Tepat ketika Nathan hendak menciumnya.Elena pura-pura batuk, lalu menoleh ke samping.Meskipun dia siap mengakui bahwa dia menderita paranoid, Elena tetap merasa ada yang janggal.Secara logika, jika dia melihat Nathan kembali, dia seharusnya akan mencium Nathan dengan panas."Gawat, hari ini panas sekali. Apakah aku akan demam?" Elena mengerutkan kening sambil menarik napas.Nathan menatap Elena dengan lekat. Dia merasa menyesal karena Elena tak hanya kehilangan berat badan, tetapi kondisinya juga terlihat buruk. "El-el, jangan lupa, aku seorang dokter. Besok aku akan membawamu ke rumah sakit untuk diperiksa.""Jangan besok, lain hari saja. Besok aku akan menghadiri perayaan ulang tahun teman," jelas Elena.Sebenarnya dia akan menemui psikiater besok pagi, lalu pergi ke rumah Martin untuk menghadiri perayaan ulang tahun Jenny sore hari.Nathan mengerutkan kening. Dia jelas tidak setuju. "Apakah kamu harus pergi? Kondisimu terlihat sangat buruk sekarang.""Hm, harus. Kondisiku buruk k
Pagi ini, Nathan mengantar Elena ke rumah Martin. Dia keluar dari mobil. Setelah Nathan pergi, Elena baru naik taksi ke rumah sakit.Dokter membahas hal lain dulu dengan Elena, mengarahkan topik."Nona Elena, kamu ...."Kata-kata dokter tiba-tiba terputus karena seorang pria membuka pintu, kemudian masuk.Elena dengan panik melindungi perutnya. Dia segera bersembunyi di pojok.Dokter dicekik oleh orang gila itu.Elena mencari alat yang bisa digunakan untuk memukul orang. Sayangnya, tidak ada benda yang bisa digunakan di sekitarnya.Beberapa orang yang baik di luar bergegas masuk, menarik orang gila itu.Setelah orang gila itu membuat keributan.Dokter tak mungkin lanjut memeriksa pasien.Elena merasa lega, dia merasa perutnya sedikit sakit.Dia memegang perutnya, lalu berjongkok.Seorang perawat memperhatikan Elena yang ada di pojok.Seorang pria berjalan masuk, melihat Elena juga."El-el."Terdengar suara yang familiar, Elena mengangkat tatapannya, lalu dia dipeluk oleh pria itu."Nat
Elena hendak bangun untuk melihat tulang selangka Nathan dengan detail.Ponsel yang dia letakkan di nakas tiba-tiba berdering.Nathan, yang sedang istirahat, sontak membuka matanya karena dering ponsel. Ketika dia melihat Elena sudah bangun, dia bertanya dengan suara serak. "El-el, apakah kamu merasa nggak nyaman?""Bukan, ada telepon."Nathan membantu Elena duduk, membiarkannya bersandar di kepala ranjang, kemudian memberikan ponsel kepada Elena.Panggilan telepon dari Martin.Elena membuka kunci layar dengan sidik jari, kemudian menekan tombol angkat.Martin bertanya, "Apakah kamu melupakan perayaan ulang tahun malam ini?"Elena meminta maaf kepada Martin. "Tolong sampaikan selamat ulang tahun kepada Jenny. Aku nggak enak badan, sekarang masih di rumah sakit."Martin mendengar jawaban Elena.Dia tanpa sadar menoleh ke arah Kaedyn yang tiba-tiba menghadiri pesta ulang tahun Jenny malam ini."Kalau begitu, istirahat dengan baik."Martin menutup telepon."Elena nggak enak badan, sekaran
Kaedyn berdiri di luar bangsal 1201. Melalui jendela kaca kecil di pintu, dia melihat Nathan sedang menyuapi Elena. Dia mengatupkan bibir tipisnya, kemudian pergi.Kaedyn memilih untuk kerja sama dengan Adris sebelumnya karena dia mendengar dari teman-temannya yang ada di luar negeri bahwa Adris diundang ke Institut Penelitian Negara Janewa ketika Adris belajar di luar negeri.Lembaga penelitian ini penuh dengan orang-orang jenius.Tak disangka Adris tidak bisa mengalahkan Nathan....Di bangsal.Nathan yang selesai menyuapi Elena bubur, menyeka mulut Elena.Setiap gerakannya sangat perhatian.Dia membawa mangkuk kosong pergi cuci.Setelah mencuci mangkok, dia mengambil apel untuk dicuci.Elena menatap Nathan secara terang-terangan.Dia masih menatap Nathan setelah pria itu duduk untuk mengupas apel.Suara Nathan yang santai dan menggoda terdengar di telinga Elena. "Apakah kamu sudah puas menatapku?""Hm, belum," desah Elena. Dia memandang Nathan. "Bisakah kamu ceritakan tentang perjal
Malam hari yang tenang.Elena sudah tertidur.Dia sepertinya bermimpi indah, alisnya tidak bertaut.Nathan berdiri di depan ranjang rumah sakit.Dia mengulurkan tangannya, meletakkan telapak tangannya di perut Elena yang ada di balik selimut.Ada seorang anak di dalam perut ini, anaknya Nathan.Setelah beberapa bulan, dia akan membantu Elena bersalin.Mengeluarkan bayinya.Dia akan membesarkan anak Nathan hingga dewasa.Dia akan menunjukkan senyum lembut dengan wajahnya Nathan.Wanita ini sangat pintar. Ketika dia melihat Nathan kembali hidup-hidup, dia tidak senang, melainkan curiga.Sangat menarik.Sedangkan si kembar yang ada di ibu kota, dia akan menangani mereka setelah dia pergi ke ibu kota.Elena merasa kepanasan pada tengah malam. Dia menendang selimut, memperlihatkan salah satu kakinya.Nathan menarik kembali tangannya dari perut Elena, kemudian membenarkan letak selimut yang Elena tendang.Setelah menyelimuti Elena, dia menatap wanita itu sekilas, lalu pergi tidur di kasur se
Nathan merasa tidak bisa berkata-kata. Wanita ini benar-benar merepotkan. Toh pakaian dalam dipakai di dalam. Namun, dia tetap mengakui kesalahan dengan baik. "Oke, oke, aku segera pulang untuk menggantinya. Kamu sedang hamil, jangan marah."Ikuti dia selama beberapa bulan. Saat bayi mengalami patah perut, Anda akan menangis....Kediaman Ransford.Setelah sarapan.Hugo mengumumkan sesuatu. "Nate sudah pulang kemarin."Dia memandang Briana sambil berkata, "Briana, kamu harus siap mental. Nate bilang dia akan membawa Elena kembali ke ibu kota untuk menikah."Briana tertegun sejenak, wajahnya perlahan menjadi pucat."Nate nggak pernah mendengarkanku. Tentu saja, satu-satunya menantu yang aku akui adalah kamu." Setelah Hugo selesai berbicara, dia berdiri lalu pergi.Briana mengatupkan bibirnya.Nathan kembali.Dia senang sekaligus khawatir. Si kembar adalah satu-satunya alat tawar-menawarnya.Stella tersenyum, tak berkomentar.Janine sangat gembira mendengar bahwa Nathan telah kembali. Di
Pria itu memandang Elena yang sedang membaca email melalui kamera pengintai.Dia sedang berpikir, apakah Elena curiga lagi setelah melihat email itu?Jika demikian, dia memutuskan untuk menggugurkan janin yang ada di dalam perut Elena.Saat ini, Elena yang berada di bangsal membaca email yang dikirim oleh Yogy.Dia mengangkat kepalanya, melihat sekeliling bangsal, jantungnya berdebar kencang.Ada yang aneh.Sangat aneh.Rasa janggal itu muncul lagi.Elena mengendalikan dirinya, membiarkan dirinya tersenyum, kemudian membalas email Yogy dengan senyuman: "Nathan sudah kembali ke Kota Burgan kemarin lusa."Sekali lagi dia merasakan bahwa bangsal ini menyeramkan.Konspirasi, ini mungkin konspirasi yang menakutkan.Elena tidak bisa membedakannya lagi.Dia kini ragu apakah dirinya dalam keadaan sakit atau keadaan normal.Dia harus mencari cara lain untuk memastikan apakah pria itu adalah Nathan.Bila teruji bahwa dia memang Nathan, Elena akan meminta maaf kepadanya.Elena menatap perutnya.D
Selain itu, tangan yang menyentuh perutnya sangat ramping dan bagus, tetapi dia ketakutan tanpa alasan."Oke. Dokter dari rumah sakit mana?""Dari luar negeri. Dia akan terbang ke Kota Burgan besok."Siapa yang tahu apakah dokter asing itu bermasalah atau tidak?Elena mengerutkan kening, tidak senang. "Kenapa nggak cari dokter dalam negeri saja?""Jason adalah otoritas di bidang ini. El-el, aku melakukannya demi kebaikanmu." Ekspresi dan kata-kata Nathan menunjukkan seolah dia peduli pada Elena."Dengarkan aku, oke? Kamu adalah ibu dari anakku sekarang."Elena dengan enggan mengangguk. Dia diam-diam mengutuk dalam hati. Semoga orang bernama Jason itu tak ada masalah.Satu lagi, Elena makin merasa bahwa pria yang ada di sebelahnya bukanlah Nathan.Jika Nathan mendengar bahwa Elena ingin makan piza dengan kondisi seperti sekarang, pria itu pasti akan melarangnya. Kemudian dia akan membujuk Elena.Pikiran Elena makin jernih. Jangan-jangan psikiater yang dia temui sebelumnya bermasalah?Ji
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat