"Saat ibuku sembuh, kami akan membuat perhitungan denganmu!" ancam Catherine dengan nada tajam dan sorot mata galak."Terserah kalian," ujar Luther sambil mengangkat bahu, masih dengan sikapnya yang santai."Kamu ...," ucap Catherine tercekat. Dia menggertakkan giginya dengan geram, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan.Saat konfrontasi di antara keduanya masih memanas, tiba-tiba terdengar suara bising di pintu masuk rumah sakit. Ketiga orang di sana lantas menoleh dan melihat iring-iringan mobil bersenjata lengkap masuk dengan gagah.Iring-iringan mobil dalam jumlah besar ini datang dari markas militer. Semua prajurit yang duduk di atasnya masing-masing memegang senjata dan penuh dengan niat membunuh. Ke mana pun mobil-mobil militer itu lewat, orang-orang dan kendaraan mundur dengan teratur."Aneh, kenapa tentara datang ke sini? Apa mereka mau menangkap buronan?" tanya Ariana sambil melihat ke sekeliling dengan bingung. Bahkan, Catherine juga tampak heran."Cepat kumpul!" perintah
Pada saat ini, Catherine tiba-tiba tertawa gembira seraya berkata, "Luther, kamu pasti nggak menyangka hal seperti ini akan terjadi, 'kan? Kalau militer sampai dikerahkan, itu pasti karena kamu sudah melakukan kejahatan serius. Sekarang, aku akan memberimu kesempatan lagi. Selama kamu bisa menyembuhkan ibuku dan minta maaf kepadaku, aku berjanji akan menolongmu.""Nggak perlu," tolak Luther."Nggak perlu?" ujar Catherine, seketika tertegun. Dia benar-benar tidak menyangka bahwa pada saat kritis begini, Luther masih berani menolaknya. Apa Luther sudah bosan hidup?"Luther, jangan gegabah!" Ariana menarik lengan baju Luther dan buru-buru menasihati, "Aku nggak peduli kejahatan apa yang sudah kamu lakukan, tapi nyawamu lebih penting. Keluarga Warsono punya banyak koneksi di dunia militer. Hanya mereka yang bisa menolongmu sekarang!""Dia nggak bisa menolongku dan aku juga nggak butuh bantuannya," kata Luther sambil menggelengkan kepalanya.Dilihat dari pelat nomor dan benderanya, tim ini
"Ada apa?" tanya Bianca sedikit terkejut."Aku baru mendapat kabar kalau Luther ditangkap orang-orang dari markas militer!" kata Belinda. Tanpa berbasa-basi, dia segera menceritakan apa yang terjadi secara singkat.Setelah mendengar ini, Bianca langsung berkata dengan serius, "Kalau sampai mengerahkan militer untuk menangkap Luther, dalangnya pasti punya latar belakang yang kuat."Belinda mengernyit dan berkata, "Kak, mungkinkah Keluarga Sudarmo yang melakukannya? Kemarin, Luther membuat kekacauan di Kediaman Sudarmo dan bahkan melukai putra Darwin. Keluarga Sudarmo nggak mungkin membiarkannya begitu saja.""Masalah ini pasti ada hubungannya dengan Keluarga Sudarmo. Tapi, koneksi Darwin jelas nggak cukup kuat untuk memobilisasi kekuatan militer. Menurutku, Keluarga Sunaryo-lah yang membuat masalah ini membesar," kata Bianca menuangkan pikirannya.Tunangan Roger adalah Kezia. Mengingat ikatan di antara mereka berdua, Keluarga Sunaryo pasti tidak akan tinggal diam. Sebagai salah satu dar
Pada saat ini, di lapangan latihan sebuah pangkalan militer. Luther terikat di tiang dengan tali yang tebal dan terbuat dari besi hitam yang sangat kuat dan keras. Di atas kepalanya, matahari bersinar terik dan di sekitarnya ada sekelompok tentara bersenjata. Semuanya tampak waspada dan siap siaga.Namun, Luther tidak menunjukkan reaksi apa pun, dia hanya berdiri dengan tenang. Reaksinya yang tenang inilah membuat para tentara di sekitarnya agak terkejut. Biasanya, orang-orang akan takut melihat situasi seperti ini. Pria ini tampaknya berbeda."Kamu yang namanya Luther?"Pada saat itu, seorang pria bertubuh besar dan berwajah bulat yang mengenakan seragam jenderal datang dengan sekelompok orang."Aku sudah ditangkap kalian, masa kamu masih nggak tahu namaku?" kata Luther dengan tenang."Jangan banyak bicara! Jawablah sesuai pertanyaan Jenderal!" teriak seorang perwira."Iya, iya ... aku Luther.""Bagus ...." Pria berwajah bulat itu mengangguk, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau
Setiap kali pria kekar itu mengayunkan cambuknya, terdengar suara pukulan yang amat nyaring. Bahkan dalam jarak jauh sekalipun, suara itu terdengar dengan jelas."Hahaha ... bagus sekali!" Melihat adegan ini, Kezia tertawa puas. Kemarin, Luther berhasil mengalahkan banyak lawan dan merendahkan mereka semua. Hari ini, Kezia berencana untuk membalas dendam."Dik Kezia, kamu bilang bocah ini sangat sulit dihadapi. Menurutku, dia tidak ada apa-apanya," kata Vincent sambil tersenyum menyeringai. "Lihatlah, bukankah sekarang dia hanya bisa pasrah menjadi tahananku?""Kak, orang ini adalah ahli bela diri, kemampuannya sangat hebat. Keluarga Sudarmo punya banyak sekali pengawal, tapi semua tidak sanggup menahannya." Kezia merasa agak takut."Hehe ... sehebat apa pun, dia hanya seorang petarung. Memangnya dia bisa menghadapi ribuan prajuritku?" Vincent kembali berkata, "Beberapa tahun ini, entah sudah berapa banyak ahli dunia persilatan yang ditangkap oleh kemiliteran. Semuanya bahkan merupakan
"Hm?" Melihat sikap Luther yang tenang, Vincent agak tertegun. Dia tahu jelas kekuatan cambuk baja ini. Bahkan pria yang kekar sekalipun tidak akan sanggup menahan 10 kali cambukan.Namun, setelah dipukul berulang kali, bocah ini bukan hanya tidak terluka sama sekali. Sebaliknya, malahan cambuknya yang putus tiga buah. Ini benar-benar hal aneh!"Bocah! Trik apa yang kamu lakukan?" bentak Vincent."Pukul saja kalau mau, kenapa banyak omong kosong sekali?" kata Luther sambil menguap. Gayanya yang meremehkan ini membuat Vincent murka."Sialan! Aku tidak percaya!" Vincent tidak berkata apa-apa, dia langsung mengeluarkan pisaunya ke hadapan Luther dan melayangkan dua tebasan.Klang! Klang!Dua serangan pedang dilancarkan, tetapi Luther tetap tidak terluka sedikit pun. Sebaliknya, pedang di tangan Vincent mengalami dua goresan."Jurus perisai baja?" Kezia menyipitkan matanya. Sebagai orang dari dunia persilatan, tentu saja dia bisa melihat kejanggalan yang terjadi. Jika Luther bisa menghinda
"Kak, apa rantaimu ini kuat? Kemampuan anak ini luar biasa, bagaimana kalau dia lepas?" kata Kezia."Jangan khawatir, rantai kami ini semuanya terbuat dari besi hitam dan sangat kuat. Pedang saja susah untuk memutuskannya, apalagi manusia. Bahkan seekor gajah saja bisa diikat rantai ini dengan mudah. Begitu dia diikat dengan rantai ini, seumur hidup ini juga jangan berharap bisa lepas!" kata Vincent dengan penuh percaya diri.Vincent sudah sering bertemu dengan ahli bela diri, tetapi belum pernah ada yang mampu melepaskan diri dari rantai besi hitam."Baguslah," kata Kezia sambil menghela napas lega.Namun, begitu mengatakan itu, mereka mendengar suara benturan logam dan rantai yang ukurannya sebesar lengan itu langsung dipatahkan Luther dengan mudah."Berengsek!"Vincent terkejut hingga camilan di tangannya terjatuh ke tanah. Ekspresi Kezia yang berada di sampingnya juga bengong. Bukankah katanya rantai yang terbuat dari besi hitam itu sangat kuat? Mengapa bisa dipatahkan dengan begit
"Hah?"Melihat Iblis Darah yang tiba-tiba berlutut di tanah, Vincent dan Kezia tercengang. Keduanya saling memandang dengan ekspresi bingung. Apa yang sebenarnya telah terjadi? Mengapa Iblis Darah tiba-tiba berlutut di tanah? Apakah sebelum melakukan penyiksaan harus bersembahyang terlebih dahulu?Berbeda dengan reaksi aneh orang-orang yang ada di sekitarnya, Iblis Darah saat ini justru terlihat sangat ketakutan dan keringat dinginnya mengalir. Sebagai murid dari Pembantai Manusia, Fuso, bagaimana mungkin Iblis Darah tidak tahu arti sebenarnya dari gambar Kirin ini. Di seluruh dunia ini, gambar Kirin hitam yang unik seperti ini hanya ada satu dan telah menjadi simbol kekuatan tertentu.Pantas saja Iblis Darah merasa orang yang diikat ini terlihat familier dan berani langsung memanggil nama Pembantai Manusia. Ternyata, orang di depannya itu adalah Putra Kirin dari Keluarga Bennett yang hampir menyebabkan kekacauan di negara ini sepuluh tahun yang lalu! Gawat .... Dosa apa yang telah Ibl
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak