Share

Rencana Kevin

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-07 14:30:03

"Ke-- Kevin?" tanya Andri dengan sedikit tergagap.

Driver itu hanya tersenyum lalu melepas helm yang ada di kepalanya.

"Hay, Ndri. Kita ketemu lagi, mau nganter makan siang buat Arkan?" tanya Kevin sambil tersenyum.

Meskipun ia nampak tersenyum, tapi entah mengapa Andri merasa sedikit takut karenanya.

"Nih, helmnya, ayo naik," ucap Kevin membuyarkan lamunan Andri.

Andri tergagap karenanya dan segera mengambil helm itu. Setelah itu, ia segera naik ke atas motornya.

"Ndri, tas bekel lu taro depan aja sini, biar lebih enak duduknya," ucap Kevin memberi usul.

"Nggak usah, Vin. Taro tengah aja, buat pembatas. Maaf ya," ucap Andri dengan hati-hati.

Kevin hanya mengangguk, lalu segera menyalakan motornya. Motor pun mulai melaju meninggalkan kompleks perumahan itu.

Di sepanjang perjalanan, Kevin nampak bercerita banyak hal, sementara Andri hanya mendengarkan saja. Ingin rasanya ia cepat sampai namun entah kenapa Kevin seolah memelankan laju motornya itu.

Saat tiba di dekat lampu merah, lengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Beneran Istrinya?

    "Kenapa, Mbak? Ada yang salah?" tanya Andri balik.Sang resepsionis menggeleng pelan, lalu segera menelpon seseorang disana entah siapa. Andri menatap cermin yang terletak tak begitu jauh dari meja resepsionis. Ia melihat dirinya sendiri di sana, tak ada yang salah. Ia nampak rapih meskipun hanya mengenakan celana jeans dan juga kemeja panjang. Tapi, kanapa sang resepsionis nampak tak percaya?"Adek," panggil seseorang dari arah belakang.Refleks, Andri menoleh saat mendengar suara itu. Ia tahu betul jika itu adalah suara suaminya. Begitu melihat Arkan di pintu masuk ia pun segera tersenyum dan bergegas menyalami lengan lelakinya."Mas kemana aja? Aku telpon nggak di angkat-angkat!" rajuk Andri seraya memanyunkan bibirnya kesal.Arkan tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya itu, ia pun lalu mencubit pipi sang istri dan mengecupnya pelan."Maaf. Tadi, Mas ada keperluan dadakan di lantai atas. Eh, hpnya ketinggalan di ruangan, jadi ya ... nggak tau kalau kamu telpon," ucap Arkan sambi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Makan Siang

    "Ngambil baju aku, Mas. Udah nggak ada baju lagi di lemari, semua udah masuk ke cucian," ucap Andri pelan. "Aku juga nggak punya sendal lagi, kalau kemana-mana bingung. Untung aja, tadi Mbok Puji ngasih tau kalau misalnya sepatu kamu ukurannya cocok sama aku. Jadi, bisa deh aku pake," ujarnya kembali.Arkan menautkan sebelah alisnya, lalu melihat ke arah kaki Andri. Ia malah baru sadar jika sang istri memakai sepatunya juga.Arkan terkekeh pelan karenanya lalu mengangguk mantap."Boleh. Kalau mau belanja baju juga boleh, terserah kamu maunya kemana," ucap Arkan sambil tersenyum.Mendengar ucapan belanja, wajah Andri pun langsung berbinar karenanya. Bohong jika ia tak suka belanja, semua kaum hawa pasti menyukainya, termasuk dirinya."Yes! Aku boleh beli apapun yang aku mau nggak?" tanya Andri memastikan."Boleh, Dek, bebas. Tapi, aku boleh request nggak? Aku pingin kamu beli baju haram, Dek," jawab Arkan, nada suaranya sedikit menggoda.Mendengar baju haram, bayangan Andri langsung ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kejar Jika Kau Suka!

    Andri berdecak kesal, sepertinya suaminya ini sedikit amnesia pada teman karibnya itu."Ck! Itu lohh, Kevin yang jongosmu jaman sekolah dulu. Yang suka kamu suruh-suruh," ucap Andri mengingatkan.Arkan mengangguk, bayang memori tentang lelaki itu pun kembali berputar di otaknya."Oh, kenapa dia?" tanya Arkan datar, seolah itu adalah hal yang tidak menarik.Andri menautkan sebelah alisnya. Ia merasa aneh, bukankah mereka teman dekat? Tapi, kenapa responnya biasa saja."Tadi aku ketemu sama dia," jawab Andri.Arkan yang semula tampak santai mendadak tegang. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menatap Andri lekat-lekat, seolah ingin memastikan maksud ucapannya.“Ketemu di mana?” tanyanya, suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya. Ada ketegangan dalam nada bicaranya, meskipun ia berusaha menyembunyikannya.Andri menghela napas pelan."Tukang sayur depan komplek. Ternyata, dia pemilik rukonya," jawab Andri lirih. "Terus, pas aku pesen gocek, juga dapet dia," ujarnya kembali dengan suara

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ulah Siapa Lagi?

    Kini, gantian Arkan yang sedikit kesal."Andriyani Eka Devandra. Puas?!" tanya Arkan sedikit kesal.Andri menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Aih, itu kan namaku, Mas".Arkan hanya mencebik kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Ia memilih kembali ke kursi kebesarannya untuk melanjutkan pekerjaannya."Mas! Hayoo, ngaku. Jangan-jangan ... kamu dari dulu udah bucin yah sama aku," ucap Andri, dengan nada sedikit menggoda.Arkan menggeleng pelan, tak menggubris ucapan sang istri."Bohong dosa loh, Mas haha," ledek Andri kembali sambil terkekeh pelan."Siapa bilang, kalau bohong itu nggak dosa? Terus, kenapa? Masalah? Toh, sekarang kamu juga jadi istri aku kok," ujarnya datar, namun masih ada nada kesal di dalamnya.Andri tertawa mendengar itu, lalu segera beranjak dan berlari ke kursi suaminya. Ia pun memeluk lelakinya dan langsung mengecup kedua pipinya bertubi-tubi."Adek, ini kantor," ujar Arkan mengingatkan.Namun, Andri seakan tak peduli, ia tetap mengecup pipi sang suami, hing

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Tertangkap Basah

    “Ah, Sayang – terus, lebih cepat ....” Andri terdiam di ambang pintu kamar Agra, tunangannya. Tangannya sedikit gemetar sambil memegang gagang pintu, sementara telinganya masih bisa mendengar jelas suara rintihan dan desahan dari dalam kamar. Dengan perlahan, ia mulai membuka pintu kamarnya sedikit, membuat celah agar ia bisa melihat apa yang terjadi disana. Namun, seketika jantungnya pun seolah berhenti saat melihat pemandangan itu Disana, ia melihat Agra tengah memadu kasih dengan seseorang. Dan yang lebih menyesakkannya lagi, perempuan itu adalah Arsy, adiknya sendiri. “Ah, Sayang, aku hampir ....” Andri sudah tak kuasa mendengar kalimat yang menjijikan itu kembali. Ia pun berusaha menguatkan hatinya, hingga akhirnya .... Brak! Pintu kamar pun terbuka cukup lebar, membuat kedua insan yang sedang memadu kasih itu langsung terkesiap kaget dan menoleh ke arah pintu. “Mbak.” “Sayang.” Ucap kedua orang itu secara serempak. Agra segera melepaskan tubuhnya dari tubuh Arsy,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Hasil Lab

    "Apa maksud kamu bilang aku mandul, Mas?" tanya Andri dengan raut wajah yang sedikit syok."Benar. Apa maksudmu, Nak? Kalian saja belum menikah, tapi kamu sudah bisa bilang kalau dia mandul?" tanya Om Nathan seolah tak percaya."Aku punya buktinya, kok. Tunggu sebentar, akan aku ambilkan," ucap Agra angkuh.Agra beranjak dari duduknya dan segera berlalu ke salah satu ruangan yang berada tak jauh dari sana."Nak, apa yang Agra bilang itu benar?" tanya Ayah Revan penasaran.Andri menggeleng pelan lalu mengambil lengan sang ayah dan membelainya dengan lembut."Andri gak tau, Yah. Andri aja bingung kenapa Mas Agra bisa bilang begitu sama Andri," jawab Andri lirih.Ayah Revan pun menggenggam erat lengan sang anak dan tersenyum, seolah memberikan sedikit kekuatan agar sang anak mampu menghadapi ujian ini.Tak lama, Agra pun kembali, membawa dua buah amplop panjang berwarna coklat lalu menaruhnya diatas meja sana."Kalau Papa dan Kakek gak percaya, kalian bisa lihat sendiri disini," ucap Agr

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Kakek Gala

    "A-Arkan? Kakek yang bener aja! Masa mau nikahin Andri ke dia sih?" tanya Agra seolah tak terima."Kenapa? Apa ada masalah dengannya? Kakek rasa itu pilihan yang tepat, karena hanya Arkan lah satu-satunya cucu kakek yang belum menikah," ucap Kakek Gala memberitahu."Tapi, Arkan itu bukan cucu kandung Kakek. Dia itu hanya sampah yang kakek pungut dan di jadikan cucu, untuk apa menganggap dia sebagai cucu, hah?! Apalagi, dia bocah idiot yang pasti nyusahin!" sentak Agra kesal."Tutup mulutmu, Agra! Kalau saja bukan karena kelakuanmu, sudah pasti Arkan tak akan menjadi yatim piatu dan berkebutuhan khusus seperti sekarang," ucap Om Nathan menambahkan."Tapi, Pa--," Om Nathan langsung melambaikan tangannya seolah tak ingin dibantah.Agra menggelengkan kepalanya pelan. Wajahnya nampak kecewa berat dengan keputusan yang diberikan oleh sang kakek.Ia pun segera beranjak dari duduknya, dan langsung menghampiri Andri disana. Ia memegang lembut lengan Andri dan membelainya."Ndri, aku mohon, men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ternyata Arkan, Teman Lamaku

    Andri terdiam untuk beberapa saat, ia seperti mengenali suara itu tapi entah dimana. Otaknya pun seakan buntu, hingga tak tau apa yang akan ia lakukan. "Kenapa diem disitu? Masuk aja, anggep aja kamar sendiri," ucap lelaki itu lagi tanpa menoleh sedikit pun pada Andri. Andri pun menghembuskan napasnya panjang, dan berusaha mencari sesuatu agar ada alasan untuk dia mendekat. Beruntung, sebuah mobilan berada tepat didekat pintu. Andri pun segera mengambil mobil itu dan menghampiri lelakinya. "Ini punyamu?" tanya Andri ramah, seraya menaruh mobilan itu dekat dengannya. "Terimakasih," jawab lelaki itu singkat. Andri hanya mengangguk dan setelah itu suasana pun kembali hening. Ia bingung harus bilang apa dan bagaimana, apalagi lelaki itu sepertinya sama sekali tak tergubris oleh kehadirannya. "Gimana soal persiapan pernikahannya? Apa kamu suka? Atau, ada yang mau diganti?" tanya lelaki itu bertubi-tubi. Andri tak langsung menjawab, ia masih diam dan menunduk, namun tangannya ikut m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ulah Siapa Lagi?

    Kini, gantian Arkan yang sedikit kesal."Andriyani Eka Devandra. Puas?!" tanya Arkan sedikit kesal.Andri menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Aih, itu kan namaku, Mas".Arkan hanya mencebik kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Ia memilih kembali ke kursi kebesarannya untuk melanjutkan pekerjaannya."Mas! Hayoo, ngaku. Jangan-jangan ... kamu dari dulu udah bucin yah sama aku," ucap Andri, dengan nada sedikit menggoda.Arkan menggeleng pelan, tak menggubris ucapan sang istri."Bohong dosa loh, Mas haha," ledek Andri kembali sambil terkekeh pelan."Siapa bilang, kalau bohong itu nggak dosa? Terus, kenapa? Masalah? Toh, sekarang kamu juga jadi istri aku kok," ujarnya datar, namun masih ada nada kesal di dalamnya.Andri tertawa mendengar itu, lalu segera beranjak dan berlari ke kursi suaminya. Ia pun memeluk lelakinya dan langsung mengecup kedua pipinya bertubi-tubi."Adek, ini kantor," ujar Arkan mengingatkan.Namun, Andri seakan tak peduli, ia tetap mengecup pipi sang suami, hing

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kejar Jika Kau Suka!

    Andri berdecak kesal, sepertinya suaminya ini sedikit amnesia pada teman karibnya itu."Ck! Itu lohh, Kevin yang jongosmu jaman sekolah dulu. Yang suka kamu suruh-suruh," ucap Andri mengingatkan.Arkan mengangguk, bayang memori tentang lelaki itu pun kembali berputar di otaknya."Oh, kenapa dia?" tanya Arkan datar, seolah itu adalah hal yang tidak menarik.Andri menautkan sebelah alisnya. Ia merasa aneh, bukankah mereka teman dekat? Tapi, kenapa responnya biasa saja."Tadi aku ketemu sama dia," jawab Andri.Arkan yang semula tampak santai mendadak tegang. Ia mengerjap beberapa kali, lalu menatap Andri lekat-lekat, seolah ingin memastikan maksud ucapannya.“Ketemu di mana?” tanyanya, suaranya terdengar lebih rendah dari biasanya. Ada ketegangan dalam nada bicaranya, meskipun ia berusaha menyembunyikannya.Andri menghela napas pelan."Tukang sayur depan komplek. Ternyata, dia pemilik rukonya," jawab Andri lirih. "Terus, pas aku pesen gocek, juga dapet dia," ujarnya kembali dengan suara

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Makan Siang

    "Ngambil baju aku, Mas. Udah nggak ada baju lagi di lemari, semua udah masuk ke cucian," ucap Andri pelan. "Aku juga nggak punya sendal lagi, kalau kemana-mana bingung. Untung aja, tadi Mbok Puji ngasih tau kalau misalnya sepatu kamu ukurannya cocok sama aku. Jadi, bisa deh aku pake," ujarnya kembali.Arkan menautkan sebelah alisnya, lalu melihat ke arah kaki Andri. Ia malah baru sadar jika sang istri memakai sepatunya juga.Arkan terkekeh pelan karenanya lalu mengangguk mantap."Boleh. Kalau mau belanja baju juga boleh, terserah kamu maunya kemana," ucap Arkan sambil tersenyum.Mendengar ucapan belanja, wajah Andri pun langsung berbinar karenanya. Bohong jika ia tak suka belanja, semua kaum hawa pasti menyukainya, termasuk dirinya."Yes! Aku boleh beli apapun yang aku mau nggak?" tanya Andri memastikan."Boleh, Dek, bebas. Tapi, aku boleh request nggak? Aku pingin kamu beli baju haram, Dek," jawab Arkan, nada suaranya sedikit menggoda.Mendengar baju haram, bayangan Andri langsung ke

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Beneran Istrinya?

    "Kenapa, Mbak? Ada yang salah?" tanya Andri balik.Sang resepsionis menggeleng pelan, lalu segera menelpon seseorang disana entah siapa. Andri menatap cermin yang terletak tak begitu jauh dari meja resepsionis. Ia melihat dirinya sendiri di sana, tak ada yang salah. Ia nampak rapih meskipun hanya mengenakan celana jeans dan juga kemeja panjang. Tapi, kanapa sang resepsionis nampak tak percaya?"Adek," panggil seseorang dari arah belakang.Refleks, Andri menoleh saat mendengar suara itu. Ia tahu betul jika itu adalah suara suaminya. Begitu melihat Arkan di pintu masuk ia pun segera tersenyum dan bergegas menyalami lengan lelakinya."Mas kemana aja? Aku telpon nggak di angkat-angkat!" rajuk Andri seraya memanyunkan bibirnya kesal.Arkan tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya itu, ia pun lalu mencubit pipi sang istri dan mengecupnya pelan."Maaf. Tadi, Mas ada keperluan dadakan di lantai atas. Eh, hpnya ketinggalan di ruangan, jadi ya ... nggak tau kalau kamu telpon," ucap Arkan sambi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Rencana Kevin

    "Ke-- Kevin?" tanya Andri dengan sedikit tergagap.Driver itu hanya tersenyum lalu melepas helm yang ada di kepalanya."Hay, Ndri. Kita ketemu lagi, mau nganter makan siang buat Arkan?" tanya Kevin sambil tersenyum.Meskipun ia nampak tersenyum, tapi entah mengapa Andri merasa sedikit takut karenanya."Nih, helmnya, ayo naik," ucap Kevin membuyarkan lamunan Andri.Andri tergagap karenanya dan segera mengambil helm itu. Setelah itu, ia segera naik ke atas motornya."Ndri, tas bekel lu taro depan aja sini, biar lebih enak duduknya," ucap Kevin memberi usul."Nggak usah, Vin. Taro tengah aja, buat pembatas. Maaf ya," ucap Andri dengan hati-hati.Kevin hanya mengangguk, lalu segera menyalakan motornya. Motor pun mulai melaju meninggalkan kompleks perumahan itu.Di sepanjang perjalanan, Kevin nampak bercerita banyak hal, sementara Andri hanya mendengarkan saja. Ingin rasanya ia cepat sampai namun entah kenapa Kevin seolah memelankan laju motornya itu.Saat tiba di dekat lampu merah, lengan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bekal Untuk Arkan

    Andri menggidikkan bahunya, dan segera masuk ke dalam rumah.Ia melangkah ke dapur, nampak Mbok Puji tengah mengeluarkan sayuran yang tadi mereka beli."Non, mau masak apa emangnya? Kok beli cumi asin segala? Di sini, nggak ada yang doyan cumi asin loj, Non," ucap Mbok Puji memberitahu."Oseng jagung pake cumi asin, Mbok. Aku mau masak buat aku sendiri, sekalian nanti Mas Arkan juga minta dibawain. Kalau gitu, aku masak duluan ya, Mbok. Mbok masih buat nanti sore kan?" tanya Andri.Mbok Puji mengangguk sambil tersenyum. Andri pun segera memakai celemeknya dan mulai mengolah bahan makanan yang tadi ia beli.Tak sampai satu setengah jam, masakan miliknya pun telah tersedia di meja makan."Mbok, ada tempat makan nggak? Aku ke kantor bawanya gimana ya?" tanya Andri sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Ada, Non, sebentar ya, Mbok ambilin," jawab Mbok Puji.Tak lama, Mbok Puji pun membawa beberapa tempat makan ke hadapan Andri. Andri pun dengan sigap memasukkan menu ke dalam wadah-

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Teman Lama 2

    Andri mengernyitkan sebelah alisnya mencoba mengingat nama itu. Hingga akhirnya, setelah beberapa saat, ia pun lantas menepuk dahinya pelan."Astaga, gua baru inget. Lu, Kevin yang dulu jadi jongosnya Arkan, kan?" tanya Andri, dengan sedikit meledek."Si kamvret, ingetnya jongosnya doang lagi," jawab Kevin sambil tertawa kencang."Ya, soalnya itu doang yang gua inget. Lu gimana kabar? Sama siapa ke sini? Istri?" tanya Andri bertubi-tubi sambil menyalami lelaki itu.Kevin menggeleng pelan, "Gua belom nikah, Ndri. Eh, lu udah bayar belanjaan lu?" tanyanya kembali."Udah, barusan gua bayar. Kenapa emangnya?" tanya Andri balik."Yah, telat berarti gua. Ini tuh toko sayur punya gua. Kalau tau lu yang beli mah, gua gratisin tadi," ucapnya kembali.Andri hanya mengangguk dan tersenyum samar saja. Rasanya sedikit tak nyaman, namun saat melihat Mbok Puji, dia masih nampak sibuk memilih sayuran."Lu tinggal dimana, Ndri, sekarang?" tanya Kevin mengalihkan pembicaraannya."Di komplek belakang, V

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Teman Lama

    "Nggak, Oom," jawab Andri cepat.Oom Nathan mengernyitkan dahinya tanda penasaran. Apa iya begitu?"Aku sama Arsy emang dari dulu jarang chat atau telponan kalau nggak penting-penting banget, selain minta uang kuliah atau ngabari dia sakit. Nah, apalagi sejak permasalahan kemarin yang nimpa kita, ya ... aku makin nggak chat dia lah. Tapi, coba nanti aku hubungin, soalnya kemaren Andre juga sempet bilang kalau Arsy tiba-tiba menghilang," ucap Andri menjelaskan.Oom Nathan hanya mengangguk, namun raut wajahnya jelas memancarkan sebuah kekecewaan. Sarapan pun telah selesai, Kakek Gala memutuskan untuk berangkat ke kantor di antar oleh Pak Maman.Andri kembali mengantarkan Arkan hingga ke depan garasinya. Lalu mencium lengan suaminya dengan takzim."Mas, seriusan ini kita masih disini? Mas Agra hari ini akan pulang dan beneran tinggal di sini loh," ucap Andri mengingatkan, sebelum Arkan masuk ke dalam mobilnya.Arkan hanya tersenyum samar lalu mengecup pelan pucuk kepala istrinya."Benera

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijin Memasak

    Namun, tetap saja Andri merasa sedikit gelisah karenanya. Arkan memang bisa berpikir secara rasional karena dia tidak memiliki hubungan darah dengan Arsy. Namun ia, ia adalah kakaknya, meskipun mereka berbeda ibu, tapi mereka tetap satu ayah."Mas, aku cuma ... aku cuma takut kehilangan Arsy beneran, Mas. Apalagi karena dia lagi hamil itu. Aku takut dia kenapa-napa dan janinnya terganggu," ucap Andri kembali dengan suara yang bergetar.Arkan menghela napas panjang, lalu menghabiskan coklat yang tersisa setengah. Ia tahu, apa yang Andri rasakan adalah benar, namun ia juga tak ingin kekhawatiran itu justru membuat mereka kehilangan fokus terhadap permasalahan mereka sendiri."Dek, aku ngerti kalau kamu khawatir. Aku juga sama, kok. Tapi ... udahlah, Arsy itu udah gede, kenapa kita harus mikirin dia. Mending kita pikirin aja tentang kehidupan kita," ujar Arkan dengan nada yang lebih lembut."Kenapa sama kehidupan kita?" tanya Andri sedikit polos.Arkan menepuk pelan pelipisnya, sepertiny

DMCA.com Protection Status