Home / Romansa / Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan / Bab 237 - Kehebohan di Aula Resepsi Part 3

Share

Bab 237 - Kehebohan di Aula Resepsi Part 3

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-01-11 00:15:34

Cekalan pada tangannya membuat Alicia menoleh. Ia pun bertemu pandang dengan Miranda yang telah menatapnya dengan marah.

“Anya, apa yang sudah kamu lakukan pada Thalia?” sergah Miranda dengan suara penuh tuduhan. Tatapannya tajam menusuk, seolah Alicia adalah penyebab semua kekacauan.

Alicia memutar mata, mencoba tetap tenang meski suasana semakin memanas. “Lepaskan tanganmu, Nyonya,” desisnya dengan suara yang terdengar dingin.

Netra biru Alicia yang menatap langsung ke arah Miranda, memancarkan ketenangan yang terasa berbahaya.

Miranda tercekat sejenak. Wanita paruh baya itu merasakan perbedaan yang begitu besar dari perubahan mantan menantunya itu.

Namun, Miranda menepis rasa kagetnya dan menyentakkan tangan Alicia, membuat wanita itu terhuyung sedikit, lalu beralih ke Thalia. “Sayang, kamu tidak apa-apa?” tanyanya dengan nada cemas, menggenggam tangan menantunya erat.

Thalia mengangguk kecil, tetapi wa

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Puji Chelsky
Alicia gak kangen bapak kakakmu tah
goodnovel comment avatar
Nug
Wahhhh seruuu nich
goodnovel comment avatar
Luna
semangat trs Alicia,,,,, kak udah nggak sabar pengen di moment Alicia bertemu ama abang Regis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 238 - Kehebohan di Aula Resepsi Part 4

    “Oh, ya? Siapa yang akan menikahi wanita gelandangan tidak tahu malu dan mandul sepertimu, Anya,” cetus Miranda yang masih menatap Alicia dengan penuh cemooh. Wajah Alicia berubah nanar dalam sekejap. Kedua tangannya terkepal erat. Ia tidak menyangka Miranda masih saja mencari kesempatan untuk menguak luka lamanya tersebut. “Hah! Orang itu pasti sudah buta dan berselera rendah,” Miranda masih mencibir, berharap Alicia akan tersudutkan dengan penghinaannya. Alih-alih marah, Alicia malah kembali tertawa, membuat Miranda dan yang lainnya menerka-nerka atas hal apa yang akan dilakukan Alicia dalam menghadapi sindiran yang menusuk tersebut. “Buta dan selera rendah katamu?” ujar Alicia di sela-sela tawanya. Ia membayangkan bagaimana Reinhard akan merespon hinaan tersebut. Wajah Miranda pun memerah. “Apa yang kamu tertawakan, Anya? Kamu sudah gila, hah?” hardiknya. Tawa Alicia pun perlahan terhenti. “Aku menertawakan suaramu yang tidak pantas diperdengarkan. Apa kamu tidak tahu kalau su

    Last Updated : 2025-01-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 239 - Tamu Kehormatan

    “Ka-kamu … suaminya?” Pertanyaan Miranda dengan suara yang masih belum sepenuhnya reda dari syok, terdengar memecahkan keheningan yang sempat terjadi beberapa detik di dalam aula resepsi tersebut. Pandangan Reinhard pun beralih kepada wanita paruh baya yang masih berdiri di samping Edwin. Dengan mempertahankan seringai dingin yang terlukis pada wajah angkuhnya, Reinhard menjawab, “Benar. Wanita ini adalah istri saya dan kami datang sebagai tamu terhormat dari Tuan Besar Vale.” Miranda tercengang. Ia pun melirik Thalia, tetapi menantunya itu hanya menggelengkan kepala, memberi isyarat bahwa dia tidak tahu-menahu soal ini. Semua tamu keluarga Vale berada dalam pengaturan kakeknya dan Thalia dapat memastikan bahwa semua tamu kakeknya adalah orang-orang berpengaruh dan berkuasa di kota ini. Thalia semakin penasaran dengan identitas pria yang mengaku sebagai suami Alicia tersebut. Padahal sebelumnya ia mengira Alicia hanyalah wanita jalang yang suka bergonta-ganti pria setelah

    Last Updated : 2025-01-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 240 - Harga Diri yang Runtuh

    Thalia menggigit bibirnya, menahan isak tangis yang ingin meluncur dari kerongkongannya. Dadanya terasa panas karena amarahnya yang mendidih. Ia ingin berteriak, ingin melawan, tetapi tatapan dingin kakeknya seakan mengancamnya untuk tidak lagi berbuat onar.“Sekarang!” Suara berat John Vale memecah kebisuan.Gigi Thalia bergemeretak. Masih dengan satu tangan memegang pipinya, ia berteriak dengan lantang, “Aku tidak bersalah! Kenapa aku harus meminta maaf padanya?”Suasana di aula semakin mencekam. Semua tamu menahan napas, menanti reaksi dari John Vale.Wajah pria tua itu tampak menggelap. Netra senjanya di balik kacamatanya itu telah berkilat tajam. Sebelum John melontarkan amarahnya, Edwin bergegas merangkul pundak Thalia yang masih terguncang dan berkata dengan penuh kekhawatiran, “Sayang, jangan begitu. Sebaiknya kita ikuti kata kakekmu.”Sontak, Thalia pun menoleh ke arah suaminya. Ia tidak menyangka pria itu malah akan memihak kakeknya dalam situasi seperti ini. Mata Thalia mel

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 241 - Bertekuk Lutut

    “Kenapa diam saja? Lakukan!” bentak John Vale yang masih mendesak cucunya tersebut.Thalia menggigit bibirnya dengan erat hingga berdarah. Ia bersikukuh untuk tidak menuruti keinginan kakeknya, tetapi Edwin pun berbisik padanya, “Thalia, sudahlah. Jangan keras kepala. Lakukanlah.”Mata Thalia menyala penuh amarah saat ia menatap Edwin."Kamu serius, Ed? Kamu benar-benar ingin aku berlutut di depan perempuan itu?" desisnya dengan suara bergetar."Sayang, aku juga tidak mau seperti ini, tapi ... ini demi kebaikan kita semua," jawab Edwin lirih, hampir memohon.Thalia tertawa sinis, menahan perih di dadanya. Ia mulai menyesali keputusannya menikahi pria yang, baginya, terlihat tidak lebih dari seorang pengecut.Namun tekanan dari John Vale dan desakan halus Edwin akhirnya memaksa Thalia menyerah. Dengan napas panjang, ia menundukkan kepala dan perlahan berlutut.Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, hanya a

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 242 - Simbol Pernikahan yang Kembali

    Dengan penuh ketenangan dan wibawa, Reinhard menatap Miranda sambil bertanya, “Jadi, maksud Anda kalau saya dan istri saya sedang berpura-pura menjadi pasangan di depan kalian?” Miranda tersenyum tipis, meskipun tatapannya tetap tajam dan penuh perhitungan. Ia mencoba mencari celah dalam hubungan Reinhard dan Alicia yang bisa dimanfaatkannya untuk mengambil kembali harga diri putra dan menantunya yang sempat dipermalukan oleh Alicia tadi. “Bukan begitu, Tuan Muda Hernandez. Saya hanya merasa sedikit khawatir karena saya tidak melihat adanya cincin di jari istri Anda." Ucapan Miranda langsung menarik perhatian tamu-tamu di sekitar mereka. Semua mata tertuju pada tangan Alicia dan memastikan jari manisnya memang tidak mengenakan cincin pernikahan yang dimaksud. Desas-desus mulai terdengar di antara kerumunan, memunculkan berbagai spekulasi tentang hubungan pasangan itu. Miranda diam-diam tersenyum, lalu lanjut berkata, "Saya rasa Anda bukan tipe pria yang tidak peduli dengan simbo

    Last Updated : 2025-01-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 243 - Terlalu Banyak Bicara

    Suasana yang awalnya dipenuhi desas-desus buruk tentang Alicia kini berubah drastis menjadi tepuk tangan dan seruan kagum dari para tamu. Para awak media yang masih berada di dalam ruangan tidak hentinya menekan tombol blitz kamera mereka untuk mengabadikan momen kemesraan antara Reinhard dan Alicia. Mereka terlihat sangat serasi hingga membuat semua orang terpana. Cinta yang terpancar di antara mereka seolah menutup rapat segala keraguan yang sebelumnya ada. Miranda, yang telah berusaha menebar keraguan dan mempermalukan Alicia, kini hanya bisa berdiri terpaku dengan senyum kaku di wajahnya. Keadaan yang berbalik ini membuatnya merasa tak berarti, bahkan terlihat kecil di hadapan orang-orang. Sementara, Thalia dan Edwin yang seharusnya menjadi tokoh utama dalam acara tersebut merasa terkucilkan. Kejadian tersebut terjadi dengan cepat hingga mereka tidak dapat berbuat apa pun. Thalia menggenggam erat gelas wine-nya. Wajahnya yang memerah akibat alkohol semakin gelap. Ia m

    Last Updated : 2025-01-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 244 - Hutang yang Harus Dibayar

    “Sepertinya Anda belum pernah melihat seseorang kehilangan nyawanya saat banyak bicara, huh?”Mendengar hal itu, Edwin meneguk salivanya dengan kasar. Semua kata-katanya dalam sekejap tertelan kembali ke tenggorokannya.Wajah Edwin dan ibunya berubah semakin pias ketika Reinhard berdesis dengan dingin, “Apa mau kutunjukkan?”Suara berat Reinhard seakan memberikan nuansa mengerikan yang menyelimuti seluruh ruangan. Tidak ada yang berani berbicara, bahkan para tamu yang sebelumnya menikmati suasana acara kini hanya bisa menatap dengan penuh antisipasi.Bibir Miranda bergetar hebat. Terlebih lagi saat bersitatap langsung dengan netra amber Reinhard yang telah memancarkan kemarahan yang sangat besar padanya.Sorot mata tajam pria itu seakan menuntutnya untuk tidak bicara lebih jauh apabila masih ingin melihat hari esok.Semua keberanian yang tadi Miranda miliki menguap begitu saja. Ia mencoba membuka mulut untuk berbicara, tetapi kata-katanya tercekat.Sementara, Edwin merasa Reinhard bena

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 245 - Regis Lorenzo

    “Siapa yang kamu sebut gelandangan?!” Semua kepala serentak berbalik ke arah pintu ballroom. Suara langkah tegas yang menggema di ruangan itu menyertai kemunculan sosok seorang pria dengan aura yang sama mencekamnya seperti Reinhard saat ini. Sorot matanya yang tajam seperti elang, menelisik setiap sudut ruangan sebelum akhirnya terhenti pada Miranda yang tengah digiring keluar oleh bawahan Reinhard. Dengan setelan jas gelap sempurna yang memancarkan wibawa, pria itu melangkah menghampiri wanita itu, diikuti beberapa pengawal pribadinya. Keberadaannya langsung menguasai seluruh ruangan dan membuat semua orang bertanya-tanya mengenai identitasnya. “Bu-bukankah dia Regis Lorenzo?” Salah seorang wartawan yang berada di tengah aula itu tiba-tiba berkomentar. Ia terlihat syok karena tidak menyangka akan bertemu dengan tokoh penting yang sangat sulit ditemuinya. “Apa? Regis Lorenzo? Maksudmu, keluarga Lorenzo yang tersohor di New York dan termasuk sepuluh konglomerat terkaya di

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 255 - Terperangkap Di Antara Dua Pria

    Alicia memandang kakaknya dan Reinhard secara bergantian, lalu suara tawa Regis yang terdengar sinis mengalihkan kembali fokus Alicia padanya.“Dia memberitahuku? Kalau dia memberitahuku, apa aku masih harus mencari masalah dengannya sekarang?” cetus Regis dengan suara yang terdengar dingin.Reinhard memang tidak memberitahu Regis mengenai keberadaan Alicia. Meskipun beberapa waktu lalu Regis menghubunginya dan memberitahu kedatangannya ke kota tersebut, Reinhard juga tidak mengatakan apa pun terkait Alicia kepadanyaNamun, mereka telah sepakat untuk bertemu malam ini. Reinhard bermaksud untuk menceritakan tentang Alicia kepada Regis saat mereka bertemu nanti dengan mempertemukan mereka secara langsung.Hanya saja, secara tidak terduga, Regis tiba-tiba saja muncul di tengah acara tadi dan hal itu tentunya cukup mengejutkan Reinhard.Namun, Reinhard sangat bersyukur Regis dapat menyesuaikan skenario mereka saat menjatuhkan keluarga Stein, padahal mereka tidak pernah berdiskusi apa pun

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 254 - Menuntut Penjelasan

    “Mau ke mana? Urusan kita belum selesai, Alicia,” ucap Regis seraya menyeringai dingin. Sorot matanya terlihat tajam, membuat jantung Alicia berdegup semakin cepat karena merasa terintimidasi.“Me-memangnya ada urusan apa, Kak?” Alicia mengalihkan pandangannya dengan gugup.Netra Regis menyipit tajam. “Kamu mau berpura-pura bodoh, huh?”“Aku … aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Sekarang aku sangat lelah dan mau pulang,” sahut Alicia, berusaha menghindari pembicaraan dengan kakaknya.Meskipun sebelumnya Regis telah menerimanya kembali sebagai adik, tetapi Alicia tahu bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskannya kepada kakaknya tersebut. Tatapan tajam Regis saat ini seakan menuntut penebusan dosa darinya.Alicia teringat kembali kejadian tiga tahun lalu di mana Regis sudah memperingatkannya untuk tidak lagi melakukan hal bodoh dengan menemui Reinhard.Regis merasa malu dengan perbuatan Alicia yang terus mengejar pria itu, meski sudah ditolak berkali-kali. Karena itu, Regis memblo

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 253 - Semua Sudah Berakhir

    Bisik-bisik tamu undangan perlahan memudar ketika satu per satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan acara yang telah berubah menjadi mimpi buruk. Beberapa melirik Miranda dengan simpati, tetapi tidak ada yang ingin mengulurkan tangan mereka untuk membantunya.Namun, langkah para tamu terhenti di depan pintu keluar aula saat melihat para pengawal Lorenzo dan Hernandez memblokir jalan mereka.“Apa yang kalian lakukan? Kenapa menghalangi jalan kami?” protes salah seorang tamu.Salah seorang pengawal Lorenzo pun menjawab, “Kami hanya ingin memeriksa ponsel Anda semua. Setelah itu kalian sudah boleh pergi.”Kegelisahan mulai menyelimuti para tamu undangan. Beberapa dari mereka saling berbisik, mencoba mempertimbangkan apakah harus menuruti permintaan tersebut.Namun, ada salah seorang tamu yang kembali mengajukan protesnya. “Apa maksudnya ponsel kami diperiksa? Ini melanggar privasi!”Meski menghadapi pen

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 252 - Runtuh Dalam Sekejap

    Mendengar pengakuan Thalia terkait janin di dalam rahimnya tersebut, Miranda sangat syok. Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan tak percaya. “Ini … ini tidak benar, kan, Ed?”Alih-alih menjawab, Edwin malah memalingkan wajahnya.“Kenapa kamu melakukannya, Ed?” Miranda mendesak putranya lebih lanjut. Namun, pria itu masih tertunduk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pandangan Miranda pun tertuju kepada Thalia. Ia meraih kedua tangan wanita itu dan bertanya dengan wajah yang masih terlihat syok, “Thalia, kamu … kamu pasti berbohong, kan? Kamu sengaja mengatakan ini hanya untuk menyudutkan Edwin, bukan? Tolong katakan kalau ini tidak benar!”Miranda memohon dengan suara bergetar, seolah masih berharap menemukan celah untuk menyelamatkan nama baik putranya.Selama ini Miranda selalu memperlakukan Thalia dengan baik karena mengira wanita itu mengandung penerus keluarga Stein. Namun, ia tidak

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 251 - Kebenaran yang Lebih Mengejutkan

    Miranda terperangah. Ia pun bergegas menghampiri John dan memohon, “Tu-tuan Vale, Anda tidak boleh menggugurkannya. Dia … dia adalah penerus keluarga Stein.” John mendengus sinis. “Saya tidak mau punya keturunan dari darah daging seperti kalian!” cetusnya. Pandangan John beralih kepada cucunya yang tengah berdiri seperti mayat hidup. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan air mata bercucuran di wajahnya.Kebenaran yang diterimanya mengenai Edwin sudah memberikan pukulan yang sangat besar bagi Thalia. Melihat kondisi cucunya tersebut, John hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa yang dalam.“Kamu telah mempermalukan keluarga kita dengan laki-laki pilihanmu ini, Thalia,” ucap John seraya mendengus kasar.Thalia tersenyum pahit. Ia tidak berusaha membela diri. Saat ini tatapannya terlihat kosong seolah semua harapan hidupnya sudah lenyap tak berbekas. Selama ini Thalia mengira Edwin benar-benar mencintainya sepenuh hati hingga ia sangat membenci Alicia yang diangga

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 250 - Hadiah Kejutan Part 2

    “Keputusan yang sangat bagus, Tuan Vale.” Suara Alicia membuat perhatian John tertuju padanya.Pria tua itu menatapnya dengan bingung. Sebelum John bertanya lebih jauh, Alicia pun berkata, “Kebetulan saya masih ada kejutan lain yang harus Anda dan semuanya nikmati.”Mendengar hal tersebut, Edwin semakin panik dan berkata dengan murka, “Apa lagi yang kamu inginkan? Apa kamu belum puas menjebakku, Anya?!”Alicia hanya mendengus sinis, sama sekali tidak mengindahkan ucapan mantan suaminya tersebut. Ia memerintahkan Owen untuk menampilkan tayangan video berikutnya di mana terlihat cuplikan adegan panas yang sudah disensor sebelumnya.Dalam tayangan itu hanya memperlihatkan wajah Edwin dengan wanita bayarannya. Namun, orang-orang dapat melihat dengan jelas ekspresi Edwin yang sangat menikmati momen intimnya dengan wanita itu."Ya ampun, menjijikkan sekali.""Jadi dia juga sering jajan di luar? Benar-benar gila!"Berbagai umpatan dari orang-orang pun terdengar memenuhi aula. Air muka John V

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 249 - Hadiah Kejutan Part 1

    Alicia memberikan isyarat kepada Owen, yang dengan segera menyampaikan perintah melalui earpiece di telinganya. Seketika lampu-lampu di aula meredup, dan layar besar di ujung ruangan menyala, menampilkan sebuah video. Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada layar. Wajah Edwin memucat seketika ketika ia melihat tayangan yang mulai diputar. Itu adalah rekaman suara dan video yang jelas memperlihatkan aksi Edwin yang sedang bercengkerama dengan seorang petinggi suatu instansi khusus perizinan produk. Selama seminggu terakhir ini produk Shiny terus mendapatkan laporan keluhan dari para konsumen dan terus menjadi bahan pemberitaan di media. Karena itu Mirage diminta untuk bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut. Namun, Edwin menggunakan cara pintas untuk mempercepat pemulihan nama baik perusahaannya agar produk dapat dipasarkan kembali. Dalam rekaman tersebut terdengar jelas bagaimana Edwin memohon untuk diloloskan dengan mengimingi imbalan yang sangat

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 248 - Peringatan Regis

    Keringat dingin mengucur deras di pelipis Edwin saat tatapan penuh amarah dan kebencian Regis tertuju padanya.Dengan wajah menahan rasa malu, Edwin pun mencoba untuk menciptakan kesempatan untuk dirinya dan memohon dengan suara terbata-bata, “Tu-tuan Muda Lorenzo, saya akui kalau saya bersalah. Saya benar-benar minta maaf. Kalau waktu itu saya tahu dia adalah adik Anda, saat itu juga saya pasti akan mengembalikannya kepada Anda.”Namun, bukannya menunjukkan rasa iba, Regis malah menyeringai sinis. “Mengembalikan?” gumamnya dengan wajah yang seketika berubah dingin dan penuh kekejaman.Edwin menelan ludah, tubuhnya gemetar. “Saya ... Saya benar-benar menyesal. Tolong beri saya kesempatan untuk menebus kesalahan ini, Tuan Muda Lorenzo ....”Regis melangkah mendekat. Kepalan tangannya yang telah tergenggam erat pun akhirnya melayang dengan cepat, menghantam wajah Edwin dengan keras. Suara teriakan kaget dari para tamu wanita yang menyaksikan adegan tersebut pun terdengar memenuhi aula.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 247 - Penerimaan

    Melihat ekspresi orang-orang yang sedang menunggu jawaban darinya, Regis pun tertawa kecil. Suara tawanya terdengar dalam dan penuh percaya diri, membuat suasana semakin tegang.“Kamu benar. Dia memang dinyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat, tapi …,” Regis sengaja menggantungkan ucapannya. Tatapannya mengedar ke sekeliling ruangan, lalu berhenti pada sosok Alicia.Dari jaraknya saat ini, Regis bisa melihat sepasang mata biru Alicia yang berkaca-kaca. Sorot mata yang dipenuhi emosi yang bercampur aduk itu membuat Regis merasakan bahwa adiknya itu memiliki cerita pahit yang dipenuhi dengan rasa sakit yang berusaha disimpannya rapat-rapat.Seulas senyuman tipis Regis layangkan kepadanya, lalu ia melanjutkan, “Tapi, dia adalah gadis keras kepala yang sangat beruntung. Bahkan malaikat maut saja berteman baik dengannya.”Ucapan Regis yang diselimuti guyonan ringan itu berhasil membuat Alicia tersenyum, tetapi air mata wanit

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status