Tuduhan mendadak seperti ini membuat Luther keheranan untuk sesaat. "Kenapa? Senior keempat kalian sudah mati?""Ya, semua gara-gara kamu! Kamu pembunuhnya!" sahut gadis gemuk itu dengan raut wajah murka."Hei, hei, yang benar sedikit kalau bicara. Apa hubungannya denganku? Jangan memfitnahku," timpal Luther dengan tidak acuh."Huh! Masih mau berdalih? Kalau bukan karena kamu menjebaknya, mana mungkin dia mati!" bentak gadis gemuk itu."Bocah, setelah tes tekanan kemarin, kamu sengaja nggak menurunkan tuasnya dan menipu seniorku untuk masuk. Begitu pintu ditutup, tubuhnya langsung meledak karena ditindih beban berat!" jelas si pria kekar.Mendengar penjelasan ini, Luther seketika tidak bisa berkata-kata. Sesudah lolos ujian, dia hanya tidak memulihkan mesin tersebut. Siapa sangka akan ada orang idiot yang langsung memulai tanpa melihat dulu? Bukankah ini sama saja dengan mencari mati?Luther tidak pernah melihat orang sebodoh ini! Parahnya, malah dia yang disalahkan setelah orang itu m
Ketika melihat racun yang menyebar dengan cepat, si gadis gemuk ketakutan hingga menangis. Dia tidak lagi bersikap sombong seperti sebelumnya.Whoosh! Tanpa mengatakan apa pun, Levin sontak memotong lengan si gadis gemuk. Gadis itu tentu tertegun sesaat. Sesudah menatap lengan di tanah dan darah yang menyembur, dia baru bereaksi dan berteriak histeris. Saat berikutnya, kepalanya miring karena jatuh pingsan."Setelah kompetisi seni bela diri ini berakhir, aku akan membuat kalian menanggung konsekuensinya," ujar Levin, lalu langsung pergi dengan galak."Kak Luther, Levin ini sangat berbahaya. Sebaiknya kalian hati-hati," ucap Joshua untuk mengingatkan."Justru dia yang harus hati-hati, bukan aku," balas Luther dengan tidak acuh. Jika bukan karena Joshua, Luther mungkin sudah melumpuhkan Levin."Waktu kita terbatas, kita temui Tuan Larry dulu." Joshua memberi isyarat tangan mempersilakan, lalu membawa Luther dan lainnya memasuki sebuah vila mewah di pinggir danau.Vila ini didekorasi deng
"Apa? Mereka keracunan?" Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi semua orang seketika berubah. Hari ini adalah kompetisi seni bela diri, tetapi 3 kontestan tiba-tiba keracunan. Kejadian ini jelas tidak sesederhana yang terlihat."Kenapa bisa begini? Siapa yang melakukan semua ini?" tanya Raiden dengan suara yang rendah."Pelakunya masih diselidiki, kami belum mengetahuinya," jawab staf itu sembari menggeleng."Bawa aku ke sana!" Tanpa rasa ragu sedikit pun, Raiden bergegas melangkah ke luar.Saat ini, di arena pelatihan, terlihat sekelompok staf yang telah memblokir seluruh pintu masuk. Tidak boleh ada yang meninggalkan tempat ini tanpa izin.Ketika Raiden dan lainnya masuk, mereka melihat 3 pria kekar tergeletak di tengah arena. Ketiga orang itu sama-sama tidak sadarkan diri. Napas mereka lemah, wajah mereka pucat pasi, ditambah lagi bibir mereka hitam."Memang keracunan," gumam Raiden setelah maju untuk memeriksa. Dalam sekejap, raut wajahnya menjadi sangat suram.Ketiga orang ini ad
Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang harum. Kini, sekeliling Danau Akua sudah dipenuhi kerumunan.Orang-orang dari Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia berdiri di sisi yang berlawanan. Raut wajah mereka pun tampak galak.Pertarungan untuk kompetisi seni bela diri kali ini diadakan di Danau Akua. Jadi, sejak beberapa hari lalu, mereka sudah membangun arena besar dengan radius 100 meter di tengah danau tersebut. Arena ini dikelilingi oleh air. Orang biasa harus naik perahu jika ingin naik ke atas.Di sebuah paviliun yang terletak di sisi selatan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman berkumpul di sana. Setelah memilih dengan cermat, Raiden akhirnya menentukan 3 ahli bela diri tingkat sejati yang akan menggantikan posisi orang sebelumnya. Meskipun kekuatan ketiga orang ini kurang mencukupi, tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi."Semuanya, kompetisi seni bela diri hari ini sangatlah penting. Kehormatan Aliansi Bela Diri Jiman ada pada kalian sekarang. Kuharap kalian bisa bekerja sam
"Eee ...." Ketika melihat pria berwajah bulat itu terjatuh ke dalam danau, orang-orang Aliansi Bela Diri Jiman sontak tercengang.Tidak ada yang keberatan jika kamu menyombongkan diri di depan umum. Namun, bukankah sangat memalukan jika kamu terjatuh di tengah jalan?Ini jelas-jelas adalah kompetisi seni bela diri, bukan pertunjukan sirkus. Bagaimana dengan martabat Aliansi Bela Diri Jiman setelah kejadian ini?"Sialan, dasar nggak berguna!" gumam Levin yang sudut bibirnya berkedut. Ekspresinya pun menjadi agak suram. Dia baru memuji, tetapi pria itu sudah terjatuh ke danau. Sungguh memalukan!"Hahaha ... begini saja sudah berani ikut kompetisi?""Turun saja kalau nggak punya kemampuan, jangan malu-maluin!""Pesilat Jiman selemah ini, ya? Masih mau bertarung? Benar-benar nggak seru!"Setelah hening sejenak, anggota Aliansi Bela Diri Jiberia mulai mengejek dan tertawa terbahak-bahak. Ekspresi mereka dipenuhi penghinaan."Pemuda ini terlalu arogan," gumam Raiden yang tidak sanggup untuk
Pada saat yang sama, si pria berwajah bulat berjinjit dan menerjang ke depan. Setelah semua panah itu memelesat ke depan, dia turut melayangkan tinjunya. Tentu bagus jika semua senjata rahasianya ini bisa mengenai lawan. Jika tidak, dia akan meninju lawan untuk meraih kemenangan."Huh, trik murahan!" Si pria berpakaian merah terkekeh-kekeh sinis. Saat berikutnya, dia mengayunkan tombak dan muncul bayangan tombak yang tak terhitung jumlahnya, terlihat seperti kincir angin yang berputar dengan cepat. Dia berhasil menghalangi semua senjata rahasia tersebut.Sesudah itu, si pria berpakaian merah pun menikamkan tombaknya dengan kecepatan yang sungguh mencengangkan. Sebelum sempat bereaksi, bahu si pria berwajah bulat sudah tertikam, lalu tubuhnya terhempas belasan meter."Kamu ...." Pria berwajah bulat itu hendak bangkit, tetapi ujung tombak yang tajam sudah menempel di lehernya. Jika bergerak sembarangan, dia pasti akan dibunuh oleh lawan."Kamu kalah," ucap pria berpakaian merah itu denga
Ketika melihat pria berpakaian hitam yang bahkan tidak sanggup menahan 3 serangan lawan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman pun menjadi murung.Benar-benar lemah! Dari awal hingga akhir pertarungan, pria berpakaian hitam ini tidak pernah sekali pun menahan serangan Zavier. Jangankan menguras energi sejati lawan, Zavier bahkan mungkin belum selesai meregangkan ototnya."Sialan, kenapa Aliansi Bela Diri Jiman mengutus orang selemah ini sih? Memalukan sekali!""Aku benar-benar merasa malu melihat mereka ditekan terus oleh Aliansi Bela Diri Jiberia!""Kalau tahu mereka selemah ini, aku nggak akan datang untuk menonton hari ini. Buat kesal saja!"Kerumunan mulai memaki. Kekalahan satu kali masih bisa dimaafkan. Namun, siapa yang bisa terima kalau kalah berturut-turut, bahkan terus ditekan oleh lawan?Harus diketahui bahwa tempat ini adalah wilayah Jiman. Kebanyakan penonton datang kemari untuk menyemangati pesilat Jiman. Itu sebabnya, mereka merasa geram melihat lawan mengalahkan pesilat
Ahli bela diri yang sesungguhnya telah tiba di arena. Semua orang berharap Levin bisa memulihkan reputasi Aliansi Bela Diri Jiman."Siapa kamu? Cepat sebutkan namamu!" tanya Zavier sembari mengarahkan tombaknya ke arah Levin dengan garang."Levin, ahli bela diri ke-12 Peringkat Langit," jawab Levin yang menatap Zavier dengan tajam dan lekat-lekat."Ternyata kamu." Zavier memicingkan matanya, ekspresinya menjadi lebih serius. Mereka sama-sama menduduki posisi puncak di Peringkat Langit, hanya selisih satu tempat.Dengan kata lain, kemampuan kedua belah pihak seharusnya hampir sama. Jika meremehkan lawan, mereka bisa kalah kapan saja."Aku pasti mengalahkanmu hari ini. Setelah menang, aku akan menduduki posisi 10 besar Peringkat Langit. Kamu hanya akan menjadi batu loncatanku," ujar Levin seraya menghunuskan goloknya."Masa? Kalau begitu, mari kita lihat kamu punya kemampuan seperti itu nggak!" sahut Zavier sambil terkekeh-kekeh sinis. Dia memegang tombak dengan kedua tangan dan bersiap-
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru