Glenna memesan penerbangan paling awal ke ibu kota pagi ini.Dia turun dari pesawat, kemudian langsung naik taksi menuju Grup Kallias.Satpam menghentikan Glenna, tidak mengizinkannya masuk.Glenna menggertakkan gigi, dia memutuskan untuk meminta bantuan Briana.Tadi malam, Briana mengirim berita Elena yang menjadi CEO Grup Kallias kepada Glenna.Glenna sangat marah setelah membaca berita itu.Kesenjangan hidupnya saat ini sangat berbeda dengan sebelumnya.Dulu dia adalah putri dari Keluarga Burchan. Orang-orang selalu menyanjung dan menurutinya.Sekarang dia bahkan tidak bisa pergi ke butik karena dia tidak punya uang.Glenna melihat kamar yang dia tinggali sekarang. Dekorasi kamarnya sederhana, luasnya juga tidak seberapa.Dulu, Keluarga Burchan adalah keluarga kelas atas di Kota Burgan. Namun kini Keluarga Burchan telah jatuh menjadi keluarga menengah.Dan semua ini karena Elena. Nathan menyerang Grup Burchan demi Elena.Mengingat kini kakaknya harus merendahkan diri untuk bersosial
Pada pukul enam, Elena pergi ke hotel.Ini adalah pertama kalinya Elena melihat Nathan setelah lima tahun.Kedua sisi pelipis Nathan terdapat uban. Pada usia tiga puluh tahun, dia terlihat dewasa dan stabil. Dulu fitur wajahnya tampak malas, kini tampak tajam.Nathan menatap Elena dengan penuh kasih sayang seperti biasanya.Elena memandang Nathan, dia merasa seperti telah melalui banyak perubahan dalam hidup.Dia mengingat Adris yang gila serta putrinya yang masih ada di tangan orang gila itu.Elena menenangkan diri, kemudian dia menyapa sambil tersenyum seolah bertemu teman lama. "Terima kasih Tuan Nathan bisa datang ke jamuan makan malam ini. Silakan masuk."Ada tamu yang datang di belakang Nathan.Dia tidak ingin mempersulit Elena, jadi dia bergumam dengan suara serak, lalu berjalan ke dalam aula.Leon datang bersama bosnya malam ini. Dia tersenyum pada Elena, kemudian dengan cepat mengekori Nathan.Lucy turun dari mobil, berjalan mendekat. Dia melihat Elena sekilas, kemudian Nathan
Begitu anggota Keluarga Kallias muncul, semua orang berdiri untuk memberi selamat.Mereka merasa penasaran, kenapa Adris tidak muncul?Basilio naik ke atas panggung, lalu mengucapkan beberapa patah kata untuk menjelaskan alasan keabsenan Adris. "Putraku ada urusan di luar negeri, tapi ketidakhadirannya malam ini nggak penting. Hal terpenting malam ini adalah memperkenalkan menantu Keluarga Kallias kepada kalian, Elena."Elena menggandeng tangan Ruby sambil berjalan dengan anggun ke atas panggung.Mata Nathan terpaku pada wanita yang ada di atas panggung itu.Elena mengambil mikrofon lalu tersenyum.Senyumnya tampak indah, percaya diri dan murah hati.Dia mengucapkan beberapa patah kata, kemudian Ruby mengambil mikrofon. Kata-katanya berisi pujian terhadap Elena.Mereka bertiga turun dari panggung, lalu Basilio pergi ke meja utama yang ada di sebelah untuk menjamu tamu.Sedangkan Elena dan Ruby duduk di meja yang sama dengan Sherlly.Ruby ingin mengobrol dengan Sherlly, jadi mereka berd
Elena membuang muka.Dia tidak lagi memandang Nathan.Nathan mengulas senyum, tetapi tatapannya menjadi dingin.Saat lampu di aula perjamuan menyala, Elena mengatupkan bibir merahnya sambil berusaha menarik tangannya kembali.Nathan melepaskan tangan Elena saat lampu menyala.Dia tetap tidak ingin memaksa Elena.Dia duduk tegak, aroma parfum Elena perlahan menghilang dari ujung hidungnya.Dia mengepalkan tangannya yang memegang tangan Elena tadi, seolah ingin mencengkeram rasanya menggenggam tangan Elena.Sudah lima tahun.Nathan merindukan Elena hingga rambutnya memutih.Elena seketika tertegun.Kehangatan sudah hilang dari tangannya.Basilio datang membawa segelas anggur, lalu memanggil Elena. Dia ingin memperkenalkan Elena kepada orang-orang.Sebenarnya mengajak Elena bersulang serta memperkenalkannya adalah tugas Adris.Elena mengambil gelas anggur, lalu pergi bersama Basilio.Briana tertawa terbahak-bahak di dalam hati. Dia tersenyum tipis sambil berkata, "Nggak disangka Elena sud
Nathan tidak akan memanggil Elena dengan panggilan nyonya.Glenna tidak menyangka Nathan akan datang.Elena sudah menikah dengan orang lain. Hal itu bisa dianggap sebagai tamparan bagi Nathan, bukan?Ada apa dengan Nathan?Sekarang pun dia masih membela Elena.Glenna, yang sekarang ketakutan, berteriak, "Tuan Nathan, demi ...."Sebelum Glenna menyelesaikan kalimat "demi Elena, kamu menekan Grup Burchan", Leon sudah membuat Glenna pingsan.Dia memapah Glenna sambil tersenyum, kemudian mengikuti Nathan keluar dari aula perjamuan.Hati Elena sedikit bergetar. Dia lanjut mengekori Basilio menemui para tamu terhormat tanpa mengubah ekspresinya....Nathan berjalan keluar dari aula perjamuan, masuk ke dalam mobil, kemudian memberi perintah dengan dingin. "Patah kaki kanan Glenna, lalu kirimkan ke Nyonya Stella. Kalau kejadian yang sama terulang, patahkan kaki kirinya."Leon menjawab, "Baik."Dalam beberapa tahun terakhir, Nathan akhirnya selamat dari perawatan yang mengancam nyawa. Dia berta
Kendati Elena tampak familiar, Roman hanya berpikir sekilas.Pikirannya tertuju pada Sherlly sekarang.Roman bertanya pada Briana dengan bingung. "Kenapa kalian menghadiri perjamuan malam ini?"Sherlly tidak memberi tahu Roman tentang hal ini.Padahal Sherlly tidak pernah suka menghadiri perjamuan.Mata Briana memerah. "Maaf, semua salahku. Aku yang meminta Ibu untuk menghadiri perjamuan kali ini."Melihat kegelisahan Briana, Roman juga tidak bisa menyalahkannya. "Untungnya, kali ini nggak apa-apa. Briana, nggak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kamu pasti sudah lelah hari ini, pulanglah untuk istirahat.""Aku ingin menemani Ibu.""Ada aku, tenang saja. Pulanglah."Karena ada Roman, Briana juga tak leluasa.Roman meminta Luther untuk mengantar Briana."Oke, aku akan mengantar Briana dulu."Luther dan Briana meninggalkan rumah sakit. Briana duduk di dalam mobil, lalu menutup matanya, menangis.Luther dengan tak berdaya memberi Briana tisu untuk menyeka air mata. "Jangan menangis, Paman
Elena melihat rambut Nathan, kemudian mengedipkan matanya yang berkaca-kaca.Dia tersenyum lagi lalu berkata, "Aku bisa mengatakannya lagi. Hubungan antara kita sudah menjadi masa lalu. Elena dan Nathan sudah menjadi masa lalu."Begitu ucapan Elena terlontar, Nathan langsung menggendongnya.Sopir dan Hardy yang duduk di dalam mobil terkejut.Elena dan Nathan?Adris diselingkuhi?Mereka dengan bijak menoleh ke arah lain.Mereka tidak melihat apa pun.Nathan memasukkan Elena ke dalam mobilnya. "Kalian keluar."Perintah tersebut ditujukan kepada sopir dan pengawalnya.Mobil Nathan sangat aman.Pintu mobil tertutup.Lampu di dalam mobil menyala."El-el, beri tahu aku, apakah Adris mengancammu?"Elena tiba-tiba digendong ke dalam mobil oleh Nathan pun sangat tenang. Dia menyesuaikan posisi duduknya, bersandar di sandaran kursi lalu menyilangkan kaki.Nathan menunggunya berbicara.Elena mengangkat kelopak matanya, melihat Nathan sekilas, kemudian mengalihkan tatapannya. "Nggak."Nathan tidak
Elena turun dari ranjang untuk menuang segelas air. Setelah minum beberapa teguk, dia pun meletakkan gelas.Elena bertanya, "Apakah kamu mengutus seseorang untuk menguntitku?"Adris mengangkat alisnya, tidak menjawab pertanyaan itu. Dia malah membahas Camila. "Aku sudah memasukkan Camila ke taman kanak-kanak."Dia menarik kembali kakinya yang panjang, kemudian mengungkit hal yang menyesakkan dada Elena. "Formulir bagian orang tuanya kosong."Elena menatap Adris melalui layar dengan dingin.Adris terdiam beberapa detik. "Hm? Kamu marah?"Elena tidak menjawab.Dia tahu bahwa Adris sedang memperingatkannya.Elena menutup panggilan video tanpa ekspresi.Adris tertawa, lalu bergumam sendiri. "Emosinya sama seperti Camila."Hari ini Adris mengantar Camila ke taman kanak-kanak. Ketika pulang dari taman kanak-kanak, Camila menemukan bahwa bebek kecilnya hilang. Dia begitu marah hingga tak menggubris Adris sepanjang malam.Gadis itu masih kecil, tetapi sudah bisa mengabaikan Adris sepanjang mal
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat