Share

Bab 167 - Harapan yang Jauh Dari Kenyataan

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-08 14:47:28

Alexei terkekeh geli. “Kamu yakin akan menghukumnya?” cibirnya, tak percaya.

Dengan ekspresi yang masih terlihat tenang, Reagan menjawab, “Tentu saja. Mengenai caraku mendisiplinkan putraku, kamu tidak perlu mencampurinya. Aku yakin kamu juga tidak ingin aku ikut turun tangan mendisiplinkan putramu, bukan?”

Alexei terdiam. Ucapan Reagan adalah peringatan keras untuknya. Akhirnya, ia memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah tersebut, karena mungkin putranya juga yang memulai masalah, seperti yang dikatakan Reinhard sebelumnya.

Walau belum menyelidiki lebih lanjut, Alexei tahu bahwa keponakannya tidak akan sembarangan berbohong. “Baiklah, aku akan menginterogasi Nick dan memberinya pelajaran,” ujar Alexei akhirnya.

Keputusan Alexei membuat Selina tersenyum lega. “Terima kasih, Xei. Besok aku akan melihat keadaan Nick. Sekalian aku ingin berbincang dengan Nastasya, sudah lama aku tidak bertemu dengannya,” ucap istri Reagan tersebut.

Alexei menarik napas dalam, lalu mengangguk. Sorot
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Puji Chelsky
baca rondem
goodnovel comment avatar
AliceLin
dia hanya menghormati ibunya
goodnovel comment avatar
AliceLin
hahahaha berasa lg curhat nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 168 - Menentukan Hukuman

    Selina menarik napas panjang. Wanita paruh baya itu tahu bahwa usahanya sia-sia saja jika terus berdebat dengan putranya. Sikap keras kepala Reinhard mengingatkannya pada sosok suaminya. “Kamu mirip sekali dengan Papamu, Rein,” gerutu Selina. Mendengar hal tersebut, Reinhard pun tertawa kecil. “Namanya juga bibit unggul,” selorohnya. “Jangan lupa siapa yang sudah menanam bibitnya,” imbuh Reagan yang juga ikut tertawa bangga, tidak mau kehilangan bagian dari “kesuksesan” yang didapatkannya. Namun, suara dehaman keras dari Selina membuat tawa Reinhard dan Reagan terhenti. Keduanya pun mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Selina hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali, melihat betapa kompaknya mereka berdua. “Nanti aku akan mencari perhitungan denganmu juga, Reagan,” ucap Selina kepada suaminya. Reagan mengedikkan bahunya dengan acuh tak acuh. “Dengan senang hati aku akan menunggumu, Sayang,” timpalnya seraya tersenyum nakal. Wajah Selina memerah, memahami arah dari ucapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 169 - Aku Bukan Tahanan

    “Anak itu selalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku sudah menentukan bulan madunya, tetapi dia terus menudanya dengan segudang alasannya,” keluh Selina atas persiapan yang telah dibuatnya beberapa minggu lalu. “Jadi maksudmu ….” Reagan tersenyum penuh pengertian, memahami arah pembicaraan istrinya. Suara tawa kecil tiba-tiba meluncur dari bibir Reagan. “Aku rasa ini sama sekali bukan hukuman untuknya, Sayang. Kamu terlalu memanjakannya.” Selina mendelik suaminya dengan tajam. “Kenapa? Kamu tidak setuju?” “Bukan begitu, Selly. Tapi─” Ucapan Reagan tertahan saat melihat istrinya semakin mempertajam tatapannya, menandakan wanita itu tidak mau mendengar bantahan apa pun darinya. Reagan hanya bisa menghela napas panjang dan tersenyum pasrah. "Baiklah, Sayang. Aku serahkan semuanya padamu. Tapi ingat, ini hukuman, bukan hadiah," ujar Reagan, mengingatkan dengan tegas. Seulas senyuman penuh kepuasan mengembang di bibir istri pria itu.. “Terima kasih, Suamiku. Memang cuma kamu yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 170 - Perintah Mutlak

    “Apa Anda baik-baik saja, Nyonya?” tanya Owen yang telah menatap nyonya mudanya dengan penuh kekhawatiran.Sejak tadi Alicia tidak memberikan tanggapan terhadap ucapannya. Apalagi wajah wanita itu tampak pucat sehingga membuat Owen tidak bisa untuk tidak mengkhawatirkannya. “Apa sebaiknya kita ke dokter saja? Anda tidak perlu memaksakan diri untuk ke kantor hari ini. Saya─”“Tidak perlu, Owen,” sela Alicia dengan suara yang terdengar lemah. Ia menyeka buliran peluh yang membasahi keningnya. Semalam ia memang tidak dapat tidur dengan baik. Saat terbangun tadi, Alicia memang merasa sedikit pusing.Namun, Alicia tidak ingin mengulur waktunya untuk berdiam diri di rumah saja. Sekarang bukan saatnya untuk berpangku tangan, ia harus menyelesaikan penelitian Miracle hari ini agar besok ia bisa mendapatkan persetujuan untuk mengirimkan formula tersebut kepada tim produksi.“Tapi, Nyonya, saya lihat Anda tidak baik-baik saja. Anda tidak bisa pergi dengan keadaan seperti ini,” ujar Owen yang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 171 - Menghindar

    “Tidak ada yang terjadi pada tuan muda, Nyonya,” jawab Owen dengan nada tenang yang dipaksakan. “Beliau hanya sedang sibuk dengan urusan yang penting.”Alicia tidak terpengaruh oleh jawaban itu. Ia menatap Owen dengan tatapan yang tajam, penuh rasa curiga. “Sibuk?” ulangnya dengan suara rendah namun menekan.“Tuan muda sangat baik, Nyonya. Anda tidak perlu cemas,” imbuh Owen, mencoba meyakinkannya. Akan tetapi, ucapannya malah semakin menambah kecurigaan Alicia.“Apa dia ke kantor hari ini?” selidik Alicia.“Tentu saja, Nyonya. Hari ini tuan muda akan membahas kembali pembaruan kontrak Helios dan ada beberapa hal lainnya yang harus dilakukan. Jadi, mungkin beliau akan benar-benar sibuk selama beberapa hari ini,” papar Owen.Alicia tertegun, mencerna informasi yang baru saja didengarnya. ‘Jadi, dia bermaksud untuk menghindariku selama beberapa hari?’ terkanya di dalam hati.Alicia masih menatap asisten suaminya dengan tajam. Hatinya masih diselimuti kecurigaan yang kuat, tetapi ia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 172 - Skandal

    "Hei, kalian sudah dengar hot topic hari ini?" Seorang wanita tiba-tiba membuka percakapan di dalam lift yang padat dengan nada penuh semangat. Pertanyaannya itu langsung mengundang minat semua pengguna lift. "Hot topic apa?" sahut rekan yang lain, penasaran. "Itu, Iris Smith! Dia kena skandal lagi." "Siapa lagi kali ini yang jadi korban skandalnya?" Seseorang menimpali dengan nada ingin tahu. Wanita itu memeriksa ponselnya dan menjawab, "Katanya sih ... direktur kita." Lift yang tadinya hanya dipenuhi obrolan ringan mendadak hening, semua mata kini tertuju pada wanita tersebut. Bahkan Alicia, yang berdiri di sudut belakang, tak bisa mengabaikan percakapan itu. "Direktur kita? Maksudmu Reinhard Hernandez?!" seru seorang wanita lain dengan nada tak percaya. "Ya, siapa lagi? Nih, lihat sendiri!" Wanita itu mengacungkan ponselnya, menunjukkan sebuah artikel. "Mereka tertangkap paparazzi makan malam di Paris." Alicia tercekat. Paris? Reinhard memang sedang di sana dan pria itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 173 - Ketidaksiapan

    “Apa yang terjadi, Margaret?” Salah seorang rekan sejawat mereka yang masih berada di dalam ruangan segera menghampiri Margaret. “Anya kenapa?” Namun, Margaret tidak menjawab. Ia masih mengguncang pelan tubuh istri Reinhard. “Anya, bangunlah! Tolong jawab aku!” serunya dengan panik. “Sebaiknya kita bawa ke rumah sakit, Mar,” usul salah seorang rekan mereka yang lain dengan cemas. Margaret menoleh, lalu mengangguk setuju. Ia meminta kedua rekannya untuk membantunya memapah wanita itu. Akan tetapi, gerakan mereka terhenti saat mendengar suara bisikan lemah dari Alicia. “Berhenti menggoyangkan tubuhku. Kalian membuatku semakin pusing.” “A-Anya? Kamu … masih sadar?” gumam Margaret dengan bingung. Namun, kekhawatiran masih terlukis jelas di wajahnya saat melihat wajah pucat wanita itu. “Kamu benar-benar menakutiku,” gerutunya. Alicia mencoba membuka matanya sepenuhnya, meskipun kepalanya masih terasa berat. “Sebaiknya kita tetap bawa dia ke rumah sakit saja, Mar,” timpal rekan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 174 - Pengecut

    "Nyonya, dia ...." Margaret menggigit bibirnya dengan gugup. Ia menatap Alicia, meminta jawabannya. Alicia bergegas menyilangkan kedua tangannya sebagai isyarat untuk menolak telepon tersebut. "Nona Carson, berikan handphone-mu kepada nyonya." Owen kembali menegaskan. “Tapi ….” Suara Margaret terdengar ragu. Namun, sebelum ia sempat memberikan tanggapan lebih lanjut, suara Reinhard sudah terdengar di seberang teleponnya. “Nona Carson, di mana istri saya?” Suara berat yang terdengar menekan tersebut membuat wajah Margaret berubah pias. Ia meneguk salivanya dengan kasar, lalu dengan penuh keterpaksaan dan tekanan, ia menyerahkan ponsel di tangannya kepada Alicia yang telah menghindarinya. "Kamu harus bicara dengannya. Kalau tidak, aku bisa habis dimarahi, Anya,”bisik Margaret, satu tangannya menutupi speaker agar suara mereka tak terdengar di telepon. Namun, Alicia masih menatap ponsel yang disodorkan rekan kerjanya itu dengan bimbang. “Anya,” panggil Margaret lagi dengan suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 175 - Masih Jelas di Dalam Ingatan

    Margaret mendekat perlahan, Dengan penuh kehati-hatian, ia meletakkan tangannya di pundak Alicia, memberi dukungan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sementara Alicia masih menutup wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menghapus jejak air mata yang mengalir di pipinya. Punggungnya tampak bergetar. Meskipun Margaret tidak mendengar suara isak tangisnya, tetapi ia dapat merasakan kepedihan yang berusaha keras dipendam oleh wanita itu darinya. Margaret tidak menyangka dapat melihat sisi rapuh Alicia. Biasanya wanita itu selalu menunjukkan ketangguhan dan sikap percaya dirinya. Ia tahu saat ini apa pun yang ia katakan tidak akan sepenuhnya menenangkannya. Beberapa saat kemudian Alicia mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum meskipun senyuman itu tidak berhasil menyembunyikan rasa sakit yang dirasakannya. “Aku baik-baik saja, Mar. Jangan khawatir,” ucapnya dengan suara yang bergetar. Namun, Margaret tahu jawaban itu hanyalah upaya wanita itu untuk terlihat kuat di depannya. "Matamu s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 192 - Malam Kebebasan

    “Suaramu kecil sekali, Alicia. Aku tidak bisa mendengarmu!” teriak Ivona yang berusaha menangkap ucapan Alicia sebelumnya di sela-sela dentuman musik yang membuatnya frustrasi.Namun, Alicia tidak menanggapinya. Gelas kristal di tangan Alicia berhenti berputar, lalu ia menenggak minuman itu hingga habis. Rasa hangat dari alkohol mengalir di tenggorokannya, membawa sensasi membakar yang membuat perasaannya terasa lebih tenang dan melayang.Ivona memandang Alicia dengan alis sedikit terangkat, menangkap kesedihan di balik senyuman yang tersisa di bibir wanita itu. Ia tertegun, mengamati dengan lekat ekspresi wanita itu.“Sebenarnya hal apa yang sudah kamu lalui selama tiga tahun ini, Alicia?” teriak Ivona dengan rasa ingin tahu yang semakin menumpuk.Akan tetapi, Alicia hanya membisu. Ia menatap gelas kristalnya yang kosong dengan cincin berlian yang tergeletak di dasar gelas tersebut, seperti simbol dari kisah yang tak ingin lagi ia bicarakan.Keheningan yang tercipta di tengah gemuruh

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 191 - Gemerlap Dunia Malam

    Saat memasuki gedung kelab malam tersebut, Alicia dan Ivona langsung disambut dengan gemerlap lampu sorot yang berputar-putar di langit-langit. Suara dentuman bass yang menghentak keras turut memeriahkan suasana dan terasa menggetarkan hati para pengunjung kelab, menenggelamkan mereka ke dalam dunia malam yang mendebarkan.Kedua wanita itu pun menerobos lautan manusia yang diselimuti dengan aroma campuran parfum mahal serta minuman keras yang menyengat.Alicia memandang sekitarnya dengan penuh kekaguman. Kelab malam ini lebih mewah dari yang dibayangkannya. Lampu-lampu neon berwarna-warni menyinari setiap sudut ruangan, menciptakan efek yang seakan-akan dunia ini terjebak dalam dimensi yang penuh cahaya dan energi.Lantai dansa dipenuhi oleh tubuh-tubuh yang bergerak lincah mengikuti irama musik yang keras, sementara meja bar marmer di sisi ruangan ramai dengan pengunjung yang duduk dan bercakap-cakap, menikmati minuman mereka.Di sudut yang berseberangan, Alicia melihat beberapa ruan

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 190 - Sisi Alicia yang Sebenarnya

    Owen menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia melirik kepalan tangan Reinhard yang masih memegang ponselnya. Terlihat urat yang menonjol di tangan tuan mudanya itu, mencerminkan amarah yang luar biasa yang sedang ditahan olehnya. Akan tetapi, Owen dapat melihat kecemasan yang begitu kentara pada wajah atasannya itu. Dengan penuh rasa bersalah dan keraguan, Owen menatap tuan mudanya. “Tuan Muda, maaf saya─” Ucapan Owen terhenti tatkala Reinhard mengembalikan ponselnya. Dengan suara rendah dan terasa dingin, Reinhard berkata, “Coba hubungi dia." Owen mengangguk, lalu dengan cepat melakukan panggilan pada nomor kontak Alicia. Sayangnya, hanya suara operator yang menjawab di ujung telepon tersebut. Owen menggigit bibir bawahnya, menatap layar ponsel dengan ragu sebelum akhirnya mengangkat wajahnya kembali ke arah Reinhard. "Sepertinya telepon nyonya tidak aktif, Tuan Muda," ucap Owen dengan suara pelan, penuh kehati-hatian. Ia bisa merasakan suhu ruangan yang menurun drastis, dipengaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 189 - Menghilang

    “Tapi, Tuan Muda … gosip Anda dengan Nona Smith sempat menyebar. Kalau Anda memberikan kontrak itu kepadanya, orang-orang akan berpikir─”“Saya tahu, Owen,” potong Reinhard yang telah menatap asistennya itu dengan tajam. Ia memahami kekhawatiran pria itu.Reinhard juga tahu bahwa Iris menaruh perasaan padanya. Namun, ia tidak akan memberikan harapan kepada wanita itu. Karena itulah, ia membuat keputusan ini.“Saya tidak ingin memiliki hutang budi dengannya, Owen,” terang Reinhard atas maksud dari keputusannya tersebut.Owen tertegun sejenak, mencerna ucapan majikannya tersebut. Namun, sebelum Owen mendalami lebih lanjut, Reinhard kembali bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi pagi? Apa ada kendala?”“Tidak, Tuan Muda. Nyonya membawakannya dengan baik. Beliau juga bisa memberikan jawaban yang memuaskan bagi para investor,” jawab Owen dengan penuh semangat.“Oh, ya?” Reinhard menaikkan sedikit satu alisnya. “Sepertinya dia sangat luar biasa. Apa semua lelaki tadi terpesona sama seper

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 188 - Berita yang Lebih Sensasional

    "Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 187 - Menyamar

    ‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu. Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama. Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ad

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 186 - Reinhard Pulang?

    Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 185 - Dua Pilihan Sulit

    Alicia masih berdiri mematung di pertengahan tangga. Bibirnya setengah terbuka, syok dengan pengalihan Jason yang begitu tiba-tiba.Alicia tahu pria itu menghindarinya agar tidak mendengar penolakannya. Meskipun merasa bersalah karena bersikap dan berbicara dingin, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat ia menerima penolakan yang begitu menusuk dari Reinhard. Tiba-tiba kedua netranya terasa panas, tetapi ia cepat mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh.Alicia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam. Di saat bersamaan, pernyataan rindu Jason kembali melintas di dalam benaknya. ‘Seandainya saja Rein yang mengatakannya, mungkin ….’Alicia tertawa getir. “Cinta memang tidak dapat dipaksakan,” gumamnya dengan suara yang terdengar pilu.Air mata yang berusaha ditahannya pun meleleh dengan cepat. Namun, ketika mendengar suara langkah di dekatnya, Alicia menyekanya dengan cepat.“Nyonya, Anda baik-baik saja?”Su

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 184 - Penolakan yang Tertunda

    “Manajer Morgan, saya tahu kalau Anda memiliki banyak pertanyaan,” ucap Alicia dengan sikap yang lebih terbuka.“Syukurlah kalau kamu paham,” balas Ivona dengan senyum penuh arti. Perlahan sorot matanya berubah sendu, seolah menyiratkan kesedihan yang bercampur rasa kecewanya.“Sebenarnya kenapa─”Sebelum Ivona melanjutkan, Alicia telah menyelanya lebih dulu, “Saya janji, saya pasti akan memberikan jawaban yang Anda inginkan. Tapi, saat ini saya masih harus melakukan beberapa urusan yang belum diselesaikan. Bagaimana kalau selepas pulang kerja saja kita bicara lebih santai, Manajer Morgan?”Ivona tertegun sejenak dengan tawaran tersebut. Ia melirik Jason sekilas. Pria itu tampak menganilisis maksud dari pembicaraaan mereka. Ivona pun memahami keinginan Alicia.“Baiklah. Saya tunggu kabar baikmu …,” Ivona melirik kartu identitas Alicia, lalu melanjutkan sembari tersenyum tipis, “Anya.”Setelah pembicaraan itu, Ivona pun berlalu dari hadapan Alicia dan Jason. Kepergian Ivona membuat hati

DMCA.com Protection Status