Briana melihat ke arah mobil yang melaju pergi, dia menunduk untuk menyembunyikan pikirannya yang melintas.Setelah mengantar si kembar kembali ke Kediaman Ransford, Briana kembali ke vila tempat dia tinggal. Setelah mandi, dia pergi ke kamar tidur, membuka laci, kemudian mengeluarkan sebuah kartu.Kartu ini adalah nomor ponsel yang diberikan oleh wanita sebelumnya.Wanita itu bilang, dia adalah orangnya Adris.Sekarang Adris telah meninggal, dia bahkan memberikan saham Grup Kallias kepada Elena.Mengingat masalah saham, Briana yang awalnya ingin menelepon wanita itu untuk menanyakan tentang anak Elena, seketika tidak berani menelepon.Bagaimana jika ini adalah jebakan untuknya?Briana melemparkan kartu itu ke dalam laci lagi.Jangan terburu-buru, jangan terburu-buru.Sekarang hal terpenting adalah mencari cara untuk mendapatkan rambut Elena....Tadi malam, Nathan kesulitan untuk mengendalikan dirinya.Dia tidak meninggalkan bekas apa pun pada tubuh Elena.Saat melakukan hal itu, dia
Bagaimana rasanya mengambil foto pernikahan dengan seseorang yang sangat kamu cintai?Elena rasa itu manis.Nathan juga merasa manis.Fotografer suka memotret Nathan dan Elena. Mereka yang berdiri bersama tampak seperti lukisan."Tuan Nathan, kamu bisa berlutut satu kaki, berpura-pura mengenakan sepatu istrimu.""Ya, itu dia."Fotografer mengambil beberapa gambar secara berurutan."Tuan Nathan, peluk istrimu dari belakang."Nathan memeluk pinggang ramping Elena dari belakang.Setelah mengambil foto di mana leher mereka saling menempel, Nathan mengisap leher Elena.Begitu menoleh, dia kebetulan melihat Camila sedang menatap mereka....Saat malam tiba, mereka akhirnya selesai mengambil foto.Manis sekaligus melelahkan.Elena masuk ke dalam mobil, kemudian dia langsung melepas sepatunya.Camila juga kelelahan hingga dia tertidur.Nathan membungkuk untuk mengangkat betis Elena, memastikan bahwa tumit Elena tidak merah.Dia membalikkan tubuh Elena, kemudian meletakkan kaki Elena di atas pa
Briana melihat Nathan.Dia melirik gadis kecil yang ada di samping Nathan, kemudian segera mengalihkan tatapannya.Aurora dan Aaron, yang sudah duduk di komidi putar, juga melihat Nathan.Aurora dengan gembira berteriak, "Ayah!"Ekspresi Nathan sangat buruk. Sembarang panggil.Dia menatap Briana dengan dingin.Briana merasakan ketidaksenangan Nathan. Dia menggigit bibir merahnya, ingin menjelaskan, tetapi Nathan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara.Nathan membungkuk untuk menggendong Camila. "Camila, ayo kita naik kereta dulu."Camila memandang komidi putar dengan tak rela, lalu mengangguk. "Oke."Baik kereta maupun komidi putar, dia menyukainya.Aurora, yang sedang duduk di atas kuda kayu, melihat Nathan menggendong gadis kecil lain pergi. Dia langsung menangis dengan sedih.Komidi putar belum berhenti, jadi Briana hanya bisa menunggu komidi putar berhenti baru menurunkan Aurora untuk menghiburnya.Pengasuh menggendong Aaron turun.Aaron tidak menangis, tetapi Aurora menangis.
Elena duduk di dalam mobil. Melihat putrinya memeluk kuda kayu, tatapannya tampak lembut.Hardy menoleh untuk mengingatkan, "Bu Elena, sudah sampai.""Hm." Elena menyimpan ponselnya.Elena dan Hardy berjalan ke lapangan golf.Lucy melihat Elena. "Nyonya Elena.Adris baru saja meninggal, bisa-bisanya Elena datang ke tempat ini."Bu Lucy," sapa Elena.Luther juga ada di tempat. Dia menilai Elena dengan cepat. Meskipun dia memiliki kesan buruk terhadap Elena, dia tetap menyapa Elena layaknya seorang pria sejati. "Bu Elena."Masih beberapa orang yang datang bermain golf hari ini.Elena datang untuk mencari seorang paman dari perjamuan sebelumnya.Dia menemani bapak tersebut bermain golf sejenak, kemudian mereka membahas kerja sama.Setelah selesai membahas, Elena hendak pergi lebih duluKetika dia melewati Luther, dia berhenti untuk bertanya, "Pak Luther, apakah ada kemungkinan Grup Kallias kerja sama dengan Grup Bronwyn?"Luther mengangkat alisnya. "Kerja sama apa?"Elena tersenyum. "Prod
"Katakan! Bagian mana dariku yang kalah darinya? Apakah dadanya lebih besar dariku? Aku bisa melakukan implan!"Luther memejamkan matanya, ekspresinya menjadi gelap.Briana tiba-tiba melepas pakaiannya sehingga Luther tidak punya waktu untuk bereaksi.Dia mengerahkan kekuatan untuk duduk, tetapi Briana terjatuh.Luther hanya bisa membuka matanya untuk menahan pinggang Briana agar dia tidak jatuh.Dia segera mengenakan kembali pakaian Briana.Keduanya saling menarik pakaian.Luther ingin memakaikan, Briana ingin melepaskan. Mereka sibuk sekali.Luther tidak pernah menyangka bahwa orang mabuk akan begitu sulit untuk dihadapi."Aku mau mandi," ujar Briana dengan kesal."Pergi! Pergi! Pergi!"Luther sudah kehilangan kesabaran.Dia memapah Briana ke sofa di kamar tidur, kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi. Ketika air sudah penuh, dia baru keluar untuk membawa pemabuk itu ke kamar mandi.Luther tidak membantu Briana menanggalkan pakaian, dia menggendong Briana, lalu lang
Hardy mengetuk pintu, lalu masuk ke kantor dengan ekspresi yang aneh. "Bu Elena, insinyurnya sudah datang."Elena terus menatap layar komputer sehingga dia tidak menyadari ekspresi aneh Hardy.Elena berkata, "Hm, undang saja dia ke ruang rapat, lalu beri tahu supervisor departemen teknologi, produk, desain, penjualan, operasi, serta data untuk ikut rapat ini."Dia diam-diam memuji Nathan mengirim seseorang kepadanya begitu cepat."Baik."Hardy keluar untuk memberi tahu supervisor berbagai departemen. Setelah menerima pemberitahuan tersebut, mereka segera pergi ke ruang rapat.Elena masuk ke ruang rapat, kemudian melihat insinyur yang dikirim oleh Nathan.Pria tersebut mengenakan wig keriting berwarna coklat, kacamata berbingkai hitam dan masker. Dia mengulurkan tangan, lalu berjabat tangan dengan Elena. "Halo, Bu Elena.""Halo," balas Elena."Aku sedang flu, jadi aku memakai masker untuk melindungi semua orang.""Hm."Suka-suka dirimu.Tangan mereka masih berpegangan.Elena ingin melep
Briana meletakkan gelas jus lalu berkata, "Ibu, menurutku Ibu sangat cocok memakai batik, sangat menawan."Sherlly tersenyum. "Mulutmu memang manis, ayo kita pergi.""Aku mengatakan yang sebenarnya." Briana berkedip sambil tersenyum.Kali ini pertunjukan opera diadakan di museum seni.Setelah selesai menonton opera dan keluar dari teater opera, Briana mengobrak-abrik tasnya lalu berkata, "Ibu, tunggu sebentar, aku akan mengambil ponselku."Ketika Briana pergi untuk mengambil ponsel, dia memasukkan botol air bekas Sherlly ke dalam kantong plastik, memasukkannya ke dalam tas, kemudian membawanya pergi."Ponselnya sudah ketemu, ayo kita pergi."...Pukul lima sore, Elena hendak menemui Luther.Dia masuk ke dalam mobil, kemudian mengangkat alisnya ketika dia melihat Nathan.Nathan sedang menulis program. Dia telah melepas wig cokelatnya dan masih mengenakan kacamata berbingkai hitam. Jari-jarinya berhenti mengetik di keyboard, lalu dia bertanya, "El-el, malam mau makan apa?""Aku nggak bis
Setelah meninggalkan restoran Barat, Elena duduk di dalam mobil sambil memikirkan maksud Luther.Pria itu memberi tahu Elena bahwa Nathan memasukkan Briana ke rumah sakit jiwa karenanya.Apakah Luther ingin memperingatkan Elena?Sebelum Elena mengerti apa maksud Luther, mobil sudah tiba di depan rumah.Hardy keluar dari mobil untuk membuka pintu. Elena keluar dari mobil, kemudian dia langsung melihat Nathan yang berdiri di depan pintu.Elena berjalan mendekat, Nathan otomatis melingkarkan lengannya di pinggang Elena. Dia mengucapkan terima kasih kepada Hardy, lalu membawa Elena ke dalam rumah."Kenapa kamu menungguku di depan pintu?""Aku khawatir kamu mabuk, jadi aku menunggu di depan untuk menggendongmu dari mobil."Elena bergumam dalam hati. 'Aku nggak akan minum terlalu banyak di luar, kamu mana perlu menunggu di depan pintu?'Dia mengangkat tatapannya, lalu melihat tatapan Nathan yang penuh kasih sayang.Elena berhenti bergumam.Setelah masuk ke rumah, Elena mengganti sepatu, menc
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat