Untungnya, Ronald tidak bersikeras melawan, jika tidak, dia sudah mati."Jadi, kamu berencana untuk bergabung dengan Faksi Draco?"Ronald menenangkan dirinya dan menyalakan sebatang rokok lagi."Bergabung dengan Faksi Draco bukan masalah, tapi aku ingin menjadi pemimpin," kata Luther yang mengejutkan semua orang.Ronald bergetar dan rokok di mulutnya terjatuh ke lantai lagi. Apakah anak itu tidak bisa berbicara seperti orang biasa?"Hei! Apa kamu sudah gila? Kakakku juga hanya sebagai wakil di Faksi Draco, kamu ingin menjadi pemimpin?" kata pria berjas itu dengan kesal.Ronald menarik napas dalam-dalam dan memasukkan sebatang rokok ke mulutnya untuk ketiga kalinya, lalu berkata dengan tenang, "Anak Muda, apa kamu tahu seberapa besar Faksi Draco itu? Kedudukannya bahkan berada di posisi atas di seluruh ibu kota provinsi ini, kamu tidak memiliki latar belakang dan kekuatan, kenapa berani mengatakan hal ini?""Karena ini."Luther menjentik jari-jarinya dan sebuah cahaya yang tajam meluncu
Di seberang jalan dari ruang karaoke, ada sebuah kafe. Hardy dan kelompoknya tidak pergi, mereka malah duduk di sebuah meja dan berniat untuk melihat keributan yang terjadi."Charlotte, apa kakak tampan tadi adalah kerabatmu? Dia sungguh ganteng dan juga sangat berani. Dia berani menantang Tuan Ronald begitu saja.""Benar, tampan dan berani. Kakak seperti itu benar-benar memberikan rasa aman."Beberapa gadis itu berkumpul bersama dan mulai menggosip. Terutama saat membicarakan tentang Luther, mereka semua bersemangat dan merasa sangat kagum.Hardy berkata dengan cemburu, "Huh! Apa gunanya bisa bertarung? Zaman sekarang, yang penting adalah kepintaran, koneksi, dan latar belakang. Lagi pula, orang itu sudah menyinggung Tuan Ronald, apa bisa keluar dari ruang karaoke dengan selamat juga masih menjadi masalah. Jadi, ada apa yang perlu dibanggakan?""Benar sekali! Dia sudah memukul orang Tuan Ronald dan mempermalukan Faksi Draco. Sehebat apa pun juga hanya akan berakhir buruk.""Sebenarnya
"Benar-benar sudah keluar?"Hardy tertegun sejenak dan merasa terkejut. Dia juga tidak menyangka Luther benar-benar bisa keluar dari situasi itu dengan selamat, dia hanya menelepon ayahnya tanpa berharap apa pun. Sejak kapan ayahnya memiliki pengaruh sebesar ini?"Itu ... apa kamu baik-baik saja?"Charlotte adalah orang pertama yang keluar dari kafe dan menyambut Luther. Kemudian, dia diikuti oleh sekelompok teman sekelasnya.Luther mengayunkan tangannya. "Apa yang bisa terjadi padaku? Aku yang seharusnya bertanya kenapa kamu masih belum kembali?"Gadis berambut pendek itu menyela, "Charlotte khawatir kamu akan dibunuh, jadi dia tetap di sini untuk melihat. Harus diakui, nasibmu benar-benar baik, sudah menyinggung Tuan Ronald saja masih bisa keluar dengan selamat.""Apa Tuan Ronald sangat luar biasa? Aku tadi tidak menghajarnya sudah termasuk mengampuninya," kata Luther dengan tenang.Tatapan gadis berambut pendek itu melihat Luther seolah-olah dia gila. "Apa? Kamu ingin menghajar Tuan
Di sebuah pemukiman pinggiran kota, ada sebuah bangunan bergaya barat. Begitu Luther dan Charlotte turun dari mobil, mereka melihat Harsa yang gelisah sedang bolak-balik di depan pintu dengan ekspresi penuh khawatir dan gelisah.Begitu melihat Luther, Harsa segera menyambutnya dengan gembira, "Pak Luther, Anda baik-baik saja? Saya baru saja menelepon Nona Kedua, tak disangka dia begitu cepat menyelamatkan Anda.""Terima kasih, Paman Harsa. Tapi, masalah kecil seperti ini tidak usah merepotkan Keluarga Caonata," kata Luther sambil tersenyum."Masalah kecil?" kata Harsa dengan sudut matanya berkedut.Sudah menyinggung Tuan Ronald masih dianggap masalah kecil? Jadi, bagaimana baru dianggap masalah besar? Namun, melihat Luther dalam keadaan baik-baik saja, hatinya juga merasa lega."Charlotte, bagaimana denganmu?" kata Harsa sambil mengalihkan pandangannya ke putrinya."Tidak perlu kamu mengkhawatirkanku. Kelak, jangan pernah muncul di hadapan teman-teman sekelasku lagi!"Setelah melontark
Luther merasa sangat kesal. Padahal Charlotte yang datang sendiri, tapi dia malah menyalahkan Luther yang berpikir berlebihan? Memangnya itu pantas? Namun, dia juga terlalu malas untuk memperdebatkan masalah ini. Akhirnya, Luther bertanya, "Katakanlah, ada masalah apa yang perlu kubantu?""Melihatmu berkelahi hari ini, sepertinya kamu sangat hebat. Bahkan 20-30 orang pun bukan lawanmu. Bagaimana kamu melakukan hal itu?" tanya Charlotte penasaran."Kamu pernah dengar yang namanya seniman bela diri kuno? Aku adalah orang seperti itu. Jangankan 20-30 orang, bahkan 200-300 orang sekalipun bukanlah lawanku," jawab Luther dengan tenang."Cih! Kamu pasti membual, 'kan? Mana mungkin kamu bisa melawan orang sebanyak itu?" kata Charlotte dengan wajah tak percaya. Orang awam memang sangat minim pengetahuan mengenai seniman bela diri kuno, mereka tidak akan bisa mengenalinya meskipun bertemu."Baiklah, anggap saja kamu memang sangat hebat. Apa kamu bisa mengajariku? Permintaanku nggak terlalu ting
Keesokan paginya, Luther yang baru saja bangun tidur mendapat sebuah panggilan dari Ronald."Halo, apakah Anda sudah bangun, Tuan Luther?""Baru saja, ada apa? Apa sudah ada hasilnya?" tanya Luther."Tuan Luther, ketua kami ingin menemui Anda. Kalau ada masalah, kita bisa membicarakannya dengan baik," kata Ronald sambil tersenyum tipis."Boleh, di mana lokasinya?" jawab Luther dengan lugas."Sekolah Bela Diri Draco.""Baik, aku akan ke sana sebentar lagi," balas Luther. Setelah mengakhiri panggilan, Luther membersihkan diri, lalu memanggil taksi untuk berangkat menuju lokasi yang dijanjikan. Dia sudah menduga bahwa Faksi Draco tidak akan takluk semudah itu. Berhubung Luther sedang senggang, dia memutuskan untuk meladeni orang-orang ini.Setengah jam kemudian, mobilnya berhenti di depan pintu Sekolah Bela Diri Draco. Begitu turun dari mobil, Ronald beserta beberapa bawahannya datang untuk menyambut Luther. "Anda sudah datang ya, Tuan Luther? Silakan masuk.""Ya," sahut Luther seraya men
"Bocah! Besar sekali nyalimu menantang kami berempat!"Di atas arena, keempat pria botak itu menatap Luther dengan waswas dan mencibir. Mereka sudah banyak melihat ahli bela diri di provinsi, tapi pada akhirnya semua kalah di tangan mereka. Tidak terkecuali juga hari ini."Jangan banyak bicara, ayo cepat maju." Luther meletakkan tangan kirinya di belakang punggung, lalu mengulurkan tangan kanannya perlahan-lahan."Kalau kamu memang ingin mati secepat itu, aku akan mengabulkan permintaanmu!" Salah seorang pria botak itu melangkah maju dan memelesat ke arah Luther sambil melayangkan tinjuan. Saking hebatnya tinjunya ini, tempat yang dilaluinya bahkan terdengar deru angin yang dahsyat."Mengerikan sekali angin tinjunya ini! Kalau sampai terkena orang, mungkin orang itu akan langsung mati!""Kutarik kembali ucapanku tadi. Jangankan 3 jurus, sepertinya dia bahkan nggak akan bertahan 1 jurus pun!"Beberapa wanita cantik di sampingnya tampak kaget melihat tinju yang dilancarkan oleh pria bota
Seketika, keempat orang itu merasa ketakutan tanpa sebab."Kalau kemampuan kalian hanya seperti ini, lupakan saja." Luther meregangkan ototnya dengan malas. Ekspresinya terlihat seakan-akan telah kehilangan minat."Cari mati kamu!" Keempat orang itu langsung murka. Mereka saling memandang satu sama lain, lalu kembali menyerang Luther. Kali ini, mereka tidak segan-segan mengincar titik kelemahan Luther. Setiap serangan yang dilancarkan itu sangatlah sadis dan bisa berakibat fatal."Huh!" Luther mendengus, lalu mengentakkan kakinya hingga membentuk sebuah lubang di arena pertempuran. Seketika, seisi gedung itu terguncang hebat! Pada saat bersamaan, sebuah energi sejati yang dahsyat menguar bagaikan ombak dan menyapu keempat orang tersebut.Bum!Seolah-olah ditabrak oleh truk, keempat orang itu terpelanting jauh dan menyemburkan darah dari mulut mereka. Pada akhirnya, mereka terbanting dengan keras di lantai dan tak sadarkan diri."Hah ...." Melihat keempat orang yang terlempar jauh itu,
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk
Sayap yang muncul di punggung Amir berwarna hitam pekat, dengan kilau logam, dan ukuran yang melebihi 10 meter saat direntangkan.Saat dikepakkan secara pelan, angin kencang langsung mengitari ruang di sekitar, menimbulkan lolongan keras. Suasananya sangat mencekam.Selain sayap yang muncul, wujud Amir juga berubah drastis.Wajah tampannya kini tampak kusam. Kulitnya berkerut, tulang pipinya menonjol, taringnya mencuat, dan di kepalanya tumbuh sepasang tanduk.Tubuhnya kini menjadi tinggi, tapi sekaligus juga menjadi sangat kurus. Melalui kulitnya, orang dapat melihat tulang, dada, dan tulang rusuknya. Dari kejauhan, dia tampak menyerupai kerangka yang menyeramkan.Inilah wujud terkuat dari Amir.Setelah berubah bentuk, kecepatan, tenaga, pertahanan, dan reaksinya bertambah secara drastis. Selain itu, hasratnya untuk menyedot darah juga semakin kuat. Singkatnya, dia sudah menjadi iblis pemakan manusia.Melihat perubahan wujud Amir, orang-orang dari Kuil Dewa yang tadinya mau memprotes
Amir sangat cepat. Gerakannya terlihat seperti teleportasi yang bahkan membuat pesilat ulung tingkat master tidak sempat bereaksi.Terlebih lagi, Pele sudah menyita semua perhatian Riley. Riley pun menjadi lengah terhadap serangan dadakan Amir.Pada saat semua pesilat ulung mengira serangan Amir akan mengenai sasaran, sebuah jimat merah tiba-tiba muncul. Jimat itu menempel tepat di dahi Amir saat taringnya hanya berjarak tiga sentimeter dari leher Riley.Bam!Suara dentuman terdengar. Jimat merah itu meledak. Energi yang membeludak membuat Amir terpental beberapa meter. Sebelum sempat mendarat, bara api yang menggelora sudah menelannya dalam sekejap."Ah!!!"Amir yang diselimuti api ganas berteriak histeris. Hanya dalam sekejap, kulit dan tubuh Amir sudah rusak dan menjadi gosong.Adegan mengerikan itu sekali lagi membuat orang-orang yang menyaksikannya tercengang.Barusan, Amir sudah hampir berhasil mencapai Riley. Siapa sangka, Riley ternyata sudah mewaspadainya. Serangan itu langsun