Bagi pria tua yang cabul, pesona Hani ini bisa dibilang sangat mematikan."Orang sepertimu nggak pantas berteman dengan majikanku, pergi sana!" bentak Kiera."Huh! Kamu meremehkanku?" Mendengar perkataan Kiera, pria kurus itu langsung kesal, "Apa kamu tahu siapa aku ini? Kamu tahu siapa ayahku? Sejujurnya saja, aku ini adalah Tuan Muda dari Sekte Hitam Putih, Franky Salim!"Begitu perkataan itu dilontarkan, ekspresi para tamu di sekitar langsung berubah."Sekte Hitam Putih? Bukankah itu adalah salah satu delapan sekte terbesar di Jiberia?""Katanya Sekte Hitam Putih punya ribuan murid, kekuasaannya juga sangat besar. Bisa dibilang mereka adalah tokoh yang sangat ditakuti di dunia persilatan!""Anehnya, kenapa orang Sekte Hitam Putih bisa datang ke Jiman?""Sepertinya datang untuk menghadiri kompetisi seni bela diri? Katanya, lokasi acaranya ada di Danau Akua di Jiman. Jaraknya nggak terlalu jauh dari provinsi, akhir-akhir ini sudah banyak seniman bela diri yang datang."Semua orang dia
"Argh!" teriak Franky. Kedua kakinya yang terluka membuatnya kesakitan hingga ekspresinya terdistorsi. Tadinya dia hanya ingin merayu wanita, tak disangka malah bertemu dengan sekelompok orang gila ini. Baru bicara beberapa patah kata saja mereka sudah bertindak sekejam ini. Jelas sekali mereka tidak menganggap serius Sekte Hitam Putih."Sialan! Siapa mereka ini! Beraninya mereka melukai orang Sekte Hitam Putih, bukankah nyali mereka ini terlalu besar?""Iya nih, padahal kelihatannya cantik sekali, tak disangka sekejam itu."Melihat Franky yang kesakitan, beberapa tamu lainnya ikut terkejut."Sudahlah, seret dia keluar. Jangan sampai mengganggu makan malam Kak Luther denganku." Hani melambaikan tangannya untuk memberi isyarat pada kedua orang itu. Sejak awal hingga akhir, Hani sama sekali tidak menoleh melihat Franky. Preman lokal seperti ini tidak pantas menyita perhatiannya."Suasana hatiku sedang senang hari ini, jadi aku akan mengampunimu. Pulang dan berterima kasih pada leluhurmu,
Melihat ini, Gaia dan Kiera sontak murka. Mereka ingin menyerang lagi, tetapi Hani menghentikan mereka. "Kalian bukan lawannya, biar aku saja."Hani berdiri dengan perlahan. Tatapannya yang dingin melirik sekilas kerumunan itu. Orang-orang yang tadinya tertawa seketika bergidik ngeri. Suara mereka pun menjadi lirih. Entah mengapa, mereka tiba-tiba merasa diri sendiri telah diincar oleh malaikat maut."Oh? Aku nggak nyangka, ternyata ada cewek secantik ini di sini. Aku benar-benar beruntung hari ini," ucap pria berpakaian putih dengan mata berbinar-binar. Kemudian, dia menunjukkan senyuman cabul."Sepertinya, kalian sangat merendahkan wanita, ya?" tanya Hani dengan ekspresi datar. Tidak terlihat ekspresi apa pun pada sorot matanya. Dia meneruskan, "Kuberi kalian 1 kesempatan. Kalau kalian bisa bertahan dari 3 seranganku, kuampuni nyawa kalian.""Mengampuni nyawa kami?" Begitu mendengar perkataan ini, mereka pun tertegun sebelum tergelak."Cantik, kamu belum menyadari posisimu, ya? Kalia
"Lepaskan dia atau kamu akan mati!" ancam Hani saat melihat Luther disandera. Wajah cantiknya pun menjadi dingin, bahkan aura suram seketika menyebar dari tubuhnya.Dalam sekejap, angin dingin berembus kencang. Suhu di sekeliling turun drastis, bahkan lampu mulai berkedap-kedip.Para murid Sekte Hitam Putih bak disambar petir melihat situasi ini. Sekujur tubuh mereka gemetaran tak terkendali.Sebelumnya, Hani hanya memberi pelajaran kepada orang-orang ini. Akan tetapi, sekarang dia benar-benar ingin membunuh mereka.Bagaimanapun, tindakan si pria berpakaian putih yang mengancamnya dengan Luther telah berada di luar batas toleransinya. Kalaupun melarikan diri ke ujung dunia, Hani tidak akan melepaskan bajingan seperti ini!"Biar kuperingatkan dulu, jangan sembarangan bergerak atau aku akan membunuhnya!" ancam si pria berpakaian putih dengan galak.Pria ini tentu tahu Hani bukan tandingannya. Itu sebabnya, dia menyandera Luther untuk membalikkan situasi."Kalau kamu melepaskannya, aku ng
"Ka ... kamu ... beraninya kamu mempermalukanku? Kamu kira aku nggak bisa mengalahkanmu, ya? Hari ini, aku akan menunjukkan kehebatan ahli bela diri Peringkat Langit padamu! Matilah kamu!" seru pria berpakaian putih itu dengan murka.Begitu ucapan ini dilontarkan, pria itu melayangkan pukulan ke arah punggung Luther. Sementara itu, ekspresi Hani dan lainnya sontak berubah drastis. Mereka ingin menghentikan, tetapi sudah terlambat. "Jangan!"Mereka hanya bisa menyaksikan pukulan dahsyat si pria berpakaian putih mengenai punggung Luther. Bam!Luther yang dipukul justru bergeming. Sebaliknya, pria berpakaian putih itu terhempas hingga belasan meter. Pada akhirnya, kepala pria itu pun menghantam jendela hingga pecah dan mendarat di samping Franky dan rombongannya."Kak?" Semua orang terperanjat menatap pria berpakaian putih yang tiba-tiba terhempas itu. Mereka pun bergegas memapahnya. Bukannya kakak senior mereka seharusnya melindungi mereka di dalam? Kenapa tiba-tiba terhempas keluar?"Ka
Sementara itu, di Restoran Luna, semua orang terperangah saat melihat pria berpakaian putih yang terhempas begitu saja. Jelas-jelas pria itu adalah murid utama Sekte Hitam Putih, bahkan ahli bela diri Peringkat Langit.Menurut logika, serangan dari orang sehebat itu seharusnya mampu menghancurkan apa pun dengan mudah. Luther pun seharusnya cacat kalau tidak mati. Tanpa diduga, situasi malah berbalik.Yang dipukuli terlihat baik-baik saja, yang memukul justru terluka parah hingga memuntahkan darah. Situasi macam apa ini?"Kak, kamu baik-baik saja?" Setelah termangu sesaat, Hani bergegas berlari ke depan dan memeriksa kondisi Luther."Sudah kubilang, bajingan seperti itu nggak akan bisa melukaiku. Tenang saja," timpal Luther sembari tersenyum."Tadi itu benar-benar mengejutkanku, aku kira ...." Hani tidak meneruskan perkataannya karena takut salah berbicara."Kamu ... kenapa kamu bisa sehebat itu?" tanya Gaia yang membelalak dengan tidak percaya. Dia tahu seberapa hebatnya pria berpakaia
"Tentu saja boleh kalau kamu punya waktu," sahut Luther yang tersenyum dan mengangguk."Hore!" seru Hani sembari tersenyum berseri-seri. Tujuannya tentu bukan menonton kompetisi, tetapi menghabiskan lebih banyak waktu bersama Luther. Lagi pula, dia tidak tahu sampai kapan bisa berada di sini.....Keesokan paginya, setelah bertemu dengan Hani dan lainnya, Luther pun berangkat ke cabang Aliansi Bela Diri bersama mereka.Cabang Aliansi Bela Diri ini terletak di pinggiran kota. Ada sebuah bangunan besar yang menjadi pusat tempat ini. Segala fasilitas di dalamnya pun sudah canggih.Aliansi Bela Diri memiliki 2 sumber pendapatan utama. Yang pertama adalah merekrut murid dengan biaya tinggi, yang kedua adalah mempublikasikan misi dan mengambil komisi yang ada.Di dunia ini, baik orang kaya maupun pejabat, mereka semua membutuhkan perlindungan. Karena ada begitu banyak ahli bela diri di sini, tempat ini pun menjadi pilihan utama orang-orang.Lantaran imbalannya besar, banyak pesilat yang bers
"Dasar nggak berpendidikan! Atas dasar apa kalian potong barisan?" bentak seorang pesilat muda dengan kesal. Bagaimanapun, dia sudah mengantre sejak tadi."Atas dasar apa?" Seorang gadis bertubuh gemuk terkekeh-kekeh, lalu sontak menampar pesilat muda itu dan berteriak, "Suka-suka aku!"Sikapnya yang begitu angkuh membuat orang-orang tak kuasa mengernyit. Pesilat muda itu tertegun sebelum naik pitam. "Berani sekali kamu menamparku! Jalang, rasakan ini!"Selesai berbicara, pesilat muda itu mengangkat tangannya untuk melayangkan pukulan. Tanpa diduga, sebelum mengenai gadis gemuk itu, seorang pria bertubuh kekar sudah mengadangnya.Bam! Tinju pesilat muda itu sontak mengenai dada pria kekar. Namun, pria kekar itu sama sekali tidak bergerak, melainkan pesilat muda yang terdorong beberapa langkah, bahkan lengannya terasa kebas. Dia seperti bukan memukul orang, tetapi memukul besi."Begini saja kemampuanmu? Benar-benar nggak tahu diri!" ucap pria kekar itu sembari melipat lengan di depan da