"Eee .... Tapi, barang-barang itu terlalu berharga. Sepertinya nggak perlu." Yadira merasa tersanjung melihat begitu banyak harta karun di depannya. Ketika Charlotte memberinya Pelindung Spiritual dan Pil Pengumpul Roh, ada banyak orang yang menentang. Jika menerimanya lagi, Yadira akan menjadi musuh para murid Sekte Sihir."Nggak berharga kok. Semua ini kudapat dari judi. Aku nggak keluar sepeser pun. Ambil saja. Nggak perlu merasa terbebani. Kalau ada yang berani menggosipimu, kusobek mulutnya nanti," ucap Charlotte sambil memandang ke sekeliling.Murid-murid di sekitar sontak merasa ketakutan dan berpura-pura tidak melihat apa pun. Mereka tahu betapa kejamnya Charlotte. Sejak Charlotte menjadi Wanita Suci, hal pertama yang dilakukannya adalah membersihkan bagian internal Sekte Sihir.Orang-orang yang pernah membangkang pun diberi pelajaran secara sadis. Baik itu yang tua atau yang muda, siapa pun yang berani menentangnya pasti akan dikurung atau dibunuh.Awalnya, orang-orang merasa
Kecepatan Yoda sangat tinggi seperti kilat. Dalam sekejap, Yoda sudah tiba di hadapan Giorgio. Pedang di tangannya berhasil mengincar leher Giorgio.Sebagai kandidat dari Grup B, Yoda belum menerobos tingkat master, tetapi kemampuannya telah setara dengan master. Itu sebabnya, dia memiliki kepercayaan diri.Giorgio tidak mengelak, seolah-olah tidak sempat bereaksi. Dia hanya berdiri diam di tempatnya. Ini membuat Yoda tak kuasa tersenyum dingin. Dia yakin Giorgio punya reaksi yang lambat.Pedang Yoda mendarat di leher Giorgio. Namun, senyuman Yoda sontak menghilang. Tubuh Giorgio tidak terbelah menjadi dua bagian. Sebaliknya, yang muncul hanya percikan api, seolah-olah yang ditebasnya bukan manusia, melainkan besi.Mengejutkannya, Yoda tidak merasakan fluktuasi energi apa pun dari tubuh Giorgio. Giorgio sama sekali tidak mengerahkan energi astral. Dia hanya mengandalkan fisiknya."Kamu pesilat yang khusus melatih fisik?" Yoda mengangkat alis. Ekspresinya terlihat sangat serius. Seperti
Gerakan Giorgio sangat gesit. Sebelum Yoda sempat bereaksi, Giorgio sudah mengangkatnya ke udara. Yoda pun kesulitan bernapas. Wajahnya sontak memerah. Dia mulai meronta-ronta, tetapi tidak sanggup melepaskan diri dari cengkeraman Giorgio. Tangan Giorgio seperti capit besar."Kamu lemah sekali. Kasihan ...." Giorgio menggeleng dengan ekspresi mencela. Lawannya terlalu lemah. Padahal, dia baru melancarkan satu serangan dan hanya mengerahkan 30% kekuatannya.Karena lawannya selemah ini, Giorgio pun tidak berniat menyiksanya lagi. Dia hanya tertarik pada petarung hebat. Dengan menyiksa petarung hebat, dia baru bisa menakuti para pesilat Negara Drago. Kini, dia pun merasa kecewa bertemu pecundang seperti Yoda."Kepompong Emas." Ketika melihat situasi sudah krisis, Yoda membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak mengecil dan terlepas dari cengkeraman Giorgio. Yoda segera berguling untuk menjauh. Dia menarik napas dalam-dalam. Merah pada wajahnya mereda."Hm?" Giorgio cukup terkejut melihat pe
Kecepatan bayangan hitam itu sangat tinggi. Ke mana pun bayangan itu lewat, lantai dan udara sontak membeku. Dalam radius sepuluh meter, seperti ada ruang khusus yang membuat segala sesuatu berhenti bergerak.Giorgio tak kuasa merinding. Dia merasa terancam. Karena tidak berani bertindak gegabah, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk meninju bayangan hitam itu.Duar! Terdengar suara ledakan yang mengerikan. Begitu tinju itu mendarat, bayangan merah yang berkobar membentur bayangan hitam.Hasilnya tidak sesuai spekulasi Giorgio. Bayangan merah gagal menghancurkan bayangan hitam, bahkan tidak menembusnya sedikit pun."Hm?" Mata Giorgio terbelalak. Dia tidak pernah melihat serangan seaneh ini. Sebenarnya apa bayangan hitam itu?Bahu Giorgio tiba-tiba bergetar. Seluruh ototnya menegang. Cahaya merah menutupi permukaan kulitnya yang hitam dan membentuk perisai. Dengan kekuatan fisiknya itu, tidak ada yang bisa melukainya, kecuali seorang grandmaster.Whoosh! Angin dingin tiba-tiba berem
"Gimana saja Giorgio ini? Masa kewalahan menghadapi bayangan seperti itu? Malu-maluin saja!" hina Brody saat melihat penampilan menyedihkan Giorgio di arena.Dikatakan bahwa Giorgio punya fisik yang kuat dan kekuatan yang menakjubkan. Namun, dia malah tidak bisa melawan pesilat Negara Drago yang lemah."Pesilat Negara Drago itu agak aneh. Serangannya berbeda dari serangan biasa. Serangannya mengabaikan pertahanan fisik dan perisai energi sejati. Serangannya menargetkan jiwa. Kebetulan, ini adalah kelemahan Giorgio," jelas Eddie dengan serius. Dia mengira Giorgio bisa menang dengan mudah, tetapi malah bertemu musuh kuat. Situasi kurang baik sekarang."Menyerang jiwa? Bukankah ini sama dengan pengendalian jiwa ras vampir? Kelihatannya memang hebat, tapi teknik semacam itu cuma untuk melawan ras manusia yang lemah.""Kalau bertemu lawan hebat, teknik itu nggak bakal berguna. Siapa suruh jiwa Giorgio begitu lemah? Masa kalah dari manusia? Kalau itu aku, aku pasti sudah membunuh musuh denga
Yoda sudah tewas. Kematiannya di luar dugaan semua orang. Ketika Yoda mengerahkan Teknik Bayangan Pembunuh, sebagian besar orang mengira dirinya akan menang. Bagaimanapun, Teknik Bayangan Pembunuh adalah teknik andalan yang telah hampir punah selama 200 tahun.Begitu dikerahkan, teknik itu pun tak tertandingi, bahkan bisa melawan musuh yang levelnya lebih tinggi. Ini karena Teknik Bayangan Pembunuh bisa mengabaikan pertahanan fisik dan perisai energi sejati, lalu langsung menyerang jiwa manusia.Dengan kata lain, tanpa jiwa yang kuat, seseorang tidak mungkin sanggup menahan serangan dari Teknik Bayangan Pembunuh.Awalnya semua sesuai dugaan orang-orang. Setelah Yoda mengerahkan Teknik Bayangan Pembunuh, posisinya pun unggul dan Giorgio tidak bisa berkutik.Namun, siapa sangka, Yoda yang terlihat tak tertandingi tiba-tiba ditikam oleh lawan dan tewas di tempat. Semua terjadi terlalu cepat, sampai-sampai orang tidak sempat bereaksi."Di ... dia sudah mati?""Apa yang terjadi tadi?""Terl
Begitu melihat situasi ini, suasana sontak menjadi gempar. Tidak ada yang menduga Giorgio akan sekejam ini. Jelas-jelas sudah menang, tetapi masih menginjak kepala Yoda hingga hancur. Ini jelas adalah penyiksaan dan penghinaan!"Sialan! Gorila ini keterlaluan sekali! Yoda sudah mati, tapi dia masih menyiksanya!""Aku nggak tahan lagi! Kalau Yoda nggak berbelaskasihan tadi, gorila ini pasti sudah mati! Beraninya dia bertindak semena-mena sekarang!""Kejam sekali! Cepat atau lambat, dia bakal dapat karmanya!"Tindakan Giorgio memicu kemarahan publik. Orang-orang tidak akan menghujat kalau pertarungan masih berlangsung. Namun, sekarang Yoda sudah tewas dan Giorgio masih menghancurkan jasadnya. Tindakan seperti ini jelas tidak bermoral."Gorila ini ingin menakuti pesilat Negara Drago." Roselia menggertakkan giginya dengan kesal."Tindakannya ini berhasil membuat para pesilat Negara Drago marah. Di ronde selanjutnya, dia pasti bakal diberi pelajaran!" Greta memicingkan matanya.Meskipun ter
Kontestan nomor 4 adalah seorang pria bertubuh kekar yang memakai singlet hitam. Sekujur tubuhnya terlihat dipenuhi energi. Ada pula bekas luka yang mengerikan di wajahnya. Bekas luka itu menjalar dari sudut mata hingga ke sudut bibirnya, membuatnya terlihat sangat ganas.Sebaliknya, kontestan nomor 29 adalah pemuda tampan. Usianya sekitar 20-an tahun. Rambutnya panjang. Dia menggunakan pedang yang membuatnya terlihat seperti tuan muda elegan.Begitu pemuda itu maju, para penonton wanita sontak bersorak. Pemuda itu pun tersenyum sebagai balasan. Bahkan, ada yang meminta tanda tangannya dan ingin berfoto dengannya. Seketika, arena terlihat seperti meet and greet pemuda itu.Kontestan nomor 4 hanya terdiam dan terlihat tenang. Sesaat kemudian, justru Nabel yang hilang kesabaran. Dia membentak pemuda itu, lalu memulai pertarungan.Begitu Nabel mengesahkan pertarungan, kontestan nomor 4 langsung mengambil tindakan. Dia berjinjit dan memelesat ke arah pemuda itu dengan cepat. Setelah mendek
"Tuan-tuan, aku sudah menghargai kalian dan teh pun sudah habis. Aku masih ada urusan lain, jadi nggak bisa menemani kalian lagi. Aku pamit," kata Gema. Melihat ketiga orang itu tidak menjawab, dia juga tidak banyak berbicara lagi. Setelah memberi hormat, dia langsung bangkit dan pergi.Saat pintu ruangan itu terbuka, ekspresi Loland menjadi muram dan segera meraih pedangnya. Namun, sebelum dia sempat bertindak, Weker menggenggam lengannya dan menggelengkan kepala.Gema sempat berhenti sejenak di ambang pintu karena merasa ada sesuatu yang tidak beres, lalu langsung melangkah pergi.Melihat Gema berjalan keluar dengan selamat, Loki yang kini sedang berjaga di luar pintu akhirnya menghela napas lega.Namun, saat melihat ekspresi ketiga orang yang berada di dalam ruangan itu terlihat muram, Loki kembali merasa gelisah. Kelihatan jelas, pembicaraan mereka tadi tidak berjalan dengan baik. Untung saja tidak terjadi sesuatu, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya kepada pi
Gema kembali mengambil secangkir teh dan meminumnya, "Selera tuan-tuan memang unik. Tapi, aku ini orangnya penakut, nggak tahan ditakut-takuti. Jadi, mohon tuan-tuan kelak jangan bercanda seperti ini lagi."Weker tersenyum dan menganggukkan kepala. "Tentu saja. Ini pertama kalinya kita bertemu, jadi Tuan Loland hanya ingin mencairkan suasana. Kalau ada hal yang nggak berkenan, aku mewakili Tuan Loland minta maaf padamu. Jangan dimasukkan ke hati."Mendengar perkataan itu, ekspresi Gema akhirnya menjadi lebih ramah. Dia sudah berani menghadiri jamuan berbahaya ini, dia tentu saja tidak takut diintimidasi. Jika mereka berbicara baik-baik dengannya, dia tidak keberatan mengungkapkan sedikit informasi.Namun, sikap ketiga orang itu begitu sombong. Begitu membuka mulut, mereka langsung mengintimidasi, memerintah, dan sama sekali tidak menghargainya sama sekali. Hal ini tentu saja membuatnya merasa sangat kesal. Namun, demi menjaga harga dirinya, dia tidak langsung menunjukkan amarahnya."Ng
"Ini .... Ada beberapa hal yang nggak bisa dikatakan, tapi aku yakin kamu pasti mengerti," kata Trisno dengan serius."Aku ini bodoh, jadi nggak tahu apa yang Tuan Trisno maksud. Mohon Tuan Trisno memakluminya," jawab Gema dengan tenang."Kamu!" teriak Trisno yang mulai marah. Melihat sikap Gema saat masuk, dia mengira Gema menyadari situasinya dan pandai membaca keadaan. Namun, dia tidak menyangka Gema malah berpura-pura bodoh, jelas tidak menghargainya."Sudahlah, Trisno. Biar aku saja yang bertanya."Loland mengambil alih pembicaraan dan bertanya dengan terus terang, "Gema, 'kan? Kami nggak akan bertele-tele lagi denganmu. Kami sudah tahu maksud kedatanganmu ke sini, sekarang kami hanya ingin tahu informasi apa saja yang sudah kamu dapatkan.""Informasi tentang apa yang dimaksud Tuan Loland?" tanya Gema lagi.Bang!Loland tiba-tiba memukul meja dan berkata dengan ekspresi muram, "Anak muda, jangan berpura-pura bodoh denganku, kesabaranku ada batasnya. Kalau kamu nggak menjawab denga
Setelah membuat keputusan, Gema tidak ragu-ragu lagi. Dia segera meminta sopirnya untuk berbalik arah dan langsung menuju lokasi pertemuan.Tempat pertemuan berada di sebuah restoran yang tidak jauh dari istana. Perjalanan kembali hanya memakan waktu sekitar 10 menit.Saat Gema dan Loki melangkah masuk ke restoran, mereka langsung menyadari bahwa tempat itu kosong. Selain beberapa pegawai penyambut tamu, tidak ada satu pun pelanggan.Jelas sekali, restoran ini telah dikosongkan."Silakan, Jenderal Loland sudah menunggu di lantai atas."Begitu memasuki ruangan, pemilik restoran sendiri yang menyambut mereka dan mengantar Gema serta Loki ke ruang privat di lantai dua.Saat ini, di dalam ruangan, Loland, Weker, serta Trisno sedang menikmati teh dengan santai.Mereka bertiga mengobrol dengan akrab dan penuh semangat. Namun, begitu Gema dan Loki memasuki ruangan, mereka segera menghentikan pembicaraan dan mengalihkan perhatian mereka kepada Gema.Ketiganya sangat penasaran, siapa sebenarnya
"Apa? Siapa itu?" tanya Trisno segera."Jangan-jangan wakil jenderal yang masuk saat siang tadi?"Loland mengerutkan alisnya. "Aku sudah menyelidiki orang itu. Nggak punya latar belakang, nggak punya dukungan, cuma orang biasa. Jadi, nggak ada yang perlu dikhawatirkan.""Bukan dia, tapi ada hubungannya dengannya." Weker tiba-tiba merendahkan suara. "Masih ingat apa yang dikatakan Pangeran Huston siang tadi? Saat memanggil wakil jenderal itu, Pangeran Huston secara khusus menyebut Keluarga Paliama.""Keluarga Paliama?" Trisno menunjukkan ekspresi terkejut. "Maksudmu Keluarga Paliama dari Midyar sudah bertemu dengan Raja?""Itu belum. Tapi menurut informasiku, seseorang bernama Gema mengobrol dengan Pangeran Huston selama 4 jam hari ini. Mereka berbincang dan tertawa seperti sahabat. Bahkan, Pangeran Huston secara khusus mengundangnya untuk makan malam di istana."Wajah Weker sedikit muram. "Semuanya, coba pikirkan baik-baik. Pada saat genting seperti ini, Keluarga Paliama mengirim seseo
Setelah berbicara sejenak di aula pertemuan, Huston mengundang Gema untuk mulai berkeliling di Kediaman Raja Atlandia. Kediaman itu sangat luas dan memiliki berbagai fasilitas, orang yang tidak mengenal tempat itu akan sangat mudah tersesat.Gema yang merasa dirinya sudah melihat banyak hal pun tetap merasa sangat terkejut saat diajak untuk melihat keadaan Kediaman Raja Atlandia yang sebenarnya. Berbeda dengan kemewahan dari rumah orang kaya baru, kediaman ini bisa dibilang mewah dan berwibawa. Setiap sudut yang terlihat memancarkan aura yang sangat kuat.Yang membuat Gema paling terkesan adalah ada aula pahlawan dengan sembilan lantai di dalam kediaman itu dan terlihat seperti sebuah pagoda kuno dari luar. Isi di dalamnya adalah makam simbolis untuk puluhan ribu para pahlawan yang gugur di medan perang dan memenuhi seluruh ruangan.Para pahlawan itu memiliki batu peringatan dengan catatan jelas kehidupan mereka agar generasi berikutnya bisa mengenangnya. Keluarga Paliama juga memiliki
"Pangeran Huston, hati-hati dengan ucapanmu," kata Gema yang segera memperingatkan sambil melihat ke sekeliling karena khawatir ada yang menguping percakapan mereka.Membahas hidup dan mati anggota keluarga kerajaan secara pribadi adalah pelanggaran besar. Jika hal ini disebarkan oleh orang yang berniat buruk, nama baik hancur masih termasuk hal kecil. Namun, jika nanti diminta pertanggungjawaban, ini akan menjadi masalah besar."Paman Gema, tenang saja. Ini adalah Atlandia, bukan Midyar. Kamu bisa membahas apa pun dengan tenang, nggak perlu khawatir," kata Huston sambil tersenyum, sama sekali tidak peduli apa pun. Dia berpikir hal ini sudah diketahui semua orang, apa salah membicarakannya? Apakah orangnya tidak akan mati jika tidak membicarakannya? Benar-benar konyol."Uhuk uhuk .... Sepertinya aku sudah terlalu banyak berpikir," kata Gema sambil tersenyum dengan canggung. Meskipun tahu apa yang dikatakan Huston benar, dia tetap harus berhati-hati dan tidak berani membicarakan anggota
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.