"Sudah selesai bicara? Kalau sudah, pergi saja, jangan mengganggu kami di sini," usir Luther yang tidak sabaran seraya melambaikan tangannya. Jelas, dia sama sekali tidak menganggap serius Keluarga Hutomo."Kamu ...." Kin baru saja ingin meluapkan amarahnya, tetapi Klark malah mengangkat tangan untuk menghentikannya. Kemudian, dia berkata, "Cukup! Ini memang salahnya Jaden. Meminta maaf adalah hal yang wajar." Begitu mendengarnya, Kin sontak berseru seraya mengernyit, "Kak!""Kenapa? Apakah kamu lupa dengan kata-kata Ayah?" tanya Klark yang memandangnya dengan ekspresi kesal. "Aku ...." Kin tampak menggigit bibirnya dan akhirnya memilih untuk tetap diam."Jaden, minta maaf kepada orang yang sudah kamu pukul. Dengan begitu, masalah ini akan beres," pinta Klark sambil menganggukkan kepala untuk memberi isyarat. "Ma ... maafkan aku," ucap Jaden dengan susah payah dari atas tandu. Orang cerdas tahu kapan harus mengalah. Jaden perlu memulihkan luka di tubuhnya terlebih dahulu."Apa kamu sud
"Kamu ... beraninya kamu menampar anakku?" seru Kin dengan mata terbelalak. Dia jelas tampak sulit memercayai hal ini. Seorang gadis rendahan seperti Charlotte beraninya menampar Jaden di depan umum. Dia benar-benar tidak tahu diri!"Dia bisa memukul ayahku, jadi kenapa aku nggak bisa memukulnya?" jawab Charlotte dengan ekspresi dingin. Kemudian, dia lagi-lagi menendang Jaden dengan keras hingga membuatnya terhempas beberapa meter.Tindakan ini membuat Kin sangat marah. Dengan mata yang memerah, dia berseru, "Kamu ... kamu kurang ajar!" Seiring memuncaknya amarah Kin, beberapa master dari Keluarga Hutomo tampak bergegas maju.Kemudian, Luther berkata dengan nada dingin, "Kenapa? Begini saja kalian sudah nggak sanggup? Ketika Jaden melakukan kekerasan, itu jauh lebih mengerikan daripada ini. Sekarang, Charlotte hanya melampiaskan sedikit amarah saja."Klark menoleh dan memelototi para bawahannya, lalu memerintahkan, "Mundur semuanya!" Hal itu membuat mereka ketakutan dan tidak berani be
Orang itu adalah Jaden, Raja Iblis yang terkenal di ibu kota provinsi dan tuan muda keluarga kaya yang sebenarnya. Orang seperti itu malah dipukuli orang. Bukankah ini terlalu berlebihan? Jika tidak melihatnya secara langsung, mereka tidak akan berani percaya. Keluarga Hutomo yang gagah ternyata memiliki sisi yang begitu lemah. Yang paling menakutkan lagi, orang yang memaksa Keluarga Hutomo untuk tunduk di depan umum adalah Luther!"Siapa sebenarnya orang ini?"Pada saat itu, tatapan semua orang tertuju ke arah Luther menjadi berbeda-beda. Ada yang terkejut, penasaran, ketakutan, dan tentu saja lebih banyak yang merasa kagum. Ada berapa orang di seluruh ibu kota provinsi yang bisa membuat Keluarga Hutomo tunduk? Hanya dengan ini saja sudah cukup untuk menunjukkan hal ini sangat luar biasa. Hardy dan Tiana yang sebelumnya masih meremehkan, saat ini benar-benar kehilangan semangat. Ternyata, merekalah yang tidak tahu apa-apa.Ding ....Pada saat ini, ponsel Luther tiba-tiba berbunyi. Beg
Melihat orang-orang di sekelilingnya yang tampak santai dan gembira, Ariana mengernyitkan alisnya. Dia sudah sengaja datang lebih awal untuk rapat dewan hari ini dan tidak terlambat. Lagi pula, sejak dia masuk, orang-orang itu tetap duduk diam dan sama sekali tidak berniat untuk berdiri, mereka bahkan tidak menyisakan kursi kosong. Mereka jelas-jelas tidak menghormatinya."Herbert, apa maksudmu ini?" tanya Ariana dengan tenang.Dalam hatinya, Ariana tahu jelas Herbert sedang memamerkan kekuasaannya."Apa yang kamu katakan?"Herbert menyalakan sebatang cerutu dan menyilangkan kakinya di atas meja, seolah-olah menganggap ruang rapat itu adalah ruangan kantornya sendiri."Aku yakin kamu harusnya sudah menerima pemberitahuan dari Kepala Keluarga. Sekarang, akulah Presdir dari Grup Warsono," kata Ariana memperingatkan."Jadi?" kata Herbert sambil tersenyum sinis."Kamu sudah menduduki tempat dudukku, itu sudah keterlaluan," kata Ariana sambil menepuk meja.Herbert mengangkat kedua tangannya
"Kalian boleh pergi, tapi tidak berarti aku tidak akan menuntut pertanggungjawaban atas perbuatan-perbuatan kalian."Ariana berkata dengan ekspresi tenang, "Pak Linto, kalau aku tidak salah ingat, sebulan yang lalu, kamu menggunakan dana perusahaan sebesar 40 miliar tanpa izin dan sampai sekarang, masih belum mengembalikannya. Uang sebanyak itu cukup untuk membuatmu mendekam di penjara seumur hidup!"Begitu mendengar perkataan itu, pria botak yang berada di depan sekumpulan orang itu langsung membeku di tempatnya dan keringat dinginnya bercucuran. Dia bertanya-tanya bagaimana mungkin orang lain tahu tentang tindakan ilegalnya yang telah dia tutupi dengan sangat rapi?Ariana tidak mengindahkan pria itu dan terus berbicara dengan tenang, "Bu Leli, sebagai direktur keuangan perusahaan, masalahmu adalah yang terbesar. Perusahaan seharusnya menghasilkan keuntungan setiap tahun, tapi kamu mengubah semuanya menjadi rugi. Kamu bahkan menggunakan alasan ini untuk meminta dana dari pusat untuk m
"Oh? Apa pendapat Pak Herbert?" tanya Ariana dengan tenang.Ariana sudah mengumpulkan banyak informasi rahasia gelap sebagian besar orang, tetapi satu-satunya informasi yang tidak dia dapat adalah Herbert. Bukannya Herbert tidak memiliki rahasia, tetapi dia sangat berhati-hati dan cermat dalam melakukan segala sesuatu, hampir tidak meninggalkan jejak sedikit pun.Herbert mengisap cerutu dan berkata dengan tenang, "Masalah pendapat, aku memang bisa memberimu beberapa saran. Ingin menjadi Presdir kami, kamu harus memiliki otoritas dan kemampuan yang cukup. Singkatnya, kamu harus mampu membuat kami kaya, kami semua baru bisa merasa puas."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepalanya. Semua orang bersatu dan berpisah demi keuntungan. Bisa mendapatkan uang yang lebih banyak adalah tujuan mereka paling akhir.Ariana berkata dengan tenang, "Aku berani menduduki posisi ini, tentu saja aku memiliki keyakinan. Aku tidak berani berjanji hal lain, tapi setelah aku naik jabatan, upa
Setelah dilihat dengan cermat, wanita itu ternyata adalah Roselyn."Luther, kenapa kamu ada di sini?" Roselyn melirik sebentar dan merasa terkejut."Aku adalah Kepala Departemen Keamanan di perusahaan, jadi kenapa aku tidak boleh berada di sini?"Luther mengambil sebuah apel dan mulai menggigitnya.Roselyn tertegun sejenak. "Kepala Departemen Keamanan? Kak, apa kamu tidak salah? Bahkan aku juga hanya sebagai sekretaris, kamu malah memberinya jabatan kepala departemen. Kenapa?"Ariana berkata dengan ekspresi dingin, "Aku tidak perlu menjelaskan apa yang kulakukan kepadamu. Selain itu, kamu masih tahu kamu adalah sekretaris? Hari pertama bekerja sudah terlambat 32 menit, kamu benar-benar profesional!"Semuanya karena bujukan ibu dan bibinya, Ariana baru memberi kesempatan kepada Roselyn untuk mendapatkan pengalaman bekerja. Namun tidak disangka, Roselyn akan begitu tidak kompeten."Tadi macet di jalan, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula, aku hanya terlambat setengah jam, haru
"Kamu Ketua Faksi Draco?" Roselyn terkejut sejenak, lalu menatap dengan terbengong dan berkata, "Luther, kamu jangan membual. Memangnya kamu ini siapa? Beraninya kamu mengaku-ngaku sebagai Ketua Faksi Draco?""Luther, jangan bercanda lagi. Serius dong," kata Ariana sambil memelototi Luther. Jelas sekali, dia tidak percaya dengan ucapan Luther. Baru berapa hari Luther tiba di provinsi ini? Mana mungkin dia bisa jadi ketua faksi?"Untuk apa aku bohongi kalian? Kalau nggak percaya, kalian pergi saja ke Faksi Draco denganku. Aku bisa memberi kalian uangnya setiap saat," kata Luther menjanjikan."Huh! Kamu anggap kami ini bodoh, ya? Apa kami masih bisa hidup kalau pergi ke Faksi Draco untuk meminta uang?" kata Roselyn dengan kesal."Ya sudah, aku saja yang pergi," balas Luther. Dia malas berdebat kusir dengan kedua orang itu lagi. Lagi pula, ini bukan masalah besar. Kenapa mereka sampai berlebihan begini."Tunggu! Aku ikut denganmu." Melihat Luther sudah hendak pergi, Ariana langsung bangki