“Ada apa? Apa kamu mau membeli sesuatu?” selidik Reinhard. Alicia tersenyum. “Ya, aku rasa kita tidak bisa pergi dengan tangan kosong, Suamiku,” jawabnya seraya memperlihatkan telapak tangan kirinya. Reinhard hanya menatap sekilas tangan wanita itu dan tidak memahami maksudnya. “Kamu mau membelikan buah tangan untuk orang tuaku?” terkanya. Alicia memutar bola matanya dengan malas. “Kenapa kamu tidak pernah peka?” gerutunya dengan suara yang terdengar pelan. “Apa kamu bilang?” Kening Reinhard mengernyit. “Tidak, maksudku … kita kan sudah menikah. Apa tidak aneh kalau kita tidak memakai cincin nikah?” timpal Alicia yang berusaha mengalihkan perhatian Reinhard atas ucapan sebelumnya. Pria itu pun terdiam sejenak, mencerna penjelasan dari Alicia sembari melirik sekilas jari manisnya sendiri. “Kamu benar. Tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya,” ujarnya dengan nada datar, tetapi terdengar jujur. Helaan napas pelan meluncur dari bibir Alicia. Ia sudah menduga kalau Reinhard
Mobil yang dikemudikan Reinhard akhirnya tiba di depan gerbang besar dengan motif kepala serigala yang terbuat dari besi tempa, sebuah simbol kebesaran dan kekuatan organisasi yang berada di bawah naungan keluarga Hernandez─Dark Wolf!Pintu gerbang yang menjulang tinggi tersebut terbuka perlahan-lahan ketika para penjaga melihat kedatangan putra dari pemilik mansion megah yang memiliki nama Raffles tersebut. Mansion yang dikelilingi dengan tembok besar dan penjagaan yang ketat tersebut memiliki halaman yang sangat luas dengan berbagai pepohonan rindang yang tertata rapi.Alicia tidak dapat membayangkan berapa banyak pekerja taman yang harus dikerahkan untuk merapikan area pekarangan luas tersebut. Netranya terus menyusuri setiap detail memukau yang dilaluinya.Mobil yang dikemudikan Reinhard menyusuri pekarangan indah tersebut. Pencahayaan yang cukup terang dari lampu-lampu taman memancarkan cahaya lembut di sekitar pekarangan, menambah keindahan malam dan menyoroti detail-detail arsi
“Se-Senang bisa mengenal Anda, Nyonya Palmer,” sahut Alicia, membalas dengan penuh hormat. Mendengar posisi wanita paruh baya itu sebagai pelayan pribadi ibu mertuanya, Alicia berpikir jika ia tidak boleh meremehkannya. Bisa menjadi orang kepercayaan majikan bukanlah hal yang mudah dan Alicia tidak ingin memberikan kesan pertama yang buruk. Di satu sisi, Kate malah tersenyum saat melihat ketegangan Alicia dalam berinteraksi dengannya. Ia pun mencairkan suasana di antara mereka dengan berkata, “Panggil saya Kate saja, Nyonya Muda.” Alicia pun mengangguk kikuk. “Baik, Kate.” Perhatian Kate kembali tertuju pada Reinhard. “Saya sudah lama sekali tidak bertemu Anda, Tuan Muda. Ternyata Anda semakin mirip dengan Tuan Besar saat masih muda dulu,” ucapnya. Memang sudah lama Reinhard tidak bertemu dengan wanita paruh baya itu. Sejak ia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya, Reinhard sangat jarang menginjakkan kaki di mansion tersebut. Sosok Reinhard saat ini memang mengi
Melihat raut wajah menantunya yang kaget, ekspresi bahagia Selina pun perlahan memudar. “Sepertinya Mama yang sudah salah ya? Ini bukan hadiah ulang tahun Mama?” terkanya.Deg!Jantung Alicia terasa berhenti sejenak saat melihat perubahan wajah Selina. Ia berusaha keras untuk menjaga senyumannya meskipun kegugupannya semakin meningkat.“Ti-tidak kok, Ma. Hadiah ini aku dan Rein yang memang mempersiapkannya untuk Mama,” sahut Alicia, berusaha menghibur ibu mertuanya tersebut.Akan tetapi, Selina dapat melihat kebohongan yang terpatri jelas di wajah wanita muda itu. Ia pun menghela napas panjang. “Sudahlah, Anya. Mama tahu kalau Mama tadi sudah salah paham. Mama baru ingat kalau Rein tidak mungkin ingat ulang tahun Mama. Selama ini dia juga selalu lupa kalau tidak diingatkan.”Alicia merasa makin tertekan mendengar ucapan Selina, dan ia pun melirik Reinhard yang tidak membantah. Pria itu malah bersikap datar seolah tidak peduli dengan kebingungan yang dihadapi Alicia atas keteledorannya
"Kamu juga jarang mengunjungi Mama kalau tidak dipaksa. Apa kamu masih menganggapku sebagai Mama?" Selina masih mengomeli Reinhard untuk meluapkan rasa kesalnya.“Bukan aku tidak bisa mengunjungi Mama, tapi aku juga kan harus ngurusin bisnis Papa," sahut Reinhard, mencoba memberikan pengertian kepada ibunya tersebut.Selina pun menatap putranya dengan tajam. Ia paham betapa sulitnya Reinhard harus mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga, dan meski Selina mengerti alasan tersebut, tetapi ia tetap ingin mengingatkan Reinhard mengenai prioritas penting lainnya.“Bisnis memang penting, Rein. Tapi, Mama tidak mau nanti kamu sampai mengabaikan Anya hanya gara-gara kesibukanmu di perusahaan. Paham kan?” ujar Selina, mengingatkan putranya.Mendengar dukungan Selina untuk dirinya, Alicia merasa terkejut dan sangat beruntung. Ia merasa dihargai dan didukung oleh ibu mertuanya. Namun, di balik rasa syukur tersebut, Alicia juga merasakan kecemasan. Bagaimana jika suatu saat nanti Selina menge
Selina, yang merasakan suasana mulai tidak nyaman, segera mencairkan ketegangan di dalam ruangan tersebut. “Suamiku, apa kamu mau membuat menantu kita kabur dengan wajah dinginmu itu, hum? Aku tidak akan tinggal diam kalau kamu sampai buat dia berubah pikiran untuk menjadi menantu keluarga ini.”Ajaibnya, teguran Selina berhasil mengubah raut wajah dingin Reagan, membuat Alicia takjub. Senyuman penuh mengembang pada bibir ayah mertuanya tersebut.“Benar-benar luar biasa,” gumam Alicia tanpa ia sadari. Sontak, semua pasang mata kembali tertuju padanya termasuk Reinhard.“Kamu bilang apa, Sayang?” tanya Selina yang telah menoleh kepada menantunya tersebut.Alicia pun tergeragap. “Ma-maaf, tadi aku hanya … hanya terpesona saja,” jawabnya dan seketika ia menyadari kebodohannya.Ucapannya tersebut berhasil menciptakan kebingungan dan kekagetan di wajah semua orang. Alicia pun menggigit bibirnya dengan erat. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya yang telah memerah, tidak berani menatap langsun
“Keluargamu benar-benar unik sekali, Rein.”Reinhard tersenyum simpul mendengar bisikan istrinya. Ia tidak heran dengan komentar wanita itu. Keluarganya memang sudah lama menjalin hubungan yang sangat dekat dengan keluarga Lawrence ataupun keluarga Smith meskipun tidak memiliki ikatan darah. Semua terjalin karena mereka memiliki satu kepentingan, yaitu Dark Wolf.Walaupun saat ini Dark Wolf sudah hampir sepenuhnya dipindahkantangankan kepada keluarga Hernandez, tetapi baik Aldrich Smith maupun Steven Lawrence, tetap ikut berpartisipasi apabila ada rapat penting ataupun ada hal mendesak yang memerlukan campur tangan mereka.Pengalihan kekuasaan kepada keluarga Hernandez terjadi karena tidak ada keturunan dari Aldrich Smith ataupun Steven Lawrence yang berminat untuk menjalani organisasi tersebut sehingga sekarang Reinhardlah yang menjadi penanggung jawab utama atas perintah dari ayahnya.Awalnya mereka berniat membubarkan Dark Wolf. Akan tetapi, tidak semu
“Sayang, Xei dan keluarganya tidak bisa datang katanya. Kita mulai saja makan malamnya,” ujar Selina kepada suaminya. Baru saja ia mendapatkan informasi ketidakhadiran adik iparnya tersebut.Reagan pun mengangguk tipis, lalu mempersilakan semua orang untuk duduk setelah ia mengambil tempat di posisi utama dari meja makan marmer yang ada di dalam ruangan tersebut.Dengan penuh perhatian, Selina memastikan semua tamu mendapatkan tempat duduk yang nyaman. Tanpa diperintahkan, para pelayan telah sigap melayani setiap tamunya.Di setiap tempat duduk, telah tersedia serbet linen yang dilipat rapi, piring porselen dengan desain klasik, sendok, garpu, dan pisau perak yang berkilau, serta gelas anggur kristal yang ditempatkan dengan teratur dan sempurna di atas meja makan marmer persegi panjang yang besar tersebut. Cahaya lampu kristal di atas meja memantulkan kilauan lembut di permukaan marmer, menambah keanggunan suasana makan malam itu.Alicia mengambil tempat di samping Reinhard, sementar
"Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda
‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu.Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama.Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ada
Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu
Alicia masih berdiri mematung di pertengahan tangga. Bibirnya setengah terbuka, syok dengan pengalihan Jason yang begitu tiba-tiba.Alicia tahu pria itu menghindarinya agar tidak mendengar penolakannya. Meskipun merasa bersalah karena bersikap dan berbicara dingin, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat ia menerima penolakan yang begitu menusuk dari Reinhard. Tiba-tiba kedua netranya terasa panas, tetapi ia cepat mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh.Alicia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam. Di saat bersamaan, pernyataan rindu Jason kembali melintas di dalam benaknya. ‘Seandainya saja Rein yang mengatakannya, mungkin ….’Alicia tertawa getir. “Cinta memang tidak dapat dipaksakan,” gumamnya dengan suara yang terdengar pilu.Air mata yang berusaha ditahannya pun meleleh dengan cepat. Namun, ketika mendengar suara langkah di dekatnya, Alicia menyekanya dengan cepat.“Nyonya, Anda baik-baik saja?”Su
“Manajer Morgan, saya tahu kalau Anda memiliki banyak pertanyaan,” ucap Alicia dengan sikap yang lebih terbuka.“Syukurlah kalau kamu paham,” balas Ivona dengan senyum penuh arti. Perlahan sorot matanya berubah sendu, seolah menyiratkan kesedihan yang bercampur rasa kecewanya.“Sebenarnya kenapa─”Sebelum Ivona melanjutkan, Alicia telah menyelanya lebih dulu, “Saya janji, saya pasti akan memberikan jawaban yang Anda inginkan. Tapi, saat ini saya masih harus melakukan beberapa urusan yang belum diselesaikan. Bagaimana kalau selepas pulang kerja saja kita bicara lebih santai, Manajer Morgan?”Ivona tertegun sejenak dengan tawaran tersebut. Ia melirik Jason sekilas. Pria itu tampak menganilisis maksud dari pembicaraaan mereka. Ivona pun memahami keinginan Alicia.“Baiklah. Saya tunggu kabar baikmu …,” Ivona melirik kartu identitas Alicia, lalu melanjutkan sembari tersenyum tipis, “Anya.”Setelah pembicaraan itu, Ivona pun berlalu dari hadapan Alicia dan Jason. Kepergian Ivona membuat hati
“Venus, hm?” gumam Ivona dengan tatapan tajam dan senyuman tipis yang membingkai bibirnya.Jantung Alicia berdegup kencang saat Ivona melangkah mendekat. Matanya terbelalak, menatap Ivona dengan panik.‘Apa yang ingin kamu lakukan, Ivona Morgan?!’ teriak Alicia dengan histeris di dalam hati.Masih dengan kepanikan yang menyergapnya, Alicia berusaha keras menahan diri agar tidak menunjukkan lebih banyak emosi. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menjaga ketenangannya di hadapan wanita itu.Dengan senyuman yang menggantung di wajahnya, Ivona mengamati ekspresi Alicia dengan seksama. Ia sempat berpikir untuk menginterogasi wanita itu, tetapi melihat kegelisahannya, Ivona hanya berucap, “Lama tidak bertemu denganmu, Venus.”Alicia meneguk salivanya dengan kasar. “Sepertinya Anda salah orang, Manajer Morgan,” ucapnya, mencoba tersenyum tetapi malah terlihat kaku.Di satu sisi, Jason telah mengerutkan keningnya saat mendengar penyangkalan Alicia. Pria itu mencoba menelaah situasi yang terj
Alicia segera memutuskan kontak matanya dengan Ivona. Ia menarik napas dalam-dalam, mengalihkan fokusnya kembali pada presentasi yang sudah disiapkan.“Selamat pagi, semuanya. Saya tidak akan mengulur waktu kalian lebih lama lagi. Sebelumnya, saya harap kita dapat mengabaikan hal yang tidak relevan dengan pembahasan saya pagi ini,” ujar Alicia dengan nada yang lebih stabil, berusaha mengendalikan dirinya setelah kejutan yang diberikan oleh kehadiran Ivona.Perhatian semua orang pun tertuju kepadanya dan layar proyektor yang telah memperlihatkan slide pertama dari presentasi yang telah disiapkan.Dengan nada tenang tetapi penuh keyakinan, ia memperkenalkan "Miracle," produk terbaru yang akan dikembangkan perusahaan mereka.“Miracle adalah solusi revolusioner yang saya rancang dengan tujuan tidak hanya memberikan hasil instan, tetapi juga memastikan kesehatan kulit jangka panjang. Produk ini menggabungkan teknologi bahan aktif eksklusif yang sebelumnya belum pernah digunakan di industri,
“Direktur Hernandez akan sangat berterima kasih atas kepedulian Anda terhadap karyawan beliau. Tapi, saya rasa beliau akan lebih senang jika Anda dapat lebih fokus dengan pembahasan hari ini, Direktur Hughes,” imbuh Owen dengan sopan, tetapi ucapannya jelas adalah peringatan tegas untuk pria itu.Walaupun saat ini Reinhard tidak berada di dalam ruangan, sebagai tangan kanannya, Owen tidak akan membiarkan seekor lalat pun mengganggu nyonya mudanya. Apalagi niat Jason terlihat dengan jelas.“Benar, Direktur Hughes. Keterlambatan Nona Hernandez sudah menyita waktu saya. Jangan membiarkan waktu saya tersita lebih banyak lagi.” Salah seorang investor mulai berkomentar.Walaupun mereka juga penasaran dengan keterkaitan antara Jason Hughes dan Reinhard Hernandez dengan wanita itu, tetapi mereka tidak ingin membuang waktu lebih lama untuk urusan pribadi yang tidak relevan dengan tujuan pertemuan pagi ini.Mendengar komentar dari investor tersebut, Jason pun menyeringai dengan acuh tak acuh. N
“Anya, kamu sakit, ya?” tanya Jason dengan nada khawatir.“Kelihatannya kamu lebih kurus sekarang. Padahal aku baru seminggu tidak melihatmu.” Pria itu memandang Alicia dengan sorot perhatian yang tulus. Sejak wanita itu masuk ke dalam ruangan itu, Jason tidak melepaskan tatapannya sedikit pun darinya.Di satu sisi, Alicia masih terkejut dengan situasi yang terjadi di hadapannya. Dari sudut matanya, ia dapat melihat wajah beberapa orang di sekitarnya yang tampak mencuri pandang, menunggu reaksinya atas ucapan Jason.Sembari mengulas senyuman kecil, Alicia melepaskan mantel yang diberikan Jason dari pundaknya. “Terima kasih atas perhatian Anda, Direktur Hughes,” jawabnya dengan lembut seraya mengembalikan mantel di tangannya kepada pria itu. “Minggu lalu saya memang sempat terserang flu. Tapi, sekarang sudah membaik.”Jason menerima mantel itu sambil meliriknya sebentar. Wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. “Kamu tidak seharusnya memaksakan diri seperti ini, Anya,” katanya pelan.A