"Tuan Luther ... benar-benar minta maaf, tadi aku nggak mengenalimu. Mohon Tuan berbelas kasih dan maafkan aku sekali ini."Setelah tertegun sejenak, pria berambut gimbal itu langsung membungkuk untuk meminta maaf dengan ketakutan dan keringat terus menetes dari dahinya. Dia tahu orang di depannya adalah seorang ahli tingkat grandmaster yang terhebat ini bisa membunuhnya dengan mudah."Jangan diulangi lagi," kata Luther sambil melirik pria itu dengan dingin, lalu tidak memperpanjang masalahnya lagi. Menurutnya, orang-orang yang bersekongkol dengan Kuil Dewa untuk menyusup ke Gunung Narima sebenarnya sudah divonis mati, hanya tinggal menunggu waktunya saja."Ya ya ya! Terima kasih atas kemurahan hati Tuan Luther!" kata pemuda itu sambil terus menganggukkan kepala dan ekspresinya terlihat lega. Untung saja Luther cukup bermurah hati. Jika tidak, hari ini mungkin nyawanya sudah melayang. Sepertinya, kelak dia harus melihat situasinya terlebih dahulu sebelum menjilat atau nyawanya terancam
"Ini obat penguat buatan Kuil Dewa ya? Sungguh luar biasa!""Aku merasa seluruh tubuhku penuh dengan kekuatan. Aku nggak sabar untuk bertarung.""Malam ini para ahli sampah dari Negara Drago itu akan kubunuh semuanya."Setelah meminum obat penguat itu, semua orang merasa sangat bersemangat. Bukan hanya kekuatan mereka yang meningkat drastis, semangat tarung mereka juga berkobar-kobar sampai suasana di tempat itu menjadi heboh."Pele, kenapa kamu nggak mengeluarkan harta sebagus ini lebih awal? Obat penguat ini masih ada berapa banyak? Aku beli semuanya," kata Amir dengan penuh semangat."Obat-obat ini level S yang paling unggul dan produksinya sangat terbatas, jadi hanya tersedia untuk petinggi internal. Yang dijual ke luar hanya level A saja. Tapi, kalau kamu suka, aku akan memberimu beberapa dengan gratis. Nggak perlu bayar," kata Pele dengan murah hati."Hahaha .... Kalau begitu, aku nggak sungkan lagi," seru Amir sambil tertawa terbahak-bahak. Bisa mendapat obat itu dengan gratis t
Ketika Gunung Narima terbakar, Luther juga menerima perintah untuk menyerang. Dia langsung membawa pasukan dan menyusup ke area terlarang Gunung Narima, sesuai rencana awal.Karena Kuil Dewa menyerang secara besar-besaran, kini Gunung Narima pun kewalahan sehingga pertahanan area terlarang menjadi kosong melompong. Semua pesilat dimobilisasi.Tidak ada siapa pun yang terlihat di sini. Namun, Luther tidak akan meremehkan pertahanan Gunung Narima. Sekalipun tidak ada yang menjaga, area terlarang tidak mungkin bisa diterobos semudah itu. Bagaimanapun, Gunung Narima memiliki pencapaian besar dalam ilmu formasi.Ketika Luther dan pasukannya tiba, sudah ada dua pasukan yang tiba duluan. Mereka semua adalah anggota luar yang dibayar mahal oleh Kuil Dewa. Kebanyakan berlatih ilmu hitam.Orang-orang ini sudah pasti jahat dan kemampuan mereka juga tidak biasa. Supaya identitas mereka tidak ketahuan, semua orang memakai topeng untuk operasi kali ini.Kelompok Luther memakai topeng hantu berwarna
"Bambang, sepertinya kita terjebak di formasi. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya pria kekar itu sambil memandang ke sekeliling. Dia mengira semua akan aman-aman saja jika mereka mengikuti Luther. Siapa sangka, dia malah kehilangan jejak Luther sekarang."Jangan panik. Maju saja. Pasti ada jalan keluar nanti," sahut Bambang yang mengamati permukaan tanah. Hanya ada satu jalan di sini. Pasukan Luther pasti meninggalkan jejak kaki di tanah. Asalkan mengikuti jejak kaki, mereka pasti bisa menyusul."Semuanya, terus ikut aku. Jangan ketinggalan atau tanggung konsekuensinya sendiri!" pesan pria kekar itu dengan lantang.Semua orang mengiakan dan terus mengikuti. Di saat seperti ini, mereka mungkin akan bertemu bahaya jika terpisah dari pasukan.Di bawah pimpinan Bambang, kedua pasukan mulai bersatu kembali. Semua orang berjalan dengan memegang senjata masing-masing. Mereka juga terus mengamati sekeliling karena takut tiba-tiba muncul monster.Setelah berjalan sekitar 30 menit, Bam
Pria kekar itu mengerahkan seluruh energi astralnya.Bam! Gerbang perunggu bergetar sedikit, membuat debu di atas berjatuhan. Selain itu, tidak ada pergerakan lain. Tulisan misterius di atas pun mengeluarkan cahaya untuk sesaat."Hm?" Pria kekar itu tak kuasa tertegun melihat gerbang perunggu yang sama sekali tidak rusak atau terbuka.Patut diketahui bahwa dia terlahir dengan kekuatan besar. Teknik kultivasi yang dilatihnya juga bermanfaat untuk meningkatkan kekuatannya.Menurutnya, gerbang perunggu seperti ini sangat mudah diluluhlantakkan. Namun, hasilnya malah tidak sesuai dengan ekspektasi.Gosip yang terdengar di belakang membuat si pria kekar merasa agak malu. Dia begitu yakin bisa membuka gerbang ini, tetapi hasilnya malah nihil. Dia tentu merasa malu."Aku nggak percaya aku nggak bisa." Pria kekar itu menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan energi astral di kepalan tangannya. Kemudian, dia melayangkan tinjunya ke gerbang perunggu lagi.Bam! Gerbang perunggu lagi-lagi bergeta
Swish swish swish.Jarum beracun yang memelesat dengan sangat cepat sulit untuk dihindari dan langsung mengarah ke titik vital. Begitu mengenai sasaran, orang itu pasti akan langsung mati."Huh! Trik murahan," kata pria tua berpakaian abu-abu yang sama sekali tidak menghindar, tetapi tubuhnya tiba-tiba memancarkan cahaya emas. Jarum-jarum beracun itu langsung terpental saat mengenai cahaya itu dan tidak melukainya sedikit pun."Mantra Cahaya Emas?" kata Bambang yang sepertinya sudah memperkirakan hal ini dan menyeringai, tetapi dia tidak berhenti dan terus mengayunkan kedua tangannya.Swish swish swish swish swish.Sekumpulan jarum beracun pun terus ditembakkan sampai menghujani pria tua berpakaian abu-abu dari segala arah."Teman-teman, serang!" Saat melayangkan jarum-jarum beracun, Bambang langsung memerintah orang-orang di sekitarnya untuk menyerang bersama-sama. Dia tentu tahu penjaga area terlarang Gunung Narima bukan lawan yang mudah, dia tidak akan mampu mengalahkan penjaga itu
Tubuh Bambang yang tadinya kurus, kini otot dan tulangnya bertumbuh dengan cepat. Tingginya yang awalnya hanya 160 cm langsung berubah menjadi 180 cm dan masih terus bertambah. Tubuhnya yang tadinya hanya berupa tulang berbalut kulit, kini penuh dengan otot-otot besar sampai kulitnya robek. Punggung bungkuk pun menjadi lurus, sehingga penampilannya terlihat sangat kekar.Hanya dalam beberapa detik saja, Bambang sudah berubah drastis. Tingginya yang kini hampir mencapai dua meter terlihat sangat besar dengan otot yang mengembang di seluruh tubuh. Tatapannya pun terlihat ganas dan aura yang sangat mengerikan menyebar dari tubuhnya. Jika sebelumnya dia seperti seekor kucing liar yang kurus, kini dia seperti seekor harimau yang buas.Saat ini, aura hitam mengelilingi tubuh Bambang dan ekspresinya terlihat sangat kejam, membuatnya terlihat seperti iblis yang baru keluar dari neraka."Sungguh nikmat rasanya," kata Bambang sambil menjilat bibirnya dengan puas setelah menyerap semua aura kemat
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada
"Berengsek! Setelah melihat semua bukti kejahatan ini, apa lagi yang ingin kamu katakan?" teriak Huston dengan nada muram.Weker yang sudah ketakutan sampai berkeringat dingin pun berkata dengan terbata-bata, "Pangeran Huston, tolong dengar penjelasanku .... Semua ini palsu, pasti ada orang yang ingin menjebakku. Aku sudah taat hukum selama bertahun-tahun ini, mana mungkin aku melakukan hal kotor seperti ini.""Buktinya sudah jelas, kamu masih berani membantah? Aku rasa kamu nggak akan menyerah kalau nggak terdesak."Huston melambaikan tangannya dan memerintah, "Pengawal, seret dia ke penjara bawah tanah dan siksa dia. Aku ingin lihat seberapa keras mulutnya.""Siap!" jawab sekelompok Tim Penegak Hukum yang langsung masuk dan mengepung Weker.Melihat keadaan itu, Weker akhirnya menjadi panik. Dia langsung berlutut dan mulai terus memohon ampun, "Pangeran Huston, aku mengaku salah. Aku hanya khilaf sesaat. Mohon Pangeran Huston mengingat jasaku yang sudah mengabdi pada Atlandia selama b
Malam pun perlahan-lahan tiba. Saat ini, Huston sedang membaca buku sambil menunggu hasilnya dengan diam di ruang konferensi. Setelah berhasil menghasut Trisno untuk memberontak, mencari bukti kejahatan dari Loland dan Weker hanya masalah waktu.Selama ini, kediaman Raja Atlandia selalu berpura-pura tidak tahu tentang transaksi keuangan yang dilakukan Loland dan Weker. Bagaimanapun juga, seorang pejabat mengambil sedikit keuntungan bukan hal besar.Namun, kali ini berbeda. Loland dan Weker sudah diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap Gema, yang berarti mereka sudah meremehkan dan menantang wibawa kediaman Raja Atlandia. Ini adalah pelanggaran yang serius. Jika mereka tidak dihukum dengan tegas, entah akan ada berapa banyak orang lagi yang akan mengikuti jejak mereka kelak."Pangeran Huston." Pada saat itu, Wirya yang merupakan kapten Tim Penegak Hukum bergegas masuk ke dalam ruang konferensi. Napasnya yang terengah-engah menunjukkan dia sudah berlari sepanjang perjalanan ke sini ka
Saat ini, Trisno benar-benar panik. Sebelumnya, dia hanya khawatir akan terseret dalam masalah ini. Namun, sekarang tuduhan besar langsung dijatuhkan kepadanya, membuatnya sungguh kewalahan."Hmph! Bukti sudah sangat jelas, kamu masih berani menyangkal? Apa aku harus menggunakan penyiksaan agar kamu mau bicara?" bentak Huston dengan tegas."Pangeran! Aku benar-benar nggak bersalah!" Trisno ketakutan hingga hampir menangis. Dia mengangkat tangan dan bersumpah, "Aku bersumpah, kalau aku benar-benar terlibat dalam pembunuhan Gema, aku akan disambar petir dan nggak akan pernah terlahir kembali!""Kalau sumpah itu berguna, lalu buat apa ada tim penegak hukum?" Ekspresi Huston tetap dingin. "Karena kamu adalah pejabat senior di Atlandia, aku memberimu kesempatan untuk mengaku. Kalau kamu mengaku, hukumannya akan lebih ringan. Kalau kamu tetap bersikeras, jangan salahkan aku kalau kamu berakhir di Penjara Iblis!"Begitu mendengar kata Penjara Iblis, tubuh Trisno langsung gemetaran hebat. Deng