Ariana mengernyitkan alisnya. Itu bukanlah jumlah kecil. Tidak banyak orang di Jiloam yang sanggup langsung mengeluarkan dana sebesar 2 triliun."Tentu saja, kalau kamu gagal mendapatkan uang itu, kamu bisa langsung mengundurkan diri. Jangan menghambat perkembangan perusahaan," kata Amanda sambil mencibir. Dana 2 triliun ini bukanlah permintaan dari kepala keluarga, melainkan adalah rintangan yang dibuatnya sendiri.Pasalnya, Amanda tidak ingin membiarkan orang luar memegang kekuasaan sebesar itu. Jadi, dia berusaha mencari alasan agar Ariana bisa mundur dengan sendirinya. Pada saatnya nanti, dia juga bisa memberi penjelasan yang masuk akal jika kepala keluarga mempertanyakannya."Kenapa jadi diam? Jangan-jangan kamu nggak sanggup melakukan hal sekecil ini?" sindir Amanda."Huh! Kalau kamu nggak sanggup, biar aku saja yang jadi presdir!" kata Catherine. Dengan koneksi dan bantuan dari neneknya, dana 2 triliun ini seharusnya bukan masalah besar.Pada saat ini, Luther tiba-tiba berceletu
Setelah keluar dari vila Keluarga Warsono, Luther baru saja mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon seseorang. Namun pada saat ini, ponselnya berdering. Orang yang meneleponnya adalah Fernando."Halo, Bos Fernando, baru saja aku mau mencarimu. Tak kusangka malah kamu sudah menelepon duluan," jawab Luther ketika mengangkat panggilan itu."Oh? Ada masalah apa Tuan Luther mencariku?" Fernando agak terkejut."Begini, aku punya teman yang sedang dalam kesulitan dan ingin meminjam dana secara mendesak. Aku sedang berpikir apakah boleh meminjamnya darimu?" tanya Luther."Dasar, aku sampai terkejut mengira ada masalah besar. Ternyata hanya mau meminjam uang? Nggak masalah kalau soal uang. Berapa banyak yang diperlukan temanmu itu?" Fernando menghela napas lega."Dua triliun.""Hanya masalah kecil, besok aku akan mengantarkannya untukmu.""Kalau begitu, aku berterima kasih duluan kepada Bos Fernando," kata Luther."Tuan Luther nggak usah sungkan. Justru aku yang harus berterima kasih padamu
"Kamu nggak senang? Kalau begitu, lihat saja nanti!" ejek gadis bertopi dengan tak acuh. Luther hanya bisa diam dan tersenyum melihat kelakuan kedua orang ini.Seiring berjalannya waktu, acara pelelangan juga sudah hampir berakhir. Beberapa barang langka yang paling berharga juga sudah mulai dikeluarkan. Tak lama kemudian, tibalah giliran Teratai Hijau Milenium."Hadirin sekalian, barang yang akan dilelang selanjutnya ini adalah sebuah bahan obat kelas atas! Bahan obat ini sangat langka di dunia. Sampai saat ini, tanaman ini sudah berusia 1.000 tahun! Nama tanaman ini adalah Teratai Hijau Milenium!"Seiring dengan lambaian tangan dari pembawa acara, sebuah kotak kayu cendana dibawa keluar dari belakang panggung. Setelah dibuka, ternyata kotak itu berisi sekuntum teratai berwarna hijau. Penampilan teratai itu sangat mengilap bagaikan giok. Daunnya berwarna hijau, tetapi biji bunga teratainya berwarna keemasan.Penampilan teratai itu begitu sempurna bagaikan sebuah karya seni. Di bawah p
"Harry Sunaryo?" Begitu ucapan ini dilontarkan, seisi ruangan langsung heboh. Siapa yang tidak kenal dengan Harry Sunaryo di provinsi selatan ini? Dia adalah pemuda genius di Negara Draco. Pada usia semuda ini, dia telah mencetak banyak prestasi dan dijuluki sebagai Jenderal Harimau.Harry adalah panutan seluruh generasi muda di provinsi selatan ini. Bahkan ada yang berani berasumsi bahwa Harry akan memiliki masa depan yang lebih menjanjikan daripada Jenderal Yogi! Keluarga Sunaryo yang pada awalnya memang merupakan Tiga Keluarga Puncak ini, kini kedudukannya menjadi semakin stabil dengan keberadaan Harry.Dalam beberapa tahun belakangan ini, tidak ada yang berani menyinggung keluarga mereka sama sekali. Jadi, saat mendengar Gianna menyebutkan statusnya, semua orang langsung kaget. Terutama pria berbaju batik dari Lembah Obat itu, wajahnya terlihat semakin murung dan tidak berani bersuara lagi.Meskipun kekuasaan Lembah Obat sangat luar biasa, tetap saja mereka hanya sekte di dunia per
Meskipun Gianna adalah putri kedua dari Keluarga Sunaryo, menghabiskan 4 triliun sekaligus sudah menjadi batasan tertingginya. Jika ingin mengeluarkan lebih banyak, dia harus meminta uang kepada keluarganya."Empat triliun dua ratus miliar," tawar Fernando dengan ekspresi tenang."Lima triliun!" seru Gianna dengan geram sambil menggertakkan gigi. Dia tetap harus menjaga gengsinya sekalipun harus meminjam uang hari ini!"Lima triliun dua ratus miliar," tawar Fernando lagi sambil tersenyum kecil. Reputasinya sebagai Dewa Kekayaan tidak palsu, uang sebesar ini tidak berarti apa-apa baginya."Enam triliun!" tawar Gianna dengan mata memerah. Dia tampak seperti singa betina yang hendak mengamuk."Enam triliun ...," ujar Fernando sambil mengangkat tangannya.Saat Fernando hendak menawar, Luther langsung menahannya dan berkata, "Sudahlah, berikan saja benda ini padanya.""Hm?" Fernando yang sedikit terkejut mendengar ucapan Luther pun berkata, "Tuan Luther, bukankah kamu membutuhkan barang ini
"Barang bagus!" ujar Luther dengan antusias begitu melihat batu rubi itu.Tadinya, Luther mengira bahwa dia tidak akan mendapat apa-apa dari pelelangan ini. Tak disangka, harta seberharga itu akan muncul di saat-saat terakhir."Huh! Orang kampung tetap saja orang kampung. Itu cuma batu rubi mentah, apanya yang hebat?" Melihat wajah gembira Luther, Gianna tidak bisa menahan ekspresi sinis dan berkata, "Ada banyak barang seperti ini di keluargaku. Hanya orang udik seperti kalian yang akan menganggapnya langka."Luther mengabaikan ejekan Gianna. Matanya hanya tertuju pada batu rubi di atas panggung. Batu permata itu berwarna merah darah dan bentuknya agak mirip dengan botol labu.Penampilan batu rubi ini sebenarnya tidak terlihat terlalu mengesankan. Nilai lebihnya adalah ukurannya yang besar. Setelah dipotong dan dipoles, batu rubi ini bisa dijual dengan harga tinggi. Bagi seorang perajin perhiasan, batu rubi ini benar-benar berharga."Tuan Luther, kamu menyukai barang ini?" tanya Fernan
Fernando melanjutkan penawaran hingga harga mencapai 1,8 triliun."Dua triliun," tawar Gianna tidak mau kalah.Berkat trik yang disengaja Gianna, harga batu rubi melampaui angka 2 triliun dengan cepat. Ini jauh melebihi harga awal permata itu. Siapa pun yang mendapatkan batu rubi ini sekarang akan rugi besar."Sepertinya mereka berdua sedang ribut.""Fernando sudah menyinggung Nona Gianna, dia pasti bakal kehilangan banyak uang hari ini!""Dia cuma orang kaya desa. Kok dia berani bersaing dengan putri keluarga kaya?"Semua orang sibuk mencemooh, seolah-olah mereka sedang menonton pertunjukan."Tiga triliun," tawar Fernando sambil mengangkat kartunya lagi. Dia langsung menambahkan 1 trilun tanpa ragu."Tiga triliun dua ratus miliar," balas Gianna dengan sengaja."Empat trilun!" tawar Fernando. Kemudian, dia menoleh pada Gianna dan berkata dengan datar, "Nona Gianna, kalau kamu mau menawar lebih tinggi, aku akan mengalah."Begitu mendengar ini, Gianna yang hendak kembali asal menawar seg
Saat ini, Gianna akhirnya sadar bahwa dirinya telah ditipu. Namun, dia sendirilah yang memilih untuk mendapatkan teratai hijau ini. Jadi, dia tidak bisa menyalahkan siapa pun.Tentu saja, dengan kekuasaan yang dimiliki Keluarga Sunaryo, pihak pelelangan bisa saja mengembalikan uangnya dan menerima kembali teratai itu. Namun, kalau dia melakukan itu, dia pasti akan dicela. Itu sangat memalukan! Untuk menjaga gengsinya, Gianna terpaksa harus menyimpan teratai hijau itu meski tidak rela."Nona Gianna, sepertinya barang yang kamu beli mahal-mahal ini bukan harta karun," timpal Fernando dari samping."Nggak bisa dibilang begitu juga. Meski usianya kurang tua, teratai hijau ini sudah bisa disebut berkualitas tinggi," ujar pria berbaju batik sebagai penengah."Dengar, 'kan? Meskipun usianya kurang tua, teratai hijau ini tetap berkualitas tinggi!" ujar Gianna dengan ekspresi yang terlihat lebih baik."Kalau begitu, berapa harga teratai hijau yang berusia 900 tahun itu?" tanya Luther sambil ter