"Benar juga. Standarmu terlalu tinggi. Kamu nggak mungkin peduli pada murid-murid tak berguna itu. Tapi, sejak mereka pindah ke Organisasi Mondial, perkembangan mereka jadi pesat. Mungkin, sumber daya sektemu kurang bagus?" sindir Yusril."Tuan Yusril, nggak ada gunanya pintar berdebat. Karena hari ini hari kompetisi, kita selesaikan saja semua di arena. Kamu berani naik ke arena untuk bertarung denganku nggak? Dengan begitu, para junior bisa menambah wawasan," tanya Logan dengan dingin."Kalau kamu mau, aku tentu bersedia menemanimu. Kebetulan, aku juga ingin melihat kehebatan ilmu pedangmu. Apa benar sehebat yang dirumorkan?" Yusril tersenyum tanpa merasa takut.Yang satu adalah ahli bela diri urutan kedua di Peringkat Nirwana, yang satu lagi adalah ahli bela diri urutan ketiga di Peringkat Nirwana. Kesenjangan mereka tidak terlalu besar. Jika benar-benar bertarung, entah siapa yang akan menjadi pemenangnya."Tuan-tuan, tenang sedikit." Ketika melihat situasi memburuk, Atha yang bera
"Huh! Masih mau memanas-manasi suasana!" Logan mengerlingkan matanya dengan sinis. "Beberapa tahun ini, Organisasi Mondial terus berkonflik dengan Sekte Sihir. Kalau sampai dia marah, Organisasi Mondial bakal kena masalah duluan.""Cuma masalah kecil kok. Hubungan kami baik-baik saja. Aku percaya Ketua Friscia bijaksana dan murah hati. Dia nggak bakal keberatan dengan hal-hal itu." Yusril tersenyum tipis.Kekuatan Logan mungkin lebih hebat sedikit daripada Yusril. Namun, kalau menyangkut berdebat, Yusril jauh lebih baik darinya."Tuan Yusril, Tuan Logan, sepertinya obrolan kalian sangat seru ya!" Di depan sana, tandu hitam berhenti. Seorang wanita tua beruban dan bertubuh agak bungkuk perlahan-lahan berjalan keluar dengan memegang tongkat ularnya.Wanita itu tidak lain adalah Friscia, Ketua Sekte Sihir. Friscia lebih tua daripada Yusril dan Logan. Dia bisa dibilang sebagai senior mereka. Hanya saja, Friscia mengasingkan diri bertahun-tahun sehingga jarang bertemu orang. Meskipun begitu
"Astaga! Bahkan Teknik Empat Dewa pun sudah dikeluarkan, apa perlu begitu mencolok seperti ini?""Adam ini memang benar-benar mencolok.""Kalau aku sehebat dia, aku pasti akan lebih mencolok dari dia ratusan kali lipat."Kemunculan Adam yang dominan membuat pada penonton menunjuknya dan mulai berbisik-bisik. Seperti yang diketahui, Teknik Empat Dewa adalah teknik rahasia Organisasi Mondial yang tidak boleh disebarkan, sehingga hanya penerus ketua yang boleh mempelajarinya. Namun, Adam malah mengeluarkan teknik itu sebelum pertandingan dimulai, benar-benar di luar dugaan mereka."Pak Yusril, muridmu ini benar-benar sesuai dengan namanya," kata Logan dengan ekspresi dingin."Hehe .... Anak muda memang harus bersemangat. Kalau memang punya kekuatan, kenapa harus menyembunyikannya?" kata Yusril dengan cuek."Aku hanya khawatir kalian terlalu gembira, tapi berakhir menyedihkan," kata Logan."Pak Logan nggak perlu mengkhawatirkan hal ini," kata Yusril sambil tersenyum dengan tenang. Tidak pe
"Hahahaha ...." Saat Gorila Hitam muncul, terdengar suara tawa aneh yang tiba-tiba bergema di udara. Pada saat yang bersamaan, sekumpulan kabut merah terus berputar dan memelesat dari kejauhan. Kabut ini berukuran sekitar tiga meter, penuh dengan aura jahat, dan terus berubah bentuk. Kadang-kadang berubah menjadi tengkorak besar dan kadang-kadang menjadi iblis dengan cakar.Fenomena ini membuat para penonton ketakutan dan segera minggir untuk memberi jalan. Kabut ini terlihat begitu mengerikan jelas tidak berniat baik, mereka khawatir akan terluka jika tersentuh oleh kabut merah itu.Huh!Kabut merah itu melayang di atas arena dan sengaja berputar-putar tiga kali di atas kepala para kandidat, lalu akhirnya terjatuh ke permukaan arena dengan keras.Setelah kabut itu perlahan-lahan menyebar, seorang pria asing yang mengenakan jas dan terlihat tampan muncul di depan semua orang. Dia memiliki ciri khas keturunan campuran, tersenyum licik, dan memancarkan daya tarik yang kuat terhadap para
"Bagus! Pukulan yang bagus!""Berani membuat keributan di Gunung Narima, benar-benar cari mati!""Kalau juri nggak menahan diri, Teknik Halilintar ini akan menghancurkannya sampai tak tersisa."Melihat Brody yang terpental, terdengar sorakan dan tepuk tangan di seluruh arena. Jika patuh dan rendah hati, kandidat asing dan juga makhluk yang biasanya bersembunyi dalam kegelapan ini akan dimaklumi. Namun, orang ini malah terus membuat keributan dan menantang begitu muncul di sana, benar-benar minta dihajar. Ras vampir kecil ini benar-benar meremehkan ahli dari Negara Drago."Ahli Negara Drago yang menyebalkan! Kalian berani main curang, sungguh keji dan memalukan," kata Brody yang bangkit dari lantai dengan terhuyung-huyung sambil menggertakkan gigi dan ekspresinya marah.Awalnya, Brody ingin memamerkan kekuatan ras vampir, tetapi rencananya gagal dan malahan dipermalukan. Dia tentu saja tidak merasa kekuatannya kalah, melainkan menuding Nabel tiba-tiba menyerangnya saat dia lengah. Jika
"Selanjutnya!" kata Nabel dengan lantang agar undian dilanjutkan setelah Yoda selesai mengambil nomor undiannya."Giliranku." Pada saat itu, Giorgio melangkah maju dan mendorong salah satu ahli yang mengantre dengan kasar, lalu memasukkan tangannya ke dalam kotak hitam itu.Ahli yang didorong tadi mengernyitkan alis, tetapi akhirnya hanya bisa menahan amarahnya setelah melihat tubuh Giorgio yang besar. Meskipun kekuatan seorang ahli tidak bisa diukur dari ukuran tubuhnya, aura mengerikan yang terpancar dari Giorgio tidak bisa diremehkan.Setelah tangannya meraba-raba di dalam kotak selama beberapa detik, Giorgio akhirnya mengeluarkan sebuah bola kaca. Namun, sebelum semua orang bisa melihat angka di dalam bola dengan jelas, dia tiba-tiba meremas bola itu.Bang!Terdengar suara retakan dan bola kaca itu langsung pecah, lalu serpihannya berserakan di lantai."Hahahaha ...."Giorgio tertawa terbahak-bahak setelah melihat kepingan logam dengan angka di tangannya, lalu menatap Yoda dengan g
Begitu Nabel selesai berbicara, suara tepuk tangan bergema di seluruh arena.Di tengah sorotan semua orang, kandidat nomor 1 bangkit terlebih dahulu dan naik ke atas arena. Kandidat ini adalah seorang pertapa yang mengenakan jubah abu-abu. Usianya sekitar tiga puluhan tahun, tubuhnya kekar, memegang tongkat besi, dan kepalanya yang botak bersinar terang di bawah cahaya matahari."Nggak disangka, kandidat pertama yang bertarung adalah Tuan Keanu dari Sekte Emas. Ini akan menjadi tontonan yang seru." Para penonton di bawah arena langsung mengenali identitas pertapa itu adalah pertapa terkenal dari Sekte Emas, Keanu.Meskipun usia Keanu tidak terlalu tua, kultivasinya sangat tinggi dan Teknik King Kong sudah mencapai tahap sempurna. Tubuh kebal terhadap senjata dan setiap serangan sulit untuk menembus pertahanannya.Selain itu, serangan Keanu juga luar biasa, Teknik Tongkat Penakluk Iblis yang dikuasainya sudah mengalahkan banyak ahli. Bisa dibilang, Keanu bisa menantang ahli yang lebih k
Menghadapi serangan dahsyat dari Keanu, ekspresi Eddie tetap tenang dan hanya mengangkat lengannya untuk menahan serangan di depannya.Bang!Terdengar suara ledakan saat tongkat besi Keanu menghantam lengan Eddie. Namun, adegan yang diperkirakan seperti lengan Eddie akan putus ataupun Eddie akan terpental tidak terjadi. Pukulan kuat dari tongkat besi itu hanya membuat jubah Eddie berkibar saja dan tidak membuat Eddie terluka sedikit pun. Eddie tetap tersenyum dan berdiri di tempatnya tanpa bergerak sedikit pun."Eh?" Keanu menyipitkan matanya dan ekspresinya terlihat terkejut. Serangan tusukan sebelumnya hanya untuk mencoba saja, tetapi serangan ini adalah serangan sesungguhnya. Jika lawannya ini menggunakan energi astral tingkat master untuk bertahan, ini masih bisa dimengerti. Masalahnya adalah lawannya ini hanya mengandalkan kekuatan fisik untuk menahan tongkat besinya.Apakah mungkin pendeta yang terlihat lemah ini adalah seorang ahli tingkat master yang melatih kekuatan fisiknya?
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti