Meskipun sekarang Hasta memiliki sembilan pedang legendaris, dia merasa masih kurang jika dibandingkan dengan Pedang Arkais yang merupakan harta paling berharga di dunia. Jika bisa mendapatkan pedang ini, tujuan hidupnya termasuk sudah tercapai setengah."Aku sebenarnya nggak ingin mengeluarkan Pedang Arkais, tapi sekarang kelihatannya aku nggak mungkin menang tanpanya," kata Luther sambil mengangkat tangannya dan menggenggam Pedang Arkais dengan erat.Pedang Arkais adalah warisan dari Azka untuk Luther, dia tidak akan menggunakannya jika tidak dalam keadaan mendesak. Namun, tekanan dari Hasta terlalu besar, sehingga dia terpaksa menggunakannya.Hasta berkata dengan penuh semangat, "Kalau kamu peduli dengan hasil pertandingan ini, bagaimana kalau kita membuat sebuah kesepakatan? Aku akan membiarkanmu menjadi juaranya, tapi kamu harus menghadiahkan Pedang Arkais ini padaku. Bagaimana?"Bagi Hasta, gelar juara itu tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan Pedang Arkais. Jangankan me
Boom!Terdengar suara ledakan yang menggetarkan bumi dan menggoyahkan gunung saat cahaya pedang ungu dan Pedang Sembilan Ilahi bertabrakan. Gelombang energi yang mengerikan tiba-tiba menyembur dan setiap tempat yang dilaluinya berputar-putar.Arena yang tadinya kokoh pun langsung hancur berkeping-keping. Perisai pelindung raksasa berwarna biru langsung mengembang sampai batas maksimalnya dan bergetar dengan dahsyat, Retakan-retakan pun mulai muncul dan memenuhi seluruh perisai."Tahan!" teriak Nabel, lalu mulai mengalirkan energi sejati ke dalam formasi bersama dengan beberapa ahli dari Gunung Narima. Namun, meskipun mereka sudah berusaha dengan seluruh tenaga, perisai itu tetap terus mengembang dan retakan-retakan juga terus bertambah.Beberapa saat kemudian, perisai pelindung itu tiba-tiba meledak. Nabel dan beberapa ahli dari Gunung Narima langsung terpental sampai puluhan meter karena gelombang energi dari ledakan itu. Saat masih melayang di udara, mereka sudah terluka parah dan me
"Seri?"Begitu mendengar perkataan itu, suasana di seluruh arena itu menjadi gempar. Hasil ini benar-benar di luar dugaan kebanyakan orang. Begitu pertandingan di arena dimulai, mereka merasa harus ada pemenangnya. Apalagi ini adalah pertandingan final yang sudah sangat dinantikan mereka, tentu saja harus ada hasil yang jelas agar pertandingan yang berlangsung selama ini tidak sia-sia.Yang paling pentingnya lagi, bagaimana dengan hasil taruhan semua orang jika hasil pertandingannya seri? Apakah semuanya akan jatuh ke tangan bandar?"Seri? Bagus sekali!" teriak Charlotte dengan gembira dan hampir saja melompat kegirangan. Awalnya, dia hanya berencana untuk mengambil sedikit keuntungan untuk makan dan minum enak saja, tidak disangka hasilnya akan seperti ini. Sepertinya dia benar-benar ditakdirkan untuk kaya."Apa kedua kandidat setuju dengan keputusan ini?" tanya Atha sambil kembali menatap Luther dan Hasta. Dia melihat keduanya sudah mencapai batasan dan energi mereka juga sudah terku
"Ternyata generasi muda memang hebat!" Yusril memicingkan matanya. Dia merasa takjub dan terkejut.Jujur saja, meskipun tahu Luther adalah murid Azka, Yusril tidak merasa Luther bisa mengalahkan Hasta. Siapa sangka, hasilnya di luar dugaannya.Meskipun kalah taruhan, Yusril justru merasa senang. Setidaknya, Sekte Pedang tidak memperoleh juara pertama dan Organisasi Mondial masih punya kesempatan.Tentunya, prioritas utama untuk sekarang adalah mencari cara merekrut Luther. Jika hanya menyediakan sumber daya kultivasi, Luther belum tentu akan tertarik. Bagaimanapun, sumber daya Sekte Pedang dan Sekte Sihir juga banyak. Mereka harus mencari cara lain.Setelah mempertimbangkannya sesaat, Yusril teringat bahwa Luther punya hubungan yang cukup dekat dengan kedua putrinya. Jika menawarkan kedua putrinya, bukankah peluang keberhasilannya akan lebih besar?"Setelah bersembunyi untuk waktu yang sangat lama, dia akhirnya memperlihatkan kemampuan sesungguhnya," gumam Friscia menyeringai. Dia sang
"Maaf, Master. Aku salah bicara." Luther meminta maaf dengan canggung."Hahaha. Nggak masalah. Aku nggak keberatan soal ini." Riley tergelak, lalu melambaikan tangan kepada Atha. "Atha, keluarkan hadiahnya.""Baik." Atha mengiakan, lalu mengeluarkan sebuah kotak giok dan meletakkannya di meja samping Luther."Coba dibuka." Riley tersenyum.Luther mengangguk, lalu membuka kotak itu dengan kedua tangannya. Terlihat tiga buah mutiara di dalamnya. Yang satu berwarna emas, yang satu berwarna merah, yang satu lagi berwarna hijau.Masing-masing mutiara itu memancarkan cahaya yang cemerlang. Di dalamnya, terdapat seekor ular kecil dengan warna yang sama. Ular itu bergerak di dalam mutiara."Energi naga?" Luther tak kuasa terbelalak setelah melihatnya.Sebelum ini, Luther terus mencari energi naga. Itu sebabnya, dia langsung mengenali ketiga mutiara itu.Hanya saja, Luther tidak menyangka akan ada tiga energi naga di Gunung Narima. Tempat ini pasti memiliki keberuntungan yang besar."Gimana? Ka
"Aku?" Begitu mendengarnya, Luther pun termangu. Kemudian, dia buru-buru melambaikan tangannya. "Master, jangan bercanda. Aku nggak punya kemampuan seperti itu. Sebaiknya kamu pilih orang lain."Luther tidak akan berani menerima tawaran sebesar ini. Menjaga nadi naga berbeda dengan menjaga rumah sendiri. Jika terjadi kesalahan, bukan hanya diri sendiri, tetapi seluruh Gunung Narima dan seluruh Negara Drago akan berdampak. Luther tidak bisa menanggung tekanan sebesar ini."Jangan terburu-buru menolak." Riley tersenyum dan meneruskan, "Sebenarnya ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapat. Pertama, nadi naga punya spiritualitas. Kalau kamu bisa membangun hubungan dengannya, basis kultivasimu akan meningkat dengan cepat dan umurmu akan sangat panjang.""Dengan bantuan nadi naga, kamu juga akan menjadi tak terkalahkan. Nggak ada seorang pun yang bisa menghalangimu di dunia ini."Riley sama sekali tidak melebih-lebihkan ucapannya. Begitu mendapat pengakuan dari nadi naga dan menjadi pelindu
"Jangan bercanda. Organisasi Mondial punya banyak ahli bela diri. Mana mungkin kamu mau menjadi muridku. Tapi, kita semua teman. Kelak kalau butuh bimbingan, beri tahu saja aku," tolak Luther secara lembut."Oke. Kamu nggak boleh menolak kalau aku mencarimu nanti ya!" Roselia mengejapkan matanya dengan nakal.Sebenarnya Roselia juga hanya iseng. Dia tidak benar-benar ingin berguru. Dia hanya mencari alasan supaya bisa lebih dekat dengan Luther. Kini, mereka bisa sering bertemu untuk bimbingan.Setelah semua orang duduk, mereka mulai minum-minum dan mengobrol. Roselia dan Greta terus merayu Luther. Orang cerdas tentu tahu apa maksud mereka.Luther pun hanya tersenyum sopan dan mengabaikan rayuan mereka. Luther tentu tahu apa yang ada di pikiran kedua bersaudara itu. Mereka pasti ingin memenangkan hatinya supaya reputasi Organisasi Mondial makin besar.Bagaimanapun, anggota VIP tidak termasuk anggota internal. Luther tidak punya ikatan yang kuat dengan Organisasi Mondial. Jika dia bisa m
"Ada yang datang, kamu cepat sembunyi dulu," kata Luther yang memiliki kepekaan yang tajam, sehingga sudah menyadari ada suara langkah kaki yang pelan di luar pintu. Orang yang datang itu melangkah dengan pelan dan menahan auranya, jelas seorang ahli."Ya," jawab Misandari sambil menganggukkan kepala. Setelah menyimpan sumber energi naganya, dia langsung melayang keluar melalui jendela dan menghilang tanpa jejak.Tok tok tok.Misandari baru saja pergi tiga detik, pintu kamar tiba-tiba diketuk seseorang."Siapa itu?" tanya Luther."Ini aku, Tico." Terdengar suara yang familier dari luar pintu.Luther bangkit dan membuka pintu, lalu tersenyum. "Ternyata Tuan Tico, silakan masuk."Datang menemuinya di jam seperti ini, Luther menebak sepertinya Kuil Dewa akan segera bertindak.Begitu masuk ke dalam kamar, Tico langsung memuji, "Luther, selamat atas kemenanganmu. Aku datang khusus untuk memberikan ucapan selamat. Hari ini aku menyaksikan pertandinganmu dan memang sangat luar biasa. Bisa men
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat