Halo, Kak. Mungkin besok saya tidak bisa update, ada keperluan penting. Seandainya bisa, mungkin malam ya baru up. Akan saya info lebih lanjut di inst4gram besok kalau misalnya libur up atau nanti saya tinggalkan info di komentar. Terima kasih
“Hmm… menarik,” gumam anak laki-laki itu. Bibirnya menekuk dalam dengan seringai yang samar. Ia menyadari jebakan itu dan tidak menyangka akan tertipu.Sistem yang disusupnya kali ini berbeda dari sistem lain yang pernah ia tembus sebelumnya. Sejak awal ia sudah menyadari ada sosok berkompeten di balik layar dan ia menantinya sedari tadi. “Akhirnya kamu menunjukkan dirimu,” gumamnya lagi.Anak itu tidak dapat menahan tawa kecilnya, menampilkan lesung pipinya yang dalam. “Pasti dia sangat kesal tadi. Sayang sekali aku tidak bisa melihatnya langsung,” ucapnya lebih lanjut.Bocah berusia sebelas tahun itu tetap tenang. Ia kembali fokus pada layar, mencari celah untuk keluar dari situasi yang mulai memojokkannya. Namun, semakin ia mencoba, semakin jelas bahwa lawannya jauh lebih berpengalaman.Ia mengetik beberapa kode defensif, mencoba memutuskan koneksinya dari server Hernandez Group sebelum jejaknya terlacak. Sayangnya, setiap kali ia menutup satu pintu, dua pintu baru terbuka, memaksan
Reinhard bersandar di kursinya. Dengan ekspresi wajah yang berubah menjadi serius, ia bertanya kepada asistennya, “Apa kamu sudah menyelidiki perusahaan yang memiliki hubungan di bawah tangan dengan Eric Blunt?”Owen segera mengangguk. “Saya juga sudah mendapatkan daftar transaksi yang dilakukan mereka dengan Eric Blunt, Tuan Muda,” jawabnya seraya memperlihatkan daftar yang dimaksud dari layar tabletnya.Tatapan Reinhard berkilat tajam saat melihat deretan nama perusahaan yang tercantum dalam daftar transaksi tersebut. “Ternyata tidak sedikit orang yang mengambil jalan pintas untuk cepat mati,” cibirnya.Tanpa menunggu arahan lebih lanjut, Owen sudah memahami maksud dari atasannya tersebut. “Kalau begitu, saya akan menyampaikan pemutusan hubungan kerja sama mereka dengan semua perusahaan di bawah naungan Hernandez Group, Tuan Muda,” ucapnya.Reinhard mengangguk setuju. Tatapannya masih terpaku pada daftar nama di tangannya. Ia tidak peduli meskipun harus kehilangan sejumlah kontrak k
Netra Owen terbelalak. “Anda ingin─”“Kenapa? Apa kamu ingin saya diam saja setelah apa yang Nick lakukan kemarin, Owen?” sela Reinhard dengan penuh amarah.“Tentu saja tidak, Tuan Muda,” sahut Owen dengan gugup. Ia hanya ingin menghindari pertumpahan darah yang tidak diperlukan saja, tetapi sebagai bagian dari organisasi Dark Wolf, ia dapat memahami bahwa pembalasan tetap harus dilakukan!“Berikan mereka kejutan yang meriah. Pastikan sepupuku itu menyukainya, Owen,” cetus Reinhard sembari menunjukkan seringai sinisnya.“Saya akan mengirimkan utusan untuk menyampaikan maksud Anda,” sahut Owen. Setelah mengatakan hal itu, ia pun keluar dari ruangan setelah Reinhard memberikan isyarat dengan lambaian tangannya.Setelah kepergian asistennya, Reinhard membuka kembali layar laptopnya di mana pada layar tersebut tertera balasan pesan yang sempat dikirimkan oleh Zeus sebelum memutuskan koneksinya.[Jangan senang terlalu cepat. Suatu saat nanti aku pasti akan mengalahkanmu!─Z]Seulas senyuman
“Jason Hughes?” Alicia bergumam pelan. Ia mulai bertanya-tanya mengenai tujuan pria itu menghubunginya saat ini.“Aku terharu kamu masih mengingat suaraku,” goda pria itu di seberang teleponnya.“Tuan Muda Hughes, Anda terlalu senggang sepertinya,” cibir Alicia seraya berdecak malas.Pria itu malah tertawa keras, tetapi Alicia menyelanya, “Ada apa mencariku? Kalau kamu hanya ingin bermain-main, maaf sekali, aku tidak punya waktu.”Nada suara Alicia terdengar dingin, tetapi ia tetap menjaga kesopanannya.“Tu-tunggu dulu,” jawab Jason dengan cepat sebelum Alicia sempat memutuskan panggilan itu. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Hal penting.”Alicia pun mengurungkan niatnya sejenak, kemudian berkata dengan tegas, “Langsung ke inti pembicaraan saja. Aku sibuk.”Alicia memang sengaja menjaga jarak dan berbicara dengan ketus. Ia masih teringat dengan pertemuan terakhir mereka di mana Jason telah mempermainkannya dan memperburuk hubungannya dengan Reinhard karena kesalahpahaman yang terj
“Saya rasa cara Anda menggoda wanita terlalu kuno, Tuan,” jawab Alicia, menatap pria di hadapannya dengan malas.Pria asing itu mengangkat satu alisnya, cukup terkejut mendengar respon Alicia yang tidak bersahabat.Namun, di satu sisi, Alicia juga merasa pernah melihat pria itu di suatu tempat, hanya saja ia tidak ingat di mana ia pernah melihatnya.Manik mata abu gelap pria asing itu masih menatap lurus ke arah Alicia. “Ada apa melihatku seperti itu? Apa kamu juga tertarik denganku?”Nada suara pria itu terdengar angkuh. Wajah yang terlihat penuh percaya diri itu cukup menawan. Namun, Alicia tidak tertarik sedikit pun. Ia memutar bola matanya dengan malas, kemudian membalasnya dengan sinis, “Kenapa dengan semua pria akhir-akhir ini? Apa wabah narsis sudah merajalela?”Jason yang sejak tadi mengamati situasi keduanya, tidak dapat menahan tawanya lagi. Namun, tawanya perlahan mereda saat melihat kekesalan Nicholas Hernandez─calon mitra bisnisnya tersebut.“Sudahlah. Berhenti menggoda w
Nicholas masih mengabaikan Alicia. Ia menatap Jason dengan penuh tuntutan. “Direktur Hughes─” “Jason,” sela Jason mengingatkan pria itu dengan santai. Nicholas mengepalkan tangannya, menahan emosinya. “Baiklah, Jason …,” ucapnya dengan pasrah, lalu melanjutkan dengan dingin, “Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan. Tapi, membawa wanita ini ke dalam pertemuan kita, aku anggap kalau kamu sudah menghina niat baikku untuk bekerja sama dengan Helios.” Bibir Jason terangkat sinis. Ia menyesap sedikit champagne-nya sebelum menjawabnya. “Kamu terlalu berpikir jauh, Nick. Tapi, ucapanmu tidak sepenuhnya salah.” Nicholas terperangah. Padahal ia sempat mengira Jason akan menyadari kesalahannya dan meminta maaf padanya, tetapi sebaliknya, pria itu malah tidak menghiraukannya. “Apa maksud ucapanmu itu?” selidik Nicholas. Dengan senyuman tipis yang menghiasi wajahnya, Jason menatap lurus cairan keemasan di dalam gelas kristalnya. “Sebenarnya aku cukup tertarik dengan tawaranmu, Nick. Tapi, set
“Venus?” Nicholas mendengus sinis. “Apa dia salah satu kekasihmu?”Jason pun terkekeh pelan mendengar cibiran tersebut. “Seandainya saja demikian, aku tidak akan perlu serepot ini mencarinya,” ucapnya.Kening Alicia mengernyit. Sebelum ia sempat mempertanyakan maksud pria itu, Jason kembali berkata, “Tiga tahun lalu ada ajang pencarian formulator produk kosmetik berbakat di New York. Saya ingat waktu itu sempat terjadi perdebatan mengenai pemenangnya.”Seketika wajah Alicia tampak menegang. Ia merasa darahnya berdesir mendengar ucapan Jason. Alicia ingat, saat itu dirinya memang mengikuti ajang tersebut dengan menggunakan nama “Venus” untuk mendapatkan penilaian yang objektif tanpa adanya pengaruh dari nama keluarga Lorenzo yang dimilikinya.Dengan menggunakan status sebagai mahasiswi magang di sebuah perusahaan kosmetik kecil, Alicia menyerahkan formula kosmetik buatannya dalam pemilihan tersebut. Di sana, ia berhasil meraih perhatian dengan formulanya yang inovatif dan meraih penghar
“Siapa kalian?” bentak Nicholas dengan penuh amarah. “Beraninya kalian menghalangi jalanku!”Sayangnya, tidak ada satu pun dari pria berbaju hitam itu meresponnya. Salah satu dari mereka mengisyaratkan yang lain untuk mengepung Nicholas.Sontak, Nicholas menoleh ke arah Jason. “Mereka orang-orangmu?” selidiknya dengan nada tajam, matanya penuh kecurigaan.Alicia juga memberikan pandangan dan menaruh kecurigaan yang sama. Udara di dalam ruangan terasa sangat menekan dan berat. Namun, ia memilih untuk tetap diam dan mengamati situasi tanpa bertindak terburu-buru.Sementara itu, Jason tersenyum tipis mendengar pertanyaan Nicholas. “Seharusnya aku yang bertanya kepadamu. Aku pikir kamu ingin membungkamku karena sudah menolakmu, Nick,” jawabnya.Kening Nicholas mengernyit. Perhatiannya kembali tertuju kepada kelompok pria berbaju hitam di depannya. Ia menyadari bahwa posisinya telah terkunci dan kedua bawahannya yang berjaga di luar ruangan mungkin telah mereka taklukkan.Akan tetapi, Nicho
Suasana di dalam ruangan kembali menjadi tegang, suara Regis berubah dingin dan disertai senyuman tipis yang tidak bersahabat. Namun, Reinhard tidak menggubris hal tersebut dan kembali bertanya, “Bukan begitu. Aku hanya ingin tahu … siapa yang sudah menyuruhmu datang ke hotel ini?”Regis mengamati wajah Reinhard dengan lekat. Walaupun Reinhard berusaha menutupi kecemasannya, tetapi Regis terlalu peka untuk tidak menyadarinya. Ia menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan gerakan santai, tetapi tatapan tajamnya tetap menusuk.“Apa kalau tidak ada yang menyuruhku datang, kamu akan terus menyembunyikan masalah ini dariku, Xavier?” balas Regis tanpa mengubah ekspresi wajahnya.Intensitas ketegangan di antara kedua pria itu terasa berat kembali. Reinhard pun menyadari bahwa Regis sengaja mempersulitnya.Alicia juga dapat merasakan bahwa Regis masih ingin mencari gara-gara dengan Reinhard terkait situasi yang tengah terjadi saat ini maupun di masa lalu.Namun, Alicia tidak akan membiarkan kakakny
“Aku tidak perlu izinmu, Regis,” balas Reinhard dengan suara menggeram dingin.Aura penuh intimidasi pun kembali menyelimuti ruangan dan membuat Alicia yang berada di tengah mereka merasa frustrasi. Ia pun berpikir bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menyelesaikan masalahnya dengan Regis.Tanpa berpikir panjang, Alicia pun mengusulkan, “Bagaimana kalau kita bicara sambil makan?”Namun, tidak ada yang menjawabnya. Mereka hanya saling menatap tajam, suasana pun semakin memanas.Alicia pun mendengus kesal dan berkata, “Ya sudah. Kalau kalian memang masih mau berdiri di sini, silakan saja. Aku sudah lapar. Aku pergi cari makan sendiri saja.”Alicia berbalik untuk pergi, tapi sebelum ia sempat melangkah jauh, kedua pria itu bersamaan memanggil, “Alicia, tunggu!”Alicia melanjutkan langkahnya tanpa menoleh, membuat mereka terpaksa berhenti sejenak dari perdebatan mereka dan mengikuti langkahnya. Mark dan Owen juga tidak mau ketinggalan, keduanya mengikuti di belakang tuan mereka masing-m
Alicia memandang kakaknya dan Reinhard secara bergantian, lalu suara tawa Regis yang terdengar sinis mengalihkan kembali fokus Alicia padanya.“Dia memberitahuku? Kalau dia memberitahuku, apa aku masih harus mencari masalah dengannya sekarang?” cetus Regis dengan suara yang terdengar dingin.Reinhard memang tidak memberitahu Regis mengenai keberadaan Alicia. Meskipun beberapa waktu lalu Regis menghubunginya dan memberitahu kedatangannya ke kota tersebut, Reinhard juga tidak mengatakan apa pun terkait Alicia kepadanyaNamun, mereka telah sepakat untuk bertemu malam ini. Reinhard bermaksud untuk menceritakan tentang Alicia kepada Regis saat mereka bertemu nanti dengan mempertemukan mereka secara langsung.Hanya saja, secara tidak terduga, Regis tiba-tiba saja muncul di tengah acara tadi dan hal itu tentunya cukup mengejutkan Reinhard.Namun, Reinhard sangat bersyukur Regis dapat menyesuaikan skenario mereka saat menjatuhkan keluarga Stein, padahal mereka tidak pernah berdiskusi apa pun
“Mau ke mana? Urusan kita belum selesai, Alicia,” ucap Regis seraya menyeringai dingin. Sorot matanya terlihat tajam, membuat jantung Alicia berdegup semakin cepat karena merasa terintimidasi.“Me-memangnya ada urusan apa, Kak?” Alicia mengalihkan pandangannya dengan gugup.Netra Regis menyipit tajam. “Kamu mau berpura-pura bodoh, huh?”“Aku … aku tidak mengerti apa yang kamu katakan. Sekarang aku sangat lelah dan mau pulang,” sahut Alicia, berusaha menghindari pembicaraan dengan kakaknya.Meskipun sebelumnya Regis telah menerimanya kembali sebagai adik, tetapi Alicia tahu bahwa ada banyak hal yang harus dijelaskannya kepada kakaknya tersebut. Tatapan tajam Regis saat ini seakan menuntut penebusan dosa darinya.Alicia teringat kembali kejadian tiga tahun lalu di mana Regis sudah memperingatkannya untuk tidak lagi melakukan hal bodoh dengan menemui Reinhard.Regis merasa malu dengan perbuatan Alicia yang terus mengejar pria itu, meski sudah ditolak berkali-kali. Karena itu, Regis memblo
Bisik-bisik tamu undangan perlahan memudar ketika satu per satu dari mereka memutuskan untuk meninggalkan acara yang telah berubah menjadi mimpi buruk. Beberapa melirik Miranda dengan simpati, tetapi tidak ada yang ingin mengulurkan tangan mereka untuk membantunya.Namun, langkah para tamu terhenti di depan pintu keluar aula saat melihat para pengawal Lorenzo dan Hernandez memblokir jalan mereka.“Apa yang kalian lakukan? Kenapa menghalangi jalan kami?” protes salah seorang tamu.Salah seorang pengawal Lorenzo pun menjawab, “Kami hanya ingin memeriksa ponsel Anda semua. Setelah itu kalian sudah boleh pergi.”Kegelisahan mulai menyelimuti para tamu undangan. Beberapa dari mereka saling berbisik, mencoba mempertimbangkan apakah harus menuruti permintaan tersebut.Namun, ada salah seorang tamu yang kembali mengajukan protesnya. “Apa maksudnya ponsel kami diperiksa? Ini melanggar privasi!”Meski menghadapi pen
Mendengar pengakuan Thalia terkait janin di dalam rahimnya tersebut, Miranda sangat syok. Wanita paruh baya itu menatap putranya dengan tak percaya. “Ini … ini tidak benar, kan, Ed?”Alih-alih menjawab, Edwin malah memalingkan wajahnya.“Kenapa kamu melakukannya, Ed?” Miranda mendesak putranya lebih lanjut. Namun, pria itu masih tertunduk dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.Pandangan Miranda pun tertuju kepada Thalia. Ia meraih kedua tangan wanita itu dan bertanya dengan wajah yang masih terlihat syok, “Thalia, kamu … kamu pasti berbohong, kan? Kamu sengaja mengatakan ini hanya untuk menyudutkan Edwin, bukan? Tolong katakan kalau ini tidak benar!”Miranda memohon dengan suara bergetar, seolah masih berharap menemukan celah untuk menyelamatkan nama baik putranya.Selama ini Miranda selalu memperlakukan Thalia dengan baik karena mengira wanita itu mengandung penerus keluarga Stein. Namun, ia tidak
Miranda terperangah. Ia pun bergegas menghampiri John dan memohon, “Tu-tuan Vale, Anda tidak boleh menggugurkannya. Dia … dia adalah penerus keluarga Stein.” John mendengus sinis. “Saya tidak mau punya keturunan dari darah daging seperti kalian!” cetusnya. Pandangan John beralih kepada cucunya yang tengah berdiri seperti mayat hidup. Wajahnya terlihat sangat kacau dengan air mata bercucuran di wajahnya.Kebenaran yang diterimanya mengenai Edwin sudah memberikan pukulan yang sangat besar bagi Thalia. Melihat kondisi cucunya tersebut, John hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan ekspresi kecewa yang dalam.“Kamu telah mempermalukan keluarga kita dengan laki-laki pilihanmu ini, Thalia,” ucap John seraya mendengus kasar.Thalia tersenyum pahit. Ia tidak berusaha membela diri. Saat ini tatapannya terlihat kosong seolah semua harapan hidupnya sudah lenyap tak berbekas. Selama ini Thalia mengira Edwin benar-benar mencintainya sepenuh hati hingga ia sangat membenci Alicia yang diangga
“Keputusan yang sangat bagus, Tuan Vale.” Suara Alicia membuat perhatian John tertuju padanya.Pria tua itu menatapnya dengan bingung. Sebelum John bertanya lebih jauh, Alicia pun berkata, “Kebetulan saya masih ada kejutan lain yang harus Anda dan semuanya nikmati.”Mendengar hal tersebut, Edwin semakin panik dan berkata dengan murka, “Apa lagi yang kamu inginkan? Apa kamu belum puas menjebakku, Anya?!”Alicia hanya mendengus sinis, sama sekali tidak mengindahkan ucapan mantan suaminya tersebut. Ia memerintahkan Owen untuk menampilkan tayangan video berikutnya di mana terlihat cuplikan adegan panas yang sudah disensor sebelumnya.Dalam tayangan itu hanya memperlihatkan wajah Edwin dengan wanita bayarannya. Namun, orang-orang dapat melihat dengan jelas ekspresi Edwin yang sangat menikmati momen intimnya dengan wanita itu."Ya ampun, menjijikkan sekali.""Jadi dia juga sering jajan di luar? Benar-benar gila!"Berbagai umpatan dari orang-orang pun terdengar memenuhi aula. Air muka John V
Alicia memberikan isyarat kepada Owen, yang dengan segera menyampaikan perintah melalui earpiece di telinganya. Seketika lampu-lampu di aula meredup, dan layar besar di ujung ruangan menyala, menampilkan sebuah video. Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada layar. Wajah Edwin memucat seketika ketika ia melihat tayangan yang mulai diputar. Itu adalah rekaman suara dan video yang jelas memperlihatkan aksi Edwin yang sedang bercengkerama dengan seorang petinggi suatu instansi khusus perizinan produk. Selama seminggu terakhir ini produk Shiny terus mendapatkan laporan keluhan dari para konsumen dan terus menjadi bahan pemberitaan di media. Karena itu Mirage diminta untuk bekerja sama dalam melakukan pemeriksaan terhadap produk tersebut. Namun, Edwin menggunakan cara pintas untuk mempercepat pemulihan nama baik perusahaannya agar produk dapat dipasarkan kembali. Dalam rekaman tersebut terdengar jelas bagaimana Edwin memohon untuk diloloskan dengan mengimingi imbalan yang sangat