Hari ini 2 bab, jgn lupa komen2 dan share gems ^^ Thank u....
‘Berhentilah tersenyum seperti orang bodoh, Alicia!’ hardik Alicia kepada dirinya sendiri.Wanita itu menepuk kedua pipinya sendiri yang telah merona merah. Ia masih tidak dapat mengendalikan rasa kaget dan kegembiraannya atas kesepakatannya dengan Reinhard beberapa saat lalu.Reinhard Xavier Hernandez, pria yang dulu terasa begitu jauh dari jangkauannya, kini telah setuju untuk menjalin hubungan dengannya—meskipun hubungan itu harus tersembunyi dari publik, ia sudah merasa dirinya sangat luar biasa.Alicia kembali menggelengkan kepalanya dengan kuat, masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Semua usaha dan strategi yang pernah dilakukannya dulu untuk mendapatkan hati pria itu kini terasa sangat konyol.Perasaan campur aduk dalam dirinya membuat Alicia merenung lebih dalam. Saat ini Reinhard mungkin telah setuju untuk menjalin hubungan, tapi Alicia tahu bahwa pria itu bukan orang yang mudah percaya. Setiap langkah yang ia ambil harus diperhitungkan dengan cermat.
Di dalam mobil Maybach hitam yang sedang melaju cepat di tengah jalan bebas hambatan, Reinhard tampak sibuk melakukan penelusuran pada layar ponselnya.Pria itu terlihat serius, menyelami berbagai pesan dan email yang masuk. Namun, pikirannya terpecah antara pekerjaan dan beberapa hal yang mengusiknya sejak tadi. Karena merasa lelah, ia pun melepaskan kacamata bacanya sejenak dan memijit pelipisnya yang terasa berdenyut.Owen yang duduk di sampingnya sejak tadi pun menyadari kegelisahan Reinhard. Ia pun mengakhiri panggilan telepon yang masih terhubung dengannya dan menoleh kepada majikannya itu.“Tuan Muda, apa Anda mau saya belikan sesuatu?" tanya Owen dengan cemas.Sejak kembali dari rumah sakit, Reinhard belum menyentuh apa pun selain suplemen dan sebotol air mineral. Tidak biasanya Owen melihat majikannya gelisah seharian seperti ini—biasanya Reinhard adalah sosok yang selalu tenang dan teroganisir.Reinhard melirik Owen sejenak. "Tidak perlu. Saya hanya perlu beristirahat lebih a
"Apa pihak Mirage juga tidak pernah bertemu dengan orang bernama Venus itu?"Reinhard yang tertarik mendengar sosok misterius itu pun bertanya kepada asistennya. Ia tidak ingin melewatkan orang-orang berbakat seperti sosok bernama Venus tersebut."Tidak, Tuan Muda. Dari informasi yang saya dapat, dia hanya ingin berkomunikasi melalui email saja," jawab Owen yang membuat rasa ingin tahu Reinhard semakin besar.Reinhard tertegun sejenak, lalu ia pun memerintah, “Temukan orang itu dan berikan penawaran untuk bekerja di Divine!"“Baik, Tuan Muda.” Owen mengangguk, meskipun ia sendiri tidak tahu harus memulai pencariannya dari mana.“Bagaimana dengan Manajer Blunt, Tuan? Apa Anda ingin memecatnya?” tanya Owen, mengalihkan pandangan Reinhard kembali padanya.“Tidak,” jawab Reinhard. “Pemecatan terlalu mudah baginya.”Owen menatapnya dengan bingung. Sebelum ia bertanya, Reinhard kembali berkata, “Bedebah tua itu pasti sudah sering melakukan hal yang sama dan dia pasti telah meraup banyak keu
“Terima kasih sudah mengizinkan saya untuk keluar hari ini, Dokter Lawrence. Saya pikir Anda ingin menjadikan saya sebagai pasien abadi di rumah sakit ini.”Alicia menatap tajam pria muda berkacamata dengan setelan jas putih yang berdiri di hadapannya tersebut. Seulas senyuman ramah yang diberikannya hanya untuk menutupi rasa kesalnya terhadap dokter tersebut.Kemarin, dokter itu─Austin Lawrence tidak membiarkannya keluar dari rumah sakit, meskipun Alicia sudah merasa sehat. Alicia sudah tidak betah berlama-lama menghirup udara rumah sakit tersebut.Mendengar sindiran dari pasien wanitanya, dokter muda itu malah tertawa kecil. “Saya hanya ingin memastikan Anda benar-benar pulih sebelum pulang," katanya dengan nada bersahabat. "Kesehatan pasien adalah prioritas saya, Nona. Jadi saya harap Anda dapat memahami keputusan saya kemarin."Alicia tersenyum malas. Meskipun masih ada sedikit rasa kesal yang tersisa, tetapi ia tidak ingin memperpanjang perdebatannya dengan dokter muda tersebut.
“Silakan, Nona.” Owen Scott membukakan pintu mobil yang dikendarainya untuk Alicia. Pria itu membungkukkan sedikit tubuhnya ketika Alicia masuk ke dalam mobil Maybach hitam tersebut, lalu ia bergegas duduk di kursi pengemudi dan melajukan kendaraan itu keluar dari gedung rumah sakit. Saat berada di dalam mobil mewah yang dilengkapi dengan interior yang elegan dan berkelas, Alicia merasa dibawa kembali ke dunianya semula, di mana kemewahan adalah bagian dari kehidupan sehari-harinya. Akan tetapi, ada sedikit perbedaan yang dirasakan saat ini. Dulu, kemewahan seperti ini dianggapnya sebagai sesuatu yang biasa, bahkan terkadang ia merasa jenuh dan menyepelekan anugerah yang dimilikinya. Namun, setelah semua yang telah dilaluinya selama tiga tahun ini, ia pun mulai memahami arti rasa syukur yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Alicia mengalihkan pandangannya sejenak, menatap keluar jendela dengan sorot mata yang sendu. Selama tiga tahun, tidak dapat terhitung berapa banyak tekanan
Mobil yang dikemudikan Owen akhirnya sampai di tempat tujuan. Pria itu membukakan pintu mobilnya dan Alicia melangkah keluar dari mobil dengan anggun, lalu mengikuti Owen menuju lobi megah apartemen tersebut.“Selamat datang, Nona Stein!”Alicia mendapat sambutan hangat dari beberapa karyawan apartemen tersebut. Ia tidak terkejut sedikit pun dengan pelayanan profesional yang diterimanya. Saat melihat gedung megah yang berdiri menjulang tinggi di hadapan mereka, Alicia tahu jelas seperti apa penghuni yang mendiami apartemen eksklusif tersebut.Dari struktur bangunan, interior yang elegan, lantai marmer dan furniture yang berkelas, hanya para elit berpenghasilan minimal jutaan dolar per harilah yang dapat menempati tempat tersebut. Reinhard atau Owen pasti telah memberikan pesan kepada para petugas terdepan apartemen tersebut untuk memastikan bahwa kedatangannya diperlakukan dengan istimewa.Alicia dan Owen pun menaiki lift menuju ke lantai unit yang ditempati oleh Reinhard. Sesampainya
Di dalam kamar apartemen yang mewah, Alicia sedang membaringkan tubuhnya di atas ranjang besar yang akan menjadi tempat tidurnya mulai hari ini. “Benar-benar melelahkan,” keluhnya.Ia memandang langit-langit dengan lampu mewah yang menjulang tinggi di atasnya. Beberapa kali ia menggulung tubuhnya di atas ranjang yang empuk, mencoba merasakan kenyamanan dari kemewahan di sekitarnya, tapi yang ia rasakan hanyalah kehampaan.“Aku … sudah tidak bisa kembali,” gumam Alicia seraya tersenyum miris. Kedua netranya terlihat basah, tetapi ia segera menarik napas dalam-dalam untuk menutupi rasa perih di dalam hatinya.Sejak ia mendapatkan perawatan di rumah sakit, Alicia sudah mencari informasi terkait dirinya dan seperti yang telah ia duga sebelumnya, ia telah dinyatakan meninggal dalam kecelakaan pesawat yang seharusnya ia tumpangi tiga tahun lalu.Pesawat tersebut mengalami masalah saat penerbangan dan meledak saat berada di udara. Semua penumpangnya dinyatakan tewas dan nama Alicia yang terca
“Kamu masih ada project dengan Mirage yang akan jatuh tempo akhir bulan ini kan, Venus?”Alicia terdiam. Tatapannya telah berubah tajam ketika mendengar Elisa memanggil nama samaran yang selama ini ia pergunakan untuk pekerjaan rahasia yang dilakukannya di belakang keluarga Stein.Hanya Elisa yang mengetahui hal ini karena Alicia memerlukan seseorang untuk membantunya menutupi hal tersebut. Elisa menjembatani komunikasi antara Alicia dan Mirage tanpa mengungkapkan identitas sebenarnya dari "Venus” karena Alicia tidak ingin pihak Mirage mengetahui identitasnya, terutama Edwin Stein.Selama tiga tahun ini Alicia sudah mengembangkan banyak produk kosmetik yang telah terjual sukses di pasaran. Tidak sedikit keuntungan yang didapatkan perusahaan Stein, yang pada akhirnya membuatnya terhindar dari keterpurukan tiga tahun lalu dan perkembangan tersebut membawanya menuju ke pasar yang lebih baik hingga hari ini.Mengingat semua kebodohannya tersebut, amarah di dalam kepala Alicia terasa memun