"Sudah seharusnya pergi, tinggal di sini hanya akan membahayakan orang lain," kata Luther dengan dingin.Pemabuk Gila duduk di kursi dan menuangkan segelas teh untuk dirinya sendiri. "Sebelum pergi, ayahmu memintaku untuk membujukmu pulang, tapi aku menolaknya. Aku bilang rumah Keluarga Bennett sama saja dengan sarang harimau, daripada terlibat dalam intrik dengan berbagai orang di sana, lebih baik hidup bebas dan tenang.""Yang membuatku terkejut adalah, ayahmu malah setuju. Dia bilang asalkan kamu bahagia, itu sudah cukup. Keluarga Bennett akan selalu menjadi penopangmu. Hanya saja, dia berharap kamu bisa meluangkan waktu untuk pulang menyembahyangi ibumu."Begitu mendengar perkataan itu, Luther langsung membeku, seolah-olah ada sesuatu yang menusuk di jantungnya.Luther mengelus liontin pemberian ibunya di dadanya, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan pulang, tapi bukan sekarang. Saat aku pulang, hari itu akan menjadi hari kematian pembunuh itu!"Jika Luther tidak b
Melihat penampilan Ariana, Luther tertawa dan terus menganggukkan kepalanya."Baiklah. Bu Ariana memang hebat, tak kalah dengan siapa pun. Kelak, pasti bisa menjadi ratu keluarga bangsawan!"Saat mengatakan itu, Luther mengayunkan tinjunya dengan semangat untuk memberikan semangat."Hei! Bisakah kamu lebih serius, aku serius! Asalkan aku bisa menjadi kepala Keluarga Warsono, kedudukanku lebih tinggi daripada Bianca. Saat itu, kamu ikut aku saja!"Ariana mengangkat dagunya dan nada bicaranya dominan. Saat ini, dia sangat bersemangat. Sebelumnya, dia selalu merasa Bianca memiliki latar belakang yang baik dan dia kalah darinya. Namun sekarang, dengan statusnya sebagai calon pewaris Keluarga Warsono, kedudukannya dan Bianca akhirnya sama. Jadi, siapa yang menang atau kalah dan mendapatkan Luther, semuanya tergantung pada kemampuan masing-masing!"Nona! Ada telepon!"Pada saat ini, ponsel Nelly berdering.Begitu Ariana menerima teleponnya, langsung terdengar suara Helen. "Putriku, kamu di m
Melihat ekspresi Amanda yang dingin, Ariana mengernyitkan alisnya dan ekspresinya menjadi muram. Amanda menyemburkan teh ke wajahnya ini sudah tidak termasuk peraturan lagi, tetapi jelas-jelas sedang mempermalukannya. Apa Amanda sedang memberinya pelajaran?"Ariana! Apa yang sedang kamu lakukan? Menyuruhmu menyajikan teh, kamu malah menyajikan air panas. Apa kamu sengaja ingin mencelakai nenekku?"Sudah mendapatkan alasan, jadi Catherine mulai membuat Ariana kesulitan."Huh! Aku lihat ada orang yang merasa tidak senang, jadi sengaja mencari masalah!" kata Pristia yang juga ikut menghujat Ariana."Tidak ... Ariana tidak sengaja melakukannya. Lagi pula, aku sudah mengecek teh ini, sama sekali tidak panas," jelas Helen buru-buru."Kenapa? Maksudmu, aku sedang berbohong?" kata Amanda dengan ekspresi dingin."Bukan, aku yang salah, mulutku yang bermasalah," kata Helen sambil tersenyum dan sama sekali tidak berani membantah.Reaksi Helen ini membuat Amanda, Pristia, dan Catherine diam-diam m
Pada saat itu, Ariana juga menunjukkan tekadnya dan tampaknya bersiap untuk meladeni hingga akhir. Saat menerima gelas ketiga dan hendak memberikannya, sebuah tangan besar tiba-tiba mencegah gerakannya. Saat berbalik, dia melihat Luther dengan ekspresi dingin."Kali ini, biarkan aku saja.""Kamu?"Ariana merasa bingung karena dengan sifat Luther, dia seharusnya tidak akan menundukkan kepala kepada orang. Apakah Luther melakukan ini demi dia?"Kamu kira kamu siapa? Apa kamu berhak menyajikan teh untuk nenekku?" kata Catherine dengan ekspresi cuek.Catherine ingin mempermalukan Ariana, bukan Luther."Huh! Kalian ini orang desa benar-benar tidak beraturan, bukan siapa pun boleh berbicara denganku," kata Amanda sambil mengangkat kepalanya dan ekspresinya tidak puas."Segelas teh saja, siapa yang memberikannya sama saja. Hari ini suasana hatiku sedang baik, jadi aku yang menyajikan teh untukmu. Minumlah."Luther mengambil teh itu dan melangkah maju. Kemudian, di bawah tatapan semua orang ya
Melihat ekspresi tegas dari Luther, Helen dan beberapa orang lainnya tercengang. Mereka semua terdiam, wajah mereka penuh dengan kebingungan. Kenapa anak ini bisa senekat itu menegur orang yang dihormati seperti itu di depan umum?"Bocah tengik! Berani-beraninya kamu memberiku pelajaran? Percayalah, hanya dengan satu kata dariku, aku bisa membuat keluargamu tidak pernah bisa bangkit lagi!" Amanda menutupi wajahnya yang memerah sambil memaki Luther. Dia terlihat sangat marah. Keanggunan dan sikapnya yang elegan sebelumnya telah hilang."Coba saja kalau bisa." Luther sama sekali tidak takut."Baiklah! Bagus!" Amanda sangat marah dan akhirnya tertawa sambil berkata, "Helen, oh Helen! Keluarga kalian benar-benar hebat! Aku datang dari jauh ke Jiloam hanya untuk mengangkat kalian semua, tapi apa yang kalian lakukan? Bukan hanya tidak menghargai sama sekali, bahkan juga melawanku seperti ini!""Sepertinya sudah saatnya mengganti kepemilikan surat penunjukan ini! Lagi pula, kalau kalian tidak
Ariana mengernyitkan alisnya. Itu bukanlah jumlah kecil. Tidak banyak orang di Jiloam yang sanggup langsung mengeluarkan dana sebesar 2 triliun."Tentu saja, kalau kamu gagal mendapatkan uang itu, kamu bisa langsung mengundurkan diri. Jangan menghambat perkembangan perusahaan," kata Amanda sambil mencibir. Dana 2 triliun ini bukanlah permintaan dari kepala keluarga, melainkan adalah rintangan yang dibuatnya sendiri.Pasalnya, Amanda tidak ingin membiarkan orang luar memegang kekuasaan sebesar itu. Jadi, dia berusaha mencari alasan agar Ariana bisa mundur dengan sendirinya. Pada saatnya nanti, dia juga bisa memberi penjelasan yang masuk akal jika kepala keluarga mempertanyakannya."Kenapa jadi diam? Jangan-jangan kamu nggak sanggup melakukan hal sekecil ini?" sindir Amanda."Huh! Kalau kamu nggak sanggup, biar aku saja yang jadi presdir!" kata Catherine. Dengan koneksi dan bantuan dari neneknya, dana 2 triliun ini seharusnya bukan masalah besar.Pada saat ini, Luther tiba-tiba berceletu
Setelah keluar dari vila Keluarga Warsono, Luther baru saja mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon seseorang. Namun pada saat ini, ponselnya berdering. Orang yang meneleponnya adalah Fernando."Halo, Bos Fernando, baru saja aku mau mencarimu. Tak kusangka malah kamu sudah menelepon duluan," jawab Luther ketika mengangkat panggilan itu."Oh? Ada masalah apa Tuan Luther mencariku?" Fernando agak terkejut."Begini, aku punya teman yang sedang dalam kesulitan dan ingin meminjam dana secara mendesak. Aku sedang berpikir apakah boleh meminjamnya darimu?" tanya Luther."Dasar, aku sampai terkejut mengira ada masalah besar. Ternyata hanya mau meminjam uang? Nggak masalah kalau soal uang. Berapa banyak yang diperlukan temanmu itu?" Fernando menghela napas lega."Dua triliun.""Hanya masalah kecil, besok aku akan mengantarkannya untukmu.""Kalau begitu, aku berterima kasih duluan kepada Bos Fernando," kata Luther."Tuan Luther nggak usah sungkan. Justru aku yang harus berterima kasih padamu
"Kamu nggak senang? Kalau begitu, lihat saja nanti!" ejek gadis bertopi dengan tak acuh. Luther hanya bisa diam dan tersenyum melihat kelakuan kedua orang ini.Seiring berjalannya waktu, acara pelelangan juga sudah hampir berakhir. Beberapa barang langka yang paling berharga juga sudah mulai dikeluarkan. Tak lama kemudian, tibalah giliran Teratai Hijau Milenium."Hadirin sekalian, barang yang akan dilelang selanjutnya ini adalah sebuah bahan obat kelas atas! Bahan obat ini sangat langka di dunia. Sampai saat ini, tanaman ini sudah berusia 1.000 tahun! Nama tanaman ini adalah Teratai Hijau Milenium!"Seiring dengan lambaian tangan dari pembawa acara, sebuah kotak kayu cendana dibawa keluar dari belakang panggung. Setelah dibuka, ternyata kotak itu berisi sekuntum teratai berwarna hijau. Penampilan teratai itu sangat mengilap bagaikan giok. Daunnya berwarna hijau, tetapi biji bunga teratainya berwarna keemasan.Penampilan teratai itu begitu sempurna bagaikan sebuah karya seni. Di bawah p
Begitu mendengar pertarungan dimulai, suasana menjadi makin gempar. Sebagian besar mendukung Adam, sebagian besar lagi mendukung Hasta. Keduanya sama-sama genius yang punya reputasi besar. Tentu banyak yang menantikan pertarungan ini.Meskipun urutan Adam di Peringkat Genius lebih rendah, sebagai Ketua Muda Organisasi Mondial, reputasi dan prestisenya justru lebih tinggi daripada Hasta. Adapun siapa yang lebih kuat, semua akan terbukti setelah pertarungan ini berakhir."Hasta, aku sudah lama menunggu hari ini." Mata Adam yang menatap Hasta dipenuhi semangat bertarung. "Banyak orang bilang aku kalah darimu. Aku nggak bisa terima. Hari ini, aku mau bersaing denganmu. Kira-kira lebih hebat pedangmu atau Teknik Pedang Dewaku?""Waktu kamu mengatakan ini, kamu sudah ditakdirkan untuk kalah. Ini karena kamu nggak punya keyakinan untuk mengalahkanku," timpal Hasta dengan tidak acuh."Huh! Nggak usah basa-basi lagi. Hari ini, akan kutunjukkan kehebatan Teknik Empat Dewaku kepadamu!" Tubuh Adam
Setelah pertarungan berakhir, semuanya kembali ke ruang istirahat. Sekarang sudah siang hari. Para kandidat dan penonton tentu harus makan siang terlebih dahulu.Setelah beristirahat sekitar 1 jam, suasana menjadi ramai kembali. Ini karena Nabel naik ke arena kembali. Di belakangnya adalah seorang murid Gunung Narima yang memegang kotak hitam berisikan bola bernomor."Silakan keempat kandidat maju untuk mengambil nomor," ucap Nabel dengan lantang sambil memandang ke sekeliling.Di tengah suara tepuk tangan, empat sosok maju dan menaiki arena. Yang berdiri di paling depan adalah Hasta. Di belakangnya adalah Adam. Yang paling belakang adalah Charlotte dan Luther."Paman, sudah semifinal. Semangat!" Setelah naik ke arena, Charlotte mengedipkan matanya dengan nakal kepada Luther."Kamu juga." Luther tersenyum. Dengan kemampuan Charlotte, dia masih jauh dari Hasta. Jika melawan Adam, Charlotte punya peluang yang cukup besar untuk menang.Bagaimanapun, Adam baru menerobos tingkat grandmaster
"Siapa sebenarnya pemuda ini?" gumam Nabel sambil menatap tangannya yang gemetaran. Dia tak kuasa merasa terkejut.Dari serangan tadi, Nabel bukan hanya tidak mendapat keuntungan dari Luther, tetapi juga menderita kerugian. Patut diketahui bahwa Nabel sudah mencapai tingkat grandmaster.Baik itu basis kultivasi ataupun pencapaian Mantra Cahaya Emas, Nabel jauh lebih hebat daripada Harit. Secara logika, dia seharusnya bisa mengalahkan pemuda seperti Luther. Namun, serangan tadi membuatnya menyadari sesuatu.Luther hanya menyembunyikan kekuatannya dan belum memperlihatkan kekuatan yang sesungguhnya. Jika tidak, Harit mungkin sudah mati sejak tadi. Setelah memikirkan ini, Nabel merasa gelisah.Orang-orang mengatakan di atas langit masih ada langit. Kekuatan dan potensi yang ditunjukkan Luther sungguh mengerikan. Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan Luther adalah monster yang setara dengan Hasta."Ada apa ini? Kenapa wasit turun tangan?""Masa nggak ngerti? Harit sudah kalah. Kalau wa
Setelah Jimat Magis Delapan Diagram terbentuk, muncul sebuah formasi besar delapan diagram di tengah arena. Formasi itu menutupi sebagian besar arena dan terus berubah.Luther berdiri di tengah formasi. Seketika, dia merasakan tekanan besar. Tekanan ini berbeda dengan yang dihasilkan Jimat Pemindah Gunung. Tekanan ini tidak menargetkan fisik, melainkan menargetkan jiwa.Ini membuat seseorang merasa dirinya seolah-olah berada di dalam penjara dan tidak akan pernah bisa melarikan diri. Jika dibandingkan dengan sebelumnya, Jimat Magis Delapan Diagram baru benar-benar memperlihatkan kekuatan yang sesungguhnya kali ini."Kamu nggak seharusnya memberiku waktu untuk membuat persiapan. Kamu terlalu sombong!" Harit merasa lega melihat formasinya telah terbentuk. Jimat Magis Delapan Diagram memang hebat, tetapi butuh waktu untuk digunakan. Bagi ahli bela diri. Waktu ini sebenarnya sangat fatal.Ketika menghadapi Kiehl kemarin, Karena situasi mendesak, Harit terpaksa mengambil risiko dan tidak se
"Apa?" Ekspresi Harit berubah drastis melihat Jimat Pengekang Jiwa yang meledak. Dia tidak menyangka di saat genting seperti ini, tiba-tiba muncul sebilah pedang yang menghancurkan semuanya.Kapan pedang ini muncul? Kenapa dia tidak merasakan apa pun? Sebelum Harit bereaksi, pedang hitam itu kembali bergerak. Terdengar raungan ringan, seolah-olah pedang itu memiliki spiritualitas. Pedang itu berputar di udara, lalu memelesat ke arah Jimat Pemindah Gunung dengan cepat.Bam! Jimat Pemindah Gunung yang melayang di udara hancur begitu saja, lalu berubah menjadi cahaya kuning. Pada saat yang sama, tubuh Luther menjadi ringan kembali.Luther merentangkan tangannya dengan perlahan. Setelah berputar satu putaran, pedang itu mendarat di tangan Luther. "Jimat Magis memang luar biasa. Hari ini aku akhirnya punya kesempatan untuk merasakannya sendiri."Luther memegang pedang dengan satu tangannya. Bibirnya menyunggingkan senyuman. Tatapannya menjadi lebih serius. Meskipun Jimat Pemindah Gunung tid
"Masa? Karena kamu begitu percaya diri, kita lihat saja nanti." Yusril tersenyum tipis. Dia merasa sangat senang karena punya kesempatan untuk membuat Logan kesal.Bagaimanapun, Logan kalah dari Azka waktu itu. Sejak saat itu, Logan terus ditekan oleh Azka. Dengan kata lain, Azka adalah momok di hati Logan. Itu adalah trauma yang tak pernah terhapuskan.Ketika keduanya sedang berdebat di kursi penonton, situasi pertarungan di arena mengalami perubahan. Harit mulai kehabisan energi astral. Dia harus mengaktifkan Mantra Cahaya Emas, juga harus menggunakan Teknik Halilintar. Hal ini membuatnya agak kewalahan.Di sisi lain, Luther terus mengandalkan kecepatan dan kekuatannya untuk menyerang. Luther pun hanya mengerahkan energi sejati saat melawan Teknik Halilintar. Jika situasi terus berlanjut, Harit tentu akan kalah."Aku harus segera mengakhiri pertarungan ini!" Harit menggertakkan giginya saat melihat energi astralnya tidak cukup lagi. Dia memutuskan untuk menggunakan jurus andalannya.
Ketika melihat arus listrik itu memelesat ke arahnya, Luther sama sekali tidak menghindar. Dia membentuk tombak dengan energi sejatinya dan menikam ke depan. Dia ingin mencoba sehebat apa Teknik Halilintar.Energi sejati dan Teknik Halilintar berbenturan. Seketika, kilat dan guntur menyambar. Energi meluap ke mana-mana. Serangan keduanya saling menetralkan. Tidak ada yang kalah.Pada saat yang sama, keduanya pun tidak berpangku tangan. Mereka lanjut menyerang dengan mengandalkan fisik. Suara pertarungan memenuhi seluruh arena."Aku nggak nyangka Luther setara dengan Harit. Ini di luar ekspektasiku.""Luther memang hebat. Apa yang perlu diherankan?""Kamu nggak ngerti. Luther ahli dalam pedang. Tapi, dia juga bisa melawan Mantra Cahaya Emas dan Teknik Halilintar Harit dengan mengandalkan fisiknya. Bisa dilihat, dia kuat sekali!""Ya. Kalau Harit ingin menang, sepertinya dia hanya bisa mengandalkan Jimat Magis. Tapi, jimat itu terlalu kuat."Sambil menyaksikan pertarungan sengit di arena
Seketika, semua orang bersorak dan bertepuk tangan untuk memberi dukungan. Luther dan Harit pun menaiki arena.Semua orang sangat menantikan hasil pertarungan terakhir ini. Baik itu Harit ataupun Luther, keduanya sama-sama hebat. Harit berhasil mengalahkan Kiehl yang merupakan ahli bela diri urutan kesembilan di Peringkat Genius. Reputasinya sangat besar sekarang. Sementara itu, Luther mengalahkan para ahli bela diri dari luar negeri. Dia juga menunjukkan kekuatan yang sangat hebat."Menurut kalian siapa yang bakal menang?""Seharusnya Harit, 'kan? Soalnya dia murid pribadi Gunung Narima. Dia sudah menguasai Mantra Cahaya Emas, Teknik Halilintar, juga Jimat Magis. Dia juga punya senjata Sekte Talasi. Kiehl saja bukan lawannya. Kesenjangan mereka pasti sangat besar.""Belum tentu! Aku rasa kita nggak bisa meremehkan Luther. Dia sangat misterius. Dia sepertinya menguasai semua teknik. Sampai sekarang, aku nggak bisa menilai kemampuannya.""Kita nonton saja. Hasilnya pasti terlihat nanti.
"Aku kalah." Mario menunduk dan melontarkan kedua kata ini dengan susah payah. Meskipun merasa enggan, harus diakui bahwa dirinya memang kalah telak dari Hasta. Jika terus dilanjutkan, dia hanya akan mati."Kamu sudah sangat hebat karena mampu menahan seranganku ini." Usai berbicara dengan dingin, Hasta berbalik dan turun dari arena. Mario tidak termasuk lemah, tetapi Hasta tidak tertarik untuk melawannya."Selamat kepada kandidat nomor dua, Hasta, atas kemenangannya!" Nabel segera mengumumkan hasil pertarungan.Seketika, suara tepuk tangan yang meriah memenuhi seluruh arena. Meskipun pertarungan kali ini sangat singkat, hasilnya sangat menakjubkan. Terutama kehebatan Hasta, mereka tidak akan pernah melupakannya. Begitu menghunuskan pedang, Hasta tak terkalahkan."Sayang sekali ...." Yusril menggeleng dan memasang ekspresi sedih. Jika serangan Hasta tadi membunuh Mario, hasilnya tentu akan lebih bagus. Dengan begitu, Sekte Pedang akan kehilangan seorang genius dan mungkin akan terjadi