Kontestan nomor 4 adalah seorang pria bertubuh kekar yang memakai singlet hitam. Sekujur tubuhnya terlihat dipenuhi energi. Ada pula bekas luka yang mengerikan di wajahnya. Bekas luka itu menjalar dari sudut mata hingga ke sudut bibirnya, membuatnya terlihat sangat ganas.Sebaliknya, kontestan nomor 29 adalah pemuda tampan. Usianya sekitar 20-an tahun. Rambutnya panjang. Dia menggunakan pedang yang membuatnya terlihat seperti tuan muda elegan.Begitu pemuda itu maju, para penonton wanita sontak bersorak. Pemuda itu pun tersenyum sebagai balasan. Bahkan, ada yang meminta tanda tangannya dan ingin berfoto dengannya. Seketika, arena terlihat seperti meet and greet pemuda itu.Kontestan nomor 4 hanya terdiam dan terlihat tenang. Sesaat kemudian, justru Nabel yang hilang kesabaran. Dia membentak pemuda itu, lalu memulai pertarungan.Begitu Nabel mengesahkan pertarungan, kontestan nomor 4 langsung mengambil tindakan. Dia berjinjit dan memelesat ke arah pemuda itu dengan cepat. Setelah mendek
Kandidat nomor 4 itu tidak berniat membunuh lawannya. Setelah pemuda itu jatuh pingsan, dia menatap Nabel. Nabel mengangguk dan mengumumkan hasil pertarungan.Seketika, terdengar suara tepuk tangan yang meriah. Para penonton melihat jelas pertarungan tadi. Karena lalai dan sibuk merayu para penggemar wanita, pemuda itu kehilangan kesempatan. Itu sebabnya, pria kekar itu langsung melancarkan serangan ganas.Karena kekuatan kedua belah pihak setara, siapa pun yang menyerang duluan pasti akan untung. Serangan pria kekar itu juga sangat ganas. Dia tidak takut energinya terkuras dan tidak repot-repot memasang perlindungan, hanya menyerang tanpa henti.Makanya, pemuda itu tidak berkesempatan melancarkan serangan balik. Setelah situasi memburuk, pemuda itu tentu tidak bisa mengerahkan jurus andalannya secara maksimal lagi.Selain itu, pria kekar itu juga tidak memberinya kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya. Dia langsung memberi pukulan mematikan untuk mengakhiri pertarungan. Terluka sed
"Jangan bicara omong kosong lagi. Maju kalau berani." Luther menjulurkan satu tangannya untuk menyuruh Brody maju. Gayanya itu terlihat sangat memprovokasi."Sialan! Kamu memang cari mati!" Brody pun terprovokasi. Ketika hendak menyerang, dia tiba-tiba menyadari sesuatu sehingga menghentikan langkah kakinya dan melirik Nabel dengan waspada.Sebelumnya, Brody hampir gosong dibuat Teknik Halilintar Nabel. Dia terpaksa menahan amarahnya untuk sekarang.Meskipun mereka sudah berada di atas arena, Nabel belum mengumumkan bahwa pertarungan dimulai. Jika bertindak gegabah lagi, Brody hanya akan memberi kesempatan untuk lawan. Dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama."Kenapa diam saja? Dasar lemah," hina Luther."Kamu ...." Brody gusar hingga memperlihatkan taringnya. Napasnya memburu. Darahnya bergejolak. Dia telah bertekad akan menyiksa Luther."Kalian sudah siap?" tanya Nabel sambil melirik kanan kiri dengan ekspresi datar."Siap." Luther mengangguk."Siap!" Brody menggertakkan giginy
"Hahaha! Bocah, aku bakal membuatmu menjadi genangan darah!" Setelah tengkorak merah itu melahap Luther, Brody pun tertawa terbahak-bahak dengan angkuh."Kak, Dokter Luther bakal baik-baik saja, 'kan?" tanya Roselia dengan gugup.Kemampuan ras vampir sangat misterius, terutama kabut darah yang bisa melelehkan tubuh. Kabut darah ini jauh lebih menyeramkan daripada senjata ajaib. Tanpa basis kultivasi yang tinggi, seseorang tidak akan sanggup melawan."Jangan panik. Kita amati situasi dulu. Aku yakin Dokter Luther nggak bakal dikalahkan semudah ini." Greta mengernyit dengan ekspresi suram.Meskipun berbicara demikian, tangan Greta terkepal erat. Jelas, dia juga merasa gugup. Di sisi lain, Misandari tersenyum melihat kedua bersaudara yang cemas. Dengan kemampuan Luther, jangankan Brody, ras vampir yang lebih kuat sekalipun tidak akan bisa mengalahkannya."Kalian nggak usah cemas. Dengan kemampuan Kak Luther, mudah saja baginya untuk melawan ras vampir," hibur Ozias saat melihat Yuki dan E
"Buset! Apa-apaan ini? Kenapa jadi jelek sekali?""Katanya pria dan wanita dari ras vampir rupawan, tapi ternyata semua cuma ilusi. Begitu mereka memperlihatkan wujud asli, mereka jadi monster!""Kalau tebakanku nggak salah, ini seharusnya wujud ketiga vampir. Wujud ini bisa membuat fisik mereka bertambah kuat. Kontestan nomor 8 ini pasti dalam bahaya besar!"Orang-orang sibuk berdiskusi melihat perubahan penampilan Brody. Sebagian besar ras vampir mementingkan penampilan karena akan menguntungkan mereka untuk merayu lawan jenis.Namun, begitu ras vampir mengorbankan penampilan mereka hingga berubah menjadi jelek serta menjijikkan, kekuatan tempur mereka akan bertambah berkali-kali lipat. Ini barulah eksistensi paling menakutkan."Sepertinya Brody benaran marah kali ini. Dia sampai membangkitkan garis keturunannya dan mengaktifkan wujud ketiganya. Vampir seperti ini baru sempurna," gumam Eddie memicingkan mata sambil tersenyum tipis.Orang luar mungkin tidak tahu, tetapi Eddie tahu bet
Ketika melihat Brody terkapar tak berdaya di lantai, semua orang pun tercengang, hanya bisa menatap dengan melongo.Semuanya terjadi terlalu cepat tadi. Dari Brody melancarkan serangan hingga kehilangan jantung dan sekarat, semuanya hanya memakan beberapa detik. Sederhana, lugas, dan tak terduga.Sebelum orang-orang sempat melihat jelas situasi, pertarungan telah berakhir. Tidak ada yang menyangka hasilnya akan seperti ini. Seketika, suasana menjadi sunyi senyap."A ... aku nggak salah lihat, 'kan? Dokter Luther benaran menang?" Roselia memelototi arena dengan tidak percaya. Dia baru saja mencemaskan keselamatan Luther, tetapi Luther tiba-tiba membunuh Brody. Dia tidak menduga Luther akan membalikkan situasi secepat ini.Saat ini, Luther terlihat baik-baik saja. Sebaliknya, Brody yang berevolusi terus memuntahkan darah dan tampak sekarat."Dokter Luther ... membunuhnya dengan satu serangan?" Greta juga tidak bisa memercayai realitas ini. Dia tahu kemampuan Luther tidak biasa, tetapi ti
Suasana di bawah arena sangat meriah, sedangkan suasana di atas arena sangat sunyi. Brody yang bersikap angkuh sebelumnya, hanya bisa berbaring di lantai dan memuntahkan darah.Wajahnya pucat pasi, tatapannya dipenuhi kengerian, seolah-olah dia baru melihat hantu. Brody sungguh tidak menyangka dia akan dikalahkan semudah ini, padahal dia telah berevolusi menjadi wujud ketiga vampir.Bahkan, Brody tidak tahu teknik apa yang digunakan Luther tadi. Luther hanya menyentuh sedikit, tetapi seluruh energi Brody terkuras habis dan dadanya bolong. Dia jelas-jelas tidak merasakan fluktuasi energi sejak tadi."Ini nggak mungkin! Aku dari ras vampir yang mulia! Gimana bisa kalah dari manusia rendahan? Ini nggak mungkin!" pekik Brody yang tidak bisa menerima kenyataan.Brody menggertakkan gigi dan mengerahkan kekuatan garis keturunan lagi. Kabut darah keluar dari tubuhnya, lalu mengalir ke area luka. Seiring dengan penambahan energi darah, jantung dan daging mulai terbentuk secara perlahan.Hal ini
Brody sudah mati karena langsung dimusnahkan Luther dengan satu serangan sampai tidak bersisa. Baik kemampuan pemulihan atau bakat ras vampir, semua itu tidak berarti apa-apa di hadapan kekuatan mutlak.Jika ini adalah pertarungan antara manusia, Luther tentu saja tidak akan membunuh dengan kejam. Kecuali ada dendam kesumat, dia biasanya akan sengaja memberikan kesempatan. Namun, pertarungan dengan ras vampir berbeda karena keduanya memang sudah saling bermusuhan. Begitu naik ke arena, pertarungannya pun mempertaruhkan nyawa.Selain itu, Brody memiliki niat buruk dan meremehkan manusia. Orang seperti ini hanya akan menjadi ancaman jika dibiarkan hidup, lebih baik segera dibasmi saja. Saat dia berteriak menyerah, sebenarnya juri Nabel memiliki waktu untuk bereaksi dan menghentikan pertarungan. Namun, Nabel sengaja bereaksi lebih lambat, seolah-olah menyetujui tindakan Luther.Bagaimanapun juga, baik Eddie atau pun Gorila Hitam, mereka juga tidak berbelas kasihan saat menghadapi ahli dar
Malam perlahan menyelimuti kota.Di dalam sebuah rumah sederhana, Loland duduk bersila di atas ranjang, memejamkan mata untuk memulihkan tenaga.Setelah beristirahat sehari, Racun Uzur di tubuhnya hampir sepenuhnya dikeluarkan. Namun, seluruh kota sedang dalam keadaan siaga penuh. Semua gerbang dan jalan utama ditutup, sementara surat perintah penangkapan ditempel di mana-mana.Sekalipun Loland telah memulihkan kekuatannya, keluar dari ibu kota tetap mustahil. Untuk sementara, dia hanya bisa bersembunyi di sini, menunggu badai berlalu. Adapun pemilik rumah ini, sudah menjadi mayat.Tok, tok, tok .... Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu. Loland langsung membuka matanya, tangannya refleks meraih pedang di sampingnya."Siapa?" Di ruang tamu, beberapa pengawal Pasukan Api Merah segera bersiaga. Dua orang diam-diam mencabut pedang dan berdiri di kedua sisi pintu."Ini aku." Terdengar suara yang familier.Para pengawal langsung bernapas lega. Mereka mengintip dari celah pintu untuk mema
"Tunggu sebentar!"Melihat dirinya akan ditangkap, Rigen benar-benar panik dan segera berteriak, "Nggak ada pemeriksaan menyeluruh dan keputusan dari hakim, apa hakmu menangkapku? Kamu ini jelas-jelas bertindak sewenang-wenang.""Heh .... Saat aku berbicara denganmu menggunakan logika, kamu bermain licik. Sekarang aku yang bermain licik, kamu malah ingin membahas hukum denganku. Kamu pikir ini masuk akal?" sindir Huston."Tuan Rigen, kita bicarakan soal logika ini di dalam penjara saja, kita bisa berbicara lama di sana," kata Wirya sambil tersenyum sinis dan melangkah maju, lalu langsung menekan bahu Rigen."Tunggu! Masih ada yang ingin kukatakan."Rigen menelan ludahnya. Menyadari situasinya tidak bisa diselamatkan lagi, dia akhirnya tidak bersikeras lagi dan mulai memohon, "Huston, kita ini keluarga, kenapa harus seperti ini? Anggap saja semua ini salah Paman Rigen. Dilihat dari hubungan ini, bisakah kamu memaafkanku sekali ini?"Sebelumnya, Rigen masih bisa membalikkan keadaan denga
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!