Pertempuran masih berlangsung. Fuso yang bertarung sendirian melawan empat pesilat ulung dari Kuil Dewa tetap sekokoh gunung. Lima sosok itu terus bertarung dengan sengit, mengakibatkan dampak mengerikan pada wilayah sekitar. Ke mana pun mereka lewat, pohon-pohon besar tumbang, rumah-rumah roboh, dan area di sekitar menjadi berantakan.Luther berjaga di depan pintu, memblokir energi sejati yang sesekali memercik keluar. Untungnya, Fuso memindahkan medan pertempuran ke tempat yang makin jauh. Jika tidak, klinik Luther pasti sudah lama hancur."Kak Luther, aku nggak nyangka senior di keluargamu begitu kuat. Dia bahkan bisa melawan Empat Dewa Besar!" ujar Jordan yang terus mengamati situasi medan pertempuran di depan. Lima sosok di sana bertarung bersama dengan kecepatan yang begitu tinggi sehingga mereka menjadi sulit dibedakan."Dia bukan senior di keluargaku," kata Luther dengan datar."Lho, bukan ya? Terus kenapa dia bersama ayahmu?" tanya Jordan sedikit heran."Dia cuma budak Keluarg
Hades mengikuti etiket Timur dan mengepalkan tinjunya tanda hormat. Kemudian, dia tiba-tiba mengangkat tangannya dan mulai menyerang. Duar! Bunyi guntur menggelegar di langit.Bayangan telapak tangan hitam yang besar muncul samar-samar di udara, lalu menekan Walter dengan kuat. Di bawah bayangan telapak tangan ini, Walter terlihat sangat kecil. Jika serangan telapak tangan ini kena, jangankan Walter, bahkan seluruh klinik pun akan rata dengan tanah.Brak! Meskipun telah menjauh, para murid Sekte Ilmu Kegelapan tetap terguncang hingga muntah darah dan tersungkur di tanah akibat tekanan telapak tangan ini. Seperti kata pepatah, saat para dewa bertarung, manusia juga ikut menderita.Pesilat ulung di tingkat puncak master bisa disamakan dengan senjata nuklir humanoid. Serangan apa pun yang mereka lancarkan dapat meruntuhkan gunung dan membelah bumi! Jadi, tentu saja orang-orang biasa seperti mereka tidak sanggup bertahan."Hm?" Melihat bayangan telapak tangan raksasa di atas kepalanya, Lut
Hening. Suasana di sana tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Bahkan, Fuso dan Empat Dewa Besar yang bertarung dengan sengit sebelumnya juga seketika berhenti dengan serempak. Semua orang tercengang tidak percaya melihat kejadian barusan.Hades sang Raja Hades yang agung, salah satu raja dewa tertinggi di Kuil Dewa sudah mati? Apalagi, dia mati terbunuh dalam satu serangan. Bagaimana ini bisa terjadi?Hades adalah sosok kuat yang berada di tingkat puncak master, pesilat ulung hebat di dunia Barat! Kekuatan penghancurnya begitu dahsyat sehingga dia dijuluki bom nuklir humanoid. Namun, orang yang begitu kuat ini dibunuh oleh pria tua berbaju putih itu. Benar-benar mengerikan!Setelah hening sejenak, suasana kembali gempar."Aku nggak salah lihat, 'kan? Raja dewa terhebat dari Kuil Dewa dibunuh?""Astaga! Sebenarnya apa yang terjadi hari ini? Apa aku sedang bermimpi?""Pertarungan para dewa! Ini benar-benar pertarungan antar dewa!"Murid Sekte Ilmu Kegelapan ketakutan setengah mati melihat keja
Ke mana pun mereka pergi atau di mana pun mereka berada, orang kuat akan dihormati dan disembah seperti dewa. Namun, mengapa Anderson bersikap begitu rendah hati?"Raja Wedani? Pangeran Gerald?"Bruce menatap Walter dengan tatapan linglung, lalu menoleh pada Luther. Kepanikan yang luar biasa tiba-tiba muncul di hatinya.Hanya ada satu orang di dunia ini yang dipanggil Raja Wedani. Itu adalah penguasa Atlandia, kepala Keluarga Bennett, pemimpin tertinggi Negara Drago, Walter dengan prestasi yang tak terhingga! Mungkinkah pria tua bungkuk dan berpenampilan sederhana itu adalah Raja Wedani yang agung? Memikirkan kemungkinan ini, wajah Bruce langsung pucat ketakutan.Jika pria tua bungkuk itu adalah Raja Wedani ... bukankah Luther yang dipanggil pangeran adalah putra Raja Wedani? Gerald yang dijuluki Putra Kirin, sang genius tiada tara?Duk! Bruce langsung tersungkur ke tanah dengan wajah pucat dan mata penuh keputusasaan. Bukan hanya dia, Peter dan kedua putranya juga gemetar ketakutan. T
Pedang panjang di tangan Luther tiba-tiba mengeluarkan bunyi dengung pelan, lalu memancarkan cahaya pedang yang menyilaukan. Cahaya pedang itu menyebar bak angin dan energinya mengalir menembus dada Anderson.Duk! Lonceng emas transparan yang besar tiba-tiba jatuh dari langit, menutupi Anderson di dalamnya untuk memblokir pedang Luther. Ujung pedang Luther menembus lonceng emas itu dan memercikkan riak air. Tidak ada bunyi ledakan dan bunyi benturan. Energi sejati yang Luther kerahkan diserap oleh lonceng emas ini bulat-bulat tanpa menyebabkan sedikit pun kerusakan."Pangeran Gerald, apa yang Anda lakukan?" ujar Anderson, masih tanpa ekspresi."Membunuhmu!" jawab Luther sambil melompat. Dia mengerahkan kekuatannya lagi dan menusuk lonceng emas itu dengan pedangnya.Duk! Lonceng emas itu kembali mengeluarkan banyak riak, tetapi tetap kokoh seperti gunung dan tidak bergeser sedikit pun."Pangeran Gerald, saya datang atas perintah Yang Mulia. Tidak baik kalau Anda berbuat begini," kata An
Setelah meninggalkan Klinik Damai, Anderson segera naik ke dalam sebuah mobil. Sopirnya adalah seorang pria tampan berwajah putih dengan riasan tebal dan bibirnya juga menggunakan lipstik. Dia terlihat tidak seperti pria ataupun wanita."Tuan Anderson, tidak disangka, Gerald yang sudah menghilang 10 tahun malah bersembunyi di klinik kecil ini. Sepertinya, dia juga masih tetap terobsesi dengan peristiwa waktu itu. Bagaimana kalau aku mencari kesempatan untuk membereskannya agar kelak tidak menjadi masalah?" tanya pria tampan berwajah putih itu nada tajam dan sinis.Anderson memejamkan matanya dan berkata dengan tenang, "Anak ini masih tidak bisa dibunuh. Selama kekuasaan Walter tidak jatuh, tidak ada yang bisa menyentuhnya.""Tuan, selama dia adalah seorang manusia, pasti akan tua dan meninggal. Aku jamin aku bida membuatnya terlihat mati dengan alami, pasti tidak akan ada kesalahan apa pun," kata pria berambut putih itu sambil tersenyum.Anderson menggelengkan kepalanya. "Jangan bodoh,
"Sudah seharusnya pergi, tinggal di sini hanya akan membahayakan orang lain," kata Luther dengan dingin.Pemabuk Gila duduk di kursi dan menuangkan segelas teh untuk dirinya sendiri. "Sebelum pergi, ayahmu memintaku untuk membujukmu pulang, tapi aku menolaknya. Aku bilang rumah Keluarga Bennett sama saja dengan sarang harimau, daripada terlibat dalam intrik dengan berbagai orang di sana, lebih baik hidup bebas dan tenang.""Yang membuatku terkejut adalah, ayahmu malah setuju. Dia bilang asalkan kamu bahagia, itu sudah cukup. Keluarga Bennett akan selalu menjadi penopangmu. Hanya saja, dia berharap kamu bisa meluangkan waktu untuk pulang menyembahyangi ibumu."Begitu mendengar perkataan itu, Luther langsung membeku, seolah-olah ada sesuatu yang menusuk di jantungnya.Luther mengelus liontin pemberian ibunya di dadanya, lalu menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku akan pulang, tapi bukan sekarang. Saat aku pulang, hari itu akan menjadi hari kematian pembunuh itu!"Jika Luther tidak b
Melihat penampilan Ariana, Luther tertawa dan terus menganggukkan kepalanya."Baiklah. Bu Ariana memang hebat, tak kalah dengan siapa pun. Kelak, pasti bisa menjadi ratu keluarga bangsawan!"Saat mengatakan itu, Luther mengayunkan tinjunya dengan semangat untuk memberikan semangat."Hei! Bisakah kamu lebih serius, aku serius! Asalkan aku bisa menjadi kepala Keluarga Warsono, kedudukanku lebih tinggi daripada Bianca. Saat itu, kamu ikut aku saja!"Ariana mengangkat dagunya dan nada bicaranya dominan. Saat ini, dia sangat bersemangat. Sebelumnya, dia selalu merasa Bianca memiliki latar belakang yang baik dan dia kalah darinya. Namun sekarang, dengan statusnya sebagai calon pewaris Keluarga Warsono, kedudukannya dan Bianca akhirnya sama. Jadi, siapa yang menang atau kalah dan mendapatkan Luther, semuanya tergantung pada kemampuan masing-masing!"Nona! Ada telepon!"Pada saat ini, ponsel Nelly berdering.Begitu Ariana menerima teleponnya, langsung terdengar suara Helen. "Putriku, kamu di m