Elena hendak bangun untuk melihat tulang selangka Nathan dengan detail.Ponsel yang dia letakkan di nakas tiba-tiba berdering.Nathan, yang sedang istirahat, sontak membuka matanya karena dering ponsel. Ketika dia melihat Elena sudah bangun, dia bertanya dengan suara serak. "El-el, apakah kamu merasa nggak nyaman?""Bukan, ada telepon."Nathan membantu Elena duduk, membiarkannya bersandar di kepala ranjang, kemudian memberikan ponsel kepada Elena.Panggilan telepon dari Martin.Elena membuka kunci layar dengan sidik jari, kemudian menekan tombol angkat.Martin bertanya, "Apakah kamu melupakan perayaan ulang tahun malam ini?"Elena meminta maaf kepada Martin. "Tolong sampaikan selamat ulang tahun kepada Jenny. Aku nggak enak badan, sekarang masih di rumah sakit."Martin mendengar jawaban Elena.Dia tanpa sadar menoleh ke arah Kaedyn yang tiba-tiba menghadiri pesta ulang tahun Jenny malam ini."Kalau begitu, istirahat dengan baik."Martin menutup telepon."Elena nggak enak badan, sekaran
Kaedyn berdiri di luar bangsal 1201. Melalui jendela kaca kecil di pintu, dia melihat Nathan sedang menyuapi Elena. Dia mengatupkan bibir tipisnya, kemudian pergi.Kaedyn memilih untuk kerja sama dengan Adris sebelumnya karena dia mendengar dari teman-temannya yang ada di luar negeri bahwa Adris diundang ke Institut Penelitian Negara Janewa ketika Adris belajar di luar negeri.Lembaga penelitian ini penuh dengan orang-orang jenius.Tak disangka Adris tidak bisa mengalahkan Nathan....Di bangsal.Nathan yang selesai menyuapi Elena bubur, menyeka mulut Elena.Setiap gerakannya sangat perhatian.Dia membawa mangkuk kosong pergi cuci.Setelah mencuci mangkok, dia mengambil apel untuk dicuci.Elena menatap Nathan secara terang-terangan.Dia masih menatap Nathan setelah pria itu duduk untuk mengupas apel.Suara Nathan yang santai dan menggoda terdengar di telinga Elena. "Apakah kamu sudah puas menatapku?""Hm, belum," desah Elena. Dia memandang Nathan. "Bisakah kamu ceritakan tentang perjal
Malam hari yang tenang.Elena sudah tertidur.Dia sepertinya bermimpi indah, alisnya tidak bertaut.Nathan berdiri di depan ranjang rumah sakit.Dia mengulurkan tangannya, meletakkan telapak tangannya di perut Elena yang ada di balik selimut.Ada seorang anak di dalam perut ini, anaknya Nathan.Setelah beberapa bulan, dia akan membantu Elena bersalin.Mengeluarkan bayinya.Dia akan membesarkan anak Nathan hingga dewasa.Dia akan menunjukkan senyum lembut dengan wajahnya Nathan.Wanita ini sangat pintar. Ketika dia melihat Nathan kembali hidup-hidup, dia tidak senang, melainkan curiga.Sangat menarik.Sedangkan si kembar yang ada di ibu kota, dia akan menangani mereka setelah dia pergi ke ibu kota.Elena merasa kepanasan pada tengah malam. Dia menendang selimut, memperlihatkan salah satu kakinya.Nathan menarik kembali tangannya dari perut Elena, kemudian membenarkan letak selimut yang Elena tendang.Setelah menyelimuti Elena, dia menatap wanita itu sekilas, lalu pergi tidur di kasur se
Nathan merasa tidak bisa berkata-kata. Wanita ini benar-benar merepotkan. Toh pakaian dalam dipakai di dalam. Namun, dia tetap mengakui kesalahan dengan baik. "Oke, oke, aku segera pulang untuk menggantinya. Kamu sedang hamil, jangan marah."Ikuti dia selama beberapa bulan. Saat bayi mengalami patah perut, Anda akan menangis....Kediaman Ransford.Setelah sarapan.Hugo mengumumkan sesuatu. "Nate sudah pulang kemarin."Dia memandang Briana sambil berkata, "Briana, kamu harus siap mental. Nate bilang dia akan membawa Elena kembali ke ibu kota untuk menikah."Briana tertegun sejenak, wajahnya perlahan menjadi pucat."Nate nggak pernah mendengarkanku. Tentu saja, satu-satunya menantu yang aku akui adalah kamu." Setelah Hugo selesai berbicara, dia berdiri lalu pergi.Briana mengatupkan bibirnya.Nathan kembali.Dia senang sekaligus khawatir. Si kembar adalah satu-satunya alat tawar-menawarnya.Stella tersenyum, tak berkomentar.Janine sangat gembira mendengar bahwa Nathan telah kembali. Di
Pria itu memandang Elena yang sedang membaca email melalui kamera pengintai.Dia sedang berpikir, apakah Elena curiga lagi setelah melihat email itu?Jika demikian, dia memutuskan untuk menggugurkan janin yang ada di dalam perut Elena.Saat ini, Elena yang berada di bangsal membaca email yang dikirim oleh Yogy.Dia mengangkat kepalanya, melihat sekeliling bangsal, jantungnya berdebar kencang.Ada yang aneh.Sangat aneh.Rasa janggal itu muncul lagi.Elena mengendalikan dirinya, membiarkan dirinya tersenyum, kemudian membalas email Yogy dengan senyuman: "Nathan sudah kembali ke Kota Burgan kemarin lusa."Sekali lagi dia merasakan bahwa bangsal ini menyeramkan.Konspirasi, ini mungkin konspirasi yang menakutkan.Elena tidak bisa membedakannya lagi.Dia kini ragu apakah dirinya dalam keadaan sakit atau keadaan normal.Dia harus mencari cara lain untuk memastikan apakah pria itu adalah Nathan.Bila teruji bahwa dia memang Nathan, Elena akan meminta maaf kepadanya.Elena menatap perutnya.D
Selain itu, tangan yang menyentuh perutnya sangat ramping dan bagus, tetapi dia ketakutan tanpa alasan."Oke. Dokter dari rumah sakit mana?""Dari luar negeri. Dia akan terbang ke Kota Burgan besok."Siapa yang tahu apakah dokter asing itu bermasalah atau tidak?Elena mengerutkan kening, tidak senang. "Kenapa nggak cari dokter dalam negeri saja?""Jason adalah otoritas di bidang ini. El-el, aku melakukannya demi kebaikanmu." Ekspresi dan kata-kata Nathan menunjukkan seolah dia peduli pada Elena."Dengarkan aku, oke? Kamu adalah ibu dari anakku sekarang."Elena dengan enggan mengangguk. Dia diam-diam mengutuk dalam hati. Semoga orang bernama Jason itu tak ada masalah.Satu lagi, Elena makin merasa bahwa pria yang ada di sebelahnya bukanlah Nathan.Jika Nathan mendengar bahwa Elena ingin makan piza dengan kondisi seperti sekarang, pria itu pasti akan melarangnya. Kemudian dia akan membujuk Elena.Pikiran Elena makin jernih. Jangan-jangan psikiater yang dia temui sebelumnya bermasalah?Ji
Elena merasakan alarm berbahaya berbunyi.Pria itu memanggilnya dengan Elena.Elena segera bereaksi. Dia menutupi wajahnya, tersipu melihat pria yang berjalan mendekat. "Tadi aku kepikiran nama untuk anak kita."Pria itu tersenyum tipis. Dia duduk di samping Elena, kemudian meletakkan tangannya di belakang sofa Elena. "Oh, apa?"Mungkin bayinya tidak akan lahir."King Ransford!" Elena menarik lengan Nathan yang lain dengan penuh semangat sambil menatapnya. "Apakah namanya bagus, ayahnya anakku?""..."Apakah wanita ini sedang berlakon?King?Nathan menunduk, melihat tangannya yang dicekal Elena, lalu dia terdiam beberapa saat.Elena seharusnya tidak curiga.Kalau tidak, Elena tidak mungkin dengan semangat membahas nama anak dengannya.Lupakan, tidak peduli Elena curiga atau tidak, semuanya akan beres setelah Jason datang besok."Nathan, apakah kamu juga merasa kalau nama King sangat bagus dan keren?"Pria itu mengangguk dengan malas, lalu menjawab dengan suara rendah. "Hm, cukup bagus.
Pria itu memandang Elena sejenak, tersenyum, lalu mengulurkan tangan untuk mengambil piza yang dicuri oleh Elena. "Seseorang akan mengurusnya nanti. Kamu harus makan makanan bergizi."Elena tidak kesal ketika pizanya diambil. Dia diam-diam memuji reaksinya tadi, lalu mencoba untuk rileks.Elena harus diinfus pada sore hari.Saat Elena diinfus sambil menonton drama, pria itu sepertinya sedang bekerja.Mereka tampak damai untuk sementara....Di sisi lain, Jenny meninggalkan rumah sakit. Dia memikirkan apa yang Elena katakan kepadanya. Makin dia memikirkannya, makin dia merasa takut.Sesuatu pasti terjadi pada Elena.Dia berencana mendiskusikannya setelah Martin pulang kerja.Martin lebih pintar darinya, seharusnya Martin punya ide untuk membantu Elena.Jenny berkendara sendiri ke rumah sakit hari ini. Ketika dia berhenti di lampu merah, mobilnya tiba-tiba ditabrak.Dia terlempar ke depan, menabrak setir.Jenny yang kaget memegang dadanya yang terasa sakit.Sebuah taksi menabrak mobil di