Share

Bab 162 - Kehangatan yang Terusik

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-12-06 14:22:23
Setelah terdiam cukup lama, Reinhard pun berkata, “Baiklah. Aku akan mendiskusikan kembali kontrak kerja sama Divine dengan Helios.”

Keputusan yang diucapkan Reinhard membuat wajah Alicia berbinar. “Benarkah? Terima kasih, Rein!” timpalnya dengan penuh semangat, lalu tanpa sadar memeluk pria itu.

Tubuh Reinhard mematung, terkejut dengan pelukan Alicia yang tiba-tiba. Ada rasa hangat yang mengalir di dalam hatinya atas respon tak terduga dari istrinya tersebut. Ia tidak ingin melepaskan kebahagiaan kecil yang didapatkannya saat ini, lalu perlahan ia membalas pelukan wanita itu.

Namun, Alicia tersadar dengan sikap spontannya tersebut. Dengan cepat ia menarik dirinya dari pelukan pria itu.

“Ma-maaf, aku cuma … cuma terlalu senang saja. Jadi aku … Po-pokoknya kamu jangan berpikiran aneh,” cicit Alicia dengan terbata-bata. Ia bergegas memalingkan pandangannya untuk menyembunyikan semu merah yang telah menghiasi seluruh wajahnya.

‘Argh! Kenapa aku melakukannya? Memalukan sekali!’ pekik Alici
AliceLin

Halo, Kakak2 Mohon bantuannya untuk memberikan dukungan dan gems untuk cerita ini sebelum penilaian lomba berakhir di Desember ini. Terima kasih banyak ^^

| 9
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
ada masalah apa nih?
goodnovel comment avatar
Luna
hmmm sabar dikit rein...
goodnovel comment avatar
AliceLin
amann kakkk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 163 - Pertemuan yang Memanas

    Reinhard menatap istrinya sejenak, lalu tersenyum kecil. Ia meraih mantel yang tergantung di dekat pintu dan menjawab, “Tidak ada apa-apa. Barusan asisten ayahku yang menelepon. Katanya, ayah memintaku datang menemuinya.”“Sekarang? Semalam ini?” cecar Alicia, masih memandang Reinhard dengan lekat.Reinhard mengangguk kecil. “Hanya mau membahas masalah bisnis saja,” jawabnya tanpa menoleh.Kening Alicia mengernyit. “Benarkah?” selidiknya, suaranya terdengar ragu. Ia merasa Reinhard berbohong.Sebenarnya ia tidak merasa heran sedikit pun apabila ada pekerjaan mendadak yang harus dilakukan suaminya tersebut di waktu seperti ini.Mengingat latar belakang keluarga Hernandez yang juga mendirikan organisasi hitam “Dark Wolf”, pastilah tidak sedikit transaksi dan masalah penting yang harus dilakukan secara rahasia dan di waktu yang tidak biasa.Hanya saja, saat melihat ekspresi Reinhard tadi, Alicia tidak dapat memungkiri bahwa dirinya sangat mencemaskan keselamatan suaminya tersebut. Saat i

    Last Updated : 2024-12-06
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 164 - Dua Penguasa

    “Jangan berpura-pura,” desis Alexei, suaranya berat dan penuh ancaman. “Kamu tahu persis hal baik apa yang sudah kamu lakukan, Reinhard!”Suara kekehan kecil meluncur dari bibir Reinhard seolah meremehkan ucapan pamannya tersebut. “Aku benar-benar tidak tahu, Paman. Sepertinya ada seseorang yang ingin menghancurkan hubungan kita,” timpalnya dengan acuh tak acuh. Alexei pun bangkit dari kursinya, mengacungkan telunjuknya ke wajah Reinhard dengan penuh amarah. Mata tajamnya mengunci wajah Reinhard seolah ingin melumatnya hidup-hidup. “Kamu pikir Paman bodoh, huh? Jangan pikir Paman tidak tahu kalau kamu yang sudah mengirim orang untuk menghajar Nick!” Reinhard tetap tenang meskipun amarah pamannya sudah memuncak. Ia tetap memandang pamannya dengan acuh tak acuh dan mengambil tempat di samping ayahnya, seolah tidak peduli dengan ledakan emosi dari pria paruh baya itu. “Aku pikir ada masalah besar apa sampai harus memanggilku ke sini,” tutur Reinhard yang malah sengaja memperkeruh suasa

    Last Updated : 2024-12-07
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 165 - Ketegangan yang Mendingin

    “Takut? Apa kamu sedang mengatai dirimu sendiri?”Cibiran Reagan membuat Alexei melotot tajam. Sebelum ia sempat membalas, Reagan kembali berkata dengan penuh sindiran, “Kalau aku tidak salah dengar, minggu lalu ada yang mengeluh padaku kalau dia tidak bisa membuat keputusan sebelum bertanya kepada istrinya. Apa itu termasuk takut atau menghargai istrinya?”Alexei langsung terdiam. Wajahnya memerah karena malu dan kesal. Minggu lalu Reagan memang mengajaknya untuk melihat beberapa mobil keluaran terbaru, tetapi saat itu Alexei membatalkan ajakannya karena istrinya tidak mengizinkannya untuk mengoleksi mobil baru lagi.“I-ini adalah dua hal yang berbeda. Jangan membawa-bawa Nastasya,” sergah Alexei.Reagan tersenyum smirk. “Kamu yang memulainya dulu, Xei. Aku hanya membalas hal yang kamu lakukan pada istriku saja,” balasnya dengan santai.Tangan Alexei terkepal erat. Ia merasa terhina karena ucapan Reagan berhasil memukulnya dengan telak. “Reagan, apa kamu ingin menyatakan perang deng

    Last Updated : 2024-12-07
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 166 - Keputusan Tak Terbantahkan

    Manik mata Alexei terbeliak. “Apa katamu?” suaranya terdengar serak, seolah tidak percaya dengan hal yang baru saja didengarnya.Tidak peduli dengan keraguan pamannya, Reinhard tetap menceritakan penyerangan yang terjadi padanya di restoran saat bersama Alicia kemarin.Namun, Alexei masih memandangnya dengan sorot mata penuh keraguan. “Tidak … ini tidak mungkin. Paman sudah memperingatkan Nick untuk bersaing dengan adil. Dia tidak mungkin bertindak seperti itu,” ucapnya dengan penuh keyakinan.Reinhard mengedikkan bahunya dengan acuh tak acuh. “Terserah kalau Paman tidak percaya. Tapi, itulah yang terjadi sampai aku perlu memberikannya pelajaran. Jika bukan karena aku mengalihkan perhatian orang suruhannya, mungkin Anya juga akan ikut terluka.”Sementara Alexei masih belum bisa menerima pengakuan Reinhard, Selina terlihat syok setelah mendengar penjelasan tersebut. Wajah wanita paruh baya itu memucat, lalu dengan suara yang sedikit bergetar, ia bertanya, “Ba-bagaimana dengan Anya? Apa

    Last Updated : 2024-12-08
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 167 - Harapan yang Jauh Dari Kenyataan

    Alexei terkekeh geli. “Kamu yakin akan menghukumnya?” cibirnya, tak percaya.Dengan ekspresi yang masih terlihat tenang, Reagan menjawab, “Tentu saja. Mengenai caraku mendisiplinkan putraku, kamu tidak perlu mencampurinya. Aku yakin kamu juga tidak ingin aku ikut turun tangan mendisiplinkan putramu, bukan?”Alexei terdiam. Ucapan Reagan adalah peringatan keras untuknya. Akhirnya, ia memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah tersebut, karena mungkin putranya juga yang memulai masalah, seperti yang dikatakan Reinhard sebelumnya.Walau belum menyelidiki lebih lanjut, Alexei tahu bahwa keponakannya tidak akan sembarangan berbohong. “Baiklah, aku akan menginterogasi Nick dan memberinya pelajaran,” ujar Alexei akhirnya.Keputusan Alexei membuat Selina tersenyum lega. “Terima kasih, Xei. Besok aku akan melihat keadaan Nick. Sekalian aku ingin berbincang dengan Nastasya, sudah lama aku tidak bertemu dengannya,” ucap istri Reagan tersebut.Alexei menarik napas dalam, lalu mengangguk. Sorot

    Last Updated : 2024-12-08
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 168 - Menentukan Hukuman

    Selina menarik napas panjang. Wanita paruh baya itu tahu bahwa usahanya sia-sia saja jika terus berdebat dengan putranya. Sikap keras kepala Reinhard mengingatkannya pada sosok suaminya. “Kamu mirip sekali dengan Papamu, Rein,” gerutu Selina. Mendengar hal tersebut, Reinhard pun tertawa kecil. “Namanya juga bibit unggul,” selorohnya. “Jangan lupa siapa yang sudah menanam bibitnya,” imbuh Reagan yang juga ikut tertawa bangga, tidak mau kehilangan bagian dari “kesuksesan” yang didapatkannya. Namun, suara dehaman keras dari Selina membuat tawa Reinhard dan Reagan terhenti. Keduanya pun mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Selina hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali, melihat betapa kompaknya mereka berdua. “Nanti aku akan mencari perhitungan denganmu juga, Reagan,” ucap Selina kepada suaminya. Reagan mengedikkan bahunya dengan acuh tak acuh. “Dengan senang hati aku akan menunggumu, Sayang,” timpalnya seraya tersenyum nakal. Wajah Selina memerah, memahami arah dari ucapan

    Last Updated : 2024-12-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 169 - Aku Bukan Tahanan

    “Anak itu selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku sudah menentukan bulan madunya, tetapi dia terus menudanya dengan segudang alasannya,” keluh Selina atas persiapan yang telah dibuatnya beberapa minggu lalu. “Jadi maksudmu ….” Reagan tersenyum penuh pengertian, memahami arah pembicaraan istrinya. Suara tawa kecil tiba-tiba meluncur dari bibir Reagan. “Aku rasa ini sama sekali bukan hukuman untuknya, Sayang. Kamu terlalu memanjakannya.” Selina mendelik suaminya dengan tajam. “Kenapa? Kamu tidak setuju?” “Bukan begitu, Selly. Tapi─” Ucapan Reagan tertahan saat melihat istrinya semakin mempertajam tatapannya, menandakan wanita itu tidak mau mendengar bantahan apa pun darinya. Reagan hanya bisa menghela napas panjang dan tersenyum pasrah. "Baiklah, Sayang. Aku serahkan semuanya padamu. Tapi ingat, ini hukuman, bukan hadiah," ujar Reagan, mengingatkan dengan tegas. Seulas senyuman penuh kepuasan mengembang di bibir istri pria itu.. “Terima kasih, Suamiku. Memang cuma kamu yang me

    Last Updated : 2024-12-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 170 - Perintah Mutlak

    “Apa Anda baik-baik saja, Nyonya?” tanya Owen yang telah menatap nyonya mudanya dengan penuh kekhawatiran.Sejak tadi Alicia tidak memberikan tanggapan terhadap ucapannya. Apalagi wajah wanita itu tampak pucat sehingga membuat Owen tidak bisa untuk tidak mengkhawatirkannya. “Apa sebaiknya kita ke dokter saja? Anda tidak perlu memaksakan diri untuk ke kantor hari ini. Saya─”“Tidak perlu, Owen,” sela Alicia dengan suara yang terdengar lemah. Ia menyeka buliran peluh yang membasahi keningnya. Semalam ia memang tidak dapat tidur dengan baik. Saat terbangun tadi, Alicia memang merasa sedikit pusing.Namun, Alicia tidak ingin mengulur waktunya untuk berdiam diri di rumah saja. Sekarang bukan saatnya untuk berpangku tangan, ia harus menyelesaikan penelitian Miracle hari ini agar besok ia bisa mendapatkan persetujuan untuk mengirimkan formula tersebut kepada tim produksi.“Tapi, Nyonya, saya lihat Anda tidak baik-baik saja. Anda tidak bisa pergi dengan keadaan seperti ini,” ujar Owen yang me

    Last Updated : 2024-12-10

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 192 - Malam Kebebasan

    “Suaramu kecil sekali, Alicia. Aku tidak bisa mendengarmu!” teriak Ivona yang berusaha menangkap ucapan Alicia sebelumnya di sela-sela dentuman musik yang membuatnya frustrasi.Namun, Alicia tidak menanggapinya. Gelas kristal di tangan Alicia berhenti berputar, lalu ia menenggak minuman itu hingga habis. Rasa hangat dari alkohol mengalir di tenggorokannya, membawa sensasi membakar yang membuat perasaannya terasa lebih tenang dan melayang.Ivona memandang Alicia dengan alis sedikit terangkat, menangkap kesedihan di balik senyuman yang tersisa di bibir wanita itu. Ia tertegun, mengamati dengan lekat ekspresi wanita itu.“Sebenarnya hal apa yang sudah kamu lalui selama tiga tahun ini, Alicia?” teriak Ivona dengan rasa ingin tahu yang semakin menumpuk.Akan tetapi, Alicia hanya membisu. Ia menatap gelas kristalnya yang kosong dengan cincin berlian yang tergeletak di dasar gelas tersebut, seperti simbol dari kisah yang tak ingin lagi ia bicarakan.Keheningan yang tercipta di tengah gemuruh

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 191 - Gemerlap Dunia Malam

    Saat memasuki gedung kelab malam tersebut, Alicia dan Ivona langsung disambut dengan gemerlap lampu sorot yang berputar-putar di langit-langit. Suara dentuman bass yang menghentak keras turut memeriahkan suasana dan terasa menggetarkan hati para pengunjung kelab, menenggelamkan mereka ke dalam dunia malam yang mendebarkan.Kedua wanita itu pun menerobos lautan manusia yang diselimuti dengan aroma campuran parfum mahal serta minuman keras yang menyengat.Alicia memandang sekitarnya dengan penuh kekaguman. Kelab malam ini lebih mewah dari yang dibayangkannya. Lampu-lampu neon berwarna-warni menyinari setiap sudut ruangan, menciptakan efek yang seakan-akan dunia ini terjebak dalam dimensi yang penuh cahaya dan energi.Lantai dansa dipenuhi oleh tubuh-tubuh yang bergerak lincah mengikuti irama musik yang keras, sementara meja bar marmer di sisi ruangan ramai dengan pengunjung yang duduk dan bercakap-cakap, menikmati minuman mereka.Di sudut yang berseberangan, Alicia melihat beberapa ruan

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 190 - Sisi Alicia yang Sebenarnya

    Owen menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia melirik kepalan tangan Reinhard yang masih memegang ponselnya. Terlihat urat yang menonjol di tangan tuan mudanya itu, mencerminkan amarah yang luar biasa yang sedang ditahan olehnya. Akan tetapi, Owen dapat melihat kecemasan yang begitu kentara pada wajah atasannya itu. Dengan penuh rasa bersalah dan keraguan, Owen menatap tuan mudanya. “Tuan Muda, maaf saya─” Ucapan Owen terhenti tatkala Reinhard mengembalikan ponselnya. Dengan suara rendah dan terasa dingin, Reinhard berkata, “Coba hubungi dia." Owen mengangguk, lalu dengan cepat melakukan panggilan pada nomor kontak Alicia. Sayangnya, hanya suara operator yang menjawab di ujung telepon tersebut. Owen menggigit bibir bawahnya, menatap layar ponsel dengan ragu sebelum akhirnya mengangkat wajahnya kembali ke arah Reinhard. "Sepertinya telepon nyonya tidak aktif, Tuan Muda," ucap Owen dengan suara pelan, penuh kehati-hatian. Ia bisa merasakan suhu ruangan yang menurun drastis, dipengaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 189 - Menghilang

    “Tapi, Tuan Muda … gosip Anda dengan Nona Smith sempat menyebar. Kalau Anda memberikan kontrak itu kepadanya, orang-orang akan berpikir─”“Saya tahu, Owen,” potong Reinhard yang telah menatap asistennya itu dengan tajam. Ia memahami kekhawatiran pria itu.Reinhard juga tahu bahwa Iris menaruh perasaan padanya. Namun, ia tidak akan memberikan harapan kepada wanita itu. Karena itulah, ia membuat keputusan ini.“Saya tidak ingin memiliki hutang budi dengannya, Owen,” terang Reinhard atas maksud dari keputusannya tersebut.Owen tertegun sejenak, mencerna ucapan majikannya tersebut. Namun, sebelum Owen mendalami lebih lanjut, Reinhard kembali bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi pagi? Apa ada kendala?”“Tidak, Tuan Muda. Nyonya membawakannya dengan baik. Beliau juga bisa memberikan jawaban yang memuaskan bagi para investor,” jawab Owen dengan penuh semangat.“Oh, ya?” Reinhard menaikkan sedikit satu alisnya. “Sepertinya dia sangat luar biasa. Apa semua lelaki tadi terpesona sama seper

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 188 - Berita yang Lebih Sensasional

    "Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 187 - Menyamar

    ‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu. Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama. Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ad

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 186 - Reinhard Pulang?

    Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 185 - Dua Pilihan Sulit

    Alicia masih berdiri mematung di pertengahan tangga. Bibirnya setengah terbuka, syok dengan pengalihan Jason yang begitu tiba-tiba.Alicia tahu pria itu menghindarinya agar tidak mendengar penolakannya. Meskipun merasa bersalah karena bersikap dan berbicara dingin, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat ia menerima penolakan yang begitu menusuk dari Reinhard. Tiba-tiba kedua netranya terasa panas, tetapi ia cepat mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh.Alicia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam. Di saat bersamaan, pernyataan rindu Jason kembali melintas di dalam benaknya. ‘Seandainya saja Rein yang mengatakannya, mungkin ….’Alicia tertawa getir. “Cinta memang tidak dapat dipaksakan,” gumamnya dengan suara yang terdengar pilu.Air mata yang berusaha ditahannya pun meleleh dengan cepat. Namun, ketika mendengar suara langkah di dekatnya, Alicia menyekanya dengan cepat.“Nyonya, Anda baik-baik saja?”Su

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 184 - Penolakan yang Tertunda

    “Manajer Morgan, saya tahu kalau Anda memiliki banyak pertanyaan,” ucap Alicia dengan sikap yang lebih terbuka.“Syukurlah kalau kamu paham,” balas Ivona dengan senyum penuh arti. Perlahan sorot matanya berubah sendu, seolah menyiratkan kesedihan yang bercampur rasa kecewanya.“Sebenarnya kenapa─”Sebelum Ivona melanjutkan, Alicia telah menyelanya lebih dulu, “Saya janji, saya pasti akan memberikan jawaban yang Anda inginkan. Tapi, saat ini saya masih harus melakukan beberapa urusan yang belum diselesaikan. Bagaimana kalau selepas pulang kerja saja kita bicara lebih santai, Manajer Morgan?”Ivona tertegun sejenak dengan tawaran tersebut. Ia melirik Jason sekilas. Pria itu tampak menganilisis maksud dari pembicaraaan mereka. Ivona pun memahami keinginan Alicia.“Baiklah. Saya tunggu kabar baikmu …,” Ivona melirik kartu identitas Alicia, lalu melanjutkan sembari tersenyum tipis, “Anya.”Setelah pembicaraan itu, Ivona pun berlalu dari hadapan Alicia dan Jason. Kepergian Ivona membuat hati

DMCA.com Protection Status