Keesokan harinya.Elena dan Nathan sama-sama kelelahan.Nathan mengusap alisnya, duduk di sofa. Dia ada rapat penting pagi ini.Elena juga bersandar di sofa.Mereka berdua sedang menunggu Leon mengantar sarapan."Sebaiknya kita lebih menahan diri lain kali."Elena, peri yang menakjubkan, mengusap pinggangnya.Dia menghela napas bak ratu.Nathan, "..."Desahan Elena benar-benar sempurna. Naik dan turun, perlahan menjadi stabil.Leon, yang mengantarkan sarapan, melihat kedua orang yang tampak kelelahan itu.Apa saja yang mereka lakukan tadi malam?"El-el, langsung hubungi Leon saja kalau kamu membutuhkan orang tertentu." Nathan mengambil sarapan, lalu melihat ke arah Elena. "Apakah kamu ingin aku suapimu?"Leon yang menjadi nyamuk pagi-pagi, "..."Elena menjawab, "Nggak perlu, aku bisa memakannya sendiri.""Terima kasih, Pak Leon."Elena berterima kasih pada Leon.Leon mengucapkan sama-sama, kemudian menunggu Nathan di mobil.Setelah mereka sarapan, mereka pergi melakukan urusan masing-m
Yogy tersenyum. Dia mengedikkan bahu dengan tak berdaya. "Harry, tanpa penjamin, aku benar-benar nggak bisa melakukannya."Mata Yogy berkedip, lalu dia lanjut berujar, "Hanya delapan triliun. Kamu seharusnya sanggup membayarnya lain kali. Atau kamu juga bisa memintanya kepada pamanmu?"Mendengar hal itu, Harry langsung menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin pamannya meminjamkannya delapan triliun.Sekarang satu-satunya cara yang tersisa adalah mencari Doreen.Setelah dia memikirkannya dengan jernih, Harry berkata kepada Yogy. "Kak Yogy, aku akan kembali kepadamu dalam dua hari.""Oke, datang saja kalau kamu butuh sesuatu." Yogy mengantar Harry sampai ke mobil.Sikap Yogy yang tidak memperparah kondisi buruknya membuat Harry makin yakin.Setelah mobil Harry melaju pergi, Yogy masuk ke dalam rumah. Dia naik ke lantai dua, membuka pintu lalu masuk."Nona Elena, Harry sudah pergi. Apakah dia benar-benar akan mencari Doreen sebagai penjamin?" tanya Yogy dengan ragu.Yogy adalah orang yang E
Hari ini Bourne pergi ke Grup Burchan untuk mendiskusikan berbagai hal.Kaedyn dan Bourne berbicara di kantor, menyangkut rahasia penelitian dan pengembangan.Elena menunggu di sofa yang ada di luar.Dia sedikit mengantuk. Dia menopang kepala pada lengan sofa, memejamkan mata.Kaedyn membuka pintu kantor, kemudian meluruskan kancing mansetnya. Ketika dia mengangkat pandangannya, dia tiba-tiba berhenti.Elena tertidur dengan posisi menopang kepalanya pada lengan sofa. Hari ini dia mengenakan kemeja putih dan rok hitam. Kedua paha indahnya terlihat.Kaedyn mengatupkan bibir tipisnya, berjalan ke kursi Martin, kemudian menunjuk mantel.Martin membawa mantelnya untuk Kaedyn dengan bingung.Ketika dia melihat Kaedyn berjalan ke sofa dengan mantelnya, kemudian menutup paha Elena ....Martin terkejut.Kaedyn menutupi Elena dengan mantel, lalu pergi ke tempat Martin untuk mengambil data. Dia berkata, "Telepon di dalam bermasalah."Kaedyn membawa data tersebut ke dalam kantor lagi.Martin melir
Elena menelepon Janine untuk mengajaknya bertemu besok siang."Janine, kamu lebih tahu tentang ibu kota. Aku akan kembali ke Victoria Residence untuk menemuimu besok siang. Aku ingin mendiskusikan tempat pertunangan denganmu."Janine berseru kaget. "Ah!!! Kak El, kamu dan Kak Nathan sudah mau bertunangan?"Dia tiba-tiba menarik kakinya kembali, Bourne sedang mengoleskan obat pada betisnya.Bourne mengajak Janine keluar malam ini, tak disangka Janine malah mengalami kecelakaan kecil."Ya, kami akan bertunangan." Elena membolak-balik data tentang tempat pertunangan yang diberikan Nathan kepadanya. Dia menyukai gaya minimalis. "Nggak lama lagi, Nathan akan membawaku pergi ke ibu kota."Nathan ingin membawa Elena ke Kediaman Ransford untuk memperkenalkan Elena."Aku mungkin nggak bisa menghadiri pesta pertunangan kalian saat itu. Sayang sekali," sesal Janine. "Selama aku kembali ke ibu kota, orang tuaku akan menggangguku."Elena menatap Nathan dengan tatapan bertanya-tanya.Nathan memeluk
Harry membaca persyaratannya dengan cermat, menemukan tidak ada masalah. Doreen juga membacanya, kontraknya masuk akal."Kak Yogy, terima kasih. Nggak ada masalah."Harry membubuhkan tanda tangan dan cap jempolnya. Doreen juga melakukan hal yang sama di bagian penjamin.Semuanya berjalan dengan lancar.Setelah Harry mendapatkan dana, dia harus membayar investasi sebelumnya yang gagal. Hal ini tak diketahui oleh Doreen.Setelah Yogy mengantar mereka ke luar, dia menelepon Elena untuk memberi tahu Elena tentang hal ini.Elena tersenyum, lalu menutup panggilan telepon.Langkah selanjutnya adalah mencari cara untuk mendapatkan ponsel Doreen.Dia menghubungi pengasuh yang diutus untuk merawat Freya.Pengasuh tersebut kini berada di Perumahan Sorenson, bukan di Perumahan Clurkin.Elena tidak menyangka bahwa Kaedyn akan pindah kembali ke Perumahan Sorenson.Ketika Elena mendengar kabar tersebut, dia tidak terpengaruh.Pengasuh membalas pesan Elena.Ada brankas di kamar tidur Doreen, ponsel it
Keesokan siangnya.Elena pergi ke Victoria Residence untuk mencari Janine.Dia membeli dua kotak makan siang dan teh susu dalam perjalanan.Berdasarkan pemahaman Elena tentang Janine, Janine mungkin baru tidur.Elena mengeluarkan kunci untuk membuka pintu lalu masuk. Janine melihatnya, kemudian dengan gembira mendekat untuk mengambil makan siang. "Hari ini suhunya 30 derajat lebih, di luar sangat panas.""Ya, panas sekali. Aku mandi dulu, kamu makan dulu."Barang-barang Elena di Victoria Residence belum dipindahkan semua, masih ada pakaiannya di tempat ini.Setelah Elena keluar dari kamar mandi, dia kebetulan mendengar Janine bertelepon dengan seseorang sambil makan."Kak El sudah membeli makan siang untukku." Ketika Janine melihat Elena keluar dari kamar mandi, dia berkata kepada Bourne yang ada di ujung telepon. "Aku mau makan, sudah dulu ya, dah ...."Setelah menutup panggilan telepon, Janine tampak berpikir keras.Elena duduk. Dia membuka kotak makan siangnya, lalu menatap Janine.
Pintu mobil ditutup, mobil melaju pergi.Felicia tertegun sejenak....Pertemuan Elena dengan Felicia hanyalah sebuah gangguan kecil.Ketika mobil melewati butik pria, Elena meminta sopir untuk menghentikan mobilnya.Butik khusus ini ada tiga lantai.Tiba-tiba terlintas dalam benak Elena bahwa dia belum pernah membelu hadiah untuk Nathan.Elena keluar dari mobil dengan perasaan bersalah, kemudian masuk ke butik. Dia melihat-lihat, lalu memutuskan untuk membeli kemeja untuk Nathan."Elena?" Martin berjalan ke bawah dan kebetulan melihat Elena yang sedang memilih kemeja. "Kebetulan sekali."Elena menoleh, lalu menyapa Martin.Kaedyn sedang bertelepon. Dia berjalan di belakang Martin, matanya tertuju pada Elena, kemudian dia melihat kemeja pria yang ada di tangan Elena.Elena memilih sebuah kemeja, lalu membawanya ke konter kasir.Setelah membeli pakaian, dia merasa terlalu sederhana, jadi setelah berpikir, dia pun memesan sebuah restoran.Elena mengirim pesan untuk Nathan: "Tuan Nathan,
Doreen pergi merekam acara "Teroboslah" hari ini.Kali ini acaranya diadakan di Danau Margo.Setiap peserta yang berpartisipasi dalam acara harus mendayung perahu ke seberang dengan dayungnya masing-masing.Perahu Doreen tenggelam di tengah danau.Untungnya, dia bisa berenang.Para kru juga menyiapkan penyelamat.Saat Doreen naik ke daratan, riasannya sudah luntur.Ada paparazi yang berjongkok di tepi danau untuk melaporkan berita. Mereka mengambil foto Doreen yang riasannya luntur.Wendy menahan amarahnya. Dia membungkus Doreen dengan jaket. "Apa-apaan tim acara ini? Apakah perahunya nggak diperiksa dulu?"Dia membawa Doreen ke dalam mobil terlebih dahulu."Hari ini terjadi hal seperti ini, jangan rekam lagi. Agak sial."Doreen pun berkata dengan marah, amarahnya perlahan naik.Dia tidak menyangka akan mengalami hal seperti ini pada hari pertamanya bekerja.Tepat pada saat ini, Nyla menelepon.Doreen awalnya tidak ingin mengangkatnya karena mengira mereka masih ingin menanyakan tentan
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat