Apakah semua ini perbuatan Luther? Ariana baru saja memikirkan itu, tetapi langsung membantahnya sendiri. Tidak! Tidak mungkin!Luther sudah bercerai dengan Ariana dan sekarang keduanya bermusuhan, jadi bagaimana mungkin Luther akan membantu Ariana? Lagi pula, Luther juga tidak memiliki kemampuan itu."Wandy! Kamu benar-benar licik! Aku sudah buta waktu itu bisa memercayai orang sepertimu!""Berengsek! Aku sudah menganggapmu sebagai kakak ipar, tapi ternyata kamu lebih parah daripada Luther yang tidak berguna itu!"Setelah mengetahui kebenarannya, Helen dan Keenan marah dan mengutuk Wandy dengan keras. Sebelumnya, mereka sangat percaya dengan Wandy, tetapi tidak menyangka ternyata dia adalah seorang penipu."Semua orang pasti lebih mementingkan dirinya sendiri! Siapa suruh kalian sebodoh itu? Pantas saja ditipu orang!" Ekspresi Wandy mengejek."Semuanya diam! Kalian ribut sekali!"Begitu Aidan berteriak, suasananya langsung menjadi tenang."Aidan! Aku ingin memberi tahu Anda, aku tidak
Setelah disiksa beberapa kali, Ariana akhirnya tidak bisa menahan rasa sakitnya dan pingsan. Punggung Ariana sekarang sudah penuh dengan luka dan tampak mengerikan. Darah masih terus mengalir perlahan-lahan dari luka-luka mengerikan itu. Meskipun Ariana pingsan, tubuhnya masih tetap bergetar."Jenderal, dia sudah pingsan," lapor dari bawahan Sandi."Bangunkan dia dan terus pukul," kata Sandi dengan dingin."Paman, bolehkah aku yang memukulnya sendiri?"Saat ini, Aidan berbicara dengan penuh semangat. Sejak menjadi cacat, keadaan mentalnya telah mengalami perubahan yang besar. Makin cantik wanita itu, dia makin ingin menghancurkannya dengan kejam!"Kalau kamu suka, coba saja." Sandi menganggukkan kepala menyetujuinya."Terima kasih, Paman." Aidan tersenyum sinis.Setelah Ariana sadar, Aidan mengayunkan cambuknya dan memukulnya dengan keras."Ayo katakan!""Bunuh saja aku .... Cepat bunuh saja aku!"Ariana tidak bisa lagi menahan siksaan ini dan keadaan mentalnya hampir hancur. Saat ini,
Luther melangkah maju dan seketika meluncur dengan cepat seperti anak panah yang memelesat dari busurnya!"Cepat! Bunuh dia!" Saat melihat Luther menyerang, Aidan terkejut dan ekspresinya langsung berubah.Namun, sebelum para elite bersenjata lengkap itu bereaksi, Luther sudah tiba di depan mereka. Dia menendang dengan keras, seketika seorang elite langsung terpental seperti ditabrak truk. Pelat baja anti-peluru di dadanya langsung hancur dan tulang rusuknya pun hancur oleh kekuatan pukulan tersebut!Sebelum orang itu terjatuh, Luther sudah beralih menyerang orang lainnya. Dia kembali melayangkan tendangan ke leher orang itu. Dalam hitungan detik, dua orang telah tewas di tangan Luther. Namun, Luther masih tidak berhenti, dia terus menyerang dengan ganas.Luther membunuh semua orang yang ditemuinya dengan mudah. Para elite bersenjata itu bahkan tidak sempat bereaksi terhadap kecepatan dan kekuatan Luther. Dalam hitungan detik, mereka semua telah dijatuhkan satu per satu.Mereka bahkan
Siapa itu Gerald? Dia adalah orang yang memporakporandakan Translandia dan membuat seisi kota itu tidak bisa hidup tenang! Ditambah lagi, dia adalah dalang yang menyebabkan tragedi di ibu kota 10 tahun yang lalu!Sebelumnya, tidak ada yang pernah menyangka bahwa seorang pemuda berusia 15 tahun bisa menghancurkan seisi kota. Pantas saja ... Sandi begitu ketakutan ketika melihat orang ini. Ternyata, pria yang berdiri di hadapannya ini adalah Putra Kirin yang telah menghilang selama 10 tahun!Duk! Kaki ajudannya langsung melemas dan dia terduduk di tanah. Pikirannya menjadi kosong seketika! Setelah menoleh dan melirik kedua orang itu sekilas, Luther tidak lagi memedulikan mereka. Dia hanya berjalan ke hadapan Aidan yang sedang berteriak."Paman, tolong aku!" Aidan menutup kakinya yang patah sambil terus berteriak. Dia bergerak mundur dengan kaki yang terseok-seok, berusaha menghindari Luther."Sudah kubilang, aku akan menghabisi semua tubuhmu hingga tak bersisa!" Luther mengambil cambuk b
Situasi menjadi hening seketika! Ketika pria tua berpakaian batik itu berlutut di hadapan Luther, semua orang tampak tercengang. Tidak ada seorang pun yang menyangka bahwa orang yang bisa membuat Eril bersikap segan ini malah berlutut di hadapan Luther!Pria itu bersikap seperti seorang pelayan yang bertemu dengan majikannya. Situasi macam apa ini?"Hah ...." Wandy tercengang, tidak berani memercayai apa yang sedang dilihatnya.Wandy mengira bahwa Luther hanya memiliki keterampilan seni bela diri yang tinggi. Tak disangka, ternyata dia juga memiliki latar belakang keluarga yang sangat kuat!Bukankah status Eril sudah cukup tinggi? Namun, di depan pria berpakaian batik itu, dia masih harus bersikap begitu rendah diri dan patuh. Sementara itu, pria berpakaian batik itu bahkan harus berlutut di hadapan Luther. Hal ini sungguh tidak masuk akal dan penuh kejutan!Hal ini menunjukkan betapa hebatnya latar belakang Luther yang selalu dianggap remeh olehnya."Tidak mungkin! Mustahil!" Pada saa
Dua hari kemudian, di Klinik Damai ....Ariana yang telah lama pingsan, akhirnya perlahan-lahan sadar. Di depannya adalah sebuah kamar sederhana yang dilengkapi dengan sebuah meja, dua buah kursi, dan sebuah ranjang.Tempat ini tidak asing baginya. Ariana merasa sepertinya dia pernah datang ke tempat ini."Kamu sudah sadar?" Pada saat ini, Luther tiba-tiba berjalan masuk. Dia membawakan semangkuk bubur untuk Ariana.Meskipun rasanya sangat hambar, bagi Ariana yang telah kelaparan selama 2 hari, bubur ini tampak sangat menggugah selera. Mencium wanginya, perut Ariana juga mulai keroncongan."Kamu yang menolongku?" tanya Ariana dengan canggung."Kamu terluka dan jatuh pingsan di tepi jalan. Aku yang memungutmu dan membawamu pulang," jawab Luther dengan santai."Memungutku?" Ariana mengernyit sejenak, lalu berkata, "Oh ya! Sudah berapa lama aku pingsan? Bagaimana keadaan di kediaman Keluarga Devano sekarang? Apa orang tuaku dalam bahaya?"Menghadapi pertanyaan yang bertubi-tubi dari Arian
Setelah beberapa saat, wajah Ariana sudah sepenuhnya menjadi merah dan bercucuran keringat. Tatapannya yang penuh dendam itu membuat Luther bergidik ngeri.Bukankah dia hanya mengoleskan obat? Kenapa seolah-olah dia telah menindas Ariana?"Sudah cukup belum lihatnya? Kalau sudah cukup, keluarlah!" Ariana menutup tubuhnya dengan selimut. Pinggangnya yang ramping dan bokongnya yang montok, membentuk lekuk tubuh yang sangat memikat."Kamu ambil saja dulu obat ini. Setelah mengoleskannya selama 3 sampai 5 hari, bekas lukamu akan menghilang." Luther tidak berani banyak bicara. Setelah meletakkan botol obat tersebut, dia keluar sambil menundukkan kepala.Setelah belasan menit kemudian, Ariana berjalan keluar dari kamar dengan berpakaian rapi. Berbeda dengan sikapnya yang malu-malu dan marah tadinya, kini Ariana tampak dingin seperti biasanya. Dia bersikap seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi."Pinjam ponselmu, aku mau menelepon," kata Ariana sembari mengulurkan tangannya kepada Luther
"Jalang sialan! Aku akan menghabisimu!" Sambil menyentuh wajahnya yang panas, Martien marah besar dan langsung melompat ke depan. Namun, Ariana bereaksi dengan cepat dan langsung menendang selangkangan Martien."Argh!" Martien berteriak kesakitan sambil memegang selangkangannya dan berjongkok. Wajahnya semakin memerah menahan rasa sakit."Menjijikkan!" cibir Ariana, lalu dia berbalik dan keluar dari ruangan. Setelah itu, dia bertemu dengan Luther yang sedang menguping di depan pintu dan berkata dengan tidak sabaran, "Apa yang kamu lakukan?""Tidak apa-apa, aku hanya takut kamu dilecehkan," jawab Luther sambil mengangkat bahunya.Melihat Martien yang terkapar di lantai sambil mengerang kesakitan, tebersit kilatan dingin pada tatapan Luther. Untung saja tadi Ariana yang menanganinya. Jika Luther sendiri yang turun tangan, dia pasti akan menghancurkan kedua tangan si gendut ini!"Sudah selesai urusannya, ayo pergi." Ariana malas menjelaskan lebih lanjut dan melangkah keluar dengan sepatu
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti
Melihat ekspresi penuh keraguan di wajah kakaknya, wajah Huston juga menjadi serius. Dia tahu kakaknya bukan orang yang berbicara tanpa alasan.Di wilayah barat ada banyak makhluk aneh, seperti ras vampir dan manusia serigala. Makhluk-makhluk seperti itu memiliki daya hidup yang luar biasa kuat. Sekalipun kepala mereka dipenggal, belum tentu mereka benar-benar mati.Apakah Poseidon memiliki kemampuan seperti itu? Gerald tidak yakin. Ini karena informasi tentang para raja dewa dari Kuil Dewa sangat minim di Atlandia.Namun, demi berjaga-jaga, akan jauh lebih aman jika mereka bisa menemukan kepala Poseidon.Dodi memimpin pasukan dan armada kapal, sibuk menyisir permukaan laut untuk mencari kepala Poseidon.Sementara itu, di dermaga, perhatian orang-orang mulai beralih ke Loland dan Tiano serta para pengikut mereka. Mereka semua telah diikat erat, lalu dibawa ke hadapan Luther dan Huston.Saat ini wajah Loland sudah pucat, tetapi matanya tetap menunjukkan keteguhan. Dia tahu riwayatnya su
Beberapa saat kemudian, permukaan laut yang tadinya bergelora akhirnya menjadi tenang.Hanya uap air yang masih menyelimuti sekeliling, bagaikan monster raksasa yang perlahan-lahan menyebar, seolah menceritakan betapa dahsyatnya pertempuran yang baru saja terjadi.Luther berdiri di atas permukaan laut dengan wajah serius, menggenggam Pedang Cakrawala dengan erat di tangan. Pakaian di tubuhnya telah compang-camping, tubuhnya penuh luka, dan darah segar terus menetes dari luka-lukanya, mewarnai laut di bawahnya menjadi merah.Plop! Tiba-tiba, sesosok tubuh tanpa kepala muncul dari dalam air. Tubuh itu dipenuhi sisik biru, dengan sepasang sayap biru yang sudah hancur di punggungnya. Di seluruh tubuhnya pun terdapat luka menganga. Darah biru tua bercampur dengan air laut, perlahan menghilang tanpa jejak.Itu adalah tubuh Poseidon!"Ma ... mati ...? Kok bisa?" Melihat jasad tanpa kepala yang mengambang di atas laut, Loland dan Tiano membelalakkan mata mereka. Wajah mereka dipenuhi ekspresi
Saat itu, Poseidon perlahan bangkit dari dalam laut, lukanya telah pulih. Tatapannya menyiratkan sedikit kegilaan. Luka parah yang baru saja dideritanya bukannya membuatnya mundur, justru membangkitkan semangat juangnya yang lebih kuat."Gerald, kamu memang memberiku kejutan. Tapi hari ini, kamu nggak akan lolos dari kematian!" Poseidon menyeringai dingin, trisula di tangannya mulai berputar dengan ganas. Dalam sekejap, permukaan laut yang sebelumnya sudah bergolak menjadi semakin mengamuk.Air laut mulai berputar dengan liar, berpusat pada Poseidon, membentuk pusaran air raksasa yang sangat dahsyat.Pusaran itu terus meluas, diameternya dengan cepat mencapai ratusan meter. Air laut di sekitarnya tersedot secara gila-gilaan, bahkan Loland dan Tiano yang menyaksikan dari kejauhan pun merasakan isapan kuat. Hal ini memaksa mereka mengerahkan energi untuk bertahan."Hm?" Luther mengerutkan kening, wajahnya menjadi serius. Dia merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kek
"Huh, sombong sekali," kata Poseidon sambil mendengus.Air laut di sekeliling langsung bergejolak, lalu berubah menjadi tombak-tombak air yang tajam dan memelesat ke arah Luther. Tombak itu memantulkan cahaya dingin saat berada di bawah sinar matahari dan memenuhi setiap inci ruangan di sekitar Luther.Tatapan Luther menjadi tajam, lalu mengayunkan Pedang Cakrawala di tangannya dengan lembut dan aura pedang hitam pun memelesat. Semua tombak air langsung hancur dan berubah menjadi percikan air yang bertebaran di udara di semua tempat yang dilewati aura pedang itu.Namun, Poseidon masih belum menyerah dan terus melancarkan gelombang-gelombang serangan tanpa berhenti. Dia mengayunkan trisulanya dengan kedua tangan dan menciptakan lingkaran cahaya biru di depannya. Lingkaran itu membesar dengan cepat, lalu menghantam ke arah Luther.Hanya dengan menggerakkan badannya sedikit, Luther sudah menghilang dari tempatnya dengan cepat dan sudah berada di luar jangkauan lingkaran cahaya saat muncul
Poseidon perlahan-lahan membuka tangannya dan matanya yang biru penuh dengan aura membunuh. "Gerald, aku mengakui kamu ini memang luar biasa sampai bisa memaksaku sampai ke titik ini. Untuk menghormatimu, untuk selanjutnya aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Biar kamu bisa melihat kekuatanku yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Poseidon mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke udara. Setelah terdengar suara yang bergema, trisula yang sudah jatuh ke dasar laut langsung memelesat ke permukaan laut dan kembali ke telapak tangannya.Sikap Poseidon yang awalnya terlihat meremehkan, sekarang menjadi sangat serius. Bukan hanya karena kekuatan Luther yang luar biasa, tetapi karena potensinya yang sangat besar juga sampai bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia dua puluhan tahun. Jika dibiarkan terus berkembang, Luther pasti akan menjadi ancaman besar bagi Kuil Dewa. Oleh karena itu, hari ini dia harus membunuh Luther."Perhatikan baik-baik," kata Poseidon sambil perlahan-lahan m
Satu pihaknya adalah genius terhebat dari Negara Drago, sedangkan pihak yang lainnya adalah raja dewa dari Kuil Dewa yang terkenal. Mereka bertarung dengan sengit, setiap gerakan dan teknik yang dikeluarkan memiliki daya hancur yang mengerikan. Seiring dengan pertarungan yang makin dahsyat, wilayah sejauh 100 mil pun menjadi hancur berantakan.Setiap tebasan dari pedang panjang Luther yang terbuat dari energi sejati memancarkan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah akan membelah langit. Sebaliknya, Poseidon yang memegang trisula mampu memanggil angin dan hujan, sehingga setiap serangannya menciptakan gelombang raksasa. Saat aura pedang dan gelombang air saling beradu, seluruh medan pedang langsung menjadi kacau.Sementara itu, Loland dan yang lainnya fokus ke medan perang di depan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Namun, kecepatan Luther dan Poseidon sudah jauh melampaui batas penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka hanya melihat dua bayanga