Thank you yang masih menjadi pembaca setia. Love you all ^^
Reinhard akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan asistennya tentang sikap istrinya, termasuk hal yang terjadi dan pembicaraan yang mereka lakukan saat sarapan bersama tadi.Ia berharap dapat mendapatkan solusi dari asistennya tersebut, mengingat kemarin Owen sempat memberikannya masukan yang cukup berguna.“Padahal saya hanya ingin dia mengakui perasaannya dengan bersikap lebih perhatian. Bukankah kemarin kamu bilang kalau aku harus lebih perhatian untuknya? Aku sudah melakukannya. Sebelum sarapan tadi, semua masih sangat terkendali. Tapi, tidak tahu kenapa, dia tiba-tiba saja seperti itu,” keluh Reinhard.Owen terdiam sejenak, mencoba menganalisa cerita tuan mudanya tersebut. “Apa ada yang salah dengan sarapannya?” selidiknya.“Dia memang tidak menyelesaikan makanannya. Padahal saya sengaja memasak makanan kesukaannya dan menurutku, rasanya sangat enak,” jawab Reinhard seraya melonggarkan sedikit dasinya.Owen tercengang. ‘Tuan Muda memasak?’ batinnya, tak percaya.“Karena khawati
Brak!Suara gebrakan mengagetkan Owen yang tengah menyaksikan rekaman video itu. Ia mengamati ekspresi tuan mudanya dengan gugup dan ikut merasa tertekan meskipun dirinya tidak terlibat dalam kejadian tersebut.Suasana ruangan terasa sangat mencekam dalam hitungan detik. Tidak ada sepatah kata pun yang meluncur dari bibir Owen. Ia hanya bisa menunggu perintah selanjutnya dari Reinhard.Akan tetapi, Owen tahu jelas tindakan apa yang akan diambil oleh Reinhard atas perbuatan Eric Blunt, mengingat pria paruh baya itu telah berani menyentuh dan menghina istri dari majikannya tersebut.“Hanya ini? Tidak ada lanjutannya lagi?” selidik Reinhard ketika rekaman video tersebut terputus di tengah.Kening Owen mengernyit. Ia mengambil alih tablet mini tersebut sejenak, lalu membaca pesan masuk yang dikirimkan padanya.“Barusan tim IT melaporkan bahwa ada gangguan pada sistem keamanan dan penyimpanan rekaman CCTV kita, Tuan Muda,” jawab Owen dengan suara penuh ketegangan, tidak berani menatap mata
Mendengar ucapan Reinhard yang dipenuhi rasa percaya diri yang tinggi, Owen pun mengerutkan keningnya. “Apa Anda bermaksud untuk turun tangan sendiri, Tuan Muda?” selidiknya.Seringai kecil yang terbit di sudut bibir Reinhard telah menjawab pertanyaan Owen, tanpa perlu kata tambahan lagi. Reinhard jelas tidak akan menyerahkan masalah ini sepenuhnya kepada orang lain. Ia akan memastikan bahwa peretas yang berani mengusik sistem keamanannya itu menyesal telah mengusiknya.“Sudah lama sekali jari-jariku tidak bermain dengan coding, Owen,” gumam Reinhard lebih lanjut. Ia meregangkan jemarinya dengan santai sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.Owen tidak menghentikannya. Ia sudah tidak merasa heran sedikit pun. Tuan mudanya bukan hanya seorang pebisnis handal, tetapi juga seorang maestro dalam dunia pemrograman dan keamanan siber.Meskipun Owen tidak pernah melihat secara langsung bagaimana keahlian Reinhard saat bergelut dalam pemrograman, tetapi nyatanya, sistem keamanan yang ada di d
“Hmm… menarik,” gumam anak laki-laki itu. Bibirnya menekuk dalam dengan seringai yang samar. Ia menyadari jebakan itu dan tidak menyangka akan tertipu.Sistem yang disusupnya kali ini berbeda dari sistem lain yang pernah ia tembus sebelumnya. Sejak awal ia sudah menyadari ada sosok berkompeten di balik layar dan ia menantinya sedari tadi. “Akhirnya kamu menunjukkan dirimu,” gumamnya lagi.Anak itu tidak dapat menahan tawa kecilnya, menampilkan lesung pipinya yang dalam. “Pasti dia sangat kesal tadi. Sayang sekali aku tidak bisa melihatnya langsung,” ucapnya lebih lanjut.Bocah berusia sebelas tahun itu tetap tenang. Ia kembali fokus pada layar, mencari celah untuk keluar dari situasi yang mulai memojokkannya. Namun, semakin ia mencoba, semakin jelas bahwa lawannya jauh lebih berpengalaman.Ia mengetik beberapa kode defensif, mencoba memutuskan koneksinya dari server Hernandez Group sebelum jejaknya terlacak. Sayangnya, setiap kali ia menutup satu pintu, dua pintu baru terbuka, memaksan
Reinhard bersandar di kursinya. Dengan ekspresi wajah yang berubah menjadi serius, ia bertanya kepada asistennya, “Apa kamu sudah menyelidiki perusahaan yang memiliki hubungan di bawah tangan dengan Eric Blunt?”Owen segera mengangguk. “Saya juga sudah mendapatkan daftar transaksi yang dilakukan mereka dengan Eric Blunt, Tuan Muda,” jawabnya seraya memperlihatkan daftar yang dimaksud dari layar tabletnya.Tatapan Reinhard berkilat tajam saat melihat deretan nama perusahaan yang tercantum dalam daftar transaksi tersebut. “Ternyata tidak sedikit orang yang mengambil jalan pintas untuk cepat mati,” cibirnya.Tanpa menunggu arahan lebih lanjut, Owen sudah memahami maksud dari atasannya tersebut. “Kalau begitu, saya akan menyampaikan pemutusan hubungan kerja sama mereka dengan semua perusahaan di bawah naungan Hernandez Group, Tuan Muda,” ucapnya.Reinhard mengangguk setuju. Tatapannya masih terpaku pada daftar nama di tangannya. Ia tidak peduli meskipun harus kehilangan sejumlah kontrak k
Netra Owen terbelalak. “Anda ingin─”“Kenapa? Apa kamu ingin saya diam saja setelah apa yang Nick lakukan kemarin, Owen?” sela Reinhard dengan penuh amarah.“Tentu saja tidak, Tuan Muda,” sahut Owen dengan gugup. Ia hanya ingin menghindari pertumpahan darah yang tidak diperlukan saja, tetapi sebagai bagian dari organisasi Dark Wolf, ia dapat memahami bahwa pembalasan tetap harus dilakukan!“Berikan mereka kejutan yang meriah. Pastikan sepupuku itu menyukainya, Owen,” cetus Reinhard sembari menunjukkan seringai sinisnya.“Saya akan mengirimkan utusan untuk menyampaikan maksud Anda,” sahut Owen. Setelah mengatakan hal itu, ia pun keluar dari ruangan setelah Reinhard memberikan isyarat dengan lambaian tangannya.Setelah kepergian asistennya, Reinhard membuka kembali layar laptopnya di mana pada layar tersebut tertera balasan pesan yang sempat dikirimkan oleh Zeus sebelum memutuskan koneksinya.[Jangan senang terlalu cepat. Suatu saat nanti aku pasti akan mengalahkanmu!─Z]Seulas senyuman
“Jason Hughes?” Alicia bergumam pelan. Ia mulai bertanya-tanya mengenai tujuan pria itu menghubunginya saat ini.“Aku terharu kamu masih mengingat suaraku,” goda pria itu di seberang teleponnya.“Tuan Muda Hughes, Anda terlalu senggang sepertinya,” cibir Alicia seraya berdecak malas.Pria itu malah tertawa keras, tetapi Alicia menyelanya, “Ada apa mencariku? Kalau kamu hanya ingin bermain-main, maaf sekali, aku tidak punya waktu.”Nada suara Alicia terdengar dingin, tetapi ia tetap menjaga kesopanannya.“Tu-tunggu dulu,” jawab Jason dengan cepat sebelum Alicia sempat memutuskan panggilan itu. “Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Hal penting.”Alicia pun mengurungkan niatnya sejenak, kemudian berkata dengan tegas, “Langsung ke inti pembicaraan saja. Aku sibuk.”Alicia memang sengaja menjaga jarak dan berbicara dengan ketus. Ia masih teringat dengan pertemuan terakhir mereka di mana Jason telah mempermainkannya dan memperburuk hubungannya dengan Reinhard karena kesalahpahaman yang terj
“Saya rasa cara Anda menggoda wanita terlalu kuno, Tuan,” jawab Alicia, menatap pria di hadapannya dengan malas.Pria asing itu mengangkat satu alisnya, cukup terkejut mendengar respon Alicia yang tidak bersahabat.Namun, di satu sisi, Alicia juga merasa pernah melihat pria itu di suatu tempat, hanya saja ia tidak ingat di mana ia pernah melihatnya.Manik mata abu gelap pria asing itu masih menatap lurus ke arah Alicia. “Ada apa melihatku seperti itu? Apa kamu juga tertarik denganku?”Nada suara pria itu terdengar angkuh. Wajah yang terlihat penuh percaya diri itu cukup menawan. Namun, Alicia tidak tertarik sedikit pun. Ia memutar bola matanya dengan malas, kemudian membalasnya dengan sinis, “Kenapa dengan semua pria akhir-akhir ini? Apa wabah narsis sudah merajalela?”Jason yang sejak tadi mengamati situasi keduanya, tidak dapat menahan tawanya lagi. Namun, tawanya perlahan mereda saat melihat kekesalan Nicholas Hernandez─calon mitra bisnisnya tersebut.“Sudahlah. Berhenti menggoda w
“Suaramu kecil sekali, Alicia. Aku tidak bisa mendengarmu!” teriak Ivona yang berusaha menangkap ucapan Alicia sebelumnya di sela-sela dentuman musik yang membuatnya frustrasi.Namun, Alicia tidak menanggapinya. Gelas kristal di tangan Alicia berhenti berputar, lalu ia menenggak minuman itu hingga habis. Rasa hangat dari alkohol mengalir di tenggorokannya, membawa sensasi membakar yang membuat perasaannya terasa lebih tenang dan melayang.Ivona memandang Alicia dengan alis sedikit terangkat, menangkap kesedihan di balik senyuman yang tersisa di bibir wanita itu. Ia tertegun, mengamati dengan lekat ekspresi wanita itu.“Sebenarnya hal apa yang sudah kamu lalui selama tiga tahun ini, Alicia?” teriak Ivona dengan rasa ingin tahu yang semakin menumpuk.Akan tetapi, Alicia hanya membisu. Ia menatap gelas kristalnya yang kosong dengan cincin berlian yang tergeletak di dasar gelas tersebut, seperti simbol dari kisah yang tak ingin lagi ia bicarakan.Keheningan yang tercipta di tengah gemuruh
Saat memasuki gedung kelab malam tersebut, Alicia dan Ivona langsung disambut dengan gemerlap lampu sorot yang berputar-putar di langit-langit. Suara dentuman bass yang menghentak keras turut memeriahkan suasana dan terasa menggetarkan hati para pengunjung kelab, menenggelamkan mereka ke dalam dunia malam yang mendebarkan.Kedua wanita itu pun menerobos lautan manusia yang diselimuti dengan aroma campuran parfum mahal serta minuman keras yang menyengat.Alicia memandang sekitarnya dengan penuh kekaguman. Kelab malam ini lebih mewah dari yang dibayangkannya. Lampu-lampu neon berwarna-warni menyinari setiap sudut ruangan, menciptakan efek yang seakan-akan dunia ini terjebak dalam dimensi yang penuh cahaya dan energi.Lantai dansa dipenuhi oleh tubuh-tubuh yang bergerak lincah mengikuti irama musik yang keras, sementara meja bar marmer di sisi ruangan ramai dengan pengunjung yang duduk dan bercakap-cakap, menikmati minuman mereka.Di sudut yang berseberangan, Alicia melihat beberapa ruan
Owen menundukkan wajahnya dalam-dalam. Ia melirik kepalan tangan Reinhard yang masih memegang ponselnya. Terlihat urat yang menonjol di tangan tuan mudanya itu, mencerminkan amarah yang luar biasa yang sedang ditahan olehnya. Akan tetapi, Owen dapat melihat kecemasan yang begitu kentara pada wajah atasannya itu. Dengan penuh rasa bersalah dan keraguan, Owen menatap tuan mudanya. “Tuan Muda, maaf saya─” Ucapan Owen terhenti tatkala Reinhard mengembalikan ponselnya. Dengan suara rendah dan terasa dingin, Reinhard berkata, “Coba hubungi dia." Owen mengangguk, lalu dengan cepat melakukan panggilan pada nomor kontak Alicia. Sayangnya, hanya suara operator yang menjawab di ujung telepon tersebut. Owen menggigit bibir bawahnya, menatap layar ponsel dengan ragu sebelum akhirnya mengangkat wajahnya kembali ke arah Reinhard. "Sepertinya telepon nyonya tidak aktif, Tuan Muda," ucap Owen dengan suara pelan, penuh kehati-hatian. Ia bisa merasakan suhu ruangan yang menurun drastis, dipengaru
“Tapi, Tuan Muda … gosip Anda dengan Nona Smith sempat menyebar. Kalau Anda memberikan kontrak itu kepadanya, orang-orang akan berpikir─”“Saya tahu, Owen,” potong Reinhard yang telah menatap asistennya itu dengan tajam. Ia memahami kekhawatiran pria itu.Reinhard juga tahu bahwa Iris menaruh perasaan padanya. Namun, ia tidak akan memberikan harapan kepada wanita itu. Karena itulah, ia membuat keputusan ini.“Saya tidak ingin memiliki hutang budi dengannya, Owen,” terang Reinhard atas maksud dari keputusannya tersebut.Owen tertegun sejenak, mencerna ucapan majikannya tersebut. Namun, sebelum Owen mendalami lebih lanjut, Reinhard kembali bertanya, “Bagaimana dengan pertemuan tadi pagi? Apa ada kendala?”“Tidak, Tuan Muda. Nyonya membawakannya dengan baik. Beliau juga bisa memberikan jawaban yang memuaskan bagi para investor,” jawab Owen dengan penuh semangat.“Oh, ya?” Reinhard menaikkan sedikit satu alisnya. “Sepertinya dia sangat luar biasa. Apa semua lelaki tadi terpesona sama seper
"Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda
‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu. Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama. Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ad
Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu
Alicia masih berdiri mematung di pertengahan tangga. Bibirnya setengah terbuka, syok dengan pengalihan Jason yang begitu tiba-tiba.Alicia tahu pria itu menghindarinya agar tidak mendengar penolakannya. Meskipun merasa bersalah karena bersikap dan berbicara dingin, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat ia menerima penolakan yang begitu menusuk dari Reinhard. Tiba-tiba kedua netranya terasa panas, tetapi ia cepat mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh.Alicia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam. Di saat bersamaan, pernyataan rindu Jason kembali melintas di dalam benaknya. ‘Seandainya saja Rein yang mengatakannya, mungkin ….’Alicia tertawa getir. “Cinta memang tidak dapat dipaksakan,” gumamnya dengan suara yang terdengar pilu.Air mata yang berusaha ditahannya pun meleleh dengan cepat. Namun, ketika mendengar suara langkah di dekatnya, Alicia menyekanya dengan cepat.“Nyonya, Anda baik-baik saja?”Su
“Manajer Morgan, saya tahu kalau Anda memiliki banyak pertanyaan,” ucap Alicia dengan sikap yang lebih terbuka.“Syukurlah kalau kamu paham,” balas Ivona dengan senyum penuh arti. Perlahan sorot matanya berubah sendu, seolah menyiratkan kesedihan yang bercampur rasa kecewanya.“Sebenarnya kenapa─”Sebelum Ivona melanjutkan, Alicia telah menyelanya lebih dulu, “Saya janji, saya pasti akan memberikan jawaban yang Anda inginkan. Tapi, saat ini saya masih harus melakukan beberapa urusan yang belum diselesaikan. Bagaimana kalau selepas pulang kerja saja kita bicara lebih santai, Manajer Morgan?”Ivona tertegun sejenak dengan tawaran tersebut. Ia melirik Jason sekilas. Pria itu tampak menganilisis maksud dari pembicaraaan mereka. Ivona pun memahami keinginan Alicia.“Baiklah. Saya tunggu kabar baikmu …,” Ivona melirik kartu identitas Alicia, lalu melanjutkan sembari tersenyum tipis, “Anya.”Setelah pembicaraan itu, Ivona pun berlalu dari hadapan Alicia dan Jason. Kepergian Ivona membuat hati