"Hahahaha ...." Saat Gorila Hitam muncul, terdengar suara tawa aneh yang tiba-tiba bergema di udara. Pada saat yang bersamaan, sekumpulan kabut merah terus berputar dan memelesat dari kejauhan. Kabut ini berukuran sekitar tiga meter, penuh dengan aura jahat, dan terus berubah bentuk. Kadang-kadang berubah menjadi tengkorak besar dan kadang-kadang menjadi iblis dengan cakar.Fenomena ini membuat para penonton ketakutan dan segera minggir untuk memberi jalan. Kabut ini terlihat begitu mengerikan jelas tidak berniat baik, mereka khawatir akan terluka jika tersentuh oleh kabut merah itu.Huh!Kabut merah itu melayang di atas arena dan sengaja berputar-putar tiga kali di atas kepala para kandidat, lalu akhirnya terjatuh ke permukaan arena dengan keras.Setelah kabut itu perlahan-lahan menyebar, seorang pria asing yang mengenakan jas dan terlihat tampan muncul di depan semua orang. Dia memiliki ciri khas keturunan campuran, tersenyum licik, dan memancarkan daya tarik yang kuat terhadap para
"Bagus! Pukulan yang bagus!""Berani membuat keributan di Gunung Narima, benar-benar cari mati!""Kalau juri nggak menahan diri, Teknik Halilintar ini akan menghancurkannya sampai tak tersisa."Melihat Brody yang terpental, terdengar sorakan dan tepuk tangan di seluruh arena. Jika patuh dan rendah hati, kandidat asing dan juga makhluk yang biasanya bersembunyi dalam kegelapan ini akan dimaklumi. Namun, orang ini malah terus membuat keributan dan menantang begitu muncul di sana, benar-benar minta dihajar. Ras vampir kecil ini benar-benar meremehkan ahli dari Negara Drago."Ahli Negara Drago yang menyebalkan! Kalian berani main curang, sungguh keji dan memalukan," kata Brody yang bangkit dari lantai dengan terhuyung-huyung sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya marah.Awalnya, Brody ingin memamerkan kekuatan ras vampir, tetapi rencananya gagal dan malahan dipermalukan. Dia tentu saja tidak merasa kekuatannya kalah, melainkan menuding Nabel tiba-tiba menyerangnya saat dia lengah. Jika
"Selanjutnya!" kata Nabel dengan lantang agar undian dilanjutkan setelah Yoda selesai mengambil nomor undiannya."Giliranku." Pada saat itu, Giorgio melangkah maju dan mendorong salah satu ahli yang mengantre dengan kasar, lalu memasukkan tangannya ke dalam kotak hitam itu.Ahli yang didorong tadi mengernyitkan alis, tetapi akhirnya hanya bisa menahan amarahnya setelah melihat tubuh Giorgio yang besar. Meskipun kekuatan seorang ahli tidak bisa diukur dari ukuran tubuhnya, aura mengerikan yang terpancar dari Giorgio tidak bisa diremehkan.Setelah tangannya meraba-raba di dalam kotak selama beberapa detik, Giorgio akhirnya mengeluarkan sebuah bola kaca. Namun, sebelum semua orang bisa melihat angka di dalam bola dengan jelas, dia tiba-tiba meremas bola itu.Bang!Terdengar suara retakan dan bola kaca itu langsung pecah, lalu serpihannya berserakan di lantai."Hahahaha ...."Giorgio tertawa terbahak-bahak setelah melihat kepingan logam dengan angka di tangannya, lalu menatap Yoda dengan g
Di dalam ruang kantor presdir Grup Pesona."Luther, ini adalah perjanjian cerai yang disiapkan Bu Ariana. Silakan ditandatangani," ujar Julie selaku sekretaris Ariana. Kemudian, Julie yang mengenakan seragam kantor sedang meletakkan secarik kertas A4 di atas meja.Di seberangnya, duduk seorang pria tampan yang mengenakan pakaian sederhana."Cerai? Apa maksudnya?" tanya Luther Bennett dengan bingung."Luther, kamu masih tidak mengerti? Pernikahanmu dengan Bu Ariana sudah di ujung tanduk. Kalian tidak lagi sejalur. Keberadaanmu hanya suatu penghalang bagi Bu Ariana," jawab Julie tanpa rasa kasihan."Penghalang?" Luther mengernyit sembari bertanya, "Jadi, aku hanya penghalang di matanya?"Ketika keduanya menikah, Keluarga Warsono sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan, bahkan memiliki banyak utang.Luther yang telah membantu Keluarga Warsono melewati kesulitan tersebut. Siapa sangka, setelah kaya raya, Ariana malah ingin mencampakkannya."Kamu boleh berpikir begitu," ujar Julie
Di dalam lift, Luther menatap liontin giok di dadanya. Tatapannya tampak sangat sedih sekarang.Meskipun sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi, dia tetap tidak bisa berlapang dada saat perceraian ini benar-benar terjadi.Awalnya, Luther mengira bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Hanya perlu makan kenyang, melewati kehidupan yang santai, dan merasa gembira.Dia pun baru mengerti bahwa kehidupan biasa ternyata juga merupakan suatu dosa.Luther sudah hidup dengan nyaman selama 3 tahun ini. Sekarang, sudah saatnya dia bangkit.Kring kring kring ....Tepat ketika Luther sedang bengong, ponselnya tiba-tiba berdering.Terdengar suara yang familier saat dia menjawab panggilan tersebut. "Tuan Luther, aku Eril Wirawan dari Kamar Dagang Jiloam. Dengar-dengar, hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Nona Ariana. Aku sudah menyediakan hadiah spesial untuk kalian. Kapan Tuan Luther punya waktu?""Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, Pak Eril tidak perlu repot-repot lagi lain
Hanya satu kata dari Luther sudah membuat Helen terperangah di tempatnya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Luther yang biasanya terlihat lembut akan begitu menyeramkan saat murka. Sorot matanya itu seolah-olah menyiratkan akan melahap Helen hidup-hidup."Tolong, ada pembunuh! Ada yang mau membunuh putraku!" teriak Helen dengan lantang setelah tersadar kembali.Dalam sekejap, sekelompok satpam dari Grup Pesona berbondong-bondong menghampiri tempat kejadian."Nyonya Helen, apa yang terjadi?" tanya salah satu satpam yang jelas mengenal Helen. Dia langsung menyatakan sikapnya begitu datang."Doni, cepat tangkap dia. Berani sekali dia memukul putraku! Aku mau dia menerima ganjarannya!" teriak Helen yang pura-pura memberanikan diri."Berengsek! Berani sekali kamu membuat keributan di pintu masuk Grup Pesona! Kamu sudah bosan hidup, ya!" seru satpam yang memimpin. Begitu dia melambaikan tangannya, sekelompok bawahan bergegas menghentikan Luther.Bagaimanapun, ini adalah kesempatan untuk meme
"Ibu, kamu bawa Keenan ke rumah sakit dulu. Biar aku yang urus masalah ini." Ariana membuat keputusan setelah berpikir beberapa saat."Ariana, kamu harus membela adikmu. Jangan biarkan bajingan itu begitu saja!" kata Helen dengan galak."Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ariana sembari mengangguk. Kemudian, dia memerintahkan 2 orang satpam untuk mengantar Helen dan Keenan ke rumah sakit."Julie, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Ariana sambil menggosok pelipisnya. Dia merasa agak pusing."Bu Ariana, masalah ini sudah sangat jelas. Luther yang memukul adikmu. Selain itu, para satpam juga melihatnya tadi. Mereka tidak mungkin berbohong," jawab Julie."Tapi, ibuku itu ...." Ariana hendak mengatakan sesuatu. Dia tahu betul bagaimana karakter ibu dan adiknya yang tidak masuk akal itu."Bagaimanapun, Luther sudah salah karena memukul orang! Kalaupun ada kesalahpahaman, mereka bisa membahasnya dengan kepala dingin. Apalagi, Keenan adalah adik Bu Ariana. Dia sama sekali ti
"Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh."Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther."Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan."Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kat