Share

Bab 241 - Bertekuk Lutut

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-01-13 16:30:05

“Kenapa diam saja? Lakukan!” bentak John Vale yang masih mendesak cucunya tersebut.

Thalia menggigit bibirnya dengan erat hingga berdarah. Ia bersikukuh untuk tidak menuruti keinginan kakeknya, tetapi Edwin pun berbisik padanya, “Thalia, sudahlah. Jangan keras kepala. Lakukanlah.”

Mata Thalia menyala penuh amarah saat ia menatap Edwin. "Kamu serius, Ed? Kamu benar-benar ingin aku berlutut di depan perempuan itu?" desisnya dengan suara bergetar.

"Sayang, aku juga tidak mau seperti ini, tapi ... ini demi kebaikan kita semua," jawab Edwin lirih, hampir memohon.

Thalia tertawa sinis, menahan perih di dadanya. Ia mulai menyesali keputusannya menikahi pria yang, baginya, terlihat tidak lebih dari seorang pengecut.

Namun tekanan dari John Vale dan desakan halus Edwin akhirnya memaksa Thalia menyerah. Dengan napas panjang, ia menundukkan kepala dan perlahan berlutut.

Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, hanya a

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
masih belum kapok tu cat rambut bikin onar ya
goodnovel comment avatar
Popy Try
Miranda mah cari mati dia mau mengusik Alicia, blom tau sih
goodnovel comment avatar
NN.
Miranda mah mau di matiin cepet2.. ga sabar dia..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 242 - Simbol Pernikahan yang Kembali

    Dengan penuh ketenangan dan wibawa, Reinhard menatap Miranda sambil bertanya, “Jadi, maksud Anda kalau saya dan istri saya sedang berpura-pura menjadi pasangan di depan kalian?” Miranda tersenyum tipis, meskipun tatapannya tetap tajam dan penuh perhitungan. Ia mencoba mencari celah dalam hubungan Reinhard dan Alicia yang bisa dimanfaatkannya untuk mengambil kembali harga diri putra dan menantunya yang sempat dipermalukan oleh Alicia tadi. “Bukan begitu, Tuan Muda Hernandez. Saya hanya merasa sedikit khawatir karena saya tidak melihat adanya cincin di jari istri Anda." Ucapan Miranda langsung menarik perhatian tamu-tamu di sekitar mereka. Semua mata tertuju pada tangan Alicia dan memastikan jari manisnya memang tidak mengenakan cincin pernikahan yang dimaksud. Desas-desus mulai terdengar di antara kerumunan, memunculkan berbagai spekulasi tentang hubungan pasangan itu. Miranda diam-diam tersenyum, lalu lanjut berkata, "Saya rasa Anda bukan tipe pria yang tidak peduli dengan simbo

    Last Updated : 2025-01-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 243 - Terlalu Banyak Bicara

    Suasana yang awalnya dipenuhi desas-desus buruk tentang Alicia kini berubah drastis menjadi tepuk tangan dan seruan kagum dari para tamu. Para awak media yang masih berada di dalam ruangan tidak hentinya menekan tombol blitz kamera mereka untuk mengabadikan momen kemesraan antara Reinhard dan Alicia. Mereka terlihat sangat serasi hingga membuat semua orang terpana. Cinta yang terpancar di antara mereka seolah menutup rapat segala keraguan yang sebelumnya ada. Miranda, yang telah berusaha menebar keraguan dan mempermalukan Alicia, kini hanya bisa berdiri terpaku dengan senyum kaku di wajahnya. Keadaan yang berbalik ini membuatnya merasa tak berarti, bahkan terlihat kecil di hadapan orang-orang. Sementara, Thalia dan Edwin yang seharusnya menjadi tokoh utama dalam acara tersebut merasa terkucilkan. Kejadian tersebut terjadi dengan cepat hingga mereka tidak dapat berbuat apa pun. Thalia menggenggam erat gelas wine-nya. Wajahnya yang memerah akibat alkohol semakin gelap. Ia m

    Last Updated : 2025-01-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 244 - Hutang yang Harus Dibayar

    “Sepertinya Anda belum pernah melihat seseorang kehilangan nyawanya saat banyak bicara, huh?”Mendengar hal itu, Edwin meneguk salivanya dengan kasar. Semua kata-katanya dalam sekejap tertelan kembali ke tenggorokannya.Wajah Edwin dan ibunya berubah semakin pias ketika Reinhard berdesis dengan dingin, “Apa mau kutunjukkan?”Suara berat Reinhard seakan memberikan nuansa mengerikan yang menyelimuti seluruh ruangan. Tidak ada yang berani berbicara, bahkan para tamu yang sebelumnya menikmati suasana acara kini hanya bisa menatap dengan penuh antisipasi.Bibir Miranda bergetar hebat. Terlebih lagi saat bersitatap langsung dengan netra amber Reinhard yang telah memancarkan kemarahan yang sangat besar padanya.Sorot mata tajam pria itu seakan menuntutnya untuk tidak bicara lebih jauh apabila masih ingin melihat hari esok.Semua keberanian yang tadi Miranda miliki menguap begitu saja. Ia mencoba membuka mulut untuk berbicara, tetapi kata-katanya tercekat.Sementara, Edwin merasa Reinhard bena

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 245 - Regis Lorenzo

    “Siapa yang kamu sebut gelandangan?!” Semua kepala serentak berbalik ke arah pintu ballroom. Suara langkah tegas yang menggema di ruangan itu menyertai kemunculan sosok seorang pria dengan aura yang sama mencekamnya seperti Reinhard saat ini. Sorot matanya yang tajam seperti elang, menelisik setiap sudut ruangan sebelum akhirnya terhenti pada Miranda yang tengah digiring keluar oleh bawahan Reinhard. Dengan setelan jas gelap sempurna yang memancarkan wibawa, pria itu melangkah menghampiri wanita itu, diikuti beberapa pengawal pribadinya. Keberadaannya langsung menguasai seluruh ruangan dan membuat semua orang bertanya-tanya mengenai identitasnya. “Bu-bukankah dia Regis Lorenzo?” Salah seorang wartawan yang berada di tengah aula itu tiba-tiba berkomentar. Ia terlihat syok karena tidak menyangka akan bertemu dengan tokoh penting yang sangat sulit ditemuinya. “Apa? Regis Lorenzo? Maksudmu, keluarga Lorenzo yang tersohor di New York dan termasuk sepuluh konglomerat terkaya di

    Last Updated : 2025-01-15
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 246 - Nona Muda Lorenzo

    “Apa? Keluarga?” “Jadi … wanita itu masih bagian dari keluarga Lorenzo?” “Tapi, dia siapanya Tuan Muda Lorenzo? Apa wanita itu masih ada hubungan darah atau hanya keluarga dekat saja?” “Kalau memang wanita itu berasal dari keluarga Lorenzo, tapi kenapa orang-orang keluarga Stein berani mengatakan kebohongan seperti ini? Apa mereka sudah gila? Beraninya mereka mencari masalah dengan keluarga Lorenzo!” Sebagian besar orang di dalam aula mulai saling berbisik, mencoba mencerna apa yang baru saja mereka dengar, sementara yang lainnya tampak terperangah oleh pengungkapan yang begitu mengejutkan hingga tidak tahu harus berkata apa. “Bo-bo … hong ….” Gumaman Miranda yang seperti rintihan itu terdengar lemah. Sama seperti Edwin, ia juga tidak percaya dengan hal yang baru saja didengarnya. Meskipun Miranda tidak berkutik dalam cengkeraman Regis, tetapi pikirannya masih sangat jernih. Ia yakin Anya bukanlah seorang wanita yang berstatus tinggi, mengingat kembali penampilan lusuh wanita it

    Last Updated : 2025-01-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 247 - Penerimaan

    Melihat ekspresi orang-orang yang sedang menunggu jawaban darinya, Regis pun tertawa kecil. Suara tawanya terdengar dalam dan penuh percaya diri, membuat suasana semakin tegang.“Kamu benar. Dia memang dinyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat, tapi …,” Regis sengaja menggantungkan ucapannya. Tatapannya mengedar ke sekeliling ruangan, lalu berhenti pada sosok Alicia.Dari jaraknya saat ini, Regis bisa melihat sepasang mata biru Alicia yang berkaca-kaca. Sorot mata yang dipenuhi emosi yang bercampur aduk itu membuat Regis merasakan bahwa adiknya itu memiliki cerita pahit yang dipenuhi dengan rasa sakit yang berusaha disimpannya rapat-rapat.Seulas senyuman tipis Regis layangkan kepadanya, lalu ia melanjutkan, “Tapi, dia adalah gadis keras kepala yang sangat beruntung. Bahkan malaikat maut saja berteman baik dengannya.”Ucapan Regis yang diselimuti guyonan ringan itu berhasil membuat Alicia tersenyum, tetapi air mata wanit

    Last Updated : 2025-01-16
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 248 - Peringatan Regis

    Keringat dingin mengucur deras di pelipis Edwin saat tatapan penuh amarah dan kebencian Regis tertuju padanya.Dengan wajah menahan rasa malu, Edwin pun mencoba untuk menciptakan kesempatan untuk dirinya dan memohon dengan suara terbata-bata, “Tu-tuan Muda Lorenzo, saya akui kalau saya bersalah. Saya benar-benar minta maaf. Kalau waktu itu saya tahu dia adalah adik Anda, saat itu juga saya pasti akan mengembalikannya kepada Anda.”Namun, bukannya menunjukkan rasa iba, Regis malah menyeringai sinis. “Mengembalikan?” gumamnya dengan wajah yang seketika berubah dingin dan penuh kekejaman.Edwin menelan ludah, tubuhnya gemetar. “Saya ... Saya benar-benar menyesal. Tolong beri saya kesempatan untuk menebus kesalahan ini, Tuan Muda Lorenzo ....”Regis melangkah mendekat. Kepalan tangannya yang telah tergenggam erat pun akhirnya melayang dengan cepat, menghantam wajah Edwin dengan keras. Suara teriakan kaget dari para tamu wanita yang menyaksikan adegan tersebut pun terdengar memenuhi aula.

    Last Updated : 2025-01-17
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 249 - Hadiah Kejutan Part 1

    Alicia memberikan isyarat kepada Owen, yang dengan segera menyampaikan perintah melalui earpiece di telinganya. Seketika lampu-lampu di aula meredup, dan layar besar di ujung ruangan menyala, menampilkan sebuah video. Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada layar. Wajah Edwin memucat seketika ketika ia melihat tayangan yang mulai diputar. Itu adalah rekaman suara dan video yang jelas memperlihatkan aksi Edwin yang sedang bercengkerama dengan seorang petinggi suatu instansi khusus perizinan produk. Selama seminggu terakhir ini produk Shiny terus mendapatkan laporan keluhan dari para konsumen dan terus menjadi bahan pemberitaan di media. Karena itu Mirage diminta untuk bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut. Namun, Edwin menggunakan cara pintas untuk mempercepat pemulihan nama baik perusahaannya agar produk dapat dipasarkan kembali. Dalam rekaman tersebut terdengar jelas bagaimana Edwin memohon untuk diloloskan dengan mengimingi imbalan yang sangat

    Last Updated : 2025-01-17

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 270 - Ini Bukan Akhir

    “Jaga dirimu. Jangan bekerja terlalu lelah,” gumam Alicia, masih enggan melepaskan pelukannya.“Ya,” jawab Reinhard dengan singkat. Ia tidak mampu mengucapkan apa pun lagi.Suara pemberitahuan keberangkatan kembali bergema. Panggilan terakhir keberangkatan itu akhirnya memaksa mereka untuk saling melepaskan pelukan. Namun, keduanya masih saling bersitatap penuh keengganan.Reinhard menyeka air mata yang masih membasahi pipi Alicia dengan lembut. "Sudahlah, jangan menangis lagi. Aku ingin lihat senyumanmu," ujarnya pelan.Alicia menarik napas panjang, mencoba menguasai perasaannya. Ia memaksakan seulas senyuman di wajahnya, meski hatinya terasa sangat perih.“Bagus,” puji Reinhard dengan nada hangat. Ia mengusap puncak kepala Alicia dengan penuh kasih, lalu melanjutkan, “Aku ingin kamu selalu tetap tersenyum walaupun aku berada jauh dariku. Mengerti?”Alicia tahu bahwa Reinhard berusaha menguatkan hatinya. Perpisahan ini memang cukup berat untuknya, tetapi ia tidak ingin membuat Reinha

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 269 - Aku Akan Merindukanmu

    “Aku tidak akan meragukannya asalkan dia bisa menunjukkan semuanya dalam tindakan yang selayaknya seorang pria sejati, bukan hanya dengan kata-kata bullshit ataupun tindakan yang didasari oleh hawa nafsu saja.”Sindiran tajam yang dilontarkan oleh Regis membuat Reinhard terdiam. Dengan senyum kecil yang nyaris tidak terlihat, ia menanggapi dengan tenang, “Terima kasih sudah mengingatkanku. Tapi, aku rasa kamu tidak perlu terlalu khawatir tentang hal itu. Aku tidak akan pernah menyia-nyiakan Alicia.”Seringai kecil yang terkesan remeh menghiasi wajah Regis. “Baiklah. Aku ingin lihat apakah nanti kamu mampu membuktikan kalau kamu pantas untuknya,” timpalnya.Kening Alicia mengerut, memandang kedua lelaki itu secara bergantian. Seperti yang diduga sebelumnya, Reinhard dan Regis memang memiliki kesepakatan yang tidak diketahuinya.Meskipun rasa ingin tahu Alicia semakin besar, tetapi ia tahu kedua pria itu tidak akan memberikan jawaban yang diinginkannya meskipun mempertanyakannya kepada

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 268 - Berbagi Kehangatan Sebelum Berpisah

    Ciuman Reinhard semakin lama semakin memburu hingga Alicia sedikit kewalahan untuk membalasnya. Namun, Alicia merasa sangat bahagia dan terhanyut dalam setiap sentuhan penuh kasih yang diberikan Reinhard.Tidak ada lagi rasa takut ataupun keraguan yang menghantuinya. Hati Alicia terasa penuh saat Reinhard memperdalam ciumannya, seperti sebuah ungkapan cinta yang sangat mendalam dan menenggelamkannya dalam kenikmatan yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.Beberapa saat kemudian, Reinhard membopong tubuh Alicia sehingga Alicia dapat mendengar detak jantungnya dan Reinhard yang menyatu dalam satu irama.Tanpa melepaskan ciuman mereka, Reinhard membawanya menuju ke medan peraduan cinta mereka, lalu beberapa saat kemudian Alicia merasakan tubuhnya telah berada di atas ranjang empuk.Saat tautan bibir mereka saling melepas, Alicia membuka matanya dan bertemu pandang dengan sorot mata penuh cinta dari Reinhard. Kehangatan yang terpancar dari mata pria itu membuat jantungnya berdebar h

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 267 - Sumber Kebahagiaan

    Reinhard terdiam selama beberapa saat. Napasnya terasa tercekat. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja Alicia katakan. Ajakan itu begitu tiba-tiba dan terlalu berani, membuat pikirannya seketika diselimuti gairah yang tak terkendali.Walaupun Reinhard sering mendengar pengakuan cinta dari Alicia, tetapi pernyataan yang didengarnya saat ini adalah ajakan yang terkesan sangat menantang dan sulit baginya berpikir ke arah yang positif untuk merespon ajakan tersebut.“Alicia, apa kamu sadar apa yang baru saja kamu katakan?” tanya Reinhard seraya memutar tubuhnya menghadap Alicia.Rona merah masih menghiasi kedua belah pipi Alicia. Ia tertunduk dalam sembari menggigit bibir bawahnya dengan erat untuk meredam kegugupannya.Reinhard mencengkeram lengan Alicia dengan lembut. Ia memiringkan sedikit wajahnya agar bisa melihat jelas ekspresi istrinya tersebut. “Sayang, kamu─”“Tentu saja aku sadar. Aku ingin melakukannya denganmu sebelum pergi. Karena aku tidak tahu kapan lagi bisa bertemu nant

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 266 - Jarak dan Waktu Tidak Akan Menghapus Cinta Kita

    “Duduklah,” titah Reinhard yang telah menarikkan sebuah kursi untuk istrinya.Alicia pun duduk di kursi tersebut, lalu Reinhard kembali ke tempat duduknya yang berada di samping wanita itu.“Semalam kamu pasti tidak makan dengan baik,” ujar Reinhard dengan sorot mata yang terlihat khawatir.Alicia teringat kembali dengan perdebatan yang terjadi di antara Reinhard dengan Regis yang merusak selera makannya malam itu. Rasa ingin tahunya akan hasil akhir dari pembicaraan kedua pria itu pun menyusup ke dalam benaknya dan ia berniat untuk mempertanyakannya.Namun, sebelum ia sempat melakukannya, Reinhard telah memberikan setangkup roti panggang yang telah diolesi selai ke atas piring Alicia.“Makanlah,” ucap pria itu.Alicia mengangguk kecil seraya mengambil roti tersebut, tetapi tidak langsung memakannya. Ia hanya mengamati Reinhard yang masih sibuk mengolesi roti panggang yang lain dan tindakannya tersebut tidak luput dari pandangan Reinhard.“Ada apa? Kenapa kamu tidak makan? Kamu masih

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 265 - Sarapan yang Lebih Menggoda

    Setelah membersihkan diri, Alicia keluar dari kamar mandi. Ia hanya mengenakan kimono tidur yang tersedia di kamar hotel.Rambut basahnya dibiarkan tergerai, meneteskan sisa air yang belum sempat mengering sepenuhnya. Ia melangkah ke ruang makan di mana Reinhard telah menunggunya.Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara pembawa berita yang terdengar dari televisi yang menyala di ruang tengah. Mata Alicia langsung tertuju pada cuplikan pabrik Mirage yang dipasangi garis polisi, dengan beberapa petugas membawa dokumen dan barang bukti keluar dari gedung tersebut.Berita mengenai pabrik Mirage yang disegel oleh pihak berwenang atas penyelidikan dugaan penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan standar keamanan dan kesehatan terpampang jelas pada layar televisi tersebut.Kamera televisi tersebut juga menyorot kediaman keluarga Stein, yang tampak dikelilingi oleh mobil polisi dan kerumunan wartawan yang mencoba mendapatkan pernyataan dari pihak keluarga.Wajah Miranda tersorot kamer

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 264 - Kemesraan di Pagi Hari

    Pagi itu, sinar matahari menyusup di sela-sela tirai, menerpa wajah Alicia yang masih terlelap. Perlahan, matanya terbuka, lalu mengerjap beberapa kali untuk menyatukan kesadarannya.Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar yang asing, lalu suara gumaman pun meluncur dari bibirnya, ia bergumam, “Ini … aku masih di hotel?”Kilasan ingatan tentang pertemuannya dengan Regis kembali berkelebat di dalam benaknya. Kekhawatiran pun terlukis di wajahnya. Netra birunya dengan cepat mengabsen sekelilingnya, tetapi ia tidak melihat bayangan siapa pun di sekitarnya.Tanpa pikir panjang, Alicia melompat turun dari ranjang, mengenakan sandal hotel, dan berjalan tergesa keluar dari ruangan. Namun, di saat yang bersamaan Reinhard juga berjalan masuk ke dalam kamar tersebut sehingga mereka bertabrakan di ambang pintu.Alicia kehilangan keseimbangan dan limbung ke belakang. Untungnya, Reinhard berhasil meraih pinggangnya dengan cepat dan menahannya agar tidak terjatuh.Alicia mendongak dengan mata te

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 263 - Aku Janji

    Kepalan tangan Reinhard semakin mengetat. Ia tahu maksud Regis dan tidak memiliki pilihan lain selain menyanggupinya. Walau bagaimanapun, Reinhard memang harus menyelesaikan urusan dengan ayahnya. “Aku mengerti,” jawab Reinhard lebih lanjut. “Baguslah,” timpal Regis seraya tersenyum puas. “Besok aku─” “Besok kamu pulang sendiri saja dulu,” sela Reinhard dengan tegas, membuat ekspresi Regis menggelap seketika. "Apa maksudmu, Xavier?" tanya Regis, suaranya kini lebih rendah, menyiratkan kemarahannya. Reinhard tersenyum dengan tenang. Ia menatap Regis dengan pandangan yang tak tergoyahkan. "Kalau kamu memaksa Alicia pulang, aku yakin dia akan membangkang. Jadi, aku yang akan mengantarkannya nanti,” jawabnya. Regis menyipitkan matanya, menunjukkan keberatannya atas keputusan Reinhard tersebut. "Kamu pikir kamu punya hak untuk menentukan seperti itu?" tanyanya dengan dingin. “Secara hukum aku adalah suaminya dan tentu saja ak

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 262 - Tiga Syarat

    “Mau itu hanya rumor atau bukan, aku tetap akan membawa Alicia kembali bersamaku.” Setelah mengatakan hal itu, Regis berbalik badan dan melangkah pergi─tidak memberikan Reinhard kesempatan untuk menanggapi. Namun, Reinhard tidak membiarkannya pergi begitu saja. Ia bergegas menghentikannya dan menarik lengannya, tetapi dengan cepat pula, Regis melayangkan kepalan tinjunya ke arah Reinhard. Sayangnya, serangan Regis meleset dan hanya mengenai sedikit pipi Reinhard, membuatnya terhuyung mundur beberapa langkah. Tidak berhenti sampai di sana, Regis kembali melakukan serangan berikutnya. Dibandingkan membalas serangan, Reinhard memilih untuk mengelak. Meskipun serangan Regis sangat gesit, tetapi Reinhard bisa menghindar dengan cepat. Hanya saja akhirnya pukulan Regis mengenai lengan kiri Reinhard saat Reinhard menahan serangannya. Seketika rasa sakit dari luka yang belum sepenuhnya pulih itu pun menjalar. Reinhard meringis sembari menggertakkan giginya. Regis, yang menyadari kelemah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status