membuang muka. Ada perasaan sedih ketika melihat Nando yang masih mengingat dirinya bahkan disaat dia dan Tirta sedang bahagia menanti buah hati mereka lahir. "Maaf, Bang." Nando terkekeh. "Aku baik-baik saja, Sea. Mungkin Tuhan memang melindungi kamu dari pria tua sepertiku." Sea menggeleng samar. Kedua matanya berembun melihat raut putus asa di wajah Nando. "Sudah kukatakan, kamu pasti mendapatkan wanita yang jauh lebih baik, Bang." "Sendirian?" tanya Nando mengalihkan pembicaraan. Sea mengangguk samar, "Mas Tirta sibuk ngurus Caf

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   TAMAT

    Dikira Miskin (TAMAT)***Satu tahun kemudian ...."Pulang dulu, Sayang. Brian pasti nyariin kamu," kata Bagas lembut. Anita mendongak, kedua matanya memerah dengan bekas air mata yang di pipi. "Sebentar lagi ya, Mas. Sebentar saja," rengeknya manja. Jemarinya yang lentik mengusap-usap pusara kedua orang taunya bergantian, lalu beralih pada pusara Haryati yang nampak segar dengan bunga-bunga yang Anita taburkan barusan. "Brian sudah bisa berjalan, Yah. Kalau saja Ayah dan Ibu masih ada ....""Nit ...." Suara Bagas mengambang di udara. Kehilangan adalah hal yang paling menakutkan baginya. "Biarkan mereka semua tenang di alam sana. Ayo pulang!"Anita bergeming. Matanya semakin sembab karena sudah hampir satu jam ia menangis di pusara tiga orang tercintanya. Haryati sengaja di kuburkan tepat di samping anak dan menantunya. "Semua terasa begitu cepat, Mas.""Takdir Tuhan adalah misteri, apalagi kematian ... semua tidak ada yang tahu sampai kapan batas usia mereka, Sayang. Berhenti berse

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Menjelang Tamat

    ***"Darimana kamu tahu kalau Bang Nando menaruh hati pada Sea, Sayang?"Anita mengedikkan bahu. Dia bangkit dan berjalan menjauhi Bagas yang saat ini nampak cengo karena keterkejutannya barusan."Anita ...," pekik Bagas tertahan mengingat sekarang dia sedang berada diantara banyak tamu undangan.Anita menghentikan langkah dan bergelayut manja di lengan Halimah. Wanita cantik itu sekarang tidak segan-segan untuk memeluk mertuanya karena selama ini Halimah memang mencurahkan perhatiannya pada Anita."Bawa Anita pulang, Gas. Dia pucat sekali," ucap Halimah panik. Dia mengusap-usap pipi menantunya dengan lembut. "Pulanglah, acaranya mungkin akan selesai agak malam. Kamu istirahat saja, biar Ibu yang menjelaskan pada Sea nanti."Anita mengangguk patuh. Dia mengikuti langkah Bagas dengan jemari yang saling bertaut. Acara pernikahan Sea memang di adakan di sebuah hotel ternama, perjalanan untuk pulang ke rumah mereka pun menempuh waktu sekitar dua puluh menit."Kamu belum menjawab pertanyaa

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Kondangan, yuk!

    ***"Nit, kami ...."Anita beralih menatap Tomi dan Gina. Sorot matanya penuh selidik sampai suara Sea membuatnya tiba-tiba terpekik dan berjingkrak bahagia seperti gadis kecil yang mendapat mainan. "Kami ... sebentar lagi akan menikah.""Hah? Serius, kalian ... tidak lagi membohongi aku kan?"Sea menggeleng. Dia merentangkan tangan untuk menyambut tubuh Anita, sahabat yang paling baik yang ia punya selama ini. Sea dan Tirta tertawa ketika Anita jingkrak-jingkrak senang dengan kabar yang ia dengar."Kamu membuatku takut, Se!" Anita mengusap air mata sambil memeluk Sea. "Kalian ... akhirnya. Ya Tuhan!" Anita kembali memekik bahagia. Dia mengurai pelukan dan berlari menuju Gina. Tanpa aba-aba lagi, kedua wanita beda generasi itu saling memeluk dan menangis lirih. Betapa Tomi merasa haru dengan suasana di depan matanya. Siapa sangka, restu yang ia berikan justru memberikan kebahagiaan bagi banyak orang, tidak hanya Sea dan Tirta. "Kami sudah lelah menangis, Nit. Ayolah, kalau kamu masi

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Berhasil melewati Batu Terjal

    ***"Brengsek! Berani-beraninya dia ngusir kita, Mas?!" jerit Nayna marah. Bibirnya mengerucut sembari satu tangan mengusap dahi yang mulai berpeluh. "Harusnya kamu bisa tegas sama istrimu itu, Mas! Bagaimanapun kamu adalah kepala keluarga, jangan lembek gini dong!" Suara Nayna semakin membuat kepala Rayan berdenyut nyeri. "Diam, Nay!""Kenapa kamu malah bentak aku? Harusnya kamu bentak saja di Prisa yang kurang ajar itu!""Semua ini salah kamu! Murahan! Kamu bisa kan bersikap baik di depan Prisa bukan malah menyulut pertengkaran seperti ini!""Ya, ya! Salahkan saja aku terus, Mas! Bela wanita mandul yang tidak berguna itu! Aku muak melihat sikapmu yang lemah di depan Prisa!"Plak ....Nayna memegang pipi kanannya yang terasa panas. Tidak ada air mata melainkan hanya kemarahan yang bersarang di dadanya saat ini. "Tampak! Tampar yang banyak kalau perlu bunuh sekalian bayimu ini! Pria miskin! Aku menyesal mau mengakui anak ini sebagai darah dagingmu!"Rayan mengusap wajahnya kasar. Pe

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Kamu menang, Tirta!

    ***Tirta dan Sea bergeming. Ucapan Tomi membuat rasa percaya diri Tirta yang sempat tumbuh terasa dihempas begitu saja. Ternyata, setelah bisa mendapatkan kembali hati Sea, ia harus melalui satu jalan lagi yaitu Tomi dan Gina. "Ada banyak pria di luaran sana, Sea! Kamu cantik, mandiri dan ... kamu bisa mencari pria lain tanpa harus terjebak dengan pria yang sama!" ucap Tomi marah. "Kamu lupa ... dia bahkan rela memohon agar wanita yang sudah membuatmu celaka itu bebas. Jangan bodoh!"Sea menunduk. Bodoh! Ya, dia memang sudah bodoh karena setelah berbulan-bulan terlewati, perasaannya pada Tirta terus saja tumbuh tanpa sedikitpun berkurang. Gina mengusap lengan Tomi dengan lembut. Kedua matanya menatap Sea dengan nanar. Putri yang ia anggap sudah melupakan Tirta ternyata masih memiliki perasaan yang begitu besar untuk pria itu."Dia sudah membuatmu terluka, Se. Apa kamu pikir Ayah akan melepaskanmu dengan pria yang sudah pernah membuatmu kecewa?""Yah ....""Tidak!" sahut Tomi tegas.

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Hamka Mundur

    ***Sea dan Tirta terlonjak. Wanita itu mengurai pelukan saat kedua matanya mulai terbuka dan mendapati sosok Freya berdiri di ambang pintu dengan air muka kebingungan."Fre mau ikut peluk," ucapnya polos. Sea merentangkan tangan dan menghambur di pelukan Sea. Bibirnya terus mengukir senyum seolah-olah dua pasangan di depannya bukanlah sebuah ancaman bagi Papanya. "Ini siapa, Tante? Papa ...." Freya memanggil Hamka ketika pertanyaannya tidak kunjung mendapat jawaban dari mulut Sea. "Ayo, sini! Kita pelukan sama-sama!"Brenda membuang muka. Sedikit banyak dia mulai mengerti apa yang sedang terjadi di depan matanya. Melihat Freya yang begitu dekat dengan Sea sudah memberikan jawaban atas pertanyaan Brenda pada Hamka tadi."Kalian ... di-- dia kenal Sea?" tanya Brenda terbata. "Kalian ... sudah saling mengenal?"Hamka mengangguk sambil tersenyum tipis. Pria itu melangkah mendekati Freya dan meninggalkan Brenda di depan toko dengan rasa cemas yang luar biasa."Hai ...," sapa Hamka. "Maaf

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Pupus Harapan Freya

    ***"Se, tolong dengarkan aku!" pinta Tirta memelas. Dia melangkah mendekati Sea yang memunggunginya sembari menutup telinga dengan dua tangan seakan-akan tidak ada yang ingin dia dengarkan dari mulut Tirta. "Aku datang hanya ingin menjelaskan semuanya. Setelah itu semua keputusan terserah padamu. Aku ... hanya ingin meminta maaf atas semua rasa kecewa yang kamu rasakan.""Untuk apa meminta keputusan dariku, Mas? Bukankah kamu sudah memutuskan semuanya sendiri? Kamu lebih memilih wanita itu daripada aku yang ... aku yang tidak sedang mengandung anakmu!" "Dia bukan anakku, Sea!""Dan aku tidak peduli!" teriak Sea. Air matanya berlomba-lomba untuk meluncur bebas ke pipi. "Anakmu atau bukan, yang jelas kamu sudah memilih Nayna daripada aku! Dan itu ... sudah cukup membuatku paham jika nama Nayna berada di posisi tertinggi dalam hatimu."Tirta menunduk. Langkahnya terhenti ketika Sea sudah berada tepat di depan matanya. "Bahkan setelah melukai hatiku berkali-kali, kamu datang dengan wani

  • Dikira Miskin Saat Pulang Kampung   Awal Kehancuran Nayna

    ***"Mana sarapan untukku?"Nayna duduk di kursi makan dengan melipat tangan. Persis seperti seorang anak kecil yang sedang menunggu sarapannya tersaji."Coba ulangi lagi!"Nayna mendengus kesal. "Ck! Jangan cari gara-gara ya, Mbak. Ini masih pagi, mood ku juga sedang buruk, kamu nggak mau kan kalau sampai aku ngadu ke Mas ....""Kamu pikir aku takut?""Ouh, jadi nantangin? Kamu mau tau siapa yang akan dipilih oleh suami kamu, begitu?" angkuh Nayna. "Lihat! Di perutku ada kehidupan lain, dia yang bertahun-tahun lamanya sangat diinginkan oleh Mas Rayan, yakin kalau aku merajuk dia bakalan lepas kamu begitu saja?"Wanita yang usianya jauh lebih tua di banding Nayna itu tertawa sumbang. Ya, tidak mengelak jika hadirnya seorang bayi adalah keinginan dia dan Rayan selama bertahun-tahun menjalani biduk rumah tangga. Tapi tidak dengan bayi dalam hubungan yang kotor. Rayan sudah mencurangi pernikahan mereka."Kenapa diam,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status