"Hei! Berani sekali kamu memukul orang Keluarga Oscario. Kamu sudah gila, ya?"Melihat Supri tergeletak tidak berdaya di lantai, Tiana dan yang lainnya langsung pucat ketakutan. Mereka tidak menyangka Luther berani meremehkan Keluarga Oscario."Tinggal bertarung saja, 'kan? Memangnya apa yang bakal terjadi?" balas Luther tanpa peduli.Tiana memandang Luther dengan sinis dan berkata, "Huh! Kamu benar-benar nggak takut mati! Keluarga Oscario itu salah satu dari Lima Keluarga Bangsawan. Setelah menyinggung Keluarga Oscario, kamu mungkin bakal langsung dibunuh besok pagi!""Oh ya? Aku nggak sependapat tuh," balas Luther sambil mengangkat bahu.Hardy berkata dengan nada muram, "Bung, jangan kira kamu bisa berbuat sesuka hati di ibu kota provinsi hanya karena punya sedikit uang. Kekuasaan Keluarga Oscario jauh melampaui imajinasimu. Selain itu, Terry juga selalu menjaga orang-orangnya. Dinilai dari temperamennya, dia nggak akan pernah mengampunimu setelah tahu kamu menindas adiknya!""Kalau
Keesokan paginya, sebuah Bentley perak tiba-tiba berhenti di depan pintu masuk saat Luther sedang membaca buku medis. Segera setelahnya, Belinda keluar dengan panik dari mobil."Gawat, Luther! Terjadi sesuatu pada ayahku!" seru Belinda dengan cemas begitu berjalan masuk."Jangan panik, ayahmu nggak akan mati untuk saat ini," kata sambil Luther sambil menaruh bukunya dengan perlahan. Dia sama sekali tidak tampak terkejut."Hm? Kamu tahu dari mana?" ujar Belinda terkejut."Bukannya aku sudah bilang kemarin? Ayahmu terkena guna-guna dan nggak akan bertahan lebih dari tiga hari. Hari ini hari kedua, jadi dia masih punya satu hari lagi," kata Luther dengan tenang."Jadi, kita harus gimana? Apa kamu bisa menyembuhkan ayahku?" tanya Belinda.Luther menjawab, "Tentu saja, tapi aku punya syarat.""Syarat apa?" tanya Belinda lagi."Aku ingin Keluarga Caonata mengikuti keinginan kakakmu untuk membatalkan perjanjian nikah dengan Keluarga Sunaryo," ujar Luther.Belinda mengernyit dan berkata, "Memb
Siang itu, di vila milik Keluarga Caonata.Luther naik mobil Belinda yang melaju masuk dengan mulus. Sebagai salah satu dari Lima Keluarga Bangsawan, markas utama Keluarga Caonata ini sangatlah mewah. Ada danau buatan, taman, peternakan, kilang anggur, dan beberapa bangunan vila terpisah yang megah.Selain itu, juga ada ratusan pengawal yang berjaga baik di dalam maupun di luar bangunan. Pelayan di sana setidaknya berjumlah puluhan orang. Keluarga ini benar-benar layak disebut keluarga bangsawan. Luther mengagumi pemandangan di taman sambil memikirkan tentang pertemuan tahunan Keluarga Caonata besok."Sudah sampai," ujar Belinda.Saat ini, Bentley perak Belinda perlahan berhenti di depan pintu vila utama. Saat Luther dan Belinda keluar dari mobil, Susan dan dua orang pelayan sudah berdiri di depan pintu, sepertinya mereka sudah menunggu lama.Susan mengamati Luther dari atas ke bawah, lalu berkata dengan dingin, "Kamu sudah datang? Kemarin, kamu bilang suamiku diguna-guna. Apa itu bena
Patrick menyilangkan tangannya dan bertanya dengan nada angkuh, "Jadi, kamu setuju?"Luther mengangguk dan menjawab, "Tentu, karena kamu sangat percaya diri, aku mau lihat seberapa hebatnya kamu. Kuharap kamu nggak menyesalinya nanti.""Bagus! Hari ini, aku akan membuatmu melihat perbedaan antara pengobatan tradisional dan pengobatan Barat!" ujar Patrick sambil tersenyum percaya diri.Kemudian, Patrick membuka kotak obatnya dan mengeluarkan tabung obat berwarna hijau seraya menjelaskan, "Ini adalah obat penawar racun terbaru yang dikembangkan oleh tim medis kami. Dengan obat ini, pasien akan sadar dalam waktu kurang dari 30 menit.""Semoga beruntung," balas Luther dengan singkat."Buka matamu lebar-lebar dan saksikan sendiri kehebatan sains!" ujar Patrick sambil perlahan menyuntikkan obat berwarna hijau itu ke dalam tubuh Kevin.Sepuluh menit kemudian, Kevin yang tidak sadarkan diri tiba-tiba bereaksi. Dahinya mulai berkeringat dan seluruh tubuhnya perlahan menjadi hangat. Wajahnya yan
Saat ini, wajah Susan menjadi sangat masam."Aneh banget! Obat penawar yang kami kembangkan ini sudah diverifikasi banyak departemen. Seharusnya nggak mungkin gagal," kata Patrick yang menjadi sedikit gugup."Jadi, kita harus gimana sekarang?" tanya Susan sambil mengernyit."Lingkungan dan peralatan di sini terlalu bobrok. Aku nggak punya solusi yang lebih baik," ujar Patrick dengan serius.Wajah Susan menjadi teramat masam saat dia berkata, "Jadi, pada akhirnya kamu sama sekali nggak bisa membantu?" Awalnya, dia berpikir seorang penyelamat sudah datang untuk menolong suaminya. Namun, ternyata orang itu hanya dokter payah!"Tuan Patrick, gimana kalau kamu pikirkan cara lain?" desak Ken yang masih tidak mau menyerah."Nggak ada gunanya. Fasilitas medis di negara kalian terlalu buruk. Pasien mungkin cuma bisa disembuhkan di negaraku," jawab Patrick sambil menggeleng. Dia masih saja terdengar membanggakan negara asalnya."Kalau nggak mampu, bilang saja begitu. Jangan salahkan peralatan me
Kevin sudah siuman. Tidak lama setelah muntah darah hitam, dia akhirnya sadar. Tubuhnya masih sangat lemah, tetapi setidaknya nyawanya sudah terselamatkan.Setelah melihat Kevin siuman, Patrick pun mengaku kalah dan meminta maaf pada Luther dengan tulus. Dia mengakui dirinya telah tinggi hati dan meremehkan kehebatan pengobatan tradisional. Pulang nanti, dia akan mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai profesor dan mulai belajar pengobatan tradisional.Luther tidak terlalu mempermasalahkan hal ini. Patrick memang sombong, tetapi saat menghadapi orang yang benar-benar lebih hebat, dia akan menghormati orang itu dari lubuk hati terdalamnya.Sementara itu, Juno dan keluarganya berbasa-basi sejenak setelah melihat Kevin selamat. Setelah itu, mereka langsung berpamitan. Namun, Ken sempat melempar tatapan tajam pada Luther sebelum pergi."Gimana perasaan Ayah? Apa ada yang nggak nyaman?" tanya Belinda sambil mendekati ranjang Kevin dengan membawa segelas air hangat."Cukup baik, tapi per
"Hm?" Kevin mendongak dan menoleh pada Susan.Susan memberanikan diri berkata, "Kondisimu sangat kritis, aku juga sedang panik mencari perawatan medis. Waktu kudengar kalau Luther bisa menyembuhkanmu, aku pun mengizinkan dia bertemu Bianca.""Sudahlah, kamu juga berniat baik," ujar Kevin, tidak mempermasalahkannya lebih jauh. Kemudian, dia menoleh pada Luther dan berkata dengan tenang, "Kalian boleh bertemu, tapi sebaiknya kamu nggak macam-macam. Aku akan mengutus seseorang untuk mengawasimu, mengerti?""Nggak masalah!" sahut Luther."Belinda, bawa dia menemui kakakmu," perintah Kevin."Oke!" jawab Belinda dengan riang.Bianca sudah menunggu-nunggu kesempatan ini. Sekarang, akhirnya dia akhirnya bisa bertemu dengan Luther.Saat Luther hendak keluar, dia tiba-tiba berhenti melangkah, lalu berbalik dan berkata, "Paman Kevin, guna-guna ini sangat serius. Orang yang melakukan ini padamu pasti nggak berniat baik. Paman harus lebih berhati-hati terhadap orang-orang di sekitar!""Ya, aku meng
Saat ini, di taman belakang Kediaman Caonata, seorang wanita yang sangat cantik sedang duduk di jembatan lengkung di atas kolam.Wanita itu tengah diam-diam memandangi gerakan lincah ikan koi yang berenang di dalam air. Kedua kakinya yang lembut dan putih menggantung di udara, serta berayun maju dan mundur. Jari kakinya yang bak permata itu sesekali merendam ke dalam air dan menciptakan riak gelombang.Di bawah sinar matahari, kecantikan wanita itu seolah-olah bersinar. Dia terlihat seperti peri yang sangat memukau. Meskipun taman ini dipenuhi dengan berbagai macam bunga yang mekar, semuanya menjadi tak berarti di hadapan wanita itu.Tak, tak, tak ....Wanita itu meraih sejumput makanan ikan dan melemparkannya ke dalam kolam. Dalam sekejap, ribuan ikan koi melompat-lompat dalam air dan menyemburkan semburan air di mana-mana. Pemandangan ikan koi berwarna-warni yang bersaing satu sama lain untuk makanan ini, tampak seperti sebuah lukisan alami."Aku sangat iri pada kalian yang nggak mem