Sambil bicara, pria itu mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah video untuk ditunjukkan pada beberapa orang itu. Lokasi rekaman adalah di sebuah kafe, dengan Herbert dan pria itu yang duduk berseberangan di sebuah meja.Suara keduanya terdengar sangat jelas. Isi percakapan mereka adalah membahas tentang bagaimana membunuh Keenan dan melemparkan kesalahannya pada Luther. Setelah selesai berdiskusi, Herbert bahkan memberi uang muka secara langsung pada pria itu. Rekaman itu menunjukkan keseluruhan prosesnya dengan sangat jelas.Selesai melihat rekaman tersebut, semua orang langsung terdiam. Bahkan Helen yang tadinya masih sangat galak pun, saat ini terpaku di tempat. Roselyn yang tadinya terus-menerus menyindir Luther juga terdiam.Selama ini mereka selalu menganggap pelaku yang membunuh Keenan adalah Luther. Tak disangka, ternyata Luther malah tidak bersalah. Untuk sesaat, mereka sangat sulit menerima kenyataan ini. Di sisi lain, Herbert telah mematung di tempatnya dengan wajah pucat.
Ariana memegang wajahnya yang terasa perih itu dengan kebingungan. Dia tidak merasa pernah menyinggung Luciana sama sekali. Namun, kenapa Luciana tiba-tiba menamparnya?"Hei! Wanita gila dari mana berani-beraninya menampar putriku! Sepertinya kamu minta dihajar!" Melihat Ariana ditampar, Helen langsung menyingsingkan lengan bajunya hendak berkelahi dengan Luciana."Lancang sekali!" Pada saat ini, seorang pria bertubuh tegap tiba-tiba masuk dan berkata dengan kejam, "Berani-beraninya kamu berbicara tidak sopan pada nenekku. Awas saja, akan kuhabisi nyawamu!"Melihat aura pria itu yang begitu mendominasi, Helen langsung bergerak mundur dan berteriak, "Kenapa? Kamu mau menindas kami karena jumlah kalian lebih banyak, ya? Kamu kira kami akan takut padamu?""Satpam, usir orang-orang ini!" teriak Roselyn."Mau mengusir kami?" Pria itu tertawa sinis. "Seluruh Grup Warsono ini adalah milik kami, siapa yang berani mengusir kami?""Wah, hebat juga ucapanmu ya. Memangnya siapa kalian berani sesom
Ariana mengira bahwa dia bisa menang berdebat dengan Luciana begitu saja. Namun, Luciana malah langsung mencampakkan ponsel tersebut tanpa melihat video itu sama sekali. Kemudian, dia bahkan menginjak ponsel itu hingga hancur."Sekarang nggak ada bukti lagi," kata Luciana dengan tenang. Melihat adegan ini, ekspresi semua orang langsung menjadi muram. Apa-apaan ini? Jelas sekali Luciana sedang melindungi Herbert dengan menghancurkan bukti di hadapan mereka."Nenek, apa maksudmu?" kata Ariana sambil mengernyit."Kamu sudah lihat sendiri semuanya. Kenapa, kamu nggak senang?" tanya Luciana dengan ekspresi meremehkan."Kalau kamu begitu, aku terpaksa harus melapor pada Kakek," kata Ariana dengan ekspresi dingin."Kamu pakai Steward untuk mengancamku? Kamu pikir kamu berhak?" kata Luciana sambil tertawa."Kenapa nggak ada? Putriku adalah pewaris yang dipilih langsung oleh Tuan Steward. Selain itu, dia sebentar lagi akan menjabat posisi kepala keluarga. Tiba saatnya, kalian semua harus patuh
Mendengar suara dentuman dari lantai bawah, semua orang tertegun sejenak dan tidak bisa meresponsnya. Semuanya terjadi terlalu mendadak. Beberapa detik sebelumnya, Herbert masih tertawa keras. Namun dalam sekejap, dia terjatuh dan langsung hancur berkeping-keping."Lancang! Kamu malah berani membunuh orang di depan umum! Siapa yang memberimu keberanian itu?"Setelah terkejut sejenak, Luciana langsung merasa sangat marah. Herbert bukan hanya orang kepercayaannya, tetapi keponakannya juga. Pemuda di depannya ini malah membunuh Herbert sesukanya, benar-benar tidak menghormati dirinya."Nyonya Luciana, kamu jangan sembarangan menuduh. Aku tadi tidak melakukan apa pun, jelas-jelas dia yang lompat sendiri," kata Luther dengan tenang."Banyak orang di sini yang melihatnya, kamu masih berani membantah?" kata Luciana dengan ekspresi yang tidak ramah."Siapa yang melihat?" Luther melirik ke arah Roland dan yang lain. "Apa kalian melihatnya?""Tidak, aku tidak melihat apa pun." Roland segera meng
"Copot dari jabatan?" Begitu mendengar perkataan itu, Helen dan yang lainnya langsung menjadi panik."Kenapa? Tuan Steward sendiri yang langsung menunjuk putriku untuk posisi ini, kamu tidak berhak mencopot jabatannya!" kata Helen dengan tidak puas."Benar! Sejak bekerja di perusahaan, Kakak telah membawa keuntungan besar untuk perusahaan. Dalam waktu sebulan, keuntungan telah mencapai lebih dari satu triliun. Atas dasar apa kamu mencopot jabatannya?" kata Roselyn dengan sangat tidak puas.Sebelum Ariana datang, Grup Warsono selalu mengalami kerugian. Dengan upaya keras dan reformasi besar-besaran Ariana, perusahaan itu baru bisa bangkit kembali. Sekarang, setelah berhasil mencapai beberapa prestasi, orang-orang ini dengan mudahnya mengatakan akan mencopot jabatan Ariana. Tindakan mereka ini jelas ingin membuang Ariana setelah memanfaatkannya."Sekarang aku adalah kepala keluarga sementara. Apa yang kukatakan yang berkuasa, kamu tidak berhak membantahnya!" teriak Luciana."Kamu ... ben
Saat keluar dari Grup Warsono, ekspresi Luciana terlihat buruk. Dengan statusnya, biasanya tidak ada yang berani mempertanyakan apa pun yang dikatakan atau dilakukannya. Hari ini, dia malah dihina di depan umum, bahkan kehilangan orang kepercayaannya. Tentu saja, itu membuatnya merasa sangat kesal. Namun, dia berada di daerah Jiman, dia harus mengirim orang dari Jiberia ke sini jika dia ingin balas dendam."Nenek, bagaimanapun juga, Kakek sendiri yang menunjuk Ariana sebagai Presdir. Kalau Nenek memecatnya seperti ini, mungkin akan sulit menjelaskannya saat Kakek sadar," kata Venick dengan ragu.Meskipun bisa melampiaskan amarahnya tadi, tindakan arogan seperti ini pasti akan mendapatkan kritikan orang."Apa yang perlu dijelaskan? Kakekmu bisa sadar atau tidak juga masih menjadi pertanyaan," kata Luciana dengan tenang."Bukannya hanya penyakit lama Kakek yang kambuh? Setelah istirahat sejenak, dia seharusnya baik-baik saja, 'kan?" kata Venick dengan aneh."Bukan penyakit lama kambuh, a
"Ternyata begitu. Tapi, kenapa Nenek menyuruh Herbert untuk membunuh Keenan? Apa itu nggak terlalu berlebihan?" tanya Venick dengan penasaran. Keenan ini hanya seorang tokoh kecil, membunuhnya hanya akan menyia-nyiakan sumber daya."Keenan? Aku bahkan nggak tahu dia itu siapa, kenapa aku bisa membunuhnya? Sepertinya itu keputusan Herbert sendiri. Tapi, itu nggak penting lagi. Entah orang itu hidup atau mati, nggak ada pengaruhnya," kata Luciana sambil melambaikan tangannya.Saat sedang berbicara, Luciana tiba-tiba merinding dan napasnya menjadi terengah-engah. Pada saat yang bersamaan, ada perasaan kesemutan mulai menyebar ke seluruh tubuhnya."Nenek nggak enak badan?" Venick segera menyadari ada yang aneh."Hanya penyakit lama kambuh saja. Pergi ke mobil dan ambilkan obatku, cepat." Luciana langsung memerintahkan Venick."Baik."Venick tidak berani menunda dan buru-buru berlari ke mobil Rolls-Royce di depan, lalu mulai mencari-cari. Beberapa saat kemudian, dia kembali dengan sebotol o
"Nenek!" Melihat Luciana yang tiba-tiba terjatuh, Venick terkejut. Dia tidak berani menunda dan langsung membawa neneknya ke rumah sakit. Setelah berusaha sekuat tenaga, nyawa Luciana berhasil diselamatkan, tetapi kondisinya sangat buruk."Dokter, bagaimana dengan nenekku?" Saat dokter keluar dari kamar pasien, Venick buru-buru maju dan bertanya."Tuan Venick, apa nenekmu sering mengonsumsi obat-obatan khusus?" tanya dokter."Ya, kondisi tubuh nenekku tidak baik, jadi dia mengonsumsi beberapa suplemen," jawab Venick tanpa menyangkal.Dokter menggelengkan kepalanya. "Mungkin bukan suplemen biasa. Pasien sangat kecanduan obat itu, banyak racun yang terkumpul di tubuhnya dan ditambah dengan usianya yang sudah tua juga. Kami benar-benar tidak bisa banyak membantunya.""Kenapa bisa begitu? Kalian adalah rumah sakit terbaik di sini, apa tidak ada cara lain?" kata Venick sambil mengernyitkan alisnya."Satu-satunya solusi untuk saat ini adalah biarkan pasien terus mengonsumsi obat itu. Dengan
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru