Share

120 Tak Terhindari

Cantika buru-buru menjejalkan barang-barangnya ke dalam tas selagi menunggu render desainnya. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, tinggal ia sendiri yang tersisa di ruangan arsitek. Gara-gara perdebatannya dengan Ben, sepanjang siang Cantika tidak bisa konsentrasi. Akibatnya, semua pekerjaan jadi terhambat.

Cantika melirik ponselnya dan sekali lagi melihat notifikasi pesan balasan dari Miko yang belum sempat dibacanya. Dia mengambil ponselnya, baru akan membuka pesan itu ketika tiba-tiba mendengar suara gaduh.

Kucing bertengkar? Terkanya mengerutkan dahi.

Penasaran, Cantika keluar ruangan dan memandang ke lorong. Asal suaranya dari tangga, disusul suara Ubay si penjaga kantor. “Pak, Bapak nggak pa-pa? Weleh, weleehh, jangan tidur di sini, Pak. Nanti masuk angin.” Nadanya terdengar cemas.

Tanpa pikir panjang, Cantika segera menuruni anak tangga dan mendapati Ubay sedang menyelipkan tangan di antara kedua lengan bosnya, berusaha mengangkatnya dari belakang.

“Ubay, Pak Bos kenapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status