แชร์

Bab 115 Orang Baru Menggantikan yang Lama

ผู้เขียน: Syakia
Pria itu sedang berdiri di samping tempat tidur Milla sambil menatap monitor EKG dengan ekspresi yang sangat fokus.

"Kamu siapa?" Milla sedikit gelisah dan perlahan bangkit untuk duduk.

Menyadari bahwa dia sudah bangun, pria itu lalu tersenyum ramah. "Halo, Bu Milla. Saya mewakili panitia pesta sosialita internasional untuk menjenguk Anda."

Milla mengamatinya dengan saksama. Wajahnya tampak lembut dan berwibawa, berpakaian rapi, serta memiliki senyuman yang menenangkan. Penampilannya membuat orang merasa sangat nyaman.

Milla mengangguk, lalu bertanya, "Kapan saya menjalani pemeriksaan EKG?" Dia menatap alat yang terpasang di jarinya.

"Mungkin dokter melakukannya waktu Anda tertidur. Saya juga kurang tahu," jawab pria itu dengan sopan.

Melihat buah dan bunga yang diletakkan di dalam kamar perawatannya, Milla tersenyum. "Terima kasih atas perhatiannya. Saya baik-baik saja. Sebentar lagi saya juga akan keluar dari rumah sakit."

"Tapi bagaimanapun juga, insiden ini terjadi dalam acara yang
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 116 Mirip Simpanan Presdir Grup Bakhtiar

    Pelukan ini terasa berat. Chris memeluk Milla erat-erat di dalam dekapannya. Milla hampir tak bisa bernapas, tetapi dia tidak mendorong Chris karena rasa aman di saat ini tak tergantikan.Setelah beberapa saat, Chris akhirnya melepaskannya. Saat itulah Milla melihat matanya yang merah dan agak basah."Kamu kenapa? Kenapa buru-buru sekali? Lukamu sampai terbuka lagi," ucap Milla dengan kening yang berkerut karena khawatir.Chris sama sekali tidak peduli dengan lukanya. Dengan suara lembut, dia bertanya, "Tadi ada yang datang?"Milla mengangguk. "Pihak pesta sosialita internasional mengirim seseorang untuk menemuiku.""Siapa?" Di mata Chris, ada kegelisahan yang tak bisa Milla pahami."Ini," kata Milla sambil menyerahkan kartu nama kepadanya.Chris menatap nama dan nomor telepon di kartu itu, lalu beralih menatap Milla dengan cemas. "Kalau aku nggak ada, jangan sembarangan bertemu dengan orang asing."Milla menatapnya dengan heran. "Aku bukan anak kecil."Sebelum selesai berbicara, Chris

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 117 Mengadu Domba

    Aneh sekali!Milla mengangkat alis dan membaca berita itu dengan saksama.Foto dalam berita itu agak buram, tetapi wanita di samping Yonatan, Presdir Grup Bakhtiar, memang mirip dengannya. Ini benar-benar konyol bagi Milla.Pantas saja sekarang semua urusan Grup Bakhtiar ditangani oleh Levis. Ternyata ayahnya sedang sibuk menikmati hidup bersama wanita cantik dan tidak mau repot-repot mengurus bisnis.Ketika melihat komentar di bawah berita, ada yang mengatakan bahwa itu pasti Milla, karena pakaiannya mirip dengan yang dia kenakan saat wawancara di pesta sosialita internasional.Namun, ada juga yang mentertawakan rumor itu, berkata bahwa semua orang tahu Grup Jauhari dan Grup Bakhtiar adalah musuh bebuyutan. Bagaimana mungkin putri Grup Jauhari menjadi simpanan Presdir Grup Bakhtiar? Itu terlalu tidak masuk akal!"Bu, menurutmu, apa ini permainan kotor yang sengaja dirancang oleh Grup Bakhtiar?" tanya asistennya dengan khawatir.Milla mengernyit sedikit, berpikir sejenak sebelum menjaw

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 118 Playboy dan Para Wanitanya

    Dengan mulutnya yang manis, Milla berhasil membuat kedua putri manja itu saling mengenal dengan cepat. Kemudian, dia memasukkan mereka ke dalam satu grup obrolan. Joy pun memberi nama grup itu "Avengers".Setelah menyusun rencana, Agnez kembali ke rumahnya dan menunggu dengan tenang. Sesuai arahan Milla, dia harus sengaja membocorkan informasi bahwa dia telah bertemu dengan Milla, lalu menunggu Grace menghubunginya. Dia tidak boleh mengambil inisiatif agar tidak membuat pihak lawan curiga.Baru sehari menunggu, keesokan harinya saat jam makan siang, seorang pelayan naik ke lantai atas dan melapor, "Nona, Nona Grace datang!""Tepat seperti dugaan!" Agnez langsung teringat kata-kata Milla. Menurut Milla, dengan karakter Grace, dia tidak akan membiarkan Agnez menunggu lebih dari sehari. Benar saja, Grace datang. Milla seperti peramal saja. Agnez semakin kagum padanya."Suruh dia masuk," kata Agnez. Kemudian, dia menoleh ke pelayan dan bertanya, "Kamu sudah hafal dialog yang aku ajarkan ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 119 Menggunakan Cara Lain untuk Membunuhnya

    Agnez mengangkat kepala, mengikuti arah pandang Grace, lalu langsung mengernyit. "Itu dia ....""Sudah selarut ini, apa yang dia lakukan di hotel milik Grup Bakhtiar?" Mata Grace langsung berkilat tajam.Dia sebenarnya sudah berencana menyingkirkan Milla di ladang bunga Kota Cevo. Tempat itu cukup terpencil dan sepi. Orang-orang yang dia gunakan juga adalah orang-orang kepercayaannya. Jadi, meskipun Keluarga Jauhari menyelidiki nanti, mereka tidak akan menemukan bukti yang mengarah padanya.Grace mengira rencananya sudah sempurna. Siapa sangka, tiba-tiba muncul kabar bahwa Milla diselamatkan oleh seseorang dan kembali dalam keadaan baik-baik saja. Hasil ini benar-benar membuat Grace murka.Sekarang, Grace teringat berita tentang Presdir Grup Bakhtiar yang memelihara seorang wanita simpanan. Dia merasa dirinya menemukan jalan menuju dunia baru! Ini merupakan kesempatan emas untuk menghancurkan Milla!Meskipun tidak bisa mengambil nyawanya sekarang, Grace bisa menghancurkan reputasi Mill

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 120 Menghajar Pelakor

    Setelah mengatur semuanya, Milla kembali ke sudut tangga darurat dan menunggu.Tiga menit kemudian, di luar kamar suite itu, Thalia muncul bersama lebih dari 10 pria bertubuh besar. Tanpa banyak bicara, dia langsung memberi perintah, "Buka pintunya!"Brak! Pintu langsung ditendang hingga terbuka!Thalia melangkah masuk dengan wajah penuh amarah. "Aku ingin lihat siapa pelakor nggak tahu malu ini!"Grace yang masih sibuk mencari keberadaan Milla di dalam kamar bahkan belum sempat bereaksi. Tiba-tiba, dia mendengar suara dentuman dan sebotol cairan tak dikenal disiram ke wajahnya! Air dingin mengalir deras dari kepalanya, membasahi seluruh tubuhnya.Seketika, Grace pun panik dan berteriak minta tolong!Di dalam kamar mandi, Yonatan yang sedang mandi mendengar kegaduhan. Dengan panik, dia mengambil handuk dan melilitkannya di pinggang sebelum keluar.Begitu melihat Thalia, dia langsung terkejut dan refleks bertanya, "Ngapain kamu di sini?""Menurutmu? Kalau aku nggak melihatnya dengan mat

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 121 Bertemu Ibu Mertua untuk Pertama Kalinya

    Melihat ada banyak media berkumpul di luar pintu, Thalia akhirnya sedikit meredam emosinya.Grace memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari cengkeraman para pengawal. Tidak peduli rambutnya yang kusut atau riasannya yang berantakan, dia langsung berlari secepat mungkin.Namun, Thalia masih belum puas. Dia terus berteriak dari belakang, "Perempuan murahan tak tahu malu! Kalau kamu berani menggoda suamiku lagi, aku pasti akan menghabisimu!"Di kerumunan, Milla berdiri di barisan belakang dengan topi bisbol menutupi wajahnya. Tatapannya dingin saat melihat Grace yang berlari terhuyung-huyung. Saat sampai di pintu, wanita itu bahkan tersandung kursi, membuatnya terlihat semakin menyedihkan."Cepat usir semua media!" Yonatan memberi perintah kepada anak buahnya.Thalia yang masih terengah-engah pun melotot ke arah kamera, "Kenapa kalian masih memotret kami? Pelakor murahan itu sudah kabur! Pergi kejar dia!"Tentu saja ada yang mengejar Grace. Jumlah wartawan yang mengikutinya b

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 122 Mau Menggendongnya? Cari Mati!

    Ibu Milla ternyata mengundang Wilson? Hal ini membuat tiga anak muda yang berada di sana tercengang.Demi menyelamatkan diri, Wilson buru-buru maju. Setelah menyapa dengan sopan, dia berkata, "Bu Nayla, ini adalah Pak Chris.""Oh!" Nayla segera berdiri dengan hormat.Tidak heran sejak mereka masuk, dia sudah merasa bahwa pria di depan Wilson ini memiliki aura luar biasa, penuh kewibawaan dan ketegasan. Ternyata, dia adalah Presdir Grup Mahendra.Namun, karena Chris baru saja kembali ke negara ini, Nayla belum pernah bertemu dengannya dalam acara resmi."Pak Chris, mau bergabung dengan kami?" Ibu Milla mengundangnya dengan sopan.Chris tetap memasang ekspresi dingin, lalu mengangguk dan duduk.Empat orang itu duduk berhadapan di meja persegi, suasana menjadi sangat canggung. Hanya Nayla yang terus melontarkan pertanyaan, tetapi semua pertanyaannya ditujukan kepada Wilson.Misalnya, dia pernah mendengar bahwa Wilson bukan orang asli Kota Huari, jadi apakah dia sudah terbiasa tinggal di s

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 123 Tidak Mau Berdiam Diri

    Setelah keluar dari rumah sakit, Milla mulai mempersiapkan penyambutan Ketua Kehormatan.Daftar kebutuhan yang diberikan oleh asosiasi kepadanya tercetak penuh di dua halaman kertas A4. Ketua Kehormatan menginginkan kamar dengan balkon menghadap ke selatan, sarapan khas chinese food, mobil MPV berwarna hitam untuk transportasi, dan sopir pria berusia 40 sampai 50 tahun.Intinya, daftar permintaannya sangat detail.Selama lebih dari seminggu, Milla seperti berubah menjadi seorang manajer administrasi. Hanya untuk memilih sopir yang memenuhi syarat, dia sampai melakukan 3 kali tahap wawancara.Akhirnya, usahanya membuahkan hasil. Pada malam sebelum kedatangan Ketua Kehormatan di Kota Huari, dia berhasil mengatur semuanya, termasuk memastikan mobil dan staf perusahaan siap untuk menjemput tamu di bandara keesokan paginya.Malam itu, Milla menerima telepon dari Joy. Begitu tersambung, Joy langsung bertanya, "Sayang, pasti kamu yang menahan berita tentang Grace yang menyelinap ke kamar suit

บทล่าสุด

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 153 Terjebak dalam Kebingungan

    Milla mendongak dengan terkejut. Yang dilihatnya adalah leher panjang dan dagu Chris. Pria itu merangkulnya ke dalam mantel, seolah-olah dia adalah zirah pelindungnya.Di belakang, bawahan dan pengawal Chris segera menahan beberapa orang yang membuat onar itu. Salah satu dari mereka maju untuk bertanya, "Pak, apa yang harus kami lakukan terhadap orang-orang ini?""Bawa mereka kembali, cari tahu dalang di balik ini!" Chris memberi perintah tanpa menoleh."Baik!"Suasana di belakang langsung menjadi tenang. Milla keluar dari pelukannya, melihat punggungnya yang basah kuyup. Ujung mantel Chris masih terus meneteskan air."Kamu baik-baik saja?" Ada banyak hal yang ingin Milla tanyakan, tetapi akhirnya hanya itu yang keluar."Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku cuma perlu mengganti pakaian," jawab Chris dengan tenang. "Kamu naik saja, aku akan mengantarmu ke lift.""Baik." Milla mengangguk tanpa banyak bicara.Chris mengantarnya ke lift. Begitu sampai di kantor, asisten sudah menunggu di depa

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 152 Di Ujung Tanduk

    "Dulu, aku pernah dengar dari ayahku kalau ayah Milla berhasil membesarkan Jauhari Parfum dengan usahanya sendiri dalam waktu singkat. Padahal, saat itu industri parfum sedang mengalami masa sulit! Di kalangan profesional, beredar kabar kalau dia punya penciuman yang luar biasa dan ahli dalam meracik aroma.""Jangan-jangan Milla juga mewarisi bakat itu?" tanya Levis sambil mengingat kembali semua yang terjadi."Tapi, kamu sendiri yang mengatakan itu cuma rumor," ujar asistennya dengan hati-hati, tidak yakin dengan arah pemikiran Levis.Levis mengusap kumisnya dengan santai. "Mana ada rumor yang muncul tanpa alasan? Kirim lebih banyak orang untuk menyelidiki masalah ini dengan baik!""Baik!" Asisten itu segera mengiakan.....Milla belum tiba di kantor Grup Jauhari, tetapi di internet sudah muncul lagi seorang ahli yang memberi pernyataan.Kali ini, mereka mengatakan bahwa dokumen verifikasi yang dirilis Grup Jauhari hanya berasal dari perusahaan, tanpa sertifikasi dari pusat sertifikas

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 151 Kejanggalan

    "Kok bisa?" Milla mengerutkan alisnya."Kami juga nggak tahu apa yang terjadi. Yang bersuara bukan hanya satu orang, masalah ini sudah cukup besar. Sekarang tim humas kita sedang bekerja sama dengan tim humas pihak ketiga untuk mencari solusi," kata asisten.Saat mereka berbicara, telepon Joy juga masuk.Milla berpikir sejenak, lalu memberi instruksi kepada asistennya, "Segera hubungi tim kendali mutu dan periksa ulang parfum yang kita distribusikan untuk uji coba. Pastikan apakah benar ada masalah atau nggak.""Tapi, kita sudah melakukan verifikasi berulang kali. Bahkan pusat sertifikasi juga nggak menemukan masalah, 'kan?" tanya asisten itu dengan bingung."Apa pun hasil sebelumnya, sekarang sudah ada laporan masalah, kita tetap punya tanggung jawab untuk memeriksa ulang. Kalau memang kesalahan ada pada kita, kita harus memberi kompensasi dan permintaan maaf yang seharusnya."Setelah mengatakan itu, Milla mengakhiri panggilan dan menerima panggilan dari Joy."Milla, jangan-jangan ada

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 150 Niat Baiknya

    Suara Graham yang kaku terdengar dari telepon."Ya, kamu punya nomorku, sementara aku nggak punya nomormu. Aku sempat berpikir kamu sudah lupa dan nggak butuh aku membayar utangku lagi," sahut Milla sambil tersenyum."Aku ini orang yang perhitungan! Mana mungkin aku melupakan orang yang berutang padaku!" Graham berbicara dengan serius, "Bereskan barang-barangmu, aku akan kirim alamat studioku.""Sekarang?" Milla sedikit terkejut."Kenapa kalau sekarang?" Graham terdengar tidak puas. "Orang-orang di Kota Huari terlalu ramah. Mereka baru saja mengantarku pulang, tapi besok aku harus pergi lagi. Kamu nggak ingin menepati janji atau bagaimana?""Ya sudah, kirim alamatnya. Aku segera ke sana," balas Milla dengan tegas.Setelah mengakhiri panggilan, Milla menggoyangkan ponselnya di depan Chris dan berkata dengan nada agak menyesal, "Aku harus keluar sebentar. Lokasinya agak jauh, mungkin aku akan pulang sangat larut. Jangan tunggu aku."Usai berbicara, dia mulai bersiap-siap. Namun, saat aka

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 149 Setiap Sisinya Sangat Menawan

    Sopir tidak berani bicara lagi dan langsung membelokkan mobilnya. Mereka kembali ke arah Milla, lalu perlahan berhenti di sampingnya.Sebelum mobil benar-benar berhenti, Chris sudah membuka pintu dan turun. Dia melangkah cepat ke arah Milla. "Kamu kenapa?"Milla masih merasa pusing. Mungkin karena belum makan, kadar gula darahnya turun. Dia tidak punya tenaga untuk menjawab, hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja.Chris mengerutkan alisnya. Tanpa banyak bicara, dia membungkuk dan langsung menggendongnya masuk ke mobil. "Bukannya tadi kamu melarangku naik mobilmu?"Milla menatap pria di sampingnya dengan alis terangkat."Kondisimu sudah seperti ini, tapi masih keras kepala?" Chris menegur dengan nada kesal.Milla cemberut. Entah siapa yang mulai duluan?"Ke rumah sakit!" perintah Chris."Nggak mau." Suara Milla tidak besar, tetapi nadanya sangat tegas. Melihat pria di sebelah hampir marah, dia menambahkan, "Rumah sudah dekat. Aku nggak mau ke rumah sakit. A

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 148 Dia Sakit

    Milla masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengaman. "Bagaimana bisa kamu kebetulan lewat sini?""Aku ada urusan di sekitar sini. Tentu saja aku juga mengikuti perkembangan kompetisi peracikan parfum yang penting ini. Aku nggak nyangka kamu keluar saat aku lewat," jelas Kenrick tersenyum. "Kamu mau pulang atau kembali ke kantor?""Nggak keduanya." Milla menjawab, "Aku harus ke pusat sertifikasi untuk mengambil beberapa dokumen.""Dokumen apa?" tanya Kenrick tanpa sadar."Kloter pertama parfum pria sudah selesai diproduksi. Sekarang kami hanya perlu mendapatkan dokumen sertifikasi sebelum bisa mulai mendistribusikannya untuk uji pasar," jawab Milla.Tadi saat di ruang istirahat, beberapa rekan dari divisi parfum membicarakan hal ini di grup. Milla menyadari pusat sertifikasi kebetulan berada di dekat lokasi kompetisi, jadi dia menawarkan diri untuk mengambilnya agar rekan-rekannya tidak perlu repot-repot datang ke sini."Kalau kamu ada urusan lain, nggak usah antar aku. Aku bisa pergi se

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 147 Menjadi Pahlawanmu

    "Baik, baik." Beberapa juri buru-buru menyetujui.Setelah diskusi singkat, Marcel secara pribadi mengumumkan, "Kualifikasi peserta dari Grup Bakhtiar telah dicabut. Nilai yang sebelumnya diberikan kepada Levis oleh para juri juga dibatalkan.""Karena Grup Bakhtiar telah berulang kali menjebak Grup Jauhari dengan cara yang tercela, sesuai dengan permintaan peserta dari Grup Jauhari, Grup Bakhtiar dilarang mengikuti kompetisi peracikan parfum selama tiga tahun ke depan!"Sorak-sorai langsung memenuhi ruangan.Levis yang dikawal oleh para pengawal pun meninggalkan arena dengan wajah suram. Di luar, tim investigasi asosiasi sudah menunggunya untuk diinterogasi.Milla awalnya ingin menyapa Graham. Namun, melihat begitu banyak orang dari industri ini sudah mengerumuni Graham, dia hanya tersenyum dan berjalan ke belakang panggung.Para wartawan yang tidak berhasil mewawancarai Graham hampir semuanya berbondong-bondong ke belakang panggung, menunggu untuk mewawancarai Milla.Dia baru saja menj

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 146 Lagi-Lagi Ada Pendosa

    "Bukankah rempah-rempah kami disimpan di brankas panitia? Bagaimana mungkin ada yang bisa memanipulasinya?" Seorang peserta yang tak tahan lagi lantas berdiri dan mempertanyakan juri."Benar." Milla menjawab dengan tenang atas nama para juri, "Panitia khawatir terjadi insiden yang nggak diinginkan, jadi mereka memutuskan untuk menyimpan cadangan bahan dasar sebagai langkah pencegahan.""Demi keadilan, aku meminta panitia untuk menganalisis bahan dasarku yang telah dimanipulasi dengan alat pendeteksi, agar aku dapat membuktikan kebenaran yang kukatakan," kata Milla.Graham mengangguk, lalu para staf segera bergerak. Mereka mengambil bahan dasar pertama milik Milla yang bermasalah, lalu meletakkannya di bawah alat untuk dianalisis dan dipisahkan komponennya."Alasan aku meminta asosiasi untuk memboikot divisi parfum Grup Bakhtiar adalah karena peserta dari Grup Bakhtiar telah sepenuhnya melanggar aturan kompetisi.""Mereka menggunakan cara curang yang rendahan untuk mencelakai peserta la

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 145 Pak Levis Mengaku Tidak?

    Orang yang dibawa naik ke atas panggung oleh para pengawal dari Grup Mahendra itu ternyata adalah salah satu asisten pribadi Levis.Asisten itu jelas bukan tipe orang yang berani. Kemungkinan besar, sebelum naik ke atas panggung, dia sudah lebih dulu mendapat peringatan dari para pengawal Chris. Dia tidak berani menentang Graham, apalagi menyinggung Chris.Begitu dibawa ke atas, dia langsung mengakui semuanya.Di depan puluhan kamera, dia menjelaskan dengan rinci bagaimana Levis sendiri yang memerintahkannya untuk menghubungi media, lalu menyuruh wartawan menyergap Graham di bandara dan melimpahkan semua kesalahan pada pihak Grup Jauhari."Omong kosong!"Levis marah besar. "Nggak kusangka ternyata kamu pengkhianat dari Grup Jauhari! Cepat bilang, siapa yang atur kamu menyusup ke sisiku untuk menjebakku?""Pak Levis, kenapa Anda bilang begitu?"Asisten itu tampak sangat panik sekaligus kecewa. "Selama ini saya sudah melakukan begitu banyak hal untuk Anda, bahkan banyak yang tidak bisa d

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status