Luther juga tidak keberatan, dia bisa menganggapnya sebagai sarana bersantai.Dua puluh menit kemudian, Luther dan Charlotte turun dari bus di pintu masuk sebuah restoran yang menyediakan tempat karaoke.Dibandingkan dengan tempat karaoke biasa yang ramai, restoran ini lebih sepi. Tiga hingga lima orang membentuk kelompok kecil dan duduk bersama. Minum-minum, mengobrol, dan mendengarkan musik di sini rasanya cukup menyenangkan."Charlotte! Sini!"Begitu keduanya masuk, seorang gadis berambut pendek berdiri dan melambai ke arah Charlotte. Luther menoleh ke sumber suara dan melihat beberapa wajah familier. Salah satunya adalah gadis berambut pendek yang merupakan teman Charlotte, Tiana. Satunya lagi adalah sosok populer di sekolah Charlotte, Hardy.Beberapa remaja yang tersisa juga tampak familier, tetapi Luther tidak tahu siapa nama mereka. Satu-satunya wajah baru di mata Luther adalah seorang gadis cantik yang mengenakan seragam sekolah. Dengan wajah oval yang cantik, penampilan murni,
"Hei! Apa maksudmu?" Melihat pria mesum itu mengganggu temannya, Hardy langsung berdiri dan berseru, "Temanku sudah bilang kalau dia nggak bisa menyanyikan lagu itu! Kenapa kamu terus memaksanya?""Iya! Kamu memaksa orang menyanyikan lagu yang nggak bisa dinyanyikannya, bukannya itu mempersulit orang namanya!" teriak Tiana.Meski yang lainnya tetap diam, mereka semua juga tampak marah."Oh! Ada yang mau sok pahlawan, ya?" Pria gemuk itu mencibir dan berkata, "Karena gadis itu sudah naik ke panggung, dia harus mengikuti aturan. Aku sudah memberinya hadiah, jadi dia harus menyanyikan sebuah lagu untukku!""Huh! Apa hebatnya hadiah sesedikit itu? Uang itu bahkan nggak cukup untuk aku jajan!" Hardy mengerutkan bibirnya dan berkata dengan sinis, "Oke! Kamu mau kami mengikuti aturan, 'kan? Aku akan ikut aturanmu. Hei, beri aku 100 mawar. Untuk lagu pertama, silakan nyanyi lagu apa pun!" Sambil berkata begitu, Hardy langsung membayar 20 juta."Wah! Bukan orang biasa nih! Dia langsung membayar
"Dua puluh miliar?"Begitu ucapan Luther terdengar, semua orang memandangnya dengan takjub. Dua puluh miliar adalah uang yang mungkin tidak dapat didapatkan orang biasa seumur hidupnya. Siapa orang yang begitu royal ini? Begitu bicara, dia langsung membuat orang terkejut!"Hei! Paman, apa kamu punya uang sebanyak itu?" tanya Charlotte dengan terkejut."Bung, biar kunasihati, kamu nggak usah berlagak keren kalau nggak punya uang. Nggak keren kalau kamu nanti dipermalukan," kata Hardy sambil mengamati Luther dari atas ke bawah dengan tatapan sinis. Meskipun dia sudah dikalahkan pria gemuk itu hingga tidak berani bicara, dia tetap saja meremehkan Luther. Mengapa pria udik berpakaian lusuh ini berani menantang orang kaya?"Huh! Kamu pasti bilang begitu demi jadi pusat perhatian. Kita lihat saja bagaimana nasibmu nanti!" ujar Tiana dengan ekspresi meremehkan. Dia tidak percaya orang seperti Luther bisa mengeluarkan uang 20 miliar.Pria gemuk itu tertegun sejenak, lalu melihat ke sekeliling
Luther mengenakan pakaian yang sangat sederhana, bahkan bisa dibilang sedikit lusuh. Namun, kepercayaan diri dan ketenangannya membuat orang-orang berekspektasi tinggi padanya. Menurut mereka, Luther mungkin adalah orang yang terbiasa berlagak hebat untuk pamer, tetapi ada juga kemungkinan bahwa dia benar-benar punya 20 miliar.Saat semua orang tengah menunggu hasilnya, bos restoran mendadak datang dan berkata, "Maaf, Tuan. Sandinya salah, transaksi nggak berhasil.""Salah sandi?" ujar Luther sedikit terkejut. Bukankah kata sandinya enam angka enam? Mungkinkah dia salah mengingatnya?"Hahaha! Bocah, apa ini 20 miliar yang kamu bilang? Kalau nggak punya uang, bilang saja terus terang. Untuk apa berlagak kaya? Kamu kira kebohonganmu nggak bakal terungkap? Menggelikan sekali!" ujar pria gemuk itu sambil tertawa terbahak-bahak."Huh! Kukira dia kaya, ternyata cuma pura-pura. Aku sampai dibuat terkejut.""Iya! Lagaknya keren sekali, akhirnya bobroknya ketahuan juga sekarang. Memalukan sekal
Semua orang di sana tercengang saat melihat bos restoran itu membungkuk dan meminta maaf berkali-kali. Wajah tiap-tiap orang dihiasi ekspresi tidak percaya. Jumlah 20 miliar salah dimasukkan dan berubah menjadi 200 miliar. Namun, transaksi tetap berhasil? Sebenarnya berapa banyak uang yang ada di dalam kartu ini?Detik ini, tidak ada satu pun yang tertawa lagi. Sebaliknya, orang-orang mulai melempar tatapan terkejut dan iri pada Luther. Baik di kehidupan ini maupun di kehidupan mendatang, memiliki uang 200 miliar adalah hal yang sulit terjadi pada orang biasa. Namun, Luther menghabiskannya begitu saja. Dia adalah orang kaya yang sebenarnya!Setelah keterkejutannya reda, reaksi pertama Hardy adalah berkata dengan ragu, "Mu ... mustahil! Bos, kamu nggak salah lihat, 'kan? Orang ini nggak mungkin punya uang sebanyak itu!"Mungkinkah Luther memiliki 200 miliar lebih jika dia berpakaian selusuh ini?"Iya, pasti ada yang salah! Mana mungkin ada orang yang membawa kartu dengan uang sebanyak i
Status Terry di dunia persilatan bahkan diam-diam mengejar Harry. Orang sepertinya selalu dihormati ke mana pun dia pergi."Huh! Memang kenapa kalau kamu kaya? Saat bertemu dengan Keluarga Oscario, bukannya kamu juga harus tunduk?" ujar Hardy sambil tersenyum senang.Keluarga Oscario adalah keluarga seni bela diri yang mendominasi. Setelah dipermalukan kali ini, Supri pasti tidak akan diam saja."Keluarga Oscario sangat berkuasa. Tampaknya orang ini dalam masalah," ujar Tiana sambil menggeleng. Sikapnya bak orang luar yang sedang menonton pertunjukan.Kaya dan berkuasa adalah dua konsep yang berbeda. Di mata orang-orang berkuasa, beberapa orang kaya baru sama sekali tidak perlu dikhawatirkan.Supri tersenyum puas dan berkata, "Bocah, kamu takut, 'kan? Setelah tahu identitasku sekarang, kamu pasti sudah tahu harus ngapain, 'kan?"Meskipun Supri tidak mampu membayar 200 miliar, dia memiliki kakak laki-laki yang kuat dan berkuasa. Selama dia menyebut nama Terry, tidak banyak orang di selu
"Hei! Berani sekali kamu memukul orang Keluarga Oscario. Kamu sudah gila, ya?"Melihat Supri tergeletak tidak berdaya di lantai, Tiana dan yang lainnya langsung pucat ketakutan. Mereka tidak menyangka Luther berani meremehkan Keluarga Oscario."Tinggal bertarung saja, 'kan? Memangnya apa yang bakal terjadi?" balas Luther tanpa peduli.Tiana memandang Luther dengan sinis dan berkata, "Huh! Kamu benar-benar nggak takut mati! Keluarga Oscario itu salah satu dari Lima Keluarga Bangsawan. Setelah menyinggung Keluarga Oscario, kamu mungkin bakal langsung dibunuh besok pagi!""Oh ya? Aku nggak sependapat tuh," balas Luther sambil mengangkat bahu.Hardy berkata dengan nada muram, "Bung, jangan kira kamu bisa berbuat sesuka hati di ibu kota provinsi hanya karena punya sedikit uang. Kekuasaan Keluarga Oscario jauh melampaui imajinasimu. Selain itu, Terry juga selalu menjaga orang-orangnya. Dinilai dari temperamennya, dia nggak akan pernah mengampunimu setelah tahu kamu menindas adiknya!""Kalau
Keesokan paginya, sebuah Bentley perak tiba-tiba berhenti di depan pintu masuk saat Luther sedang membaca buku medis. Segera setelahnya, Belinda keluar dengan panik dari mobil."Gawat, Luther! Terjadi sesuatu pada ayahku!" seru Belinda dengan cemas begitu berjalan masuk."Jangan panik, ayahmu nggak akan mati untuk saat ini," kata sambil Luther sambil menaruh bukunya dengan perlahan. Dia sama sekali tidak tampak terkejut."Hm? Kamu tahu dari mana?" ujar Belinda terkejut."Bukannya aku sudah bilang kemarin? Ayahmu terkena guna-guna dan nggak akan bertahan lebih dari tiga hari. Hari ini hari kedua, jadi dia masih punya satu hari lagi," kata Luther dengan tenang."Jadi, kita harus gimana? Apa kamu bisa menyembuhkan ayahku?" tanya Belinda.Luther menjawab, "Tentu saja, tapi aku punya syarat.""Syarat apa?" tanya Belinda lagi."Aku ingin Keluarga Caonata mengikuti keinginan kakakmu untuk membatalkan perjanjian nikah dengan Keluarga Sunaryo," ujar Luther.Belinda mengernyit dan berkata, "Memb
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru