Bourne melihat sekilas, dia membaca dokumen itu. Tidak ada yang salah dengan dokumen, jadi dia meletakkannya di pangkuannya untuk menandatanganinya.Paha liat Bourne menempel pada celana bahan.Celana Bourne sedikit ketat karena otot kuat yang dia kembangkan baru-baru ini.Pria itu mencibir. "Belikan aku celana bahan baru setelah pulang kerja."Pekerjaan Elena juga termasuk menyiapkan pakaian untuk bos lajangnya.Saat dia bekerja untuk Kaedyn sebelumnya, Elena juga menyiapkan pakaian Kaedyn. Mengingat Kaedyn, Elena pun teringat percakapan tidak menyenangkan antara mereka pagi ini."Nanti aku ukur dulu."Elena mengembalikan rokok itu kepada Bourne, mengambil dokumen yang telah ditandatangani, lalu keluar dari kantor.Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia mengambil pita pengukur, lalu masuk ke kantor Bourne.Bourne berdiri dengan sangat kooperatif. Dia mengulurkan tangannya untuk diukur Elena. Membeli celana tentu saja juga harus membeli baju.Elena mengukur lingkar dada, pinggang, ser
Ketika Elena mendengar Bourne memanggilnya, dia menggesek kartunya untuk membayar, mengambil struk, kemudian berjalan mendekat."Bu Elena, sepupuku ingin membelikan pakaian untuk Tuan Nathan. Tolong beri dia referensi."Setelah mengatakan itu, Bourne tiba-tiba merasa bodoh."Tunggu, Bu Elena mungkin nggak bisa membantumu. Mereka hanya bertemu beberapa kali."Kenalnya Nathan dan Elena tidak pernah diungkapkan kepada orang, jadi Bourne tidak mengetahuinya.Briana memandang Bourne sambil tersenyum. "Kak Bourne, jangan khawatir. Nona Elena dan Kak Nathan saling kenal. Mohon bantuannya, Nona Elena. Aku benar-benar nggak tahu harus memilih ukuran apa."Elena mengangguk. Dia tidak membantu memilih warna atau jenis pakaian, dia hanya memilih ukuran."Nona Briana bisa menjadikan ukuran ini sebagai patokan.""Terima kasih.""Sama-sama, aku pergi dulu kalau begitu."Bourne ingin menemani sepupunya berbelanja, jadi Elena pulang dulu. Pakaian yang dia beli akan diantar ke rumah Bourne.Elena mengem
Pria itu hilang.Mungkin sudah pergi.Elena mengembalikan helm dan motor kepada pemuda itu. "Terima kasih.""Kak, boleh minta kontakmu?"Elena tersenyum, masuk ke dalam mobil, melambaikan tangannya, kemudian pulang.Nathan menyerahkan helm kepada Leon, kemudian menyalakan rokok sambil masuk ke mobil.Leon melihat lengan bosnya dengan tidak berdaya.Tangannya belum sembuh masih bisa balap motor.Mereka melihat mobil Elena di tengah jalan, kemudian mengikutinya ke Gunung Linnea.Tak disangka Elena akan balap motor.Umumnya perempuan kurang pandai mengendarai sepeda motor berat karena beratnya sulit dikendalikan.Nathan duduk di dalam mobil sembari melihat Elena yang masuk ke dalam mobil.Dia mengambil rokok dari mulutnya."Bos, Nona Briana mencarimu." Leon mengingat panggilan yang baru saja dia terima, kemudian memberi tahu Nathan.Briana membeli pakaian dan tidak sabar untuk membawanya untuk Nathan....Elena kembali ke rumah.Janine belum kembali. Elena memeriksa ponselnya, lalu menemu
Bourne mencubit dagu Elena.Dia melihat wajah Elena dari kiri.Kemudian dari kanan.Elena memasang ekspresi datar. "Boleh lepaskan daguku? Kamu ini melakukan pelecehan di kantor."Bourne melepaskan tangannya dari dagu Elena.Dia membuat sebuah kesimpulan. "Nggak disangka Bu Elena itu budak cinta."Meski tak dihiraukan mantan suaminya, dia tetap mengantarkan bubur cinta.Kalau bukan budak cinta, apa namanya?Elena menarik napas dalam-dalam, mendengus, kemudian menyerahkan dokumen kepada Bourne sembari tersenyum. "Ya, aku ini budak cinta. Jam setengah sepuluh ada rapat."Bourne mengerutkan kening, "Siapa yang mengatur rapat pada jam setengah sepuluh? Ini masih pagi sekali, otakku belum bisa bekerja."Terkadang Elena tidak mengerti kenapa orang seperti Bourne bisa menjadi CEO.Singkatnya, takdir.Bourne memaki. Sekarang masih pagi sekali, dia membawa dokumen pergi dengan cepat.Siang, setelah makan.Elena pergi ke kedai teh susu di seberang Teknologi Jepson untuk membeli segelas teh susu.
Martin membuka pintu mobil, masuk ke jok pengemudi kemudian dia mendengar bosnya berkata dengan nada dingin. "Telepon Bourne, aku ingin berdiskusi dengannya."Bagaimanapun, Elena tidak boleh tinggal di Kota Burgan lebih lama lagi.Kaedyn memikirkan wajah Doreen dan putrinya.Saat Bourne menerima undangan Kaedyn, dia mengangkat alisnya dengan heran.Kaedyn mengundangnya untuk berdiskusi.Langka sekali."Beri tahu atasanmu, Pak Kaedyn, aku bisa jam tujuh malam ini." Bourne menutup telepon....Ketika Janine menerima telepon Elena, dia langsung pergi mencari Elena di ruang privat kelab.Dia masuk ke dalam ruang privat, kemudian melihat sebuah botol anggur kosong di atas meja.Baru satu botol. Untung saja.Kadar alkoholnya tidak tinggi, Elena masih sadar."Kak El, ada apa denganmu?" Janine menyenggol lengan Elena. "Mengusir kesedihan dengan alkohol?"Elena mengangkat alisnya lalu tersenyum. "Bukan mengusir kesedihan, tapi bersenang-senang."Dia hanya tidak tahu mengapa Kaedyn tiba-tiba ing
Bourne: "Kalau aku memecatmu, Pak Kaedyn berjanji akan memberiku 10% keuntungan dari kerja sama proyek baru."Ketika Elena melihat pesan ini, dia hanya membalas: "Aku sangat berharga ya."Dia rasa mungkin terjadi sesuatu yang membuat Kaedyn tiba-tiba ingin mengusirnya dari Kota Burgan.Namun, Elena tidak tahu apa itu.Di sisi lain, Bourne membaca balasan dari Elena. Dia memandang Kaedyn sambil setengah tersenyum. "Aku akan memberimu jawabannya setelah mempertimbangkannya."Bourne menyimpan ponselnya di saku, berdiri, lalu menatap Kaedyn. "Elena mengenalmu benar-benar sial."Ekspresi Kaedyn tetap tenang, tidak berubah.Bourne meninggalkan ruangan itu sambil mencibir.Tepat setelah Bourne pergi, Kaedyn berdiri, mengambil cangkir dari atas meja, kemudian melemparnya ke lantai.Cangkir itu langsung hancur.Martin membuka pintu, masuk, lalu dia melihat pecahan cangkir di lantai, "Pak Kaedyn, Nona Doreen mencarimu."Kaedyn mengusap keningnya sembari berkata dengan nada dingin. "Katakan padan
Leon tidak menimpali."Nona Briana ada di luar. Dia bilang dia ingin mengajakmu ke festival musik."Festival musik merupakan acara musik yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Burgan yang hanya diadakan setiap tiga tahun sekali.Briana berada di luar negeri sebelumnya. Dia belum pernah berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini. Seorang temannya menyebutnya di grup, jadi dia berencana untuk pergi melihat-lihat.Janine dan Elena juga hadir di festival musik.Dua wanita yang mengenakan ikat kepala rusa itu berjalan melewati kerumunan."Kak El, tempat ini lebih ramai daripada kelab!"Janine harus berbicara dengan keras agar Elena mendengarnya."Ya, cukup ramai.""Aku beri tahu ya, nanti akan ada kegiatan main kembang api."Elena melihat sekilas, kemudian langkahnya berhenti.Di tengah keramaian.Nathan berdiri di samping Briana yang cantik.Briana sangat berani, dia tersenyum sambil ingin memasang ikat rambut di kepala Nathan.Nathan memiringkan kepalanya sehingga Briana gagal memakainy
"Perhatikan baik-baik pria dalam foto itu. Dialah yang menabrak Elena."Mata Kaedyn terus tertuju pada wajah Doreen, dia melihat wanita itu berseru kaget."Kebetulan sekali?""Apakah kamu curiga aku yang menghasut dia untuk menabrak Elena?"Doreen memandang Kaedyn dengan tidak percaya, air matanya pun menetes."Bagaimana kamu bisa mencurigaiku hanya dengan selembar foto? Aku sama sekali nggak mengenal pria ini."Doreen mengatupkan bibir merahnya, kemudian hendak keluar dari kantor. Ketika dia berjalan menuju pintu, dia menahan tangisnya sembari bertanya, "Kenapa aku harus menyuruh seseorang untuk menabrak Elena? Apa untungnya bagiku? Toh kalian sudah bercerai juga."Pintu kantor dibanting hingga tertutup,Kaedyn mengusap keningnya. Dia juga bingung karena poin tersebut.Kenapa Doreen harus menyuruh seseorang untuk menabrak Elena?Bisa jadi ada yang sengaja menggunakan foto ini untuk mempermainkannya.Doreen meninggalkan Grup Burchan, masuk ke dalam mobil, kemudian menekan tombol untuk