Di dalam lift.Adris mengobrol dengan lembut kepada Elena. "El-el, dengan kemampuan aktingmu, sayang sekali kamu nggak masuk industri hiburan."Elena tersenyum tipis. "Kamu juga. Aktingmu lebih bagus dariku."Mereka saling memuji.Adris menoleh untuk melihat Elena dengan tatapan rumit. Hingga sekarang pun, dia tidak melihat kegugupan maupun ketakutan Elena."Apakah menurutmu Nathan bisa menyelamatkanmu dariku?" tanya Adris dengan santai.Elena melihat lift yang naik. Telapak tangannya berkeringat karena gugup. Ketenangannya hanya akting.Dia menjawab dengan santai. "Aku nggak tahu apakah Nathan bisa menyelamatkan aku, tapi mengingat nyawaku sudah ada di tanganmu, tolong beri tahu aku, anak yang kamu gendong itu anaknya Briana dengan siapa?'Meski Elena menanyakan pertanyaan tersebut, otaknya masih memikirkan cara melepaskan diri.Ketika Elena membahas anak, Adris meledak dengan kebencian yang mendalam. Dia menoleh ke arah Aurora yang tidak menangis atau ribut. "Hanya dua anak haram."K
Begitu kata-kata Adris terlontar, Nathan berdiri dari kursi roda. Leon menyerahkan kruk. Nathan tidak mungkin pulih begitu cepat setelah operasi. Lukanya bisa terbuka ketika dia berjalan."Bagaimana kalau kamu lepaskan mereka, biar aku yang menjadi sandera?" tawar Nathan dengan nada datar.Ekspresi Leon sontak berubah. "Bos!"Nathan mengangkat tangannya agar Leon diam.Adris menilai kondisi fisik Nathan saat ini. Dia juga belajar kedokteran, jadi dia bisa melihat bahwa Nathan tidak sedang berpura-pura lemah hingga membutuhkan kruk.Dibandingkan bercanda, dia lebih ingin membunuh Nathan.Adris berpikir sejenak lalu tersenyum. "Buang krukmu. Kamu nggak boleh membawa benda yang bersifat ofensif. Keluarkan sakumu, lalu kemari."Elena memandang Nathan sambil menggelengkan kepalanya.Nathan tersenyum pada Elena, membuang tongkatnya, kemudian berjalan mendekat.Adris melihat interaksi antara Nathan dan Elena, lalu dia mendengus. "Salah satu dari kalian sudah mau mati, masih bisa tersenyum."N
Di rumah sakit swasta ibu kota.Nathan duduk di kursi roda sambil menatap Calvin, asisten Hugo, dengan dingin.Calvin tersenyum canggung. Dia sebenarnya tidak ingin datang, tetapi tak ada cara lain. Grup Ransford membutuhkan orang.Dia lanjut berbicara secara logis. "Tuan Nathan, Pak Hugo benar-benar sakit. Sekarang Grup Ransford perlu diurus.""Dia sakit? Sungguh langka," cibir Nathan.Calvin berpura-pura tidak mendengar reaksi tak berbakti itu.Nathan berkata dengan nada dingin. "Aku nggak akan mengurusnya. Dia begitu menyayangi si kembar, suruh mereka yang mengurus perusahaan saja."Calvin ingin menyeka keringatnya saat mendengar kata-kata Nathan.Konyol, bagaimana bisa bayi yang berusia kurang dari satu tahun mengurus perusahaan?Leon mengantar Calvin keluar. Mereka berdua saling menggali informasi.Setelah mengantar Calvin pergi, Leon kembali ke bangsal. "Orang-orang kita belum menemukan jejak Nona Elena hari ini. Satu lagi, Brandon ingin menemuimu. Dia ada di luar."Tidak ada jej
...Setelah sembilan bulan mengandung, akhirnya bayi Elena hadir ke dunia.Elena melahirkan Camila Wimbrow pada bulan Maret.Dia bangun, mencium bau desinfektan. Bagian bawah tubuhnya masih terasa sakit.Dia melahirkan secara alami dan berlangsung sehari semalam."Sudah bangun? Apakah kamu merasa nggak nyaman?"Adris yang menemani di luar ruang bersalin dari kemarin juga terlihat lelah.Elena tidak terharu. Dia menatap Adris, kemudian bertanya dengan suara serak. "Di mana anakku?""Kamu pasti lapar sekarang. Aku akan minta seseorang membawakanmu makanan." Adris mengusap keningnya lalu menelepon.Setelah Adris menutup panggilan telepon."Adris, apakah kamu nggak mendengar pertanyaanku? Di mana anakku? Jawab, Adris!"Elena menatap pria itu. Dia merasa sangat gelisah. Dia takut pria ini akan membahayakan putrinya."Telinga kiriku sudah tuli. Wajar kalau aku nggak bisa mendengar." Adris menuangkan air, kemudian memberikannya kepada Elena.Elena sangat haus, dia tidak akan menyiksa diri sen
"Elena, serahkan anaknya kepadaku."Elena memeluk putrinya erat-erat, seluruh tubuhnya gemetar.Menyuruhnya menyaksikan putrinya yang baru berusia satu bulan dibawa pergi, hatinya serasa diiris pisau."Nggak!""Elena, sebaiknya kamu bersikap kooperatif atau nggak, aku akan memberimu suntikan agar kamu tidur dulu."Adris mengucapkan kata-kata kejam itu dengan ekspresi datar.Bulu mata Elena bergetar, dia melihat putrinya sedang menghisap ibu jari dalam pelukannya. Matanya merah.Elena bagaikan daun yang berguguran pada musim gugur, layu.Adris mendekati Elena, menatapnya. "Aku berjanji akan merawat Camila dengan baik."Kata-kata Adris tidak menghibur Elena, juga tidak membuatnya tenang."Serahkan anak itu kepadaku."Dia melepaskan jari-jari Elena satu per satu. Elena tidak berani memeluk Camila terlalu erat.Adris menyerahkan anak itu kepada seorang wanita.Wanita itu membawa anak itu keluar.Pintu ditutup.Ketika Camila sudah tak terlihat lagi, ketenangan palsu Elena di depan Adris pun
Briana awalnya ingin menyusul untuk memastikan apakah wanita itu Elena.Namun ketika dia melihat Sherlly keluar, dia pun mengurung niatnya.Sherlly berkata sambil tersenyum. "Sudah kubilang nggak perlu datang menjemputku. Di mana Aurora dan Aaron?""Anak-anak menunggu Ibu di mobil. Ibu, aku sudah berbulan-bulan nggak melihat Ibu."Sherlly sangat menyukai Briana sehingga dia menjadikan Briana sebagai anak angkatnya dua tahun lalu."Mulutmu manis sekali, aku membelikan hadiah untuk anak-anak.""Di mana hadiahku? Kenapa hanya anak-anak yang dibelikan hadiah?" canda Briana dengan nada cemburu."Tentu saja kamu juga ada."Mereka berjalan keluar dari bandara sambil mengobrol dan tertawa.Lima tahun lalu, Keluarga Bronwyn berbicara dengan Hugo. Briana enggan melepaskan si kembar. Meskipun dia tidak bisa tinggal di Kediaman Ransford, dia masih bisa keluar masuk Kediaman Ransford untuk melihat si kembar."Nenek, Aurora sangat merindukan Nenek!" Aurora, yang mengenakan gaun, mengulurkan tangan u
"Oke.""Kamu tiba-tiba masuk ke Grup Kallias, pemegang saham mungkin akan mempersulitmu.""Hm."Tepat ketika Elena hendak menutup telepon, Adris menyebut Nathan. "Tahukah kamu, Nathan mengutus banyak orang untuk mencarimu selama beberapa tahun terakhir?"Adris sengaja menempatkan Elena di pulau lepas pantai yang terpencil untuk mencegah Nathan menemukan Elena."Kamu baru saja turun dari pesawat. Dia seharusnya sudah menerima kabar. Elena, kalau kamu ingin Camila tumbuh dengan baik, jangan bermain trik."Adris tersenyum, lalu dengan lembut memanggil Camila yang sedang menari dengan kaki berjinjit. "Camila."Adris sengaja memanggil Camila untuk Elena dengar.Itu adalah peringatan bagi Elena untuk bersikap baik.Camila tidak tahu kenapa Adris tiba-tiba memanggilnya. Dia berhenti menari, lalu berlari menghampiri Adris. "Kenapa Paman Adris memanggil Camila?"Elena mendengarkan suara lembut putrinya di ujung telepon, tatapannya yang dingin pun melembut.Dia memberi tahu Adris. "Kamu nggak pe
Grup Kallias mengumumkan berita pagi ini. CEO barunya adalah Elena.Leon menyerahkan tablet kepada Nathan."Besok malam Keluarga Kallias akan mengadakan perjamuan di Hotel Claude. Ini undangan dari Keluarga Kallias.""Letakkan undangannya, kamu keluar dulu."Nathan mengendalikan emosinya. Kemarahannya ditujukan pada diri sendiri, bukan Elena.Adris!Dia mendengus....Keluarga Bronwyn juga menerima surat undangan. Keluarga Bronwyn biasanya tidak menghadiri perjamuan, tetapi pihak penyelenggara tetap dengan sopan memberikan undangan kepada Keluarga Bronwyn.Sherlly sebenarnya sangat penasaran dengan menantu Keluarga Kallias. Dia tahu sejarah Adris dan Nelly.Tak disangka setelah bertahun-tahun kemudian, Adris akhirnya melepaskan Nelly dan menikah.Meskipun Sherlly penasaran dengan Elena, dia tetap tidak ingin menghadiri perjamuan.Briana duduk di sebelah Sherlly, dia juga melihat undangan dari Keluarga Kallias.Briana sudah melihat berita terkait Grup Kallias pagi ini.Entah dia harus t
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat