"Gila! Bukannya dia Sang Hakim yang menempati posisi ketiga di Peringkat Bumi? Aku sama sekali nggak nyangka dia akan datang kemari!""Asalkan Sang Hakim muncul, seseorang pasti akan mati. Bocah ini nggak mungkin selamat hari ini!"Begitu pria berjubah itu muncul, seluruh aula sontak menjadi heboh. Julukan Sang Hakim terdengar di mana-mana. Kemunculannya yang mendadak ini pasti akan mengakibatkan pertempuran darah."Luther, kami datang untuk membantumu!" Ester membawa beberapa pengawal yang terluka masuk dengan sempoyongan."Kalian nggak akan bisa membantuku, tunggu saja di samping," sahut Luther dengan tidak acuh.Ester mengernyit mendengarnya. Ini pertama kalinya dia ditolak oleh seseorang. Kemudian, Ester pun membalas dengan keras kepala, "Meskipun nggak sekuat dirimu, kami tetap bisa membantu. Semakin banyak yang membantu akan semakin bagus. Ini yang diajarkan pepatah!""Terserah kalian, yang penting jangan ganggu aku!" Luther malas berbasa-basi."Kamu ...." Ester mencemberutkan bi
Di bawah tekanan kuat yang dipancarkan oleh tubuh Roger, seluruh penonton yang ada di aula pun kehilangan kendali dan bergerak mundur. Semuanya merasa sesak napas, seolah-olah ada batu besar yang menimpa dada mereka."Gila! Tuan Muda Roger sudah menerobos ke tingkat sejati. Hebat sekali dia!""Dia memang genius Sekte Ilmu Kegelapan. Dalam waktu kurang dari 30 hari, dia sudah menjadi pesilat tingkat sejati. Benar-benar mengerikan!""Tingkat internal dan sejati memiliki perbedaan yang sangat besar. Meskipun kekuatan bocah ini hebat, dia nggak mungkin bisa mengalahkan Tuan Muda Roger!"Semua orang mulai berdiskusi saat melihat sosok Roger yang dipenuhi aura kuat."Hahaha ...." Marie yang berada di antara kerumunan sontak tertawa terbahak-bahak. Dia membentak, "Dasar bajingan! Berani sekali kamu bersikap sombong di hadapan Keluarga Sudarmo. Makanya, kamu seharusnya becermin dulu! Kak, hajar dia sampai mampus!""Nggak sia-sia aku berpacaran dengan Roger, dia memang sangat hebat!" Kezia ters
Terutama Ester dan lainnya yang berdiri di belakang Luther, mereka benar-benar kesulitan bernapas. Mereka bahkan kehilangan kendali dan terdorong tanpa henti."Apa ini kehebatan ahli tingkat sejati? Menakutkan sekali!" Mereka saling bertatapan dengan ngeri."Dasar nggak tahu diri!" Luther mendengkus dingin saat melihat Roger yang melayangkan pukulannya. Kemudian, dia turut melayangkan tamparan ke wajah Roger.Plak! Terdengar suara yang sangat nyaring. Roger sontak terpelanting dan kepalanya mengenai lantai. Untuk seketika, dia kebingungan hingga tidak tahu harus berbuat apa."Ya ampun!" Kejadian yang mendadak ini membuat semua orang tercengang. Tidak ada yang menduga bahwa Roger yang terlihat begitu berkarisma barusan justru terjatuh karena dipukul Luther! Apakah ini hanya kebetulan atau kecelakaan?"Kak Roger!""Kak!"Ekspresi Kezia dan Marie seketika berubah drastis saat melihat situasi ini. Mereka segera menghampiri dan memapah Roger yang merasa pusing."Kak Roger, kamu baik-baik sa
Roger menggertakkan giginya, lalu kembali menebaskan pisaunya. "Matilah kamu!"Kali ni, Roger mengerahkan segenap tenaganya. Dia yakin bahwa Luther tidak akan bisa menghalangi serangan tersebut sekalipun tubuhnya terbuat dari baja!"Huh!" Luther telah kehilangan kesabarannya. Dia memandang pisau yang memelesat ke arahnya, lalu sontak mengulurkan tangan dan meraih pisau tersebut.Begitu ditekan, terdengar 2 kali suara retakan. Saat berikutnya, pisau yang terbuat dari besi berkualitas itu langsung hancur berkeping-keping.Roger pun termangu melihat situasi ini. Sebelum dia sempat bereaksi, Luther sudah bertindak dengan menyentuh dada Roger.Buk! Sesudah itu, Roger langsung terbaring lemas di tanah layaknya manusia tak bertulang. Sekujur tubuhnya mati rasa sehingga dia tidak bisa bergerak."A ... apa yang kamu lakukan?" Roger benar-benar tercengang dan takut. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan dikalahkan oleh seorang pemuda yang tidak dikenal siapa pun.Patut diketahui. Roger a
"Argh!" Setelah terdiam sejenak, Roger tiba-tiba menjerit kesakitan dan menggemparkan seluruh ruangan."Berengsek! Kamu berani sekali!" Begitu melihat kejadian itu, Darwin langsung sangat marah dan matanya membelalak. Dia tidak menyangka Luther akan begitu nekat memotong salah satu lengan putranya di hadapan semua orang. Sungguh keterlaluan!"Kamu ...! Berani-beraninya kamu melukai Kak Roger!"Mata Kezia membelalak dengan perasaan terkejut dan marah. Seorang rakyat rendahan malah berani melawan dan menantang otoritas. Apakah dia tidak peduli dengan nyawanya?"Luther! Matilah kamu. Hari ini, siapa pun tidak akan bisa menyelamatkanmu!" teriak Marie terus-menerus dengan histeris.Sebelumnya, Marie yang dipermalukan dan sekarang giliran kakaknya yang sial. Jika mereka tidak membalas dendam, bagaimana Keluarga Sudarmo bertemu orang lagi kelak?"Lepaskan Bianca," kata Luther dengan dingin."Sialan! Kamu sudah berani melukai kakakku, kamu harus membayar perbuatanmu!" kata Marie sambil mengern
"Luther! Aku sudah melepaskan orang yang kamu inginkan, sekarang giliranmu!" kata Darwin sambil menahan amarahnya. Jika bukan karena khawatir dan tidak berani bertindak, bagaimana mungkin Darwin akan merasa begitu tertekan?Luther sama sekali enggan mengalah. "Siapa yang bilang aku akan melepaskan orang? Sudah menculik Nona Bianca dan melukai orang Keluarga Caonata, kamu kira hal ini akan berakhir begitu saja?"Ekspresi Darwin menjadi muram. "Luther! Aku peringatkan kamu jangan terlalu keterlaluan! Ini adalah wilayah Keluarga Sudarmo, apa kalian berpikir bisa pergi dengan selamat tanpa izinku? Jangan mimpi! Sekarang, aku memberimu kesempatan untuk segera lepaskan Roger dan aku akan melupakan kejadian sebelumnya. Kalau tidak, kalian jangan berpikir bisa pergi dari sini dengan selamat hari ini!"Begitu mendengar perkataan itu, Kezia juga ikut mengancam, "Benar! Segera lepaskan Kak Roger, kalau tidak, kamu akan menjadi musuh bagi seluruh Keluarga Sunaryo!"Luther tidak berbicara dan melih
Setelah keluar dari Vila Sudarmo, Bianca yang tadi masih terlihat kuat, tiba-tiba tubuhnya lemas dan hampir terjatuh ke tanah. Luther dengan cepat menahan Bianca yang hampir terjatuh dan bertanya dengan perhatian, "Kenapa? Apa ada yang merasa tidak enak?""Seluruh tubuhku terasa lemas, agak sulit untuk berjalan," kata Bianca sambil menggelengkan kepalanya.Sebelumnya, suasana di dalam ruangan itu terlalu tegang. Kini setelah tiba-tiba merasa lega, malahan membuat tubuh Bianca terasa lemas."Nona Bianca, biar aku gendong kamu!"Ester segera maju dan menawarkan dirinya dengan sukarela."Kamu sedang terluka parah, tidak bisa menggendongku," kata Bianca langsung menolaknya."Tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil, tidak menjadi masalah," kata Ester sambil menepuk dadanya dengan ekspresi tidak peduli."Aku bilang luka parah yah parah!" kata Bianca dengan ekspresi serius dan tatapan yang tidak ramah."Hah?"Ester tertegun sejenak, lalu melihat Luther yang berada di samping baru menyadari maksud
Keesokan paginya, di Klinik Damai. Luther bangun lebih awal dan mandi sebentar, lalu mulai memasak sarapan. Seperti biasanya, dia membuat mi telur dengan tomat. Dia membuat sup mi terlebih dahulu, lalu memasak mi. Setelah semuanya matang, dia menghias mi itu dengan daun bawang cincang. Masakannya sederhana, tetapi harum."Wow! Harum sekali!"Luther baru saja menyajikan mi telur dengan tomatnya, ada seseorang yang masuk dari pintu dan orang ini adalah Ariana. Hari ini, dia mengenakan setelan jas dan memakai sepatu hak tinggi hitam. Rambut panjangnya diikat dan terlihat lehernya yang putih halus. Dia terlihat cantik dan elegan.Ariana melihat dengan cermat dan ekspresinya terlihat gembira. "Mi telur tomat? Luther, bagaimana kamu bisa tahu aku belum sarapan? Karena kamu sudah memasaknya, aku tidak akan segan lagi!"Setelah mengatakan itu, Ariana langsung duduk dan hendak makan."Mi ini bukan ...."Luther baru saja membuka mulut dan hendak mengatakan sesuatu, pintu ruangan tiba-tiba terbuk
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya