Share

Bekal Untuk Arkan

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2025-01-04 20:19:11

Andri menggidikkan bahunya, dan segera masuk ke dalam rumah.

Ia melangkah ke dapur, nampak Mbok Puji tengah mengeluarkan sayuran yang tadi mereka beli.

"Non, mau masak apa emangnya? Kok beli cumi asin segala? Di sini, nggak ada yang doyan cumi asin loj, Non," ucap Mbok Puji memberitahu.

"Oseng jagung pake cumi asin, Mbok. Aku mau masak buat aku sendiri, sekalian nanti Mas Arkan juga minta dibawain. Kalau gitu, aku masak duluan ya, Mbok. Mbok masih buat nanti sore kan?" tanya Andri.

Mbok Puji mengangguk sambil tersenyum. Andri pun segera memakai celemeknya dan mulai mengolah bahan makanan yang tadi ia beli.

Tak sampai satu setengah jam, masakan miliknya pun telah tersedia di meja makan.

"Mbok, ada tempat makan nggak? Aku ke kantor bawanya gimana ya?" tanya Andri sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ada, Non, sebentar ya, Mbok ambilin," jawab Mbok Puji.

Tak lama, Mbok Puji pun membawa beberapa tempat makan ke hadapan Andri. Andri pun dengan sigap memasukkan menu ke dalam wadah-
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
lanjut Thor.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Rencana Kevin

    "Ke-- Kevin?" tanya Andri dengan sedikit tergagap.Driver itu hanya tersenyum lalu melepas helm yang ada di kepalanya."Hay, Ndri. Kita ketemu lagi, mau nganter makan siang buat Arkan?" tanya Kevin sambil tersenyum.Meskipun ia nampak tersenyum, tapi entah mengapa Andri merasa sedikit takut karenanya."Nih, helmnya, ayo naik," ucap Kevin membuyarkan lamunan Andri.Andri tergagap karenanya dan segera mengambil helm itu. Setelah itu, ia segera naik ke atas motornya."Ndri, tas bekel lu taro depan aja sini, biar lebih enak duduknya," ucap Kevin memberi usul."Nggak usah, Vin. Taro tengah aja, buat pembatas. Maaf ya," ucap Andri dengan hati-hati.Kevin hanya mengangguk, lalu segera menyalakan motornya. Motor pun mulai melaju meninggalkan kompleks perumahan itu.Di sepanjang perjalanan, Kevin nampak bercerita banyak hal, sementara Andri hanya mendengarkan saja. Ingin rasanya ia cepat sampai namun entah kenapa Kevin seolah memelankan laju motornya itu.Saat tiba di dekat lampu merah, lengan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Beneran Istrinya?

    "Kenapa, Mbak? Ada yang salah?" tanya Andri balik.Sang resepsionis menggeleng pelan, lalu segera menelpon seseorang disana entah siapa. Andri menatap cermin yang terletak tak begitu jauh dari meja resepsionis. Ia melihat dirinya sendiri di sana, tak ada yang salah. Ia nampak rapih meskipun hanya mengenakan celana jeans dan juga kemeja panjang. Tapi, kanapa sang resepsionis nampak tak percaya?"Adek," panggil seseorang dari arah belakang.Refleks, Andri menoleh saat mendengar suara itu. Ia tahu betul jika itu adalah suara suaminya. Begitu melihat Arkan di pintu masuk ia pun segera tersenyum dan bergegas menyalami lengan lelakinya."Mas kemana aja? Aku telpon nggak di angkat-angkat!" rajuk Andri seraya memanyunkan bibirnya kesal.Arkan tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya itu, ia pun lalu mencubit pipi sang istri dan mengecupnya pelan."Maaf. Tadi, Mas ada keperluan dadakan di lantai atas. Eh, hpnya ketinggalan di ruangan, jadi ya ... nggak tau kalau kamu telpon," ucap Arkan sambi

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Makan Siang

    "Ngambil baju aku, Mas. Udah nggak ada baju lagi di lemari, semua udah masuk ke cucian," ucap Andri pelan. "Aku juga nggak punya sendal lagi, kalau kemana-mana bingung. Untung aja, tadi Mbok Puji ngasih tau kalau misalnya sepatu kamu ukurannya cocok sama aku. Jadi, bisa deh aku pake," ujarnya kembali.Arkan menautkan sebelah alisnya, lalu melihat ke arah kaki Andri. Ia malah baru sadar jika sang istri memakai sepatunya juga.Arkan terkekeh pelan karenanya lalu mengangguk mantap."Boleh. Kalau mau belanja baju juga boleh, terserah kamu maunya kemana," ucap Arkan sambil tersenyum.Mendengar ucapan belanja, wajah Andri pun langsung berbinar karenanya. Bohong jika ia tak suka belanja, semua kaum hawa pasti menyukainya, termasuk dirinya."Yes! Aku boleh beli apapun yang aku mau nggak?" tanya Andri memastikan."Boleh, Dek, bebas. Tapi, aku boleh request nggak? Aku pingin kamu beli baju haram, Dek," jawab Arkan, nada suaranya sedikit menggoda.Mendengar baju haram, bayangan Andri langsung ke

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kejar Jika Kau Suka!

    Andri berdecak kesal, sepertinya suaminya ini sedikit amnesia pada teman karibnya itu."Ck! Itu lohh, Kevin yang jongosmu jaman sekolah dulu. Yang suka kamu suruh-suruh," ucap Andri mengingatkan.Arkan mengangguk, bayang memori tentang lelaki itu pun kembali berputar di otaknya."Oh, kenapa dia?" tanya Arkan datar, seolah itu adalah hal yang tidak menarik.Andri menautkan sebelah alisnya. Ia merasa aneh, bukankah mereka teman dekat? Tapi, kenapa responnya biasa saja."Tadi aku ketemu sama dia," jawab Andri.Arkan yang semula tampak santai mendadak tegang. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menatap Andri lekat-lekat, seolah ingin memastikan maksud ucapannya.“Ketemu di mana?” tanyanya, suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya. Ada ketegangan dalam nada bicaranya, meskipun ia berusaha menyembunyikannya.Andri menghela napas pelan."Tukang sayur depan komplek. Ternyata, dia pemilik rukonya," jawab Andri lirih. "Terus, pas aku pesen gocek, juga dapet dia," ujarnya kembali dengan suara

    Last Updated : 2025-01-10
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ulah Siapa Lagi?

    Kini, gantian Arkan yang sedikit kesal."Andriyani Eka Devandra. Puas?!" tanya Arkan sedikit kesal.Andri menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Aih, itu kan namaku, Mas".Arkan hanya mencebik kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Ia memilih kembali ke kursi kebesarannya untuk melanjutkan pekerjaannya."Mas! Hayoo, ngaku. Jangan-jangan ... kamu dari dulu udah bucin yah sama aku," ucap Andri, dengan nada sedikit menggoda.Arkan menggeleng pelan, tak menggubris ucapan sang istri."Bohong dosa loh, Mas haha," ledek Andri kembali sambil terkekeh pelan."Siapa bilang, kalau bohong itu nggak dosa? Terus, kenapa? Masalah? Toh, sekarang kamu juga jadi istri aku kok," ujarnya datar, namun masih ada nada kesal di dalamnya.Andri tertawa mendengar itu, lalu segera beranjak dan berlari ke kursi suaminya. Ia pun memeluk lelakinya dan langsung mengecup kedua pipinya bertubi-tubi."Adek, ini kantor," ujar Arkan mengingatkan.Namun, Andri seakan tak peduli, ia tetap mengecup pipi sang suami, hing

    Last Updated : 2025-01-11
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Workshop

    "Siapa, Mbak? Apa Mbak kenal seseorang?" tanya Sinta, nada suaranya terdengar penasaran.Andri menggeleng pelan, memilih menyimpan jawabannya sendiri. Ia memilih untuk melangkah menuju kantor suaminya saja. Di perjalanan menuju lantai atas, suasana antara keduanya nampak hening, hanya suara langkah kaki yang menggema di lorong itu, mungkin karena sudah masuk jam kerja lagi.Sesekali, Sinta melirik ke arah Andri. Ia ingin mengajaknya berbicara, namun sepertinya Andri sedang sibuk dengan pikirannya sendiri, membuat ia mengurungkan niatnya.Sesampainya mereka di depan ruangan Arkan, Andri pun berhenti sebentar di meja Sinta. Ia mengeluarkan cemilan serta minuman dari kantong plastiknya lalu meletakkannya di sana."Ini buat kamu ya, Sin. Semoga kamu suka sama cemilannya," ujar Andri sambil tersenyum ramah."Eh, aku dapet jatah juga, Mbak?" tanya Sinta dengan wajah yang berbinar, seraya menarik kursinya dan duduk di sana. "Wah, kalau gitu sering-sering ke sini ya, Mbak, terutama kalau akhi

    Last Updated : 2025-01-13
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ancaman Saingan Baru

    Andri menyesap cola yang tinggal separuh, sambil memakan kripik kentang yang rasanya terasa sedikit hambar. Padahal, biasanya, ia sangat suka kripik kentang ini. Tapi entah mengapa, kali ini rasanya begitu hambar, mungkin karena memang perasaannya juga sedang tak enak.Sesekali, ia mencuri pandang ke arah sang suami yang masih fokus dengan layar laptopnya. Diagram dan deretan angka di layar itu, sepertinya lebih menarik perhatian Arkan dibanding dengan kehadiran istrinya saat itu.Tak lama, pintu ruangan Arkan pun di ketuk oleh seseorang. Setelah mempersilahkan masuk, Sinta datang membawa beberapa berkas di tangannya."Apa lagi ini?" tanya Arkan sambil memijat pelan pelipisnya begitu tumpakan kertas itu di taruh Sinta."Laporan bulanan. Waktunya tanda tangan. Bapak nggak lupa kan sekarang tanggal 20?" tanya Sinta balik.Arkan mendengus kesal, ia melirik sekilas ke arah sang istri yang tengah anteng menonton serial Desa Konoha itu di layar televisinya."Nggak bisa besok, kah?" tanya Ar

    Last Updated : 2025-01-18
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ketakutan Andri

    Andri masih terdiam dipangkuan Arkan. Rasanya, akan ada badai besar kembali yang menghadang rumah tangga mereka."Mas, sebenernya, itu surat dari siapa?" tanya Andri penasaran sambil membelai lembut kemeja sang suami.Arkan hanya tersenyum lalu membelai lembut pucuk kepala sang istri."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang iri sama hubungan kita aja, Dek," ujar Arkan pelan.Namun, Andri masih tak percaya. Ia segera melerai pelukannya. Lalu bangkit dari pangkuan sang suami.Ia duduk di atas mejanya, sehingga posisi duduknya kini berhadapan dengan Arkan."Mas ...," panggil Andri lirih.Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya lalu menarik wajah sang istri. Ia mengecup pelan bibir istrinya yang menggoda itu.Awalnya, hanya kecupan pelan, namun makin lama, ia makin tergoda. Apalagi, Andri begitu seksi meskipun memakai celana panjang dan kaos yang sedikit kebesaran."Mas, nggak ada pintu merah tah di sini?" tanya Andri yang hampir terbakar birahi.Arkan menggeleng. Ia tak tahu, kare

    Last Updated : 2025-01-20

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 18

    Cukup lama Andri memandang rujak itu tanpa berniat untuk menyentuhnya sama sekali. Sinta yang berada di dekatnya pun sedikit heran melihat tingkah sang nyonya saat ini."Mbak," panggil Sinta pelan."Hm," gumam Andri singkat."Kok cuma diliatin doang sih rujaknya? Nggak ada niat mau dimakan apa?" tanya Sinta sedikit heran.Andri melirik sekilas sebelum tersenyum simpul. Ia pun segera mengaduk bumbunya dan mulai mencicipi.Namun, baru saja dua suapan masuk, ekspresi Andri langsung berubah drastis. Matanya menyipit, lidahnya menjulur, tangan mulai kipas-kipas.“Pedes! Astaga, ini sambel atau lava gunung berapi?!”Sinta spontan berdiri. “Lho lho! Tadi bahagia banget, sekarang kayak ayam kecolok cabai!”Andri batuk-batuk, wajahnya merah padam. “Air! Air, Sinta! Ambilin air di kulkas buruan!"Sinta berlari ke dapur sambil mengomel. Ia bergegas mengeluarkan satu botol dari dalam kulkas, dan buru-buru menuangkannya ke dalam gelas sebelum menyerahkannya pada Andri.Andri segera menerimanya dan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 17

    Selepas dari ruang rapat, Sinta pun mendengus kesal. Ia melangkah cepat menuju ruangannya, mengambil laptop dan juga beberapa dokumen penting dan memasukkannya ke dalam tas dengan buru-buru.Tak lama, ponselnya bergetar, menandakan ada sebuah pesan yang masuk.Sinta mengernyit, nomor tak dikenal, dari siapa ya? Batinnya.Ia pun bergegas mengangkat telponnya dan ternyata itu adalah nomer abang ojol yang mengantar pesanan Arkan."Tunggu di lobby sebentar ya, Pak. Sebentar lagi, saya turun, tunggu 5 menit," ucap Sinta cepat-cepat di telpon.["Baik, Bu. Tapi maaf, saya minta dua ribu untuk parkir ya, Bu, jika boleh,"] pinta sang abang ojol."Oke, Pak," jawab Sinta seraya menutup telponnya.Ia kembali mengecek isi tas, memastikan semuanya lengkap, lalu mengambil kunci motornya dan menuju lift.Namun sialnya, begitu tiba di lift, ia harus berpapasan dengan seseorang yang selalu ingin ia hindari, Aldy. Lelaki yang pernah menghiasi hari-harinya 7 tahun silam, sebelum akhirnya lelaki itu memil

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 16

    Arkan kembali melanjutkan presentasinya yang sempet tertunda. Tentu saja, sebelum memulai itu, ia pun sudah mengirimkan pesan kepada Sinta duluan untuk mengantarkan pesanan istrinya ke rumah.Namun, baru beberapa menit memulai, pintu ruang rapat kembali di ketuk.Arkan mendesah pelan. Ia tahu betul, hanya dua orang yang bisa menginterupsi saat rapat yaitu Sinta dan Agra."Mohon maaf, ada iklan sebentar," ucap Arkan seraya bangkit dari duduknya.Semua peserta rapat pun mengangguk paham. Dan Arkan, pun bergegas ke untuk membuka pintu ruangannya.Sinta berdiri di depan sana, dengan tangan menyilang di dadanya, seolah bertanya tanpa suara."Pleas, tolongin yaa," ucap Arkan dengan nada memelas.Sinta mendengus. "Fiks! Tahun depan saya akan undur diri. Saya ini sekretaris kantor, kenapa malah jadi kang ojek," gerutunya kesal.Arkan tersenyum kecut, "terpaksa, nyonya lagi ngidam.""Nyonya ngidam?" Sinta menaikkan sebelah alisnya, seolah tak percaya.Arkan mengangguk mantap, bahkan ia menangk

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 15

    Setelah memastikan Andri sarapan dan juga mandi, kini giliran Arkan yang bersiap untuk berangkat kerja."Adek, Mas berangkat ya," pamitnya. "Kamu nggak apa-apa kan ditinggal sendiri?"Andri menggeleng sambil tersenyum tipis. "Nggak apa-apa kok, Mas. Kan udah biasa ditinggal sendiri juga."Arkan hanya mengangguk lalu segera mengecup pucuk kepala sang istri. Tak hanya itu, tangannya pun terulur di perut sang istri sebelum akhirnya ia mendaratkan kecupan disana juga."Anak-anak ayah jangan pada manja sama Bunda, ya," bisik Arkan. "Kalau mau manja, pas ada Ayah aja ya, Nak. Insyaallah apa yang kalian mau pasti akan selalu ayah turutin. Sehat-sehat di perut Bunda ya, Sayang."Andri hanya tersenyum melihat kelakuan manis suaminya itu. "Makasih ya, Mas, hati-hati di jalan."Arkan kembali mengangguk, mengambil kunci mobil di meja, lalu melangkah menuju garasi. Dibelakangnya, Andri mengikutinya sampai ke depan pintu.Beberapa saat kemudian, suara mesin mobil terdengar. Andri berdiri memandangi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 14

    Keesokan paginya, Andri sudah bangun lebih dulu karena rasa mual yang begitu mendera. Tubuhnya mulai sedikit limbung, namun ia memaksakan diri untuk berdiri dan melangkah ke kamar mandi.Sementara Arkan, masih terlelap di kasurnya. Tangannya mulai meraba, antara sadar dan setengah sadar, ia mencari sang istri di sana. Namun sayangnya, kosong."Adek!" seru Arkan refleks langsung bangun.Ia melihat ke samping. Andri tak ada di sampingnya. Kemanakah perginya wanita itu? Apa ke kamar mandi?Buru-buru ia pun bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju dapur. Dan benar saja, Andri berada di sana tengah memuntahkan apa yang ada diperutnya.Dengan telaten, ia pun memijat tengkuk sang istri agar merasa lebih baik."Masih mual, Dek?" tanya Arkan begitu Andri menyelesaikan muntahnya.Andri menggeleng pelan, lalu mencuci mukanya. Sementara Arkan dengan sigap segera mengambil handuk dan membantu sang istri untuk membersihkan wajahnya."Adek mau bikin teh? Atau mau susu? Biar Mas bikinin," tawar Arka

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 13

    USG pun akhirnya telah selesai dilakukan."Sekali lagi, selamat ya Bu Andri atas kehamilannya, jaga kandungannya baik-baik dan jangan sampai stress atau terlalu lelah. Kehamilan dengan janin kembar, biasanya menguras lebih banyak emosi," ucap Dokter Agung mengingatkan.Setelah itu, ia pun mengalihkan pandangannya kepada Arkan."Nah untuk Pak Arkan, tolong di jaga ya istrinya. Istri yang lagi hamil itu biasanya suka moody-an. Jadi, sabarnya harus dipertebal lagi. Emosinya harus dijaga lagi biar istrinya nggak merasa stress ataupun terabaikan," nasihat sang dokter.Arkan mengangguk mantap. "Insyaallah, Dok. Ah iya ada pantangan atau apa yang perlu dihindari, Dok?" tanya Arkan."Hindari makan daging yang masih setengah matang, dan kurangi makanan junk food. Jika setiap makan mual, bisa di coba dengan mengemil roti ataupun minum jus," jawab sang dokter.Arkan mengangguk mantap. Sesi konsultasi pun akhirnya selesai. Satu bulan lagi, Andri pun diminta untuk kembali ke rumah sakit, selain un

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 12

    "Ma--maksudnya, Dok?" tanya Andri sedikit bingung.Sang dokter tak langsung menjawab. Ia masih memeriksa data yang ada di komputernya setelah beberapa saat, ia menghela napas berat, dan menatap keduanya dengan ekspresi yang cukup serius."Saya tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada Anda, tapi berdasarkan hasil pemeriksaan lima tahun lalu, rahim Anda dalam kondisi sehat. Tidak ada indikasi masalah yang bisa menyebabkan kesulitan hamil."Mata Andri membesar. "Tapi… waktu itu saya diberi tahu kalau saya kemungkinan besar tidak bisa hamil, Dok. Saya…" Suaranya bergetar.Arkan langsung menenangkan istrinya, tapi di dalam hatinya, kemarahan mulai muncul. Jika benar tidak ada masalah di rahim Andri, lalu siapa yang dulu memberi informasi yang salah? Dan untuk apa?Dokter menatap mereka dengan lembut. "Saya paham ini membingungkan. Tapi sekarang, yang terpenting adalah kabar baiknya. Hasil tespek anda menunjukkan bahwa anda tengah hamil. Bagaimana jika kita cek melalui USG untuk lebi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 11

    "Sans, Ar, gua ke sini cuma mau nanya kabar lu doang, kok," ucap lelaki itu sambil tersenyum smirk.Andri yang memang tak mengetahui permasalahan apa yang dihadapi kedua lelaki itu memilih untuk kembali fokus ke abang telur gulung tadi."Jadi, berapa semuanya, Bang?" tanya Andri dengan senyum riang."Dua puluh ribu, Mbak," jawab si penjual.Andri lalu menyerahkan selembar uang berwarna hijau kepada penjual itu, dan melangkah santai menuju gerobak lumpia basah.Arkan yang melihat Andri pergi, hanya berdecak kesal melihat kelakuannya itu."Ada apa? Gua tau lu bukan tipe orang yang suka basa basi, Vin," ucap Arkan ketus.Ya, lelaki itu adalah Kevin sahabat serta musuhnya lima tahun lalu. Setelah melepaskan Dirgantara kepada Kevin, Arkan memilih kembali fokus mengurus Amira Corp sendiri. Lalu, bagaimana dengan Oom Wisnu?Sejak kejadian itu, Oom Wisnu memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri. Tidak, lebih tepatnya usaha sendiri. Ia membuat beberapa ruko dan juga kontrakan dari uang hasi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 10

    Andri dan Arkan nampak saling pandang, sementara Agra segera menepuk pelan lengan sang istri.Ya, wanita itu adalah Arsy, adik dari Andri.Arsy yang sadar mendapat teguran halus seperti itu langsung menundukkan kepalanya."Ma--maaf, Mba," ucap Arsy sedikit menyesal.Andri hanya tersenyum, lalu segera memeluk tubuh adiknya."Doain ya, Dek. Bismilah semoga beneran," ucapnya lirih."Amin ya Allah," ucap Arsy dengan lantang."Kalau misalnya Mbak beneran hamil, Arsy mau nunda kehamilan, biar bisa ngerawat anaknya Mbak dulu, kek dulu Mbak ngerawat Humai," ucapnya kembali namun langsung mendapat cubitan dari Andri."Nggak boleh, gitu! Mbak nggak suka cara ngomong kamu! Anak itu rejeki, kalau dikasih jangan di tolak. Kamu nggak liat perjuangan Mbak mu ini, sampe lima tahun belum di kasih juga," ucap Andri sambil berdecak kesal.Arsy memanyunkan bibirnya, "salah lagi aja aku," gerutunya dan langsung mendapat tawaan dari mereka semua.Setelah berbasa-basi sebentar, Andri dan Arkan pun pamit pul

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status