Melihat ini, Gaia dan Kiera sontak murka. Mereka ingin menyerang lagi, tetapi Hani menghentikan mereka. "Kalian bukan lawannya, biar aku saja."Hani berdiri dengan perlahan. Tatapannya yang dingin melirik sekilas kerumunan itu. Orang-orang yang tadinya tertawa seketika bergidik ngeri. Suara mereka pun menjadi lirih. Entah mengapa, mereka tiba-tiba merasa diri sendiri telah diincar oleh malaikat maut."Oh? Aku nggak nyangka, ternyata ada cewek secantik ini di sini. Aku benar-benar beruntung hari ini," ucap pria berpakaian putih dengan mata berbinar-binar. Kemudian, dia menunjukkan senyuman cabul."Sepertinya, kalian sangat merendahkan wanita, ya?" tanya Hani dengan ekspresi datar. Tidak terlihat ekspresi apa pun pada sorot matanya. Dia meneruskan, "Kuberi kalian 1 kesempatan. Kalau kalian bisa bertahan dari 3 seranganku, kuampuni nyawa kalian.""Mengampuni nyawa kami?" Begitu mendengar perkataan ini, mereka pun tertegun sebelum tergelak."Cantik, kamu belum menyadari posisimu, ya? Kalia
"Lepaskan dia atau kamu akan mati!" ancam Hani saat melihat Luther disandera. Wajah cantiknya pun menjadi dingin, bahkan aura suram seketika menyebar dari tubuhnya.Dalam sekejap, angin dingin berembus kencang. Suhu di sekeliling turun drastis, bahkan lampu mulai berkedap-kedip.Para murid Sekte Hitam Putih bak disambar petir melihat situasi ini. Sekujur tubuh mereka gemetaran tak terkendali.Sebelumnya, Hani hanya memberi pelajaran kepada orang-orang ini. Akan tetapi, sekarang dia benar-benar ingin membunuh mereka.Bagaimanapun, tindakan si pria berpakaian putih yang mengancamnya dengan Luther telah berada di luar batas toleransinya. Kalaupun melarikan diri ke ujung dunia, Hani tidak akan melepaskan bajingan seperti ini!"Biar kuperingatkan dulu, jangan sembarangan bergerak atau aku akan membunuhnya!" ancam si pria berpakaian putih dengan galak.Pria ini tentu tahu Hani bukan tandingannya. Itu sebabnya, dia menyandera Luther untuk membalikkan situasi."Kalau kamu melepaskannya, aku ng
"Ka ... kamu ... beraninya kamu mempermalukanku? Kamu kira aku nggak bisa mengalahkanmu, ya? Hari ini, aku akan menunjukkan kehebatan ahli bela diri Peringkat Langit padamu! Matilah kamu!" seru pria berpakaian putih itu dengan murka.Begitu ucapan ini dilontarkan, pria itu melayangkan pukulan ke arah punggung Luther. Sementara itu, ekspresi Hani dan lainnya sontak berubah drastis. Mereka ingin menghentikan, tetapi sudah terlambat. "Jangan!"Mereka hanya bisa menyaksikan pukulan dahsyat si pria berpakaian putih mengenai punggung Luther. Bam!Luther yang dipukul justru bergeming. Sebaliknya, pria berpakaian putih itu terhempas hingga belasan meter. Pada akhirnya, kepala pria itu pun menghantam jendela hingga pecah dan mendarat di samping Franky dan rombongannya."Kak?" Semua orang terperanjat menatap pria berpakaian putih yang tiba-tiba terhempas itu. Mereka pun bergegas memapahnya. Bukannya kakak senior mereka seharusnya melindungi mereka di dalam? Kenapa tiba-tiba terhempas keluar?"Ka
Sementara itu, di Restoran Luna, semua orang terperangah saat melihat pria berpakaian putih yang terhempas begitu saja. Jelas-jelas pria itu adalah murid utama Sekte Hitam Putih, bahkan ahli bela diri Peringkat Langit.Menurut logika, serangan dari orang sehebat itu seharusnya mampu menghancurkan apa pun dengan mudah. Luther pun seharusnya cacat kalau tidak mati. Tanpa diduga, situasi malah berbalik.Yang dipukuli terlihat baik-baik saja, yang memukul justru terluka parah hingga memuntahkan darah. Situasi macam apa ini?"Kak, kamu baik-baik saja?" Setelah termangu sesaat, Hani bergegas berlari ke depan dan memeriksa kondisi Luther."Sudah kubilang, bajingan seperti itu nggak akan bisa melukaiku. Tenang saja," timpal Luther sembari tersenyum."Tadi itu benar-benar mengejutkanku, aku kira ...." Hani tidak meneruskan perkataannya karena takut salah berbicara."Kamu ... kenapa kamu bisa sehebat itu?" tanya Gaia yang membelalak dengan tidak percaya. Dia tahu seberapa hebatnya pria berpakaia
"Tentu saja boleh kalau kamu punya waktu," sahut Luther yang tersenyum dan mengangguk."Hore!" seru Hani sembari tersenyum berseri-seri. Tujuannya tentu bukan menonton kompetisi, tetapi menghabiskan lebih banyak waktu bersama Luther. Lagi pula, dia tidak tahu sampai kapan bisa berada di sini.....Keesokan paginya, setelah bertemu dengan Hani dan lainnya, Luther pun berangkat ke cabang Aliansi Bela Diri bersama mereka.Cabang Aliansi Bela Diri ini terletak di pinggiran kota. Ada sebuah bangunan besar yang menjadi pusat tempat ini. Segala fasilitas di dalamnya pun sudah canggih.Aliansi Bela Diri memiliki 2 sumber pendapatan utama. Yang pertama adalah merekrut murid dengan biaya tinggi, yang kedua adalah mempublikasikan misi dan mengambil komisi yang ada.Di dunia ini, baik orang kaya maupun pejabat, mereka semua membutuhkan perlindungan. Karena ada begitu banyak ahli bela diri di sini, tempat ini pun menjadi pilihan utama orang-orang.Lantaran imbalannya besar, banyak pesilat yang bers
"Dasar nggak berpendidikan! Atas dasar apa kalian potong barisan?" bentak seorang pesilat muda dengan kesal. Bagaimanapun, dia sudah mengantre sejak tadi."Atas dasar apa?" Seorang gadis bertubuh gemuk terkekeh-kekeh, lalu sontak menampar pesilat muda itu dan berteriak, "Suka-suka aku!"Sikapnya yang begitu angkuh membuat orang-orang tak kuasa mengernyit. Pesilat muda itu tertegun sebelum naik pitam. "Berani sekali kamu menamparku! Jalang, rasakan ini!"Selesai berbicara, pesilat muda itu mengangkat tangannya untuk melayangkan pukulan. Tanpa diduga, sebelum mengenai gadis gemuk itu, seorang pria bertubuh kekar sudah mengadangnya.Bam! Tinju pesilat muda itu sontak mengenai dada pria kekar. Namun, pria kekar itu sama sekali tidak bergerak, melainkan pesilat muda yang terdorong beberapa langkah, bahkan lengannya terasa kebas. Dia seperti bukan memukul orang, tetapi memukul besi."Begini saja kemampuanmu? Benar-benar nggak tahu diri!" ucap pria kekar itu sembari melipat lengan di depan da
"Hei! Kamu masih belum kapok, ya!" Gadis gemuk itu memelotot, lalu berkata dengan kejam, "Kak, dia benar-benar nggak tahu diri, beri dia pelajaran!""Oke!" Pria kekar itu terkekeh-kekeh dingin, lalu langsung maju untuk mengangkat pesilat muda itu."Lepaskan aku!" seru pesilat muda itu sambil meronta-ronta, tetapi perlawanannya sia-sia. Di hadapan pria kekar ini, dia tidak ada bedanya dengan anak ayam yang lemah."Kenapa? Nggak puas, ya? Kalau begitu, aku akan menghajarmu sampai kamu puas!" ujar si pria kekar. Saat berikutnya, dia memutar pesilat muda itu 2 kali di udara sebelum membantingnya dengan keras di lantai. Kalaupun tidak mati, dia sudah pasti cacat."Mampuslah!" Banyak orang yang menunjukkan tatapan simpati saat melihat situasi ini. Ketika pesilat muda itu sudah terlihat sekarat, seseorang tiba-tiba mengulurkan tangan untuk menurunkan dampak serangan. Orang itu tidak lain adalah Luther.Melihat adegan ini, semua orang pun tercengang. Tidak ada yang menyangka bahwa seseorang ma
"Argh!" Ketika melihat pedang itu menikam ke arahnya, pria kekar itu tampak putus asa. Dia bahkan berteriak histeris.Pria kekar ini sungguh tidak menyangka bahwa wanita cantik yang tiba-tiba muncul ini akan bertindak begitu kejam. Tanpa mengatakan apa pun, dia langsung menikam tanpa merasa takut terhadap Sekte Ilmu Kegelapan."Berhenti!""Jangan!"Kejadian mendadak ini membuat para ahli bela diri Sekte Ilmu Kegelapan tercengang. Mereka hendak menghentikan, tetapi sudah terlambat."Hani, jangan bunuh dia," ucap Luther segera. Mendengar ini, pedang Hani langsung berhenti tepat di depan leher si pria kekar. Bilah yang tajam sudah menggores kulitnya sehingga darah menciprat ke luar.Apabila Luther terlambat selangkah ataupun sedetik, pria kekar ini pasti sudah tewas di tempat. Gulp! Pria kekar itu menelan air liurnya melihat ini. Wajahnya tampak pucat pasi, bahkan keringat dinginnya terus bercucuran.Ketakutan pada sorot matanya benar-benar tak terbendung. Dia hampir mati barusan. Wanita