Grup Kallias mengumumkan berita pagi ini. CEO barunya adalah Elena.Leon menyerahkan tablet kepada Nathan."Besok malam Keluarga Kallias akan mengadakan perjamuan di Hotel Claude. Ini undangan dari Keluarga Kallias.""Letakkan undangannya, kamu keluar dulu."Nathan mengendalikan emosinya. Kemarahannya ditujukan pada diri sendiri, bukan Elena.Adris!Dia mendengus....Keluarga Bronwyn juga menerima surat undangan. Keluarga Bronwyn biasanya tidak menghadiri perjamuan, tetapi pihak penyelenggara tetap dengan sopan memberikan undangan kepada Keluarga Bronwyn.Sherlly sebenarnya sangat penasaran dengan menantu Keluarga Kallias. Dia tahu sejarah Adris dan Nelly.Tak disangka setelah bertahun-tahun kemudian, Adris akhirnya melepaskan Nelly dan menikah.Meskipun Sherlly penasaran dengan Elena, dia tetap tidak ingin menghadiri perjamuan.Briana duduk di sebelah Sherlly, dia juga melihat undangan dari Keluarga Kallias.Briana sudah melihat berita terkait Grup Kallias pagi ini.Entah dia harus t
Glenna memesan penerbangan paling awal ke ibu kota pagi ini.Dia turun dari pesawat, kemudian langsung naik taksi menuju Grup Kallias.Satpam menghentikan Glenna, tidak mengizinkannya masuk.Glenna menggertakkan gigi, dia memutuskan untuk meminta bantuan Briana.Tadi malam, Briana mengirim berita Elena yang menjadi CEO Grup Kallias kepada Glenna.Glenna sangat marah setelah membaca berita itu.Kesenjangan hidupnya saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya.Dulu dia adalah putri dari Keluarga Burchan. Orang-orang selalu menyanjung dan menurutinya.Sekarang dia bahkan tidak bisa pergi ke butik karena dia tidak punya uang.Glenna melihat kamar yang dia tinggali sekarang. Dekorasi kamarnya sederhana, luasnya juga tidak seberapa.Dulu, Keluarga Burchan adalah keluarga kelas atas di Kota Burgan. Namun kini Keluarga Burchan telah jatuh menjadi keluarga menengah.Dan semua ini karena Elena. Nathan menyerang Grup Burchan demi Elena.Mengingat kini kakaknya harus merendahkan diri untuk bersosial
Pada pukul enam, Elena pergi ke hotel.Ini adalah pertama kalinya Elena melihat Nathan setelah lima tahun.Kedua sisi pelipis Nathan terdapat uban. Pada usia tiga puluh tahun, dia terlihat dewasa dan stabil. Dulu fitur wajahnya tampak malas, kini tampak tajam.Nathan menatap Elena dengan penuh kasih sayang seperti biasanya.Elena memandang Nathan, dia merasa seperti telah melalui banyak perubahan dalam hidup.Dia mengingat Adris yang gila serta putrinya yang masih ada di tangan orang gila itu.Elena menenangkan diri, kemudian dia menyapa sambil tersenyum seolah bertemu teman lama. "Terima kasih Tuan Nathan bisa datang ke jamuan makan malam ini. Silakan masuk."Ada tamu yang datang di belakang Nathan.Dia tidak ingin mempersulit Elena, jadi dia bergumam dengan suara serak, lalu berjalan ke dalam aula.Leon datang bersama bosnya malam ini. Dia tersenyum pada Elena, kemudian dengan cepat mengekori Nathan.Lucy turun dari mobil, berjalan mendekat. Dia melihat Elena sekilas, kemudian Nathan
Begitu anggota Keluarga Kallias muncul, semua orang berdiri untuk memberi selamat.Mereka merasa penasaran, kenapa Adris tidak muncul?Basilio naik ke atas panggung, lalu mengucapkan beberapa patah kata untuk menjelaskan alasan keabsenan Adris. "Putraku ada urusan di luar negeri, tapi ketidakhadirannya malam ini nggak penting. Hal terpenting malam ini adalah memperkenalkan menantu Keluarga Kallias kepada kalian, Elena."Elena menggandeng tangan Ruby sambil berjalan dengan anggun ke atas panggung.Mata Nathan terpaku pada wanita yang ada di atas panggung itu.Elena mengambil mikrofon lalu tersenyum.Senyumnya tampak indah, percaya diri dan murah hati.Dia mengucapkan beberapa patah kata, kemudian Ruby mengambil mikrofon. Kata-katanya berisi pujian terhadap Elena.Mereka bertiga turun dari panggung, lalu Basilio pergi ke meja utama yang ada di sebelah untuk menjamu tamu.Sedangkan Elena dan Ruby duduk di meja yang sama dengan Sherlly.Ruby ingin mengobrol dengan Sherlly, jadi mereka berd
Elena membuang muka.Dia tidak lagi memandang Nathan.Nathan mengulas senyum, tetapi tatapannya menjadi dingin.Saat lampu di aula perjamuan menyala, Elena mengatupkan bibir merahnya sambil berusaha menarik tangannya kembali.Nathan melepaskan tangan Elena saat lampu menyala.Dia tetap tidak ingin memaksa Elena.Dia duduk tegak, aroma parfum Elena perlahan menghilang dari ujung hidungnya.Dia mengepalkan tangannya yang memegang tangan Elena tadi, seolah ingin mencengkeram rasanya menggenggam tangan Elena.Sudah lima tahun.Nathan merindukan Elena hingga rambutnya memutih.Elena seketika tertegun.Kehangatan sudah hilang dari tangannya.Basilio datang membawa segelas anggur, lalu memanggil Elena. Dia ingin memperkenalkan Elena kepada orang-orang.Sebenarnya mengajak Elena bersulang serta memperkenalkannya adalah tugas Adris.Elena mengambil gelas anggur, lalu pergi bersama Basilio.Briana tertawa terbahak-bahak di dalam hati. Dia tersenyum tipis sambil berkata, "Nggak disangka Elena sud
Nathan tidak akan memanggil Elena dengan panggilan nyonya.Glenna tidak menyangka Nathan akan datang.Elena sudah menikah dengan orang lain. Hal itu bisa dianggap sebagai tamparan bagi Nathan, bukan?Ada apa dengan Nathan?Sekarang pun dia masih membela Elena.Glenna, yang sekarang ketakutan, berteriak, "Tuan Nathan, demi ...."Sebelum Glenna menyelesaikan kalimat "demi Elena, kamu menekan Grup Burchan", Leon sudah membuat Glenna pingsan.Dia memapah Glenna sambil tersenyum, kemudian mengikuti Nathan keluar dari aula perjamuan.Hati Elena sedikit bergetar. Dia lanjut mengekori Basilio menemui para tamu terhormat tanpa mengubah ekspresinya....Nathan berjalan keluar dari aula perjamuan, masuk ke dalam mobil, kemudian memberi perintah dengan dingin. "Patah kaki kanan Glenna, lalu kirimkan ke Nyonya Stella. Kalau kejadian yang sama terulang, patahkan kaki kirinya."Leon menjawab, "Baik."Dalam beberapa tahun terakhir, Nathan akhirnya selamat dari perawatan yang mengancam nyawa. Dia berta
Pada hari jadi pernikahannya, Elena Wimbrow pergi ke dokter kandungan sendiri.Di rumah sakit, dia melihat suaminya memeluk wanita lain.Wanita itu bersandar di dalam pelukan suaminya sembari berkata, "Kaedyn, terima kasih sudah menemaniku ke rumah sakit."Kaedyn menyayangi wanita itu, dia menyuruh Elena pergi membeli cokelat.Elena tiba-tiba tersenyum, lalu memindahkan tangannya dari perutnya.Kebetulan dia ingin melakukan aborsi di rumah sakit lain....Kali ini Elena datang ke rumah sakit untuk melakukan aborsi.Dia mengambil nomor antrean, kemudian mengantre.Ada beberapa pasang suami istri di sekeliling. Semua ibu hamil ditemani oleh suami mereka.Hanya Elena yang datang untuk melakukan aborsi, itu agak menyedihkan.Dua bulan yang lalu, Elena menemani Kaedyn pergi dinas.Mereka menghadiri sebuah perjamuan.Elena mabuk. Begitu dia bangun di pagi hari, hanya ada dia sendiri di dalam kamar hotel.Kamar hotel itu penuh dengan aroma percintaan.Pakaian berserakan di lantai.Ada pakaian
Elena menghentikan mobil di pinggir jalan. Dengan tenang, dia menyangkal pertanyaan hamil dari Kaedyn. "Aku nggak hamil, hanya sedikit nggak enak lambung beberapa hari terakhir."Kaedyn bersandar di lemari pakaian, lalu dia mencibir dengan tatapan datar. "Sebaiknya kamu nggak membohongiku, Elena. Sekarang nggak zaman menjadi istri orang kaya dengan cara hamil."Jantung Elena seperti tercubit. Bisa-bisanya Kaedyn berpikir serendah itu tentang dirinya.Elena menyentuh perut datarnya sambil berujar dengan nada datar, "Bagaimana mungkin aku hamil, Pak Presdir? Malam itu kita menggunakan kondom, seharusnya kualitasnya bagus, nggak bocor."Kaedyn mengangkat kelopak matanya.Dia mengadakan rapat sepanjang pagi.Begitu siang, Elena membawa secangkir kopi ke kantor Kaedyn.Elena juga meletakkan dokumen tentang Evaristo Entertainment yang Kaedyn minta beberapa hari lalu di atas meja pria itu.Pandangan Elena melintas dari dokumen tentang Evaristo Entertainment itu.Dari dulu hingga sekarang indu