"Hm?" Luther mengernyit sedikit mendengarnya. Kemudian, dia mundur selangkah untuk menjaga jarak dan berkata, "Aku nggak akan membongkar identitasmu, tapi kamu harus bersikap lebih patuh. Aku akan terus mengawasimu.""Mengawasiku?" Yadira menggigit bibir ranumnya yang seksi sebelum bertanya, "Aku akan mandi nanti, kamu mau mengawasiku juga?""Dasar gila!" Luther malas meladeninya lagi. Dia langsung melewatinya dan pergi ke lantai atas untuk beristirahat.Untuk sekarang, bisa dipastikan bahwa Yadira tidak memiliki niat jahat padanya. Akan tetapi, lebih baik menjaga jarak dengan wanita seperti ini.Malam berlalu dengan tenang. Keesokan pagi, ketika Luther membawa Charlotte berolahraga, sebuah mobil van hitam tiba-tiba berhenti di depan pintu.Begitu pintu dibuka, terlihat Joshua yang berjalan masuk dengan ekspresi girang. "Kak Luther, selamat untukmu!"Joshua langsung menangkupkan tangannya, lalu tersenyum sembari meneruskan, "Hasil tes kemarin sudah keluar, kamu lolos. Hari ini, kamu da
Tuduhan mendadak seperti ini membuat Luther keheranan untuk sesaat. "Kenapa? Senior keempat kalian sudah mati?""Ya, semua gara-gara kamu! Kamu pembunuhnya!" sahut gadis gemuk itu dengan raut wajah murka."Hei, hei, yang benar sedikit kalau bicara. Apa hubungannya denganku? Jangan memfitnahku," timpal Luther dengan tidak acuh."Huh! Masih mau berdalih? Kalau bukan karena kamu menjebaknya, mana mungkin dia mati!" bentak gadis gemuk itu."Bocah, setelah tes tekanan kemarin, kamu sengaja nggak menurunkan tuasnya dan menipu seniorku untuk masuk. Begitu pintu ditutup, tubuhnya langsung meledak karena ditindih beban berat!" jelas si pria kekar.Mendengar penjelasan ini, Luther seketika tidak bisa berkata-kata. Sesudah lolos ujian, dia hanya tidak memulihkan mesin tersebut. Siapa sangka akan ada orang idiot yang langsung memulai tanpa melihat dulu? Bukankah ini sama saja dengan mencari mati?Luther tidak pernah melihat orang sebodoh ini! Parahnya, malah dia yang disalahkan setelah orang itu m
Ketika melihat racun yang menyebar dengan cepat, si gadis gemuk ketakutan hingga menangis. Dia tidak lagi bersikap sombong seperti sebelumnya.Whoosh! Tanpa mengatakan apa pun, Levin sontak memotong lengan si gadis gemuk. Gadis itu tentu tertegun sesaat. Sesudah menatap lengan di tanah dan darah yang menyembur, dia baru bereaksi dan berteriak histeris. Saat berikutnya, kepalanya miring karena jatuh pingsan."Setelah kompetisi seni bela diri ini berakhir, aku akan membuat kalian menanggung konsekuensinya," ujar Levin, lalu langsung pergi dengan galak."Kak Luther, Levin ini sangat berbahaya. Sebaiknya kalian hati-hati," ucap Joshua untuk mengingatkan."Justru dia yang harus hati-hati, bukan aku," balas Luther dengan tidak acuh. Jika bukan karena Joshua, Luther mungkin sudah melumpuhkan Levin."Waktu kita terbatas, kita temui Tuan Larry dulu." Joshua memberi isyarat tangan mempersilakan, lalu membawa Luther dan lainnya memasuki sebuah vila mewah di pinggir danau.Vila ini didekorasi deng
"Apa? Mereka keracunan?" Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi semua orang seketika berubah. Hari ini adalah kompetisi seni bela diri, tetapi 3 kontestan tiba-tiba keracunan. Kejadian ini jelas tidak sesederhana yang terlihat."Kenapa bisa begini? Siapa yang melakukan semua ini?" tanya Raiden dengan suara yang rendah."Pelakunya masih diselidiki, kami belum mengetahuinya," jawab staf itu sembari menggeleng."Bawa aku ke sana!" Tanpa rasa ragu sedikit pun, Raiden bergegas melangkah ke luar.Saat ini, di arena pelatihan, terlihat sekelompok staf yang telah memblokir seluruh pintu masuk. Tidak boleh ada yang meninggalkan tempat ini tanpa izin.Ketika Raiden dan lainnya masuk, mereka melihat 3 pria kekar tergeletak di tengah arena. Ketiga orang itu sama-sama tidak sadarkan diri. Napas mereka lemah, wajah mereka pucat pasi, ditambah lagi bibir mereka hitam."Memang keracunan," gumam Raiden setelah maju untuk memeriksa. Dalam sekejap, raut wajahnya menjadi sangat suram.Ketiga orang ini ad
Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang harum. Kini, sekeliling Danau Akua sudah dipenuhi kerumunan.Orang-orang dari Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia berdiri di sisi yang berlawanan. Raut wajah mereka pun tampak galak.Pertarungan untuk kompetisi seni bela diri kali ini diadakan di Danau Akua. Jadi, sejak beberapa hari lalu, mereka sudah membangun arena besar dengan radius 100 meter di tengah danau tersebut. Arena ini dikelilingi oleh air. Orang biasa harus naik perahu jika ingin naik ke atas.Di sebuah paviliun yang terletak di sisi selatan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman berkumpul di sana. Setelah memilih dengan cermat, Raiden akhirnya menentukan 3 ahli bela diri tingkat sejati yang akan menggantikan posisi orang sebelumnya. Meskipun kekuatan ketiga orang ini kurang mencukupi, tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi."Semuanya, kompetisi seni bela diri hari ini sangatlah penting. Kehormatan Aliansi Bela Diri Jiman ada pada kalian sekarang. Kuharap kalian bisa bekerja sam
"Eee ...." Ketika melihat pria berwajah bulat itu terjatuh ke dalam danau, orang-orang Aliansi Bela Diri Jiman sontak tercengang.Tidak ada yang keberatan jika kamu menyombongkan diri di depan umum. Namun, bukankah sangat memalukan jika kamu terjatuh di tengah jalan?Ini jelas-jelas adalah kompetisi seni bela diri, bukan pertunjukan sirkus. Bagaimana dengan martabat Aliansi Bela Diri Jiman setelah kejadian ini?"Sialan, dasar nggak berguna!" gumam Levin yang sudut bibirnya berkedut. Ekspresinya pun menjadi agak suram. Dia baru memuji, tetapi pria itu sudah terjatuh ke danau. Sungguh memalukan!"Hahaha ... begini saja sudah berani ikut kompetisi?""Turun saja kalau nggak punya kemampuan, jangan malu-maluin!""Pesilat Jiman selemah ini, ya? Masih mau bertarung? Benar-benar nggak seru!"Setelah hening sejenak, anggota Aliansi Bela Diri Jiberia mulai mengejek dan tertawa terbahak-bahak. Ekspresi mereka dipenuhi penghinaan."Pemuda ini terlalu arogan," gumam Raiden yang tidak sanggup untuk
Pada saat yang sama, si pria berwajah bulat berjinjit dan menerjang ke depan. Setelah semua panah itu memelesat ke depan, dia turut melayangkan tinjunya. Tentu bagus jika semua senjata rahasianya ini bisa mengenai lawan. Jika tidak, dia akan meninju lawan untuk meraih kemenangan."Huh, trik murahan!" Si pria berpakaian merah terkekeh-kekeh sinis. Saat berikutnya, dia mengayunkan tombak dan muncul bayangan tombak yang tak terhitung jumlahnya, terlihat seperti kincir angin yang berputar dengan cepat. Dia berhasil menghalangi semua senjata rahasia tersebut.Sesudah itu, si pria berpakaian merah pun menikamkan tombaknya dengan kecepatan yang sungguh mencengangkan. Sebelum sempat bereaksi, bahu si pria berwajah bulat sudah tertikam, lalu tubuhnya terhempas belasan meter."Kamu ...." Pria berwajah bulat itu hendak bangkit, tetapi ujung tombak yang tajam sudah menempel di lehernya. Jika bergerak sembarangan, dia pasti akan dibunuh oleh lawan."Kamu kalah," ucap pria berpakaian merah itu denga
Ketika melihat pria berpakaian hitam yang bahkan tidak sanggup menahan 3 serangan lawan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman pun menjadi murung.Benar-benar lemah! Dari awal hingga akhir pertarungan, pria berpakaian hitam ini tidak pernah sekali pun menahan serangan Zavier. Jangankan menguras energi sejati lawan, Zavier bahkan mungkin belum selesai meregangkan ototnya."Sialan, kenapa Aliansi Bela Diri Jiman mengutus orang selemah ini sih? Memalukan sekali!""Aku benar-benar merasa malu melihat mereka ditekan terus oleh Aliansi Bela Diri Jiberia!""Kalau tahu mereka selemah ini, aku nggak akan datang untuk menonton hari ini. Buat kesal saja!"Kerumunan mulai memaki. Kekalahan satu kali masih bisa dimaafkan. Namun, siapa yang bisa terima kalau kalah berturut-turut, bahkan terus ditekan oleh lawan?Harus diketahui bahwa tempat ini adalah wilayah Jiman. Kebanyakan penonton datang kemari untuk menyemangati pesilat Jiman. Itu sebabnya, mereka merasa geram melihat lawan mengalahkan pesilat
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar