Home / Romansa / Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder / Bab 121 Bertemu Ibu Mertua untuk Pertama Kalinya

Share

Bab 121 Bertemu Ibu Mertua untuk Pertama Kalinya

Author: Syakia
Melihat ada banyak media berkumpul di luar pintu, Thalia akhirnya sedikit meredam emosinya.

Grace memanfaatkan kesempatan itu untuk melepaskan diri dari cengkeraman para pengawal. Tidak peduli rambutnya yang kusut atau riasannya yang berantakan, dia langsung berlari secepat mungkin.

Namun, Thalia masih belum puas. Dia terus berteriak dari belakang, "Perempuan murahan tak tahu malu! Kalau kamu berani menggoda suamiku lagi, aku pasti akan menghabisimu!"

Di kerumunan, Milla berdiri di barisan belakang dengan topi bisbol menutupi wajahnya. Tatapannya dingin saat melihat Grace yang berlari terhuyung-huyung. Saat sampai di pintu, wanita itu bahkan tersandung kursi, membuatnya terlihat semakin menyedihkan.

"Cepat usir semua media!" Yonatan memberi perintah kepada anak buahnya.

Thalia yang masih terengah-engah pun melotot ke arah kamera, "Kenapa kalian masih memotret kami? Pelakor murahan itu sudah kabur! Pergi kejar dia!"

Tentu saja ada yang mengejar Grace. Jumlah wartawan yang mengikutinya b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 122 Mau Menggendongnya? Cari Mati!

    Ibu Milla ternyata mengundang Wilson? Hal ini membuat tiga anak muda yang berada di sana tercengang.Demi menyelamatkan diri, Wilson buru-buru maju. Setelah menyapa dengan sopan, dia berkata, "Bu Nayla, ini adalah Pak Chris.""Oh!" Nayla segera berdiri dengan hormat.Tidak heran sejak mereka masuk, dia sudah merasa bahwa pria di depan Wilson ini memiliki aura luar biasa, penuh kewibawaan dan ketegasan. Ternyata, dia adalah Presdir Grup Mahendra.Namun, karena Chris baru saja kembali ke negara ini, Nayla belum pernah bertemu dengannya dalam acara resmi."Pak Chris, mau bergabung dengan kami?" Ibu Milla mengundangnya dengan sopan.Chris tetap memasang ekspresi dingin, lalu mengangguk dan duduk.Empat orang itu duduk berhadapan di meja persegi, suasana menjadi sangat canggung. Hanya Nayla yang terus melontarkan pertanyaan, tetapi semua pertanyaannya ditujukan kepada Wilson.Misalnya, dia pernah mendengar bahwa Wilson bukan orang asli Kota Huari, jadi apakah dia sudah terbiasa tinggal di s

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 123 Tidak Mau Berdiam Diri

    Setelah keluar dari rumah sakit, Milla mulai mempersiapkan penyambutan Ketua Kehormatan.Daftar kebutuhan yang diberikan oleh asosiasi kepadanya tercetak penuh di dua halaman kertas A4. Ketua Kehormatan menginginkan kamar dengan balkon menghadap ke selatan, sarapan khas chinese food, mobil MPV berwarna hitam untuk transportasi, dan sopir pria berusia 40 sampai 50 tahun.Intinya, daftar permintaannya sangat detail.Selama lebih dari seminggu, Milla seperti berubah menjadi seorang manajer administrasi. Hanya untuk memilih sopir yang memenuhi syarat, dia sampai melakukan 3 kali tahap wawancara.Akhirnya, usahanya membuahkan hasil. Pada malam sebelum kedatangan Ketua Kehormatan di Kota Huari, dia berhasil mengatur semuanya, termasuk memastikan mobil dan staf perusahaan siap untuk menjemput tamu di bandara keesokan paginya.Malam itu, Milla menerima telepon dari Joy. Begitu tersambung, Joy langsung bertanya, "Sayang, pasti kamu yang menahan berita tentang Grace yang menyelinap ke kamar suit

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 124 Graham Dolken

    "Pak Graham masih menunggu bagasi, jadi kami menemui kalian dulu." Salah satu asistennya menjelaskan.Milla dan manajer administrasi perusahaan berpandangan. Seolah-olah menyadari kebingungan mereka, asisten itu pun menambahkan, "Dalam bagasi Pak Graham ada banyak bahan pewangi yang sangat berharga. Barang-barang itu biasanya nggak boleh disentuh oleh siapa pun."Rupanya begitu .... Memang benar, Graham punya kepribadian yang unik dan menganggap wewangian sebagai hal yang paling penting.Tepat saat itu, sekelompok wartawan muncul dan langsung mengepung mereka berenam. Para wartawan segera bertanya kepada dua asisten muda itu, "Apa kalian asisten Pak Graham?""Kenapa Pak Graham nggak ada di sini? Apa beliau belum tiba atau masih di belakang?"Dua asisten itu tampak terkejut dan langsung menatap Milla dengan penuh kewaspadaan. "Bu, sebelumnya kamu nggak mengatakan ada wawancara media."Tepat seperti dugaannya, Levis tidak akan berdiam diri begitu saja. Milla memicingkan matanya.Sayangny

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 125 Ternyata Dia

    "Putri tertua Keluarga Jauhari, Milla ...," timpal penanggung jawab kompetisi itu tanpa berpikir panjang.Kerutan di dahi Graham yang sebelumnya begitu dalam akhirnya sedikit mereda. Alisnya terangkat. Ternyata dia ...."Suruh dia kemari dan jelaskan langsung padaku," instruksi Graham.Penanggung jawab itu cukup terkejut. Namun, dia tidak berani mempertanyakan keputusan Graham dan segera meminta orang untuk memanggil Milla.Begitu Milla tiba, Graham langsung memutar kursinya, membelakangi pintu masuk. Dari belakang, terdengar suara Milla. "Pak Graham, aku menjemputmu dengan penuh ketulusan. Mengenai kenapa tiba-tiba ada begitu banyak wartawan di sini, aku butuh waktu untuk menyelidikinya sebelum memberi penjelasan."Milla lantas menambahkan dengan serius, "Tapi, aku bisa menjamin kalau aku sama sekali nggak menghubungi media secara diam-diam. Semua orang di industri ini tahu kamu nggak suka diwawancarai.""Kalau aku masih punya sedikit akal sehat, aku nggak akan pernah melakukan hal se

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 126 Pria Tua yang Membeli Gaun

    Milla memperhatikan ekspresi Grace dengan saksama, diam-diam membuat perhitungan sendiri.Terakhir kali di Kota Cevo, wajah Grace sampai bengkak karena gigitan nyamuk. Dengan sifatnya yang pendendam, sudah pasti dia tidak akan melupakan kejadian itu begitu saja.Namun, sekarang saat bertemu lagi, Grace bahkan tidak berani menyinggungnya sedikit pun. Itu berarti dia merasa bersalah!Itu juga membuktikan bahwa insiden Milla jatuh ke air memang ulah orang-orang suruhan Grace. Untungnya, sekarang Keluarga Young dan Keluarga Bakhtiar masih saling menyerang."Butik ini cuma menjual gaun kelas atas. Harga paling rendah pun ratusan juta. Kamu cuma datang untuk cuci mata ya?" Grace sengaja mengejek Milla untuk melampiaskan kekesalannya.Meskipun Keluarga Jauhari bukan keluarga kecil di Kota Huari, sejak kematian ayah Milla, Grup Jauhari mengalami kemunduran. Grace yakin Milla tidak mampu membeli gaun di sini."Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu." Milla menjawab dengan tenang. "Aku nggak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 127 Saling Mendukung

    Ekspresi wajah pria tua itu sedikit membaik. Dia menatap Milla dan berkata, "Aku baru sampai, terus keluar untuk jalan-jalan."Mengingat lemari pakaian di rumah pria tua itu yang berisi banyak gaun tradisional, Milla tahu bahwa pasti ada seseorang di dekatnya yang sangat menyukai gaun itu. Dia pun mendekati pria tua itu sambil berkata dengan suara rendah."Kakek, kalau kamu ingin beli gaun tradisional, aku bisa membawamu ke toko penjahit tua. Barang-barang di sini cuma kelihatan mewah, tapi sebenarnya nggak ada gunanya. Aku beli juga cuma untuk menjaga penampilan."Pria tua itu tertawa mendengar perkataannya, matanya yang berkerut pun melengkung. Kemudian, dia mengangguk."Baiklah, tunggu sebentar. Aku akan mencoba gaun dulu," kata Milla. Kemudian dia berbalik dan memberi tahu pegawai, "Aku kenal kakek ini, tolong layani beliau.""Baik, Bu." Melihat Milla membantu menyelesaikan konflik tadi, beberapa pegawai merasa lega dan mulai menghormatinya. Mereka pun segera mengantar pria tua itu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 128 Presdir yang Cemburu

    Milla membelalak sedikit, merasa agak curiga.Dia tahu meskipun beberapa pegawai toko ini ingin membelanya, mereka tidak akan mengorbankan pencapaian penjualan mereka sendiri. Jadi, apakah benar ada seseorang yang telah membeli semua gaun di sini atas namanya?Pembelian ini benar-benar bernilai fantastis ....Milla meminta pegawai untuk membungkus gaun kuning itu agar bisa dia bawa sendiri. Kemudian, dengan suara pelan, dia bertanya kepada manajer toko tentang apa yang terjadi.Namun, manajer hanya mengatakan bahwa seorang pelanggan anonim telah membeli semua gaun untuknya, tanpa mengungkapkan identitasnya.Setelah semuanya dikemas, para pegawai dan manajer toko pun membungkuk dengan hormat saat mengantar Milla dan sang kakek keluar dari toko.Meskipun belum bisa memahami siapa yang begitu dermawan, di hadapan Grace, Milla tidak bisa mengecewakan niat baik dari pelanggan anonim itu. Jadi, dia membusungkan dada dan tampak penuh percaya diri."Masukkan transaksiku hari ini ke dalam penca

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 129 Sembunyi Sampai Kapan?

    Milla terkejut dengan banyaknya jumlah gaun yang ada. Dia sibuk meminta para pelayan membantunya menyusun gaun itu ke dalam lemari pakaian, sama sekali tidak menyadari wajah dingin dan muram Chris yang berada di belakangnya.Setengah jam kemudian, sebagian besar gaun akhirnya tersusun rapi. Milla meminta para pelayan untuk beristirahat dulu dan melanjutkan esok hari. Setelah para pelayan pergi, dia berkacak pinggang, menatap deretan gaun yang memenuhi lemari. Rasanya agak kewalahan.Sebelum pergi, pria tua itu meninggalkan nomor teleponnya, mengatakan akan menelepon Milla nanti. Namun, berapa banyak parfum yang harus dia buat untuk bisa membalas budi atas hadiah mahal ini?Milla menghela napas dan berbalik, lalu sontak terkejut. "Astaga!"Jika dia berjalan lebih cepat, dia pasti sudah menabrak Chris yang berdiri seperti patung di depan pintu lemari. Sepasang mata hitamnya menatapnya tanpa berkedip.Milla terlonjak kaget. "Kenapa kamu di sini?""Aku nggak boleh di sini?" tanya Chris bal

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 272 Menemukan Taser

    "Kamu sedang menyindir aku dan Pak Khavin adalah pelakunya?" Kali ini, Kepala Keluarga Sudarso, Hilman, menyipitkan mata dan berdiri sambil menatap tajam ke arah Milla."Aku nggak bicara begitu." Milla sudah menduga akan ada reaksi seperti ini. Dia menanggapinya dengan tenang, "Kebenaran dari kejadian ini tetap harus menunggu pemeriksaan lebih lanjut dari polisi dan tim forensik. Ini juga menyangkut perbedaan durasi setrum dan pelacakan asal senjata. Aku cuma menganalisis salah satu kemungkinan saja.""Tapi, jelas-jelas kamu membela Keluarga Yunanda dan Keluarga Dolken, sementara Keluarga Sudarso dan Keluarga Domani malah diseret ke dalam masalah ini!"Hilman tetap tidak terima dan terus menyudutkan Milla. "Kalau nggak, kenapa hanya kamu saja yang sibuk bicara di sini, sementara orang lain diam saja? Kamu murid Graham. Hari ini kamu juga mewakili Keluarga Yunanda memenangkan dua ronde pertandingan!""Pasti kamu punya kepentingan pribadi! Jangan-jangan kamu ini kaki tangan dari pelaku u

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 271 Pelaku Ada Dua Orang

    Di atas panggung, Graham terbaring di tandu darurat yang baru saja dibawa masuk. Dia perlahan mulai memulihkan kembali kontrol atas otot-ototnya. Milla dan asistennya setia berjaga di sisinya.Milla merasa seluruh bulu kuduknya meremang. Dia tahu bahwa membawa senjata di negara ini memang legal, tetapi dia tidak menyangka akan menyaksikan langsung kasus yang menyebabkan kematian. Lebih mengerikan lagi, pelakunya sempat berdiri sangat dekat dengan dirinya dan Graham!Mata bening Milla sedikit terangkat, menelusuri seisi panggung dengan tajam.Alfie duduk tegak di kursi rodanya, sama sekali tidak bergerak sejak awal. Maalih sudah meninggal dan tubuhnya telah dibawa turun oleh pelayan keluarganya.Dua keluarga lain di atas panggung adalah Keluarga Sudarso yang bergerak di bidang baja dan Keluarga Domani yang berawal dari bisnis farmasi. Kedua kepala keluarga itu kini berdiri dengan ekspresi bingung, merasa tertekan di bawah tatapan tajam kepala pelayan Maalih."Kami sudah melapor ke polis

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 270 Pembunuhan

    Milla buru-buru menyembunyikan rasa cemasnya dan menenangkan Graham, "Guru, jangan khawatir. Kali ini benar-benar cuma mati lampu biasa."Sekitar satu menit kemudian, lampu di aula jamuan kembali menyala.Manajer aula menjelaskan dengan malu, "Mohon maaf sebesar-besarnya, tadi terjadi pemadaman listrik yang tak terduga. Sistem kami sudah otomatis menyalakan genset cadangan dan dipastikan nggak akan terjadi lagi. Silakan dilanjutkan.""Kita lanjutkan saja," ujar Alfie yang statusnya paling tinggi di antara para kepala keluarga yang hadir di atas panggung.Namun, begitu mereka saling menoleh, ekspresi masing-masing berubah kaget."Maalih!""Guru?""Apa yang terjadi?"Milla, Alfie, dan dua kepala keluarga lainnya berseru bersamaan.Milla segera memeluk tubuh Graham dan memeriksanya. Dia melihat tubuh pria tua itu lemas dan kaku di kursinya, bahkan sudut bibirnya tampak sedikit berkedut."Cepat panggil dokter!" teriak Milla sambil memegangi tubuh Graham. Asisten Graham yang duduk di bawah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 269 Mimpi Buruk Terulang

    "Mm ...."Belum sempat mendapat jawaban, yang datang malah sebuah ciuman yang begitu mendominasi. Milla terkejut sejenak, tubuhnya menegang. Dia buru-buru mendorong pria di atasnya.Gerakan Chris pun sedikit terhenti, tetapi dia tetap menatap mata jernih Milla dari jarak yang begitu dekat. Dengan napas yang cepat dan kuat, dia berucap, "Maaf."Penolakan yang hendak Milla ucapkan seketika tertelan oleh kata itu dan tatapan penuh perasaan milik Chris. Tanpa sadar, dia membiarkan dirinya dicium. Tubuh mereka perlahan bergerak ke arah sofa di dalam ruangan."Ini cuma ruang istirahat ...." Milla menyuarakan kekhawatirannya di sela ciuman."Wilson jaga di luar," balas Chris dengan tenang, menjawab keraguannya.Mereka akhirnya sampai di sofa. Namun, dari luar tiba-tiba terdengar suara Wilson yang berjaga di depan pintu."Pak Chris, pihak Keluarga Yunanda mengirim undangan makan malam. Mereka ingin tahu apa Pak Chris akan hadir malam ini?"Gerakan Chris sempat terhenti, satu tangan besarnya ma

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 268 Diam-Diam Menukar

    Chris menutup pintu pelan-pelan, lalu duduk di ruang istirahat sebelah.Beberapa saat kemudian, Wilson kembali melapor, "Pak, dugaanmu benar. Pelayan itu keluar dari ruang istirahat dan langsung menemui Pak Alfie. Setelah itu, kepala pelayan Keluarga Yunanda mengirim orang ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA.""Tapi, seluruh proses dilakukan mereka sendiri tanpa campur tangan orang luar. Barang yang pelayan itu ambil dari tubuh Nyonya di ruang istirahat nggak sempat kutukar. Jadi, aku langsung atur orang di pusat. Rencananya dia akan mengambil tindakan di tahap akhir."Chris mengangguk. "Yang penting hasil yang Keluarga Yunanda terima bukan hasil yang mereka inginkan. Kamu boleh pakai cara apa pun.""Baik, Pak." Wilson menerima perintah, lalu bertanya lagi, "Kenapa Pak Chris nggak masuk?""Jarang-jarang dia bisa tidur dengan tenang." Chris menjawab, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis."Pak, Keluarga Yunanda tahu soal kedatanganmu. Mereka ingin mengundangmu ke paviliun atas

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 267 Jawaban di dalam Hati

    "Kenapa kamu nggak bilang dari awal?" Wilson melihat ekspresi Chris yang sangat suram, tak kuasa untuk menegur.Pengawal itu merasa sangat tertekan, tetapi tak berani menjawab. Wilson segera berbalik ke arah Chris. "Pak, ini semua kesalahanku. Aku pikir akan lebih mudah kalau menggunakan wajah baru supaya urusan lebih lancar. Dia baru bergabung dengan perusahaan, jadi nggak tahu identitas Bu Milla."Chris tetap diam, pikirannya berputar dengan cepat. Tadi dia melihat sendiri pertandingan kedua, juga menyadari bahwa wanita itu tampak tidak enak badan. Kalau tidak, dengan kemampuannya, membedakan 20 jenis aroma itu sangatlah mudah. Bagaimana bisa salah dua?Selain itu, kenapa neneknya memintanya untuk melindungi wanita itu? Apa yang salah dengan kunjungan Milla ke Keluarga Yunanda?Dia teringat akan momen ketika Tessa dan Nayla minum kopi bersama. Apa mungkin itu adalah permintaan pribadi dari ibu Milla?Ada berbagai pertanyaan di benak Chris. Dia segera menghubungi Tessa dan langsung be

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 266 Yang Kulindungi Memang Bu Milla

    Juri sudah naik ke panggung, meminta kedua peserta untuk bersiap.Milla tampak agak pasrah saat melangkah ke atas panggung. Kedua peserta memberi isyarat bahwa mereka sudah siap. Suara penanda dimulainya waktu pun terdengar seketika.Tak lama kemudian, Milla menyelesaikan lebih dulu. Tak sampai satu menit kemudian, genius yang memiliki penciuman tajam dari Melasa juga menyelesaikan tantangannya.Juri berjalan menuju kartu jawaban mereka, memeriksa satu per satu, lalu mengumumkan, "Peserta pria salah mengidentifikasi tiga aroma, peserta wanita salah dua. Hasil akhirnya, Bu Milla tetap menang!""Selamat, Pak Graham! Muridmu benar-benar luar biasa!" puji juri tak bisa menahan kekagumannya.Graham pun naik ke panggung, berdiri di samping Milla, dan berkata sambil tersenyum, "Penciuman muridku ini lebih cocok untuk mengenali herbal, soal rempah-rempah dia masih kurang ahli. Mohon dimaklumi ya."Milla mengedipkan mata indahnya, tatapannya tanpa sadar tertuju ke arah Keluarga Yunanda yang dud

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 265 Tanaman Obat Terakhir

    Di dunia bisnis Negara Melasa, Graham punya pengaruh yang cukup besar. Apalagi, dia dengan sengaja menggiring tantangan yang dibawa Maalih menjadi pertandingan antara warga lokal dan orang asing. Dengan begitu, siapa pun yang menjadi perwakilannya, apakah itu anggota Keluarga Angle atau bukan juga tidak lagi menjadi masalah.Begitu Graham menyatakan sikapnya, para tamu langsung mendukung. Maalih pun tak bisa berkata apa-apa. Milla juga tak punya pilihan lain selain maju dengan nekat.Supaya adil, 20 jenis bahan obat yang akan diuji padanya tetap dipilih oleh lima orang perantara tadi. Graham sendiri mengambil posisi terakhir dan memasukkan bahan pilihannya ke empat kotak paling akhir, lalu menutupnya rapat."Setelah semua diperiksa, silakan Nona Milla mulai proses identifikasi!" seru salah satu juri internasional.Milla berdiri di depan kotak pertama. Dia terdiam sejenak dan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berkonsentrasi penuh. Untungnya, semua memori masa kecilnya saat di rumah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 264 Memberi Surat Tantangan

    Milla tidur sangat nyenyak di rumah Keluarga Dolken.Para pelayan di rumah itu juga sangat perhatian. Segala keperluan di kamarnya, mulai dari makanan, pakaian, hingga perlengkapan mandi, semua sudah disiapkan dengan rapi dan mudah dijangkau.Keesokan siangnya, Graham mengajak Milla menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle. Di dalam mobil, Graham bertanya, "Dengar-dengar, kakekmu itu ahli pengobatan?""Kenapa Guru bisa tahu sampai itu juga?" Milla terlihat terkejut."Benar, Kakekku memang tabib yang cukup terkenal di daerah kami. Di rumahnya ada halaman yang sangat besar, penuh dengan berbagai jenis tanaman obat. Waktu kecil aku sering main di sana, bahkan pernah bantu Kakek menjemur ramuan.""Hmm ...." Graham mengangguk dalam-dalam. "Dengan keberadaan kakekmu, meskipun ada anggota keluargamu yang sakit-sakitan, sama saja seperti punya senjata pemungkas di tangan ...."Milla tidak begitu paham maksudnya, tapi Graham juga tidak berencana menjelaskan lebih lanjut. "Hari ini di acara

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status