"Serius? Kulihat pendeta itu biasa-biasa saja. Sepertinya dia nggak berbahaya." Roselia tampak heran.Dengan kemampuan Adam, dia jelas berada di urutan terdepan di seluruh Negara Drago. Kelompok hitam dari wilayah barat seharusnya tidak perlu ditakuti."Roselia, jangan menilai orang dari penampilan. Di antara mereka bertiga, si pendeta yang paling kuat. Lain kali hati-hati kalau ketemu dia. Menghindar sejauh mungkin. Jangan melawannya." Adam memperingatkan dengan ekspresi serius.Jika Adam sendirian tadi, dia tidak mungkin takut. Namun, ada Roselia dan Greta yang bersamanya. Adam mengkhawatirkan keselamatan mereka.Jika pertarungan benar-benar terjadi, pendeta itu bisa menahannya, sedangkan kedua temannya akan menahan Roselia dan Greta. Sebelum mengetahui kehebatan lawan, Adam tentu harus berwaspada."Mereka punya niat jahat. Kalian harus berhati-hati dari mereka. Tapi, nggak usah terlalu dipedulikan juga. Negara Drago punya banyak ahli bela diri. Kalau benaran berduel, kita nggak kala
"Mati?" Brody mendengus dengan tidak setuju. "Sepertinya ucapanmu terlalu berlebihan, 'kan? Vampir nggak bisa mati. Sehebat apa pun pesilat Negara Drago, mereka nggak mungkin sanggup membunuhku!"Sekalipun Takhta Suci membatasi vampir, asalkan Brody ingin melarikan diri, Eddie tetap tidak bisa menahannya."Gen vampir memang kuat, tapi nggak sampai nggak bisa mati. Kalau nggak, mana mungkin kalian berada di bawah naungan Kuil Dewa? Selain itu, jangan meremehkan pesilat Negara Drago.""Selama bertahun-tahun ini, terjadi banyak konflik dengan mereka. Tapi, kita nggak pernah dapat keuntungan apa pun. Kalau kamu terus sombong begini, cepat atau lambat pasti dapat ganjarannya," timpal Eddie dengan nada datar.Bangsawan seperti Brody tidak mungkin tahu betapa berbahayanya Negara Drago. Musuh mereka hanya pesilat elite Negara Drago. Ini tidak termasuk masalah besar. Namun, jika mengusik monster-monster tua itu, mereka belum tentu bisa pulang dalam keadaan selamat."Tuan Eddie, jangan-jangan ka
Keesokan pagi, di puncak Gunung Narima. Begitu langit terang, kerumunan langsung menuju ke Gunung Narima.Hari ini, Gunung Narima terlihat lebih ramai dari biasanya. Bagi para ahli bela diri, kompetisi Grup B dan Grup C hanyalah duel kecil. Yang benar-benar mendapat perhatian dan berpengaruh adalah pertarungan Grup A.Ini karena yang bisa bergabung dengan Grup A hanya para master muda yang diutus oleh sekte dan para pesilat elite yang mengandalkan kemampuan luar biasa mereka.Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa 32 kandidat ini adalah eksistensi yang tiada tandingan. Dengan kata lain, pertarungan hari ini adalah memilih genius di antara genius. Itu sebabnya, banyak orang yang datang untuk menonton.Bahkan, beberapa tokoh besar yang mengasingkan diri selama ini, juga datang ke Gunung Narima. Bagaimanapun, kompetisi ini akan menentukan masa depan dunia persilatan. Tidak ada yang berani bersikap lalai.Luther, Misandari, dan lainnya tiba pagi-pagi sekali. Sebagai salah satu dari 32 kan
Atha yang keluar dengan identitas maha guru membuat suasana menjadi heboh. Semua orang bergegas memberi hormat.Meskipun Gunung Narima jarang ikut campur urusan dunia persilatan, mereka memegang posisi teratas di hati para pesilat. Tidak peduli seperti apa Atha yang dulu, asalkan dia memakai jubah itu, berarti dia punya kemampuan luar biasa."Aku merasa terhormat melihat kalian semua datang ke Gunung Narima. Tolong dimaklumi kalau pelayanan kami kurang baik," ucap Atha yang menangkupkan tangan kepada orang-orang sambil tersenyum. Ekspresinya terlihat lembut, tidak ada keangkuhan apa pun."Justru kami yang merasa terhormat karena bisa datang kemari. Ini kehormatanku untuk seumur hidup.""Aku sudah lama mendengar kehebatan Master Atha. Ternyata yang dirumorkan memang benar!""Kali ini akan menjadi kesempatan terbesarku untuk memperlihatkan kemampuanku. Master Atha memang hebat!"Orang-orang sibuk menyanjung. Tentu bagus jika mereka punya hubungan dengan Gunung Narima."Pujian kalian berl
Baik itu Hasta ataupun Adam, keduanya sama-sama genius top. Ditambah lagi perselisihan antara Sekte Pedang dengan Organisasi Mondial, persaingan di antara keduanya tentu menjadi makin ketat.Kali ini, basis kultivasi Adam berkembang pesat lagi sebelum hari kompetisi. Makanya, niat perangnya menjadi begitu kuat. Dia sudah tidak sabar untuk bertarung dengan Hasta.Sebaliknya, Hasta tentu tidak akan menyerah menghadapi tatapan penuh provokasi itu. Hanya saja, Hasta terlihat lebih tenang jika dibandingkan dengan Adam.Faktanya, Hasta yang menduduki urutan pertama pada Peringkat Genius meremehkan semua pesilat yang sebaya dengannya.Selain Gerald yang jarang terlihat dan mengimbanginya di Peringkat Genius, target Hasta kali ini adalah orang-orang di Peringkat Nirwana. Bagaimanapun, ahli bela diri di Peringkat Nirwana barulah eksistensi yang benar-benar kuat di dunia persilatan.Dengan kata lain, Hasta harus mengalahkan satu per satu ahli bela diri itu untuk mencapai puncaknya. Dia tidak sem
"Benar juga. Standarmu terlalu tinggi. Kamu nggak mungkin peduli pada murid-murid tak berguna itu. Tapi, sejak mereka pindah ke Organisasi Mondial, perkembangan mereka jadi pesat. Mungkin, sumber daya sektemu kurang bagus?" sindir Yusril."Tuan Yusril, nggak ada gunanya pintar berdebat. Karena hari ini hari kompetisi, kita selesaikan saja semua di arena. Kamu berani naik ke arena untuk bertarung denganku nggak? Dengan begitu, para junior bisa menambah wawasan," tanya Logan dengan dingin."Kalau kamu mau, aku tentu bersedia menemanimu. Kebetulan, aku juga ingin melihat kehebatan ilmu pedangmu. Apa benar sehebat yang dirumorkan?" Yusril tersenyum tanpa merasa takut.Yang satu adalah ahli bela diri urutan kedua di Peringkat Nirwana, yang satu lagi adalah ahli bela diri urutan ketiga di Peringkat Nirwana. Kesenjangan mereka tidak terlalu besar. Jika benar-benar bertarung, entah siapa yang akan menjadi pemenangnya."Tuan-tuan, tenang sedikit." Ketika melihat situasi memburuk, Atha yang bera
"Huh! Masih mau memanas-manasi suasana!" Logan mengerlingkan matanya dengan sinis. "Beberapa tahun ini, Organisasi Mondial terus berkonflik dengan Sekte Sihir. Kalau sampai dia marah, Organisasi Mondial bakal kena masalah duluan.""Cuma masalah kecil kok. Hubungan kami baik-baik saja. Aku percaya Ketua Friscia bijaksana dan murah hati. Dia nggak bakal keberatan dengan hal-hal itu." Yusril tersenyum tipis.Kekuatan Logan mungkin lebih hebat sedikit daripada Yusril. Namun, kalau menyangkut berdebat, Yusril jauh lebih baik darinya."Tuan Yusril, Tuan Logan, sepertinya obrolan kalian sangat seru ya!" Di depan sana, tandu hitam berhenti. Seorang wanita tua beruban dan bertubuh agak bungkuk perlahan-lahan berjalan keluar dengan memegang tongkat ularnya.Wanita itu tidak lain adalah Friscia, Ketua Sekte Sihir. Friscia lebih tua daripada Yusril dan Logan. Dia bisa dibilang sebagai senior mereka. Hanya saja, Friscia mengasingkan diri bertahun-tahun sehingga jarang bertemu orang. Meskipun begitu
"Astaga! Bahkan Teknik Empat Dewa pun sudah dikeluarkan, apa perlu begitu mencolok seperti ini?""Adam ini memang benar-benar mencolok.""Kalau aku sehebat dia, aku pasti akan lebih mencolok dari dia ratusan kali lipat."Kemunculan Adam yang dominan membuat pada penonton menunjuknya dan mulai berbisik-bisik. Seperti yang diketahui, Teknik Empat Dewa adalah teknik rahasia Organisasi Mondial yang tidak boleh disebarkan, sehingga hanya penerus ketua yang boleh mempelajarinya. Namun, Adam malah mengeluarkan teknik itu sebelum pertandingan dimulai, benar-benar di luar dugaan mereka."Pak Yusril, muridmu ini benar-benar sesuai dengan namanya," kata Logan dengan ekspresi dingin."Hehe .... Anak muda memang harus bersemangat. Kalau memang punya kekuatan, kenapa harus menyembunyikannya?" kata Yusril dengan cuek."Aku hanya khawatir kalian terlalu gembira, tapi berakhir menyedihkan," kata Logan."Pak Logan nggak perlu mengkhawatirkan hal ini," kata Yusril sambil tersenyum dengan tenang. Tidak pe
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti