Luther tersenyum getir sambil berkata, "Baiklah, lagi pula hanya bertarung. Aku setuju."Semua hal yang bisa diatasi dengan kemampuan bela diri bukanlah masalah."Oke, kita sepakat!" seru Larry sambil tersenyum gembira."Tuan Larry, kamu sudah pensiun, kenapa masih mengurus aliansi?" tanya Luther tanpa daya."Ya, hatiku nggak akan pernah terlepas dari aliansi. Apalagi ketua sekarang adalah murid pertamaku, aku tentu senang bisa membantunya mencari kandidat yang berbakat," jawab Larry yang tersenyum."Tuan Larry memang berintegritas!" puji Luther sambil menangkupkan tangannya."Sudahlah, jangan menyanjungku. Mau ke mana? Aku akan mengantarmu," ujar Larry."Aku mau kembali ke Faksi Draco," jawab Luther.....Siang harinya, di Lembah Obat. Terry berbaring dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang bercucuran keringat.Beberapa ahli obat yang mengenakan pakaian putih berdiri di samping sambil mengobatinya dengan hati-hati. Sementara itu, Alan hanya bisa menunggu dengan cemas. Dia tidak berani
Malam hari, di ruang kantor lantai 2 Sekolah Bela Diri Draco."Tuan Luther, kamu benar-benar keren hari ini! Kamu bukan hanya menjatuhkan Keluarga Oscario, tapi juga membuat Faksi Draco menjadi sangat terkenal! Semua anggota kita benar-benar mengagumimu sekarang!" puji Ronald sambil menuangkan teh untuk Luther. Dia benar-benar gembira.Sebelumnya, Ronald sangat mencemaskan pertarungan tersebut. Dia khawatir Keluarga Oscario akan membalas dendam jika Luther kalah. Tanpa diduga, ketuanya ini begitu luar biasa. Ketika semua orang mengira Luther akan kalah, dia justru berhasil mengalahkan Terry. Pertarungan itu pun membuatnya menjadi sangat terkenal!"Sudahlah, kamu terus mengulangi perkataan ini sejak tadi. Apa kamu bisa mengatakan hal lain?" ujar Luther yang merasa tidak berdaya.Sejak Luther pulang, Ronald terus menyanjungnya dengan berbagai cara. Pria ini melontarkan semua pujian yang ada di pikirannya. Orang yang tidak tahu mungkin akan mengiranya jatuh hati pada Luther."Tuan ingin d
"Bukti? Di mana buktinya?" tanya Ariana yang tertegun sesaat."Aku membawanya." Luther seperti telah membuat persiapan. Dia memperlihatkan kedua bukti yang ada sambil menjelaskan, "Ini adalah hasil otopsi yang bisa membuktikan kematian Keenan disebabkan oleh racun. Sementara itu, jarum hitam ini adalah senjatanya."Ariana mulai merasa ada yang aneh sehingga memeriksa dengan cermat. Luther melanjutkan, "Kalau kamu meragukanku, silakan cari orang untuk melakukan tes sendiri."Luther memang memiliki bukti, tetapi belum menemukan pelakunya. Jadi, masih sulit baginya untuk meyakinkan Ariana."Nggak perlu, aku percaya padamu." Ariana berkata dengan ekspresi yang tampak rumit, "Sebenarnya, aku tahu kamu bukan pelakunya. Masalah ini hanya kesalahpahaman.""Bagus kalau kamu berpikir begitu," ucap Luther sambil tersenyum."Maaf, aku sudah salah paham padamu sebelumnya. Tolong maklumi sikapku. Aku benar-benar sedih dan bingung dengan kematian adikku. Aku nggak tahu harus bagaimana," jelas Ariana.
"Kamu ... apa yang kamu lakukan?!" Ekspresi Ariana langsung berubah, tubuhnya mulai meronta-ronta. Guncangan dadanya semakin memikat."Kamu suka bermain, 'kan? Akan kuladeni sampai selesai!" kata Luther dengan wajah acuh tak acuh."Kamu sudah gila, ya? Hentikan sekarang juga!" teriak Ariana dengan marah."Masih mau berpura-pura? Kamu nggak sadar kulit wajahmu sudah terkelupas?" kata Luther."Apa?" Ariana memicingkan matanya, dia refleks mencoba menyentuh wajahnya. Namun, saat sedang menyentuh wajahnya, Ariana tiba-tiba menyadari kesalahannya. Terlepas dari apakah kulit wajahnya terkelupas atau tidak, refleksnya ini telah membongkar kebohongannya."Kukira aktingku sudah cukup bagus, nggak kusangka akan ketahuan secepat ini," kata "Ariana". Setelah itu, dia menghentikan aksinya dan melepas topeng wajahnya.Kini, wajah yang muncul di hadapan Luther adalah wajah seorang wanita asing. Parasnya tidak jelek, tetapi memiliki warna kulit yang sangat pucat. Terutama pada bagian matanya, wanita i
Sekelompok wanita bertopeng itu langsung menaruh pisau di leher Ariana. Ujung pisau yang tajam menyayat kulitnya, dan darah segar mulai menetes. Mereka terlihat cukup tegas, jika Luther berani bergerak, Ariana bisa tewas seketika. Luther mengernyit, lalu akhirnya melepaskan tangannya. Jumlah mereka terlalu banyak, dia tidak berani mengambil risiko dengan nyawa Ariana."Bagus," kata Zain dengan nada yang meyakinkan. "Luther, guruku bisa tertarik padamu, itu adalah kehormatan bagimu. Kamu hanya perlu menyetujuinya, kita akan menjadi keluarga. Tapi, kalau kamu berani menolak, bukan hanya kamu yang akan mati, semua orang di sekitarmu juga akan mati!""Apa harus sampai begini?" tanya Luther dengan ekspresi dingin."Ini adalah prinsip kami dalam menjalankan tugas. Orang-orang sepertimu yang tak bisa kami dapatkan, harus dihancurkan," kata Zain."Memangnya kalian sanggup membunuhku?" tanya Luther."Hehe ... aku tahu kamu hebat, tapi aku datang dengan persiapan," kata Zain sambil tertawa sinis
"Ugh ...." Tubuh Zain langsung menjadi kaku. Dia melihat wajah Maple yang masih tersenyum, lalu melihat dadanya yang telah tertancap pisau. Ekspresi Zain penuh dengan ketidakpercayaan. Dia tidak pernah menyangka bahwa adik junior yang tadinya masih tersenyum beberapa detik yang lalu, kini malah membunuhnya dengan begitu tegas. Maple bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda apa pun sebelumnya."Hm?" Melihat perubahan situasi yang begitu mendadak, Luther juga menjadi kebingungan. Padahal tadinya dia tidak menaruh harapan sama sekali. Tak disangka Maple malah benar-benar menganggap serius perkataannya. Bukan hanya menganggap serius, Maple bahkan melaksanakannya dengan begitu cepat.Hanya dalam sekali tusukan, Maple membunuh kakak seniornya sendiri. Apakah wanita ini memang sekejam itu? Atau terlalu gila?"Ke ... kenapa?" tanya Zain dengan bersusah payah sambil membelalakkan matanya. Wajahnya penuh dengan rasa kaget, marah, dendam, tidak rela, dan bingung. Dia benar-benar tidak mengerti mengap
"Dokter, aku bahkan rela mengkhianati perguruan dan membunuh kakak seniorku demi kamu. Bukankah perkataanmu itu terlalu kejam?" kata Maple dengan wajah sedih."Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?" tanya Luther."Jangan pikir sembarangan, aku hanya ingin berteman denganmu. Nggak ada niat lainnya," kata Maple sambil tersenyum."Aku nggak sanggup berteman denganmu. Siapa tahu suatu hari nanti kamu akan menusukku dari belakang?" kata Luther terus terang."Hohoho .... Dokter, aku nggak mungkin tega menusukmu. Seharusnya kamu yang menusukku," balas Maple dengan senyum menggoda.Mendengar ucapannya, sudut bibir Luther berkedut. Kenapa wanita ini kedengarannya seperti sedang menggodanya? Luther kemudian berkata, "Kalau nggak ada urusan lain lagi, aku pergi dulu." Luther tidak ingin lagi berbicara panjang lebar dengan wanita ini. Dia hanya menggendong Ariana, bersiap-siap keluar dari tempat itu."Tunggu." Maple tiba-tiba mengeluarkan sebuah botol kecil dan menyerahkannya pada Luther. "Ini a
Keesokan paginya di Grup Warsono. Ketika Ariana perlahan-lahan bangun, dia menemukan dirinya berbaring di sofa kantor. Tubuhnya tertutup selimut tebal, dan di dekat meja ada segelas susu panas. Dia menggosok kepalanya yang terasa agak sakit. Ingatan tentang malam sebelumnya masih agak kabur.Mulutnya terasa kering, jadi dia segera mengambil susu tersebut dan meneguknya hingga habis. Setelah minum susu tersebut, perut Ariana jadi terasa hangat. Rasa tidak nyaman di tubuhnya juga mulai mereda."Ariana, kamu sudah bangun ya," kata Luther sambil membawa sarapan yang masih hangat memasuki ruangan."Kenapa kamu di sini?" Ariana langsung mengernyit dan ekspresinya terlihat dingin."Aku nggak tahu tempat tinggalmu, jadi aku membawamu kembali ke kantor semalam," kata Luther. Sambil menjawab pertanyaannya, Luther membawakan sarapan yang berisi susu, roti isi, dan telur."Kutanya sekali lagi, kenapa kamu ada di sini?" tanya Ariana dengan nada tegas."Kamu nggak ingat sama sekali dengan kejadian s
"Kalau Hasta sudah mengeluarkan sembilan pedangnya, mungkin nggak ada yang bisa menahannya.""Tekanan yang menakutkan, betapa tajamnya aura pedangnya ini.""Habislah, kali ini Luther pasti mati."Saat Pedang Akhirat menebas dengan keras, semua penonton menjadi cemas. Tidak ada yang menyangka pedang kesembilan Hasta memiliki kekuatan yang begitu besar."Pedang Arkais!" teriak Luther saat melihat situasinya buruk. Pada detik berikutnya, cahaya ungu tiba-tiba turun dari langit dan langsung menghantam Pedang Akhirat raksasa dengan sangat cepat.Boom!Terdengar suara ledakan saat cahaya ungu itu meledak.Pedang Akhirat raksasa itu langsung hancur berkeping-keping dan memperlihatkan wujud aslinya, lalu terpental puluhan meter karena dihantam cahaya ungu itu.Setelah menghantam Pedang Akhirat sampai terpental, cahaya ungu itu tidak berhenti dan lanjut menghantam beberapa pedang yang menghalangi jalannya sampai terpental. Pada akhirnya, cahaya ungu itu melayang di depan Luther dan ternyata cah
Ilmu pedang Hasta sangat luar biasa. Setiap gerakannya mengandung kekuatan yang tajam dan tak terbendung.Yang paling menakutkan adalah ketika Hasta mengangkat pedangnya untuk menyerang, masih ada enam bilah pedang yang membantunya. Keenam bilah ini terus mengganggu fokus Luther dengan melancarkan serangan bertubi-tubi. Sungguh kompak dengan Hasta.Sambil mengelak, Luther juga terus menangkis. Jika teknik tubuh dan ilmu pedangnya tidak hebat, dia pasti akan kalah dalam beberapa menit.Meskipun demikian, Luther tetap bisa merasakan tekanan besar. Kini, dia bukan hanya melawan Hasta seorang, tetapi juga seperti melawan enam atau tujuh ahli bela diri.Jika lalai sedikit saja atau menunjukkan kelemahannya, Luther akan menderita pukulan fatal. Jika situasi seperti ini terus berlanjut, Luther pun tidak akan memperoleh keuntungan apa pun. Parahnya, Luther bukan hanya harus menangkis serangan, tetapi juga harus mencari kesempatan untuk melancarkan serangan."Keren sekali! Teknik tubuh dan ilmu
Di bawah tatapan semua orang, Luther dan Hasta sama-sama menaiki arena. Keduanya berjarak 10 meter, saling memandang dengan tatapan yang tajam."Gerald?" tanya Hasta. Sebelumnya, dia telah melihat kehebatan Luther. Hanya saja, dia belum bisa memastikannya."Nggak penting siapa aku. Yang penting adalah siapa yang menjadi pemenang kali ini." Luther tidak membantah ataupun mengiakan. Namun, jawabannya ini adalah suatu kepastian bagi Hasta. Keduanya sama-sama menduduki urutan nomor satu di Peringkat Genius. Sebelum berduel, tidak ada yang tahu siapa yang lebih kuat."Kudengar kamu murid Azka. Aku sangat menantikan pertarungan ini." Mata Hasta berbinar-binar.Beberapa tahun lalu, Logan dikalahkan oleh Azka. Ini adalah momok yang terus menghantui gurunya. Karena kedua murid bertemu, Hasta ingin memulihkan kepercayaan diri gurunya."Aku juga ingin lihat sehebat apa ilmu pedang kalian," ujar Luther sambil tersenyum menyipitkan mata.Sebelumnya lawannya adalah Charlotte. Luther tidak bisa meng
"Karena Ketua Friscia sudah angkat bicara, aku tentu bakal ikut. Gimana dengan Ketua Logan dan Master Nabel?" Yusril terkekeh-kekeh."Kalau kalian bertaruh, aku tentu bakal ikut," ujar Logan dengan nada datar."Jarang-jarang ada kesempatan seperti ini. Aku juga ikut." Atha mengangguk sambil tersenyum.Setelah ketiga orang itu menyetujui, Friscia pun melambaikan tangan kepada Charlotte. Charlotte segera menghampiri dengan tersenyum."Halo, kudengar kalian ingin bertaruh? Untuk sekarang, 1,6 kali lipat untuk kemenangan Luther dan 0,4 kali lipat untuk kemenangan Hasta. Kalau kalian mempertaruhkan harta karun kalian, kalian akan mendapat batu spiritual setelah menang."Charlotte tersenyum manis. Matanya berbinar-binar. Entah sudah berapa banyak orang yang ikut bertaruh. Meskipun tidak bisa menentukan siapa yang menang dan kalah kali ini, dia bisa memanipulasi nilai harta karun. Jika ditambahkan, dia tetap mendapat banyak keuntungan."Aku bertaruh untuk Hasta." Tanpa berbasa-basi, Logan lan
Begitu suara Nabel terdengar, suara tepuk tangan yang meriah langsung memenuhi seluruh arena. Pertarungan yang dinanti-nantikan akhirnya tiba.Kemenangan dan kekalahan kali ini bukan hanya memengaruhi reputasi seseorang, tetapi juga berdampak besar pada keadaan di dunia persilatan.Jika Hasta yang menang, berarti Sekte Pedang akan menjadi sekte terkuat di dunia. Pada saat yang sama, Organisasi Mondial dan Sekte Sihir akan turun derajat.Sebaliknya, jika Luther yang menang, hasilnya akan lebih menakjubkan. Bagaimanapun, Luther yang tidak bergabung dengan sekte mana pun justru berhasil mengalahkan para genius dari sekte besar. Jika kabar ini tersebar, dunia persilatan akan gempar.Ketika saat itu tiba, seluruh sekte akan berlomba-lomba untuk merekrut Luther. Persaingan sengit pun akan terjadi."Dokter Luther! Semangat!""Kalahkan Hasta! Kamu harus berhasil!"Greta dan Roselia bangkit untuk memberi Luther dukungan. Sebelumnya, Hasta mengalahkan Adam dan membuat Organisasi Mondial kehilang
"Berhenti! Berhenti! Paman! Aku mengaku kalah!"Pedang berada tepat di depan leher Charlotte. Charlotte langsung mengangkat kedua tangannya untuk menyerah. Dia tidak berharap dirinya bisa menang dan hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji kemampuan Luther serta kemampuannya. Ternyata, kesenjangan di antara keduanya masih begitu besar."Kamu sangat hebat. Mungkin beberapa tahun lagi, aku bukan lawanmu." Luther tersenyum dan menyimpan Pedang Cakrawala. Dia bukan ingin bersikap rendah hati, melainkan benar-benar kagum dengan potensi Charlotte.Api foniks yang menghitam memiliki kekuatan korosif yang luar biasa. Energi sejati Luther sekalipun tidak dapat menahannya. Dengan kata lain, api itu adalah musuh besar para pesilat.Hanya saja, Charlotte belum terlalu lama memasuki dunia seni bela diri. Jika dihitung-hitung, paling-paling baru dua tahun. Itu sebabnya, dia belum bisa menggunakan kemampuan garis keturunan foniks secara maksimal. Jika berlatih dengan giat, masa depannya
Bam! Cahaya emas memancarkan energi yang sangat menakutkan. Seketika, tanah bergetar dan angin kencang berembus.Luther beserta pedangnya terhempas beberapa meter. Setelah mendarat, dia terdorong dua langkah sebelum menstabilkan tubuhnya.Ketika mendongak, Luther mendapati entah sejak kapan muncul zirah emas di permukaan tubuh Charlotte. Zirah emas memancarkan cahaya terang, membuat sosok Charlotte sangat menyilaukan.Ternyata itu adalah senjata ajaib. Sekte Sihir sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Mereka memiliki banyak harta karun. Sebagai Wanita Suci Sekte Sihir, wajar jika Charlotte memiliki beberapa senjata ajaib sebagai perlindungan diri.Luther sama sekali tidak terkejut. Hanya saja, dia cukup takjub dengan kemampuan senjata ajaib itu. Bukan hanya dapat melindungi penggunanya, tetapi juga dapat menyerang.Tadi pedang Luther mengenai senjata ajaib itu, tetapi tidak menimbulkan kerusakan apa pun. Bahkan, kekuatannya diserap oleh senjata ajaib itu dan menyerangnya balik. Dengan ka
Menghadapi bulu hitam yang memenuhi langit meluncur ke arahnya, Luther mengangkat tangannya. Sebuah perisai cahaya putih pun tiba-tiba muncul dan membentuk tembok di depannya. Bulu hitam itu menabrak di tembok cahaya itu dan menimbulkan riak kecil, tetapi tidak dapat menembus pertahanannya.Namun, api hitam pada bulu-bulu hitam itu langsung menyebar ke seluruh tembok dan segera membakar energi di dalamnya. Hanya dalam beberapa saat saja, tembok pelindung di depan Luther sudah bolong dan meninggalkan sebuah lubang besar.Melihat pemandangan itu, Luther terkejut. Perlu diketahui, energi sejatinya jauh lebih kuat daripada ahli tingkat master biasanya. Bukan hanya memiliki kekuatan serangan yang luar biasa, pertahanannya juga sangat kokoh.Namun, Luther tidak menyangka energi senjatanya ini malah tidak sanggup menahan api foniks milik Charlotte. Kelihatan jelas, betapa hebatnya kekuatan garis keturunan lawannya ini. Dia tidak berani meremehkan dan kembali mengayunkan tangannya lagi saat ap
Gerakan Charlotte sangat cepat dan langkahnya sangat lincah. Dalam sekejap, dia terus memelesat dan sulit untuk ditebak, sehingga semua orang tidak bisa menangkap keberadaannya.Sementara itu, Luther hanya berdiri dengan tenang dan tidak menunjukkan gerakan yang berlebihan."Telapak Bunga Gugur!" Setelah mendekat, Charlotte melayangkan puluhan telapak secara bertubi-tubi. Bayangan telapak hitam itu langsung meluncur ke berbagai titik vital di tubuh Luther.Kekuatan Charlotte sangat spesial dan tekniknya memiliki efek racun, sehingga orang yang terkena serangannya akan langsung kehilangan nyawa. Namun, Luther memiliki tubuh yang kebal terhadap segala racun, sehingga serangannya tidak berguna.Menghadapi bayangan telapak hitam yang mendekat, Luther tidak menghindar dan tiba-tiba melayangkan serangan telapak tangannya.Boom!Tiba-tiba angin bertiup dengan kencang dan menghantam telapak tangan hitam itu dengan kekuatan yang dahsyat.Bang bang bang bang bang.Bayangan telapak hitam yang dil