Share

Bab 764

Bekas telapak tangan di wajah Luther masih belum mereda sampai sekarang. Namun dia hanya menjawab sambil tersenyum, "Nggak sakit, kok."

"Wajahmu nggak sakit, tapi hatimu sakit, 'kan?" Bianca mengangkat alisnya dan menambahkan, "Sudah sampai seperti ini, kamu juga seharusnya sudah menyerah. Untuk apa kamu terus menyiksa diri seperti ini? Ikut aku hidup senang saja kelak, apa itu nggak bagus?"

"Masa pria sejati sepertiku harus bergantung pada wanita?" kata Luther menggaruk kepalanya.

"Memangnya kenapa kalau bergantung pada wanita? Itu juga sebuah kemampuan!" Bianca mengulurkan jarinya yang ramping untuk mencolek dagu Luther. "Lagi pula, dengan wajahmu ini, sayang sekali kalau nggak dipakai. Aku suka dengan tipe sepertimu. Mandi yang bersih hari ini, hangatkan kasur untukku."

Sudut bibir Luther berkedut, dia terdiam sejenak. Kenapa rasanya seperti digoda wanita cabul?

"Gimana? Sudah pikirkan dengan jelas? Mau ke rumahmu atau rumahku?" ucap Bianca sambil melemparkan pandangan penuh pesona.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status