"Aku belajar selama lima tahun di sebuah pulau. Setiap hari aku bangun, olahraga, belajar berbagai bahasa, cara negosiasi, manajemen dan berbagai keterampilan."Elena telah mempelajari banyak selama lima tahun terakhir.Namun sebenarnya pulau itu tidak aman. Hal-hal ini sudah berlalu, dia tidak ingin mengungkitnya lagi.Semua guru yang diatur oleh Adris untuk Elena adalah laki-laki.Elena adalah satu-satunya perempuan di pulau tersebut.Situasi seperti itu sangat berbahaya bagi Elena.Adris mengajari Elena cara mengatasi ketakutan.Elena menyesap anggur lalu tersenyum. "Rencana Adris adalah membiarkanku kembali untuk menjatuhkan Grup Ransford dan membunuhmu. Dia ingin melihat kita saling membunuh."Sayang sekali dia tidak melihatnya.Nathan menunduk untuk mencium tengkuk Elena. "Mari kita mengambil foto pernikahan lusa."Dia memang terpancing oleh foto pernikahan yang diputar di perjamuan Keluarga Kallias beberapa waktu lalu.Elena terkekeh. Nathan cemburu.Elena menyesap anggur lagi,
Di ruang rapat.Elena berkata dengan sopan. "Pak Jonas, ini adalah usulan harga akuisisi, metode pembayaran, tunjangan karyawan, dan lain-lain dari Grup Kallias. Kamu bisa membacanya dulu. Kalau ada pertanyaan, kita bisa berkomunikasi lagi."Hardy mengirimkan dokumen ke tim yang dibawa oleh Jonas.Kali ini Jonas tidak hanya membawa tim terkait dari perusahaan, tetapi juga membawa pengacara dan konsultan perusahaan.Kedua belah pihak menegosiasikan persyaratan yang tidak masuk akal.Syarat akuisisi yang diberikan oleh Grup Kallias cukup baik sehingga berjalan dengan lancar.Setelah mereka menetapkan hasil negosiasi, mereka perlu mencetak perjanjian akuisisi resmi sore harinya.Siang hari.Elena mengajak Jonas dan yang lainnya ke kantin Grup Kallias untuk makan.Jonas memperhatikan cincin pada jari manis Elena dan diam-diam merasa menyesal. Tak disangka Adris pergi pada usia yang begitu muda.Entah siapa yang mengizinkan Jensen masuk ke perusahaan.Ketika dia sampai di kantin, dia bergeg
Nathan langsung menjadi diam.Mereka makan masing-masing."Ibu, Camila mau ke toilet." Camila dengan pintar memonyongkan bibirnya, lalu menyeka bibirnya dengan tisu.Dia ingin melompat dari kursi, tetapi kursinya terlalu tinggi, jadi dia hanya bisa menatap ayahnya."Ayah, gendong."Nathan menggendongnya."Terima kasih, Ayah."Putrinya sangat sopan.Nathan tersenyum.Elena awalnya ingin membawa Camila ke toilet, tetapi dia menerima panggilan telepon.Nathan berkata, "Biar aku yang membawa Camila pergi."Dia hanya perlu menunggu di luar toilet wanita.Elena mengangguk lalu mengangkat telepon....Nathan berdiri di luar toilet menunggu Camila keluar.Camila mencuci tangannya setelah buang air. Dia terlalu pendek sehingga tak bisa mengambil tisu untuk menyeka tangannya.Ketika Sherlly keluar dari toilet untuk mencuci tangan, dia melihat seorang gadis kecil mengulurkan tangan untuk mengambil tisu.Gadis kecil ini sangat imut.Sherlly menarik selembar tisu untuk memberikannya kepada Camila.
Briana melihat ke arah mobil yang melaju pergi, dia menunduk untuk menyembunyikan pikirannya yang melintas.Setelah mengantar si kembar kembali ke Kediaman Ransford, Briana kembali ke vila tempat dia tinggal. Setelah mandi, dia pergi ke kamar tidur, membuka laci, kemudian mengeluarkan sebuah kartu.Kartu ini adalah nomor ponsel yang diberikan oleh wanita sebelumnya.Wanita itu bilang, dia adalah orangnya Adris.Sekarang Adris telah meninggal, dia bahkan memberikan saham Grup Kallias kepada Elena.Mengingat masalah saham, Briana yang awalnya ingin menelepon wanita itu untuk menanyakan tentang anak Elena, seketika tidak berani menelepon.Bagaimana jika ini adalah jebakan untuknya?Briana melemparkan kartu itu ke dalam laci lagi.Jangan terburu-buru, jangan terburu-buru.Sekarang hal terpenting adalah mencari cara untuk mendapatkan rambut Elena....Tadi malam, Nathan kesulitan untuk mengendalikan dirinya.Dia tidak meninggalkan bekas apa pun pada tubuh Elena.Saat melakukan hal itu, dia
Bagaimana rasanya mengambil foto pernikahan dengan seseorang yang sangat kamu cintai?Elena rasa itu manis.Nathan juga merasa manis.Fotografer suka memotret Nathan dan Elena. Mereka yang berdiri bersama tampak seperti lukisan."Tuan Nathan, kamu bisa berlutut satu kaki, berpura-pura mengenakan sepatu istrimu.""Ya, itu dia."Fotografer mengambil beberapa gambar secara berurutan."Tuan Nathan, peluk istrimu dari belakang."Nathan memeluk pinggang ramping Elena dari belakang.Setelah mengambil foto di mana leher mereka saling menempel, Nathan mengisap leher Elena.Begitu menoleh, dia kebetulan melihat Camila sedang menatap mereka....Saat malam tiba, mereka akhirnya selesai mengambil foto.Manis sekaligus melelahkan.Elena masuk ke dalam mobil, kemudian dia langsung melepas sepatunya.Camila juga kelelahan hingga dia tertidur.Nathan membungkuk untuk mengangkat betis Elena, memastikan bahwa tumit Elena tidak merah.Dia membalikkan tubuh Elena, kemudian meletakkan kaki Elena di atas pa
Briana melihat Nathan.Dia melirik gadis kecil yang ada di samping Nathan, kemudian segera mengalihkan tatapannya.Aurora dan Aaron, yang sudah duduk di komidi putar, juga melihat Nathan.Aurora dengan gembira berteriak, "Ayah!"Ekspresi Nathan sangat buruk. Sembarang panggil.Dia menatap Briana dengan dingin.Briana merasakan ketidaksenangan Nathan. Dia menggigit bibir merahnya, ingin menjelaskan, tetapi Nathan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.Nathan membungkuk untuk menggendong Camila. "Camila, ayo kita naik kereta dulu."Camila memandang komidi putar dengan tak rela, lalu mengangguk. "Oke."Baik kereta maupun komidi putar, dia menyukainya.Aurora, yang sedang duduk di atas kuda kayu, melihat Nathan menggendong gadis kecil lain pergi. Dia langsung menangis dengan sedih.Komidi putar belum berhenti, jadi Briana hanya bisa menunggu komidi putar berhenti baru menurunkan Aurora untuk menghiburnya.Pengasuh menggendong Aaron turun.Aaron tidak menangis, tetapi Aurora menangis.
Elena duduk di dalam mobil. Melihat putrinya memeluk kuda kayu, tatapannya tampak lembut.Hardy menoleh untuk mengingatkan, "Bu Elena, sudah sampai.""Hm." Elena menyimpan ponselnya.Elena dan Hardy berjalan ke lapangan golf.Lucy melihat Elena. "Nyonya Elena.Adris baru saja meninggal, bisa-bisanya Elena datang ke tempat ini."Bu Lucy," sapa Elena.Luther juga ada di tempat. Dia menilai Elena dengan cepat. Meskipun dia memiliki kesan buruk terhadap Elena, dia tetap menyapa Elena layaknya seorang pria sejati. "Bu Elena."Masih beberapa orang yang datang bermain golf hari ini.Elena datang untuk mencari seorang paman dari perjamuan sebelumnya.Dia menemani bapak tersebut bermain golf sejenak, kemudian mereka membahas kerja sama.Setelah selesai membahas, Elena hendak pergi lebih duluKetika dia melewati Luther, dia berhenti untuk bertanya, "Pak Luther, apakah ada kemungkinan Grup Kallias kerja sama dengan Grup Bronwyn?"Luther mengangkat alisnya. "Kerja sama apa?"Elena tersenyum. "Prod
"Katakan! Bagian mana dariku yang kalah darinya? Apakah dadanya lebih besar dariku? Aku bisa melakukan implan!"Luther memejamkan matanya, ekspresinya menjadi gelap.Briana tiba-tiba melepas pakaiannya sehingga Luther tidak punya waktu untuk bereaksi.Dia mengerahkan kekuatan untuk duduk, tetapi Briana terjatuh.Luther hanya bisa membuka matanya untuk menahan pinggang Briana agar dia tidak jatuh.Dia segera mengenakan kembali pakaian Briana.Keduanya saling menarik pakaian.Luther ingin memakaikan, Briana ingin melepaskan. Mereka sibuk sekali.Luther tidak pernah menyangka bahwa orang mabuk akan begitu sulit untuk dihadapi."Aku mau mandi," ujar Briana dengan kesal."Pergi! Pergi! Pergi!"Luther sudah kehilangan kesabaran.Dia memapah Briana ke sofa di kamar tidur, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi. Ketika air sudah penuh, dia baru keluar untuk membawa pemabuk itu ke kamar mandi.Luther tidak membantu Briana menanggalkan pakaian, dia menggendong Briana, lalu lang